Pilek adalah kondisi ketika hidung mengeluarkan ingus atau lendir, baik sesekali
maupun terus-menerus. Lendir yang keluar dapat terlihat bening, hijau, atau
kekuningan. Sedangkan teksturnya bisa encer atau kental, tergantung pada
penyebab yang mendasarinya.
Lendir diproduksi oleh kelenjar di dalam hidung dan sinus. Fungsi lendir tersebut adalah untuk
menjaga kelembapan saluran napas, serta mencegah kotoran dan kuman masuk ke paru-paru.
Pilek merupakan salah satu gejala yang umum dialami penderita COVID-19. Oleh
karena itu, jika Anda mengalami pilek, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna
memastikan kondisi. Klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke
fasilitas kesehatan terdekat:
Penyebab Pilek
Pilek terjadi ketika lapisan dalam hidung dan sinus mengalami peradangan akibat perubahan
cuaca, atau karena masuknya zat iritan atau kuman ke dalam hidung. Penyebabnya sangat
beragam, meliputi:
1. Infeksi
Pilek dapat terjadi ketika virus menginfeksi hidung, tenggorokan, atau sinus. Contohnya adalah
influenza, respiratory syncytial virus (RSV), sinusitis, serta COVID-19.
2. Alergi
Seseorang dapat mengalami pilek bila terpapar zat yang memicu alergi, seperti debu, bulu
binatang, atau serbuk sari bunga. Kondisi ini disebut juga rinitis alergi.
6. Ketidakseimbangan hormon
Pilek juga dapat terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon, misalnya pada masa kehamilan.
Gejala Pilek
Pilek merupakan gejala dari suatu kondisi atau penyakit. Pada beberapa kasus, pilek dapat
disertai dengan beberapa gejala berikut:
Batuk
Bersin
Sulit bernapas
Tubuh terasa lelah
Sakit tenggorokan
Hidung tersumbat
Lendir menetes ke tenggorokan (postnasal drip)
Perlu diingat, pilek bukan penyakit yang menular. Namun, pilek bisa menjadi gejala dari
penyakit menular, misalnya seperti batuk pilek (selesma).
Keluar lendir kehijauan atau berdarah, dan disertai bau tidak sedap
Lendir yang keluar dengan disertai nyeri sinus
Pilek berlangsung lebih dari 10 hari
Pilek disertai dengan demam tinggi (suhu 39°C atau lebih), sakit kepala berat, dan nyeri hebat di
dahi atau wajah
Pilek disertai dengan kehilangan indra penciuman (anosmia) dan indra perasa (ageusia)
Pilek disertai dengan sesak napas
Lendir hidung keluar akibat cedera kepala
Anda juga perlu waspada bila bayi Anda mengalami pilek. Hal ini karena pilek pada bayi
merupakan penyakit yang tergolong serius. Segera cari pertolongan medis bila pilek terjadi pada
bayi usia di bawah 2 bulan, atau jika pilek menyebabkan bayi sulit bernapas.
Diagnosis Pilek
Diagnosis pilek bertujuan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Dokter akan terlebih
dahulu bertanya pada pasien terkait:
Bila perlu, dokter juga dapat menggunakan alat khusus untuk melihat area hidung. Dokter juga
dapat menggunakan bantuan selang berkamera, untuk melihat seluruh bagian rongga hidung
dengan lebih jelas.
Pengobatan Pilek
Pilek dapat diredakan dengan banyak minum air putih dan beristirahat yang cukup. Selain itu,
penderita bisa mengonsumsi obat pilek yang bisa dibeli tanpa resep dokter untuk meredakan
gejala pilek, antara lain:
Obat pelega hidung tersumbat, atau disebut juga dengan obat dekongestan, baik yang
disemprotkan atau diteteskan langsung ke hidung, misalnya xylometazoline, maupun yang
diminum, misalnya pseudoephedrine
Obat antialergi, seperti brompheniramine, chlorpheniramine, dimenhydrinate, diphenhydramine,
ceritizine, loratadine, fexofenadine, atau bilastine
Penting untuk diingat, ikuti petunjuk dokter dalam menggunakan obat di atas. Hindari
menggunakan semprot hidung lebih dari 3 hari berturut-turut kecuali bila disarankan oleh
dokter.
Komplikasi Pilek
Pilek umumnya adalah kondisi yang dapat membaik dengan sendirinya. Namun pada beberapa
kondisi, pilek dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Pencegahan Pilek
Pilek dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh dan menghindari zat pemicu alergi, antara
lain dengan melakukan beberapa langkah berikut: