Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
>Perumusan Dasar Negara<
Menurut
>Ir. Soekarno & Mohammad Yamin<

Di Susun Oleh:
Ratna Sukma
X-5

MAN MUARA TEWEH


KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah “Perumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno dan
Mohammad Yamin” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga Makalah Perumusan Dasar Negara ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Muara Teweh, Agustus 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno......................................................3


B. Perumusan Dasar Negara Menurut Moh. Yamin......................................................4

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................................6
B. Saran ..............................................................................................................................6

Daftar Pustaka......................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah landasan paling utama bagi bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan
bernegara. Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang
terdiri atas lima sila. Sila-sila Pancasila adalah nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), pengertian Pancasila telah dikenal sejak
zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku Negarakertagama
Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini
pengertian Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta)
dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila kemudian diangkat
lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara Indonesia pasca kemerdekaan. Secara etimologis
arti Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu Panca dan Sila.
Pengertian Pancasila yaitu Panca berarti lima dan Sila berarti dasar. Sila juga diartikan sebagai
aturan yang melatar belakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan santun), akhlak dan moral. Secara terminologi pengertian Pancasila dapat
diartikan sebagai lima prinsip dasar negara. Berikut isi dari Pancasila:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) Persatuan Indonesia,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
5) Keadilan sosial bagi selurah rakyat Indonesia.
Lambang Pancasila adalah seekor burung Garuda yang memliki makna kekuatan dengan warna
emas sebagai simbol kemuliaan. Di dalamnya terdapat perisai dengan lambang 5 sila yang
mewakili sila-sila dalam Pancasila. Berikut makna lambang dari masing-masing sila Pancasila:
1. Sila Pertama
Sila pertama memiliki lambang bintang (tunggal) berwarna kuning. Sila pertama ini mengandung
makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing individu.
2. Sila Kedua
Simbol kedua ini diwakili lambang berupa rantai. Jumlah rantai ini mencapai 17 dan tidak terputus.
Rantai yang tidak terputus ini memiliki makna generasi penerus yang turun-temurun dan selalu
saling berkaitan serta membutuhkan satu sama lain.
3. Sila Ketiga
Simbol dari sila ketiga ini adalah pohon beringin yang menandai tempat berteduh ataupun
berlindung. Hal ini berarti seluruh rakyat Indonesia bisa berlindung dan berteduh di bawah naungan
Negara Indonesia.

1
4. Sila Keempat
Simbol sila keempat adalah kepala banteng, yang dikutip dari BPIP RI menandakan tenaga rakyat.
Selain itu, kepala banteng juga mewakili hewan sosial yang sering berkumpul. Dalam hal ini, sila
keempat menjadi pedoman bagi rakyat indonesia untuk bahu-membahu dan berdiskusi dalam
menyelesaikan berbagai persoalan.
5. Sila Kelima
Terakhir yakni sila kelima Pancasila dengan simbol padi dan kapas yang bermakna kemakmuran
dan kesejahteraan. Melalui simbol ini, Negara Indonesia memiliki kewajiban untuk memakmurkan
rakyatnya sebagai landasan. Sementara lambang pada setiap tubuh garuda yang terdiri dari 17
jumlah bulu, 8 bulu di ekor, 19 bulu di pangkal ekor, dan 45 bulu di leher menggambarkan waktu
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan yakni 17-8-1945. Burung Garuda Pancasila yang
mencengkram sebuah gulungan dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti kesatuan dalam
keberagaman. Meskipun berbeda-beda namun tetap satu.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Perumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno?
2. Bagaimana Perumusan Dasar Negara Menurut Moh. Yamin?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
2. Untuk mengetahui Perumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno
3. Untuk mengetahui Perumusan Dasar Negara Menurut Moh. Yamin

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perumusan Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno


Ir. Soekarno menjadi salah satu tokoh perumus dasar negara dalam sidang pertama Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
BPUPKI berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. BPUPKI bertugas
untuk menyelidiki hal-hal penting dan menyusun rencana persiapan kemerdekaan Indonesia, serta
terkait erat dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara. Salah satu pembahasan dalam sidang
BPUPKI adalah perumusan dasar negara Pancasila. Ketua BPUPKI, yakni dr. K.R.T Radjiman
Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia
merdeka diperlukan suatu dasar negara. Beberapa tokoh mengusulkan rumusan dasar negara.
Rumusan yang diusulkan memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Namun, rumusan-rumusan
tersebut punya persamaan dari segi materi dan semangat yang menjiwainya. Pandangan para
pendiri negara tentang rumusan dasar negara disampaikan berdasarkan sejarah perjuangan bangsa
dan dengan melihat pengalaman bangsa lain tetapi tetap berakar kepada kepribadian dan gagasan
besar dari bangsa Indonesia sendiri.
Dalam sidang pertama BPUPKI pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan ihwal “Dasar
Indonesia Merdeka" dan memperkenalkan istilah Pancasila atau lima sila. Tanggal inilah yang
kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Rumusan Soekarno berbentuk philosophische
grondslag atau weltanschauung. Philosophische Grondslag atau Weltanschauung adalah fundamen,
filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan Indonesia merdeka
yang kekal dan abadi. Negara Indonesia yang kekal abadi itu, menurut Ir. Soekarno, dasarnya
adalah Pancasila. Rumusan dasar negara yang diusulkan Ir. Soekarno adalah sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Ir. Soekarno menyampaikan bahwa kelima dasar negara tersebut tidak diberi nama Panca
Dharma, melainkan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah
mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi. Setelah Ir. Soekarno selesai menyampaikan
gagasan dasar negara, masih terdapat perbedaan pendapat yang cukup tajam antara kubu nasionalis
dan kubu agamis. Salah satu hal yang diperdebatkan adalah tentang bentuk negara, antara negara
kebangsaan atau negara Islam. Menyikapi hal tersebut, dibentuklah Panitia Sembilan guna
menemukan jalan tengah dalam perumusan dasar negara. Panitia Sembilan terdiri dari Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, KH Wahid Hasjim, Abdoel Kahar
Moezakir, Abikusno Tjokrosoejoso, Haji Agus Salim, dan A.A. Maramis.

3
B. Perumusan Dasar Negara Menurut Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, serta ahli
hukum. Selama ini disebutkan bahwa dalam membuat rumusan Pancasila, Mohammad Yamin
memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara. Pada sesi pertama
persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI
diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print”
Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad
Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato
maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI. presentasi lisan Muh Yamin
mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan sosial
Selain usulan lisan, Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan
dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan
rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a) Kontroversi Rumusan Moh. Yamin
Rumusan Yamin ini dianggap kontroversial karena menurut kesaksian lima pendiri bangsa Dr.
M. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. AA Maramis, Prof. Mr. AG Pringgodigdo, dan Prof. Mr.
Sunario yang diberi tugas Presiden Suharto pada tahun 1975 untuk merumuskan pengertian
Pancasila menyatakan menolak kebenaran pidato Yamin pada 29 Mei dan sekaligus menyatakan
bahwa Sukarno adalah satu-satunya orang yang mengemukakan usulan lima dasar tersebut.
Pada pertengahan 1950-an, Muhammad Yamin meminjam satu-satunya salinan risalah rapat
BPUPKI di tanah air (salinan lain yang disimpan A.G. Pringgodigdo ada di negeri Belanda) yang
disimpan A.K. Pringgodigdo untuk kepentingan riset tentang perumusan UUD 1945. Dari dokumen
ini Yamin menulis 3 jilid buku Naskah Persiapan UUD 1945, Buku Yamin ini menjadi sangat
strategis karena Yamin tidak mengembalikan salinan notulensi yang ia pinjam dari A.K.
Pringgodigdo. Sampai pertengahan 1990-an, buku Yamin menjadi satu-satunya acuan. Dari sinilah
muncul polemik Hari Lahir Pancasila. Nugroho Notosusanto, sejarawan pendiri Pusat Sejarah
ABRI, menerbitkan buku Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik
pada tahun 1978. Dari tiga jilid buku Yamin itulah Nugroho menyusun argumentasinya.

4
Ia membantah Sukarno sebagai penemu Pancasila. Argumentasi inilah yang dibantah para pendiri
bangsa, dengan Muhammad Hatta sebagai pembantah terkerasnya. Pada tahun 2004, sejarawan AB
Kusuma menuliskan buku setebal 671 halaman berjudul Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945
yang di antaranya berusaha meluruskan kembali kontroversi ini.

 Piagam Jakarta sebagai Cikal-Bakal Dasar Negara Pancasila


Pada 10-16 Juli 1945, sidang kedua BPUPKI diadakan. Ir. Soekarno membuka sidang dengan
membaca laporannya tentang "hasil inventarisasi usul dan pendapat para anggota BPUPKI" dan
"usaha mencari jalan tengah atas perbedaan golongan Islam dan Nasionalis." Akhirnya tercapailah
rumusan dasar negara pada 22 Juni 1945. Dasar negara inilah yang dikenal sebagai Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) yang isinya adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Persatuan Indonesia
3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
4. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah merumuskan dasar negara, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan dilanjutkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kemudian berhasil mewujudkan
proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi, sila pertama Piagam Jakarta dinilai belum
mewakili aspirasi seluruh umat beragama di Indonesia. Maka, dalam sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945, persoalan ini pun dibahas dengan melibatkan beberapa tokoh Islam. Pada akhirnya
disepakati bahwa salah satu isi Piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban
Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi "Ketuhanan yang Maha
Esa" yang kemudian ditetapkan sebagai sila pertama Pancasila. Isi Pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa; dilambangkan dengan bintang.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan rantai.
3. Persatuan Indonesia; dilambangkan dengan pohon beringin.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan;
dilambangkan dengan kepala banteng.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; dilambangkan dengan padi dan kapas.

5
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila dirumuskan oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI yang pertama dengan agenda
membahas dasar negara saat Indonesia merdeka. Pidato Ir. Soekarno tersebut diperingati sebagai
lahirnya pancasila, yakni pada tanggal 1 juni.
Dalam hal perumusan pancasila tidak dapat lepas dari sejarah berita kekalahan Jepang yang
saat itu tengah menjajah Indonesia. Akibat kekalahan Jepang, Jepang ingin menarik simpati bangsa
Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia. Kemudian dibentuklah Dokuritsu
Junbi Cosakai atau yang dikenal dengan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Indonesia), yang bertugas untuk menyampaikan semua kebutuhan menjelang kemerdekaan
Indonesia.
Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan pada 29 Mei 1945 sampai dengan
1 Juni 1945. Dalam persidangan terebut BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Dalam sidang tersebut, terdapat berbagai pendapat mengenai dasar negara yang tepat
untuk dipakai bangsa Indonesia. Pendapat-pendapat tersebut disampaikan Mohammad Yamin,
Supomo, dan Ir. Soekarno.

B. Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan falsafah
negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjunjung dan mengamalkan sila-
sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

6
Daftar Pustaka

https://doc.lalacomputer.com/makalah-perumusan-dan-penetapan-pancasila-sebagai-dasar-negara/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila#Rumusan_Pancasila[3]
https://tirto.id/isi-rumusan-dasar-negara-pancasila-ir-soekarno-dalam-sidang-bpupki-gsH2
https://www.google.com/search?
sxsrf=ALiCzsasYKdvil4SQmwcFhpYbU3AHjzNsA:1661142911132&q=Gagasan+yang+dikemuk
akan+oleh+Mr.
+Moh+Yamin+dalam+proses+perumusan+dasar+negara+adalah&sa=X&ved=2ahUKEwj7j47Jz9n
5AhU_wTgGHWq9AgUQ1QJ6BAgVEAE&biw=1600&bih=789&dpr=1

Anda mungkin juga menyukai