Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENYAKIT PNEUMONIA MAKALAH PENYAKIT PNEUMONIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab
utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian
ini terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu
dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia.
Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga
memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian
ini terjadi di negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun
dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia individu, bagaimanapun, berada pada risiko
tertentu untuk pneumonia dan kematian terkait.
Karena beban yang sangat tinggi penyakit di negara berkembang dan karena
kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di negara-negara industri, komunitas
kesehatan dunia telah menyatakan untuk 2 November Hari Pneumonia Dunia, sehari
untuk warga yang prihatin dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap
penyakit.
Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap
1000 orang untuk kelompok usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia, ini
meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap 1000 orang. Sekitar 20-40% individu yang
membutuhkan pneumonia kontrak yang masuk rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit
perawatan kritis.
Demikian pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Individu-individu
ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia. Orang-orang yang
dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga berisiko tinggi untuk pneumonia.
Pneumonia merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah stroke yang menyulitkan
penyembuhan pasien. Insidens yang tinggi dari pneumonia nosokomial merupakan
masalah yang sering terjadi di rumah sakit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pneumonia?
2. Mengapa sesorang bisa terkena pneumonia?
3. Apa yang menyebabkan seseorang terkena pneumonia?
4. Bagaimana tanda serta gejala dari pneumonia?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan serta diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus
pneumonia?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa itu Pneumonia
2. Untuk menjelaskan penyebab penyakit Pneumonia, tanda dan gejala serta
patofisiologinya dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien Pneumonia.
4. Untuk menjelaskan peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan utamanya
terhadap penderita Pneumoia
D. MANFAAT
Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan
khususnya pneumonia Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada
pasien dengan pneumonia dan penatalaksanaan masalah keperawatan Dengan makalah
ini diharapkan supaya para pembaca bisa lebih mengenal terhadap tanda dan gejala yang
berhubungan dengan Pneumonia.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau
alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan
proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia.
Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang
secara mendadak.
Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-
jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc
atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang
adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus. Pneumonia merupakan radang paru
yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan
di dalam alveoli. Hal ini terjadi terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah
adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa
keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru
misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain.
Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran
pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997) Pneumonia adalah sebuah penyakit
pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia
atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-
paru atau terlalu banyak minum alkohol.
B. TANDA DAN GEJALA
Batuk nonproduktif Ingus (nasal discharge) Suara napas lemah Retraksi intercosta
Penggunaan otot bantu nafas Demam Ronchii Cyanosis Leukositosis Thorax photo
menunjukkan infiltrasi melebar Batuk Sakit kepala Kekakuan dan nyeri otot Sesak nafas
Menggigil Berkeringat Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
1. kulit yang lembab - mual dan muntah
2. kekakuan sendi. Secara umum dapat dibagi menjadi :
Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,
gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. Gejala umum saluran
pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung,
sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia
akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, dan ronki. Tanda efusi pleura atau empiema berupa
gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara
napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada
karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri
tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi
pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada
pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak
selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.
C. ETIOLOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau
sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia
yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan
beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada
orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke
aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau
alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang
mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap
pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang
biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan
suatu reaksi peradangan. Etiologi: Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus
aureus Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus Jamur : Candidiasis,
histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini
Aspirasi : Makanan, cairan, lambung Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu
dan gas Pneumonia virus bisa disebabkan oleh: Virus sinsisial pernafasan Hantavirus
Virus influenza Virus parainfluenza Adenovirus Rhinovirus Virus herpes simpleks
Sitomegalovirus. Virus Influensa Virus Synsitical respiratorik Adenovirus Rubeola
Varisella Micoplasma (pada anak yang relatif besar) Pneumococcus Streptococcus
Staphilococcus Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus
sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza. Faktor-
faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia
lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin
laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi
udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi,
efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.

D. PATHOFISIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di
tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di
tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang
masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan
batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga
gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.
Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.
E. PATHWAY F. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN PENGOBATAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-
oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita
dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat
dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan,
cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan
respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan
oleh pemeriksaan sputum mencakup : Oksigen 1-2 L/menit. IVFD dekstrose 10 % : NaCl
0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan
suhu, dan status hidrasi. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sekresi lendir berlebihan
dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base :
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari
dalam 4 kali pemberia Untuk kasus pneumonia hospital base : Sefatoksim 100 mg/kg
BB/hari dalam 2 kali pemberian. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali
pemberian. G. DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan petukaran gas Bersihan jalan
napas tidak efektif Gangguan pola napas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Isomnia Intoleransi aktivitas Hipertermi H. NOC Respiratory status
1. Tidak ada sianosis dan dyspneu 2. Pasien mampu bernafas dengan mudah 3. Tidak ada
pursed lips 4. Menunjukkan jalan nafas yang paten (pasien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal 5.
Tanda tanda vital dalam rentang normal Respiratory status : airway patency 1. Pasien
tidak mengeluh sesak napas 2. Pasien bisa mengeluarkan dahak dengan batuk yang
efektif 3. Mulut tidak terlihat sianosis 4. RR dalam rentang normal Respiratory status :
ventilation 1. Pasien tidak sesak nafas 2. Tidak menggunakan otor bantu pernafasan 3.
Fase ekspirasi dan inspirasi dalam rentang normal 4. Tidak ada retraksi dada
Nutritional status 1. Peristaltik usus dalam rentang normal 2. Asupan makanan adekuat 3.
Asupan cairan seimbang 4. Asupan nutrisi dalam rentang normal 5. Berat badan dalam
batas normal Sleep 1. Pasien tidak mengeluh susah tidur 2. Jam tidur pasien dalam
rentang normal 3. Pola tidur pasien tidak terganggu Thermoregulation 1. Suhu tubuh
dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang nomal 3. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak ada pusing I. NIC Respiratory Monitoring 1. Monitor Frekuensi,
ritme, kedalaman pernafasan 2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot
tambahandan retraksi otot intracosta 3. Monitor pernafasan hidung 4. Monitor pola
nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi 5. Palpasi ekspansi paru 6. Monitor hasil
rongen 7. Auskultasi suara pernafasan Airway Management 1. Buka jalan nafas 2.
Gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu 3. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi 4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan 5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu 6. Keluarkan secret dengan batuk efektif
atau suction 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 8. Monitor respirasi
dan status O2 9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan 10. Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu 11. Pasang mayo bila perlu 12. Lakukan suction pada
mayo Airway Management 1. Buka jalan nafas 2. Gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu 3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 4. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan 5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu 6.
Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction 7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan 8. Monitor respirasi dan status O2 9. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan 10. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu 11.
Pasang mayo bila perlu 12. Lakukan suction pada mayo Nutrition Management 1. Kaji
adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukkan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Monitor julkah nutrisi dan kandungan kalori 4.
Berikan makanan yang terpilih yang disukai pasien 5. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi Sleep enhancement 1. Monitor pola tidur dan jam tidur pasien 2.
Sesuaikan lingkungan (cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur 3. Tentukan jam tidur
pasien Temperature regulation 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam 2. Rencanakan
monitoring suhu secara kontinyu 3. Monitor TD, nadi dan RR 4. Monitor warna dan suhu
kulit 5. Monitor tanda-tanda hipertemi dan hipotemi 6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi 7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh 8. Ajarkan pada
pasien cara mencegah keletihan, akibat panas 9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dan kedinginan 10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan 11. Ajarkan
indikasi dari hipertemi dan penanganan yang diperlukan 12. Berikan ant pireti jika perlu

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.K DI BANGSAL MELATI


DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RSUD MADANI YOGYAKARTA
Ny. K sudah 2 hari yang lalu mengeluh sesak napas batuk susah mengeluarkan dahak,
dari pemeriksaan perawat diperoleh data : suhu tubuh 37, TD 120/90 mmHg, RR 30,
auskultasi suara paru ronchy, terlihat menggunakan otot bantu pernafasan, setelah di
rontgen thorax photo menunjukkan filtrasi melebar.
A. PENGKAJIAN IDENTITAS PASIEN IDENTITAS KELUARGA
No Rek : 12345 Tanggal masuk : 5 Desember 2011
Nama : Ny. K
Alamat : wonosari Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Status : kawin
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Nama : Tn. A Alamat : wonosari
Usia : 58 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : kawin Pendidikan : SMA
Agama : islam
Hubungan dg Pasien : suami

Keluhan utama :
Pasien mengeluh sesak napas Riwayat kesehatan sekarang : sejak 2 hari yang lalu pasien
mengeluh sesak napas, pada saat batuk susah mengeluarkan dahak. Dibawa ke Rumah
Sakit Madani Yogyakarta pada tanggal 10 Desember jam 08.00. setelah dilakukan
tindakan keperawatan didapat data suhu tubuh 37, TD 120/90 mmHg, RR 30x/mnt, nadi
90x/mnt, auskultasi suara paru ronchy, terlihat menggunakan otot bantu pernafasan,
terlihat fase ekspirasi memanjang saat bernafas, mulut sianosis

Riwayat kesehatan dahulu :


Pasien pernah menderita demam typhoid dan dirawat di RS Sarjito Yogyakarta.

Riwayat kesehatan keluarga :


Ayah pasien menderita hipertensi, tidak ada riwayat DM

Riwayat alergi :
Pasien tidak mengalami alergi makanan atau obat-obatan.

Genogram Ket :
Pasien perempuan Laki laki meninggal Laki laki hidup Perempuan hidup Pola Fungsi
Yang Bermasalah
a. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan: Tingkat pengetahuan kesehatan atau
penyakit Pasien mengatakan saya sudah mengetahui tentang penyakit yang saya
derita ini Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan pasien mengatakan jika
merasa sesak napas, saya langsung duduk sebentar hingga rasa sesak hilang Faktor
faktor yang sehubungan dengan kesehatan pasien mengatakan saya sering bekerja
sampai larut malam hingga kelelahan.
b. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit Aktivitas 0 1 2 3 4 Makan Mandi
Berpakaian Eliminasi Mobilisasi ditempat tidur Berpindah Ambulansi Naik
Tangga Keterangan : 0 : mandiri 1 : dibantu sebagian 2 : dibantu orang lain 3 :
dibantu orang dan alat 4 : Ketergantungan/tidak mampu Selama Sakit Aktivitas 0 1 2
3 4 Makan Mandi Berpakaian Eliminasi Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah Ambulansi Naik Tangga - - - - - Keterangan : 0 : mandiri 1 : dibantu
sebagian 2 : dibantu orang lain 3 : dibantu orang dan alat 4 : Ketergantungan/tidak
mampu
c. Pola Eliminasi pasien mengatakan sebelum sakit saya tidak pernah terganggu pola
BAB dan BAK, tidak pernah mengalami kesulitan BAB dan BAK. pasien mengatkan
selama sakit saya tidak ada masalah pada pola BAB dan BAK. Sebelum sakit
Selama sakit
d. Pola Nutrisi-Metabolik Pasien mengatakan saya makan 3 x sehari dengan porsi
penuh dengan lauk ikan, tempe, telur & kuah sop kadang juga pakai daging ayam dan
saya makan selalu habis sering juga untuk menambah lagi dan saya minum air putih
sekitar 10 gelas seharinya . Sebelum sakit Selama sakit Pasien mengatakan saya
jarang makan di karenakan tidak nafsu makan, terkadang saya makan hanya sekali
saja dalam sehari dan tidak habis dengan lauk ayam goreng, telur rebus, kuah sop
sapi, minumnya tidak ada perubahan sekitar 10 gelas / harinya.
e. Pola istirahat-tidur Pasien mengatakan saya biasanya tidur pukul 10 malam dan
terbangun pada pukul 5 atau setengah 6, dan tidur saya pulas/puas tanpa ada gangguan
pola tidur atau pun cemas karena fikiran . Sebelum sakit : Selama sakit : Pasien
mengatakan ketika saya tidur, terkadang sesak napas tiba-tiba dan batuk, saya jadi
terbangun dan susah untuk tidur lagi, kira-kira saya tidur sehari selama 2 jam saja dan
tidak pernah tidur siang .
f. Pola Kognitif Perseptual pasien mengatakan saya mampu berkomunikasi dengan
baik dan mengerti apa yang dibicarakan, serta mampu merespon dan bersosialisasi
dengan baik. pasien mengatakan saya masih bisa berkomunikasi dengan baik, dan
dapat menjawab pertanyaan dengan baik ketika ditanya oleh petugas rumah sakit.
Sebelum sakit Selama sakit
g. Pola Konsep diri Gambaran diri Pasien mengatakan saya senang dengan anggota
tubuh saya,meskipun saya terlihat gemuk. Identitas diri Pasien mengatakansaya
bersyukur diciptakan sebagai perempuan dan saya bangga pada diri saya karna sudah
mampu melahirkan 3 orng ank. Peran diri Pasien mengatakansaya berperan
dirumah sebangai ibu rumah tangga yang mengurus 3 orang ank dan 1 suami. Ideal
