Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

1
2

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan.

Seseorang yang merasa sakit akan berupaya melakukan tindakan demi

memperoleh kesehatannya kembali. Pilihan untuk mengupayakan

kesembuhan dari suatu penyakit, antara lain adalah dengan berobat ke dokter

atau mengobati diri sendiri (Atmoko & Kurniawati, 2009).

Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling

banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit

sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan

kesehatan/petugas kesehatan (Depkes RI, 2008). Upaya awal yang dilakukan

sendiri dalam mengurangi/mengobati penyakit-penyakit ringan menggunakan

obat-obatan dari golongan bebas dan bebas terbatas (BPOM, 2014)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013

menunjukkan bahwa terdapat 35,2% masyarakat di Indonesia yang

menyimpan obat untuk tujuan swamedikasi.

Swamedikasi yang benar perlu memperhatikan beberapa hal yaitu

mengetahui jenis penyakit yang diderita, mengetahui kondisi tubuh

(kehamilan, menyusui, menderita penyakit kronis), memahami kemungkinan

interaksi obat, mengetahui obat-obat yang dapat digunakan untuk

swamedikasi, mewaspadai efek samping yang sering muncul, meneliti obat

yang akan dibeli, mengetahui cara penggunaan obat yang benar dan

mengetahui cara penyimpanan obat yang benar (BPOM, 2014).

Umumnya swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan atau

penyakit ringan. Salah satunya penyakit ringan yang dapat diatasi dengan

pengobatan sendiri adalah penyakit batuk. Batuk adalah suatu refleks fisiologi
3
protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran

pernapasan dari dahak, debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-

partikel asing dan unsur-unsur infeksi (Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K.

2015). Jenis obat batuk bebas yang sering ada di pasaran adalah jenis

ekspektoran dan antitusif. Diketahui bahwa obat batuk tidak dapat

disamaratakan untuk semua jenis batuk yang diderita. Antitusif untuk obat
4

menekan reflek batuk, ekspektoran untuk merangsang dahak

dikeluarkan dari saluran pernafasan dan mukolitik untuk mengencerkan

dahak (Corelli, 2007).

Sebagai penyumbang omset terbesar di apotek selain resep dari dokter

adalah pelayanan swamedikasi. Apalagi saat ini obat batuk yang beredar

dipasaran sangat banyak jenisnya yang dapat diperoleh secara bebas. Terlalu

banyak jenis obat yang tersedia ternyata dapat memberikan masalah terutama

menyangkut bagaimana memilih dan menggunakan obat secara benar dan

aman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Khuluqiyah. et al

(2016) sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi (45%). Namun pada

beberapa variabel pengetahuan masih buruk, seperti dalam pemilihan obat

batuk atau tepat indikasi, dosis dan tanggal kadaluwarsa. Oleh sebab itu, perlu

dicapai pengetahuan yang benar mengenai penggunaan jenis-jenis obat batuk

terhadap jenis batuk yang diderita.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian ini seberapa

jauh pengetahuan konsumen di apotek ini dalam pemilihan obat batuk secara

swamedikasi.

B. Rumusan masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan konsumen terhadap swamedikasi batuk

dan terhadap pemilihan obat batuk secara swamedikasi di Apotek Lodoyo?


5

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan konsumen terhadap

swamedikasi batuk dan terhadap pemilihan obat batuk secara swamedikasi

di Apotek Lodoyo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan konsumen terhadap penyakit batuk

yang di deritanya.

b. Mengetahui pemilihan obat batuk secara swamedikasi yang sesuai

dengan penderita.

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang didapat ke dalam kehidupan

sesungguhnya dan dapat digunakan sebagai acuan untuk peneliti

selanjutnya.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan khususnya

bidang farmasi yang dapat meningkatkan proses pembelajaran.

3. Bagi Apotek

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pelayanan kefarmasian di apotek khususnya meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai swamedikasi yang rasional.


6

4. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan khususnya bidang kesehatan

mengenai swamedikasi batu


7

Anda mungkin juga menyukai