diri Pasien mengatakan harapan saya sebagai seorang istri harus dapat mengurus 3 org
anak dan seorang suami. Harga diri Pasien mengatakan saya sebagai ibu rumah
tangga senang karena memiliki seorang suami yang menghargai saya
h. Pola toleransi stress-koping pasien mengatakan jika saya ada masalah selalu
menceritakan masalah saya kepada keluarga dan tidak pernah menyembunyikan
masalah pasien mengatakan saya masih selalu menceritakan masalah saya kepada
keluarga dan tidak pernah menyembunyikan masalah walaupun dalam keadaan sakit
Sebelum sakit Selama sakit
i. Pola Reproduksi-seksualitas Tidak dikaji (pasien menolak)
j. Pola hubungan peran Pasien mengatakan hubungan saya dengan keluarga saya baik-
baik saja dan saya tidak merasa di kucilkan dari keluarga serta masyarakat sekitarnya
. Pasien mengatakan hubungan saya sama keluarga dan masyarakat disekitar masih
baik-baik saja tidak ada rasa saya di kucilkan dari orang-orang malahan teman dan
kerabat banyak yang mendoakan saya agar cepat sembuh . Sebelum sakit selama
sakit
k. Pola nilai dan keyakinan pasien mengatakan saya ibadah tidak rutin, terkadang hanya
magrib yang dilaksanakan pasien mengatakan selama sakit saya tidak pernah
melakukan ibadah dikarenakan sering sesak jika bergerak. Sebelum sakit Selama
sakit
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. PENAMPAKAN UMUM
Keadaan umum Sedang
Kesadaran Composmentis
GCS 15 E : 4 V : 5 M : 6
TD : 120/90 mmHg Suhu : 37C RR : 30x/mnt Nadi : 90x/mnt
Skala Nyeri 1
2. Kepala dan leher
a. Rambut Inspeksi : Rambut lurus, beruban, sedikit berketombe. Palpasi :
Rambut halus ,lembut .
b. Mata Inspeksi : Bentuk mata simetris,sklera tidak ikterik, ada reaksi pupil
ketika di beri cahaya, palpebra menghitam (terlihat sembab), konjungtiva tidak
anemis. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata dan tidak ada
masa.
c. Telinga Inspeksi : Bentuk telinga kiri & kanan simetris, tidak ada lesi, tidak
ada serumen yang abnormal. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan
prosesus mastoideus
d. Hidung Inspeksi : Lubang hidung simetris,tidak terdapat lesi, pernapasan
cuping hidung. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung ,tidak terdapat
masa maupun polip.
e. Mulut Inspeksi : Tidak ada lesi, bibir simetris, tidak ada stomatitis &tonsilitis,
tidak terdapat sariawan, mulut sianosis . Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada
palatum & tidak ada pembengkakan.
f. Leher Inspeksi : Tidak ada lesi, gerakan rotasi dan fleksi rentang normal, vena
juguralis tak terlihat Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat masa.
3. DADA Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi dada cekung (retraksi intercosta),
Tidak ada nyeri tekan, pengembangan ekspansi dada dari inspirasi maupun
ekspirasi tidak simetris,tidak terdapat masa. Terdengar bunyi sonor pada dada,
suara napas ronchi.
4. Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Ictus cordis tak terlihat di
intracosta ke 5 mid clavicula sinistra Ictus cordis teraba,tidak ada nyeri tekan
Perkusi jantung redup Suara I dan suara II terdengar bunyi lub dub lub dub dalam
rentang normal.
5. Abdomen perut kelihatan kecil, tidak ada tanda-tanda inflamasi, Tidak ada lesi,
elastisitas kulit dalam rentang normal,tidak terdapat benjolan. suara usus
hiperperistaltik 40x/mnt nyeri tekan pada abdomen .tidak terdapat masa ,pada area
appendix atau pada kuadran atas / bawah tidak ada nyeri tekan. perkusi abdomen
timpani Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi
6. Inguenal dan genetalia Tidak dikaji (pasien menolak)
7. Ekstremitas Inspeksi Tidak terdapat lesi pada ektremitas pada atas & bawah ,tidak
terjadi patah tulang. Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kaki,
akral terasa hangat , tidak ada edema. Kekuatan otot 4 4 4 4

C. TERAPI OBAT 1. Sefotoksim : 2x1 2. Amikasin : 2x1 3. O2 : 2L/mnt 4. Infus NaCl


0,9% : 3x1
D. DATA FOKUS Data Subjektif Data Obyektif Pasien mengeluh sesak napas, pada
saat batuk susah mengeluarkan dahak Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
Pasien mengatakan saya kurang bisa tidur karna sesak nafas RR 30x/mnt
auskultasi suara paru ronchy terlihat menggunakan otot bantu pernafasan
pernapasan cuping hidung dada cekung Fase ekspirasi terlihat memanjang
hiperperistaltik 40x/mnt palpebra menghitam (terlihat sembab) Nyeri tekan pada
abdomen Mulut terlihat sianosis
E. ANALISA DATA Symtom Etiologi Problem Ds : Pasien mengeluh sesak napas pada
saat batuk susah mengeluarkan dahak Do : auskultasi suara paru ronchy Mulut
terlihat sianosis RR 30 x/mnt Sputum dalam jumlah berlebihan Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas Ds : Pasien mengeluh sesak nafas Do : Fase ekspirasi terlihat
memanjang terlihat menggunakan otot bantu pernafasan pernapasan cuping hidung
dada cekung Hiperventilasi Ketidakefektifan pola nafas Ds : Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang Do : hiperperistaltik 40x/mnt nyeri tekan pada daerah
abdomen Faktor psikologis Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ds : Pasien mengatakan saya kurang bisa tidur karna sesak nafas Do : Palpebra
menghitam (terlihat sembab) Ketidaknyamanan fisik (sesak napas) Insomnia
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidak efektifan pola nafas b/d hiperventilasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor psikologis
4. Insomnia b/d ketidaknyamanan fisik (sesak napas)
F. PERENCANAAN NIC DAN NOC Hr/tgl jam No Dx NOC/ tujuan NIC / intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil: Respiratory status :
ventilation-0403 Pasien tidak mengeluh sesak napas Pasien bisa mengeluarkan
dahak dengan batuk yang efektif Mulut tidak terlihat sianosis RR dalam rentang
normal Airway Management Buka jalan nafas Gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Lakukan fisioterapi dada bila
perlu Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola nafas
dapat teratasi dengan kriteria hasil : Respiratory Status-0415 Pasien tidak sesak
nafas Tidak menggunakan otor bantu pernafasan Fase ekspirasi dan inspirasi
dalam rentang normal Tidak ada retraksi dada Respiratory Monitoring Monitor
Frekuensi, ritme, kedalaman pernafasan Catat pergerakan dada, kesimetrisan,
penggunaan otot tambahandan retraksi otot intracosta Monitor pernafasan hidung
Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi Palpasi ekspansi paru
Monitor hasil rongen Auskultasi suara pernafasan
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ketidakseimbangan
nutisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil : Nutitional
status-1004 Peristaltik usus dalam rentang normaL Asupan makanan adekuat
Asupan cairan seimbang Asupan nutrisi dalam rentang normal Berat badan
dalam batas normal Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukkan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien Monitor julkah nutrisi dan kandungan kalori Berikan
makanan yang terpilih yang disukai pasien Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi Nutrition monitoring Monitor BB pasien Monitor makanan kesukaan
pasien Monitor mual dan muntah
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam Insomnia dapat teratasi
dengan kriteria hasil : Sleep-0004 Pasien tidak mengeluh susah tidur Jam tidur
pasien dalam rentang normal Pola tidur pasien tidak terganggu Sleep
enhancement Monitor pola tidur dan jam tidur pasien Sesuaikan lingkungan
(cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur) Tentukan jam tidur pasien
F. IMPLEMENTASI
Hari/ tgl Jam No Dx Tindakan Respon Menganamnesa Pasien Memasang Infus NaCl
Mengukur TTV Memberikan injeksi sefotaksim melalui IV Memposisikan pasien
pada posisi semi fowler Membuka jalan nafas pasien dengan teknik jaw trusth
Menganjurkan pada pasien perlunya alat bantu pernafasan dan memasang oksigen
Memantau pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot bantu pernapasan
Melakukan tindakan palpasi ekspansi paru Melakukan tindakan auskultasi suara napas
Mengukur TTV Menyarankan kepada pasien untuk makan dan Memberikan pasien
makan siang dengan menu tinggi protein, bernutrisi dan berkalori. Melakukan
tindakan mengeluarkan sputum dengan batuk efektif Memantau pergerakan dada,
kesimetrisan, penggunaan otot tambahan Mengganti cairan infus NaCl Memonitor
Hasil rongen Melakukan tindakan auskultasi suara paru dan palpasi ekspansi paru
Mengukur TTV Memberikan makanan yang terpilih yang disukai pasien Memberikan
injeksi sefotaksim melalui IV Menanyakan pola tidur dan jam tidur pasien
Menyesuaikan lingkungan (cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur) mengatur cahaya
lampu (redup), mengatur suhu ruangan sesuai kebutuhan pasien. Menentukan jam
tidur pasien Memberikan informasi kepada pasien untuk tidur dengan posisi semi
fowler Mengganti cairan Infus Mengukur TTV Memberikan pasien sarapan pagi
dengan menu tinggi protein, nutrisi dan kalori. Ds : Pasien mengatakan sesak napas
Do : terpasang infus NaCl 20tpm Do : suhu 37, Nadi 90 x/mnt TD 110/80mmHg RR
30x/mnt
DO : sefotaksim 100 mg melalui selang infus.
Ds : pasien mengatakan masih sesak
Do : terlihat masih menggunakan otot bantu pernafasan Ds : pasien mengatakan saya
masih sesak napas
Do : terlihat ekspirasi lebih dalam
Ds : pasien mengatakan saya mau dipasang alat bantu pernapasan
Do : terpasang alat bantu napas kanul binasal 2L/menit
Do : Ekspirasi memanjang, dada tidak simetris, masih menggunakan otot bantu
pernafasan
Do : ekspirasi memanjang
Do : suara napas roncy
Do : suhu 36,9 TD 120/80mmHg, nadi 80x/mnt, RR 28x/mnt
Ds : pasien mengatakan saya tidak nafsu makan
Do : pasien makan menghabiskan hanya 2/3 porsi.
Ds : pasien mengatakan senang ketika dahak dikeluarkan, walaupun rasanya masih
ada
Do : sputum keluar, warna putih kental.
Ds : pasien mengatakan sesak berkurang walaupun biasanya kambuh pada malam hari
Do : dada masih tidak simetris, pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
Do : Infus terpasang NaCl 20tpm
Do : bagian paru terlihat radiopaque pada poto rongen dan filtrasi melebar
Do : suara paru sonor, ekspirasi masih memanjang
DO : S: 37,5o TD : 120/90 mmHg RR: 26x/mnt N : 98x/mnt.
DO : pasien makan dengan nasi+sup+telur
DO : sefotaksim 100 mg melalui selang infus.
DS : Pasien mengatakan biasanya tidur jam 10 malam.
DS : pasien mengatakan tidak bisa tidur dalam keadaan terang dan panas
DO : pasien terlihat risih dengan pencahayaan di ruangan kamarnya.
DO : lampu di setting redup dan suhu kamar disesuaikan
DO : meminta pasien tidur jam 22.00.
DS : pasien mengatakan saya akan tidur jam 22.00
Ds : Pasien mengatakan saya akan tidur dengan 3 bantal
Do : terpasang cairan infus NaCl 20tpm
Do : suhu 36,7 Nadi 80x/mnt, TD 120/80mmHg, RR 26x/mnt
Ds : pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
Do : Pasien tidak menghabiskan makanannya, pasien hanya makan 2/3 porsi

G. EVALUASI
Tgl/hari Jam No Dx Catatan perkembangan
S : pasien mengatakan senang ketika dahak dikeluarkan, walaupun rasanya masih ada,
pasien masih mengeluh sesak nafas
O : Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan, ekspirasi memanjang, RR
26xmnt
A : Tujuan belum tercapai ( pasien masih mengeluh sesak napas, masih menggunakan
otot bantu pernafasan, ekspirasi masih memanjang RR26x/mnt)
P : lanjutkan intervensi Airway Management

S : Pasien mengatakan sesak berkurang walaupun biasanya kambuh pada malam hari
O : suara paru sonor, dada tidak simetris, pasien masih menggunakan otot bantu
pernafasan
A : Tujuan belum tercapai (masih sesak napas, masih menngunakan otot bantu
pernafasan, dada tidak simetris)
P : Lanjutkan Intervensi Respiratory Monitoring

S : pasien mengatakan saya tidak nafsu makan


O : pasien hanya mampu menhabiskan 2/3 porsi makanan
A : Tujuan belum tercapai (pasien tidak nafsu makan,hanya menghabiskan 2/3 porsi)
P : lanjutkan Intervensi Nutrition Management

S : pasien mengatakan tidak bisa tidur dalam keadaan terang dan panas
O : pasien terlihat risih dengan pencahayaan di ruangan kamarnya.
A : tujuan belum tercapai (pasien mengatakan saya tidak bisa tidur, pasien terlihat
risih)
P : lanjutkan intervensi Sleep enhancement

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah kami membahas makalah mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien
pneumonia, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam makalah menyatakan bahwa
pneumonia merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian alfeoli dengan cairan. Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi, iritan
kimia, dan terapi radiasi
B. SARAN v
Saran untuk mahasiswa :
a. Untuk mahasiswa yang baru mengenal tentang penyakit pneumonia sebelum
melakukan tindakan haruslah mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum ke
pasien, dan jangan lupa memakai alat perlindungan diri seperti handscoun atau
masker.
b. Jika tidak mengerti atau tidak memahami tindakan-tindakan pada kasus pneumonia
hendaklah bertanya, agar tidak ada kesalahpahaman dalam melakukan tindakan
karena ini menyangkut pasien pneumonia v
Saran untuk kampus/dosen:
a. Sebelum mahasiswa dibebaskan kelahan praktek, hendaklah dosen dapat
memastikan bahwa mahasiswa menguasai prasat-prasat yang ditargetkan seperti
tindakan-tindakan pada kasus pneumonia agar mahasiwa memiliki bekal terlebih
dahulu sebelum kelahan praktek.
b. Dosen hendaklah tetap membimbing mahasiswa agar lebih memahami tentang
konsep pneumonia v
Saran untuk RS :
a. Diharapkan untuk tetap dan selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, karena
pasien butuh kenyamanan dirumah sakit jadi buatlah pasien merasa senyaman
mungkin, dengan pelayanan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dirumah sakit
b. Lingkungan rumah sakit haruslah tetap bersih dan rapi, karena ini salah satu faktor
menentukan kenyamanan pasien dirumah sakit. .

Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011 NANDA. Jakarta : EGC


Johnson, M., & Maas,M. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis: Mosby
McCloskey, J.C., & Bulechek, M.C. Nursing Intervention Classification (NIC). St.
Louis: Mosby http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
id=&iddtl=448&idktg=2&idobat=&UID=20070925204927125.160.92.2 : Browsing
12 desember 2011 http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797

Anda mungkin juga menyukai