Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pola hidup masyarakat saat ini sangat beragam seiring berkembangnya

zaman yang semakin modern masyarakat banyak mengkonsumsi makanan

yang tidak sehat yang bisa mengakibatkan pengaruh buruk didalam tubuh.

pola hidup yang tidak sehat bisa mengundang berbagai macam penyakit yang

menyerang tubuh yang bisa mengancam jiwa. semakin berkembangnya

zaman semakin kurang pula tingkat kesadaran masyarakat memperhatikan

kesehatannya.

Tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat masyarakat

dapat mempertahankan derajat kesehatan secara optimal dan bisa mengurangi

resiko timbulnya penyakit. Adapun tingkat kesadaran masyarakat dengan cara

setiap masyarakat harus memiliki upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit tersendiri sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat

masing-masing. Berbicara tentang upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit ini harus berbeda juga dengan yang akan dilakukan

pada penyakit infeksius dan penyakit generative. Pada Kasus atau Masalah

yang paling banyak kita jumpai sekarang ini adalah penyakit generative yang

banyak menyerang manusia, salah satu penyakit generative ini antara lain

adalah Hipertensi atau biasa yang kita kenal dengan penyakit Darah tinggi.

Penyakit Hipertensi atau darah tinggi biasanya terjadi akibat dari faktor

keturunan yang bisa penyerang siapa saja yang termasuk dalam keturunan
2

tersebut yang tidak menjaga pola hidup atau gaya hidup. Hipertensi

merupakan kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah

dalam tubuh. menurut data dari badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2011

menunjukkan satu milyar orang didunia menderita hipertensi prevalensi

hipertensi akan terus meningkat tajam dan di prediksikan pada tahun 2025

sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Sedangkan

di Indonesia Prevalensi hipertensi sebesar 25.8%, tertinggi di kepulauan

Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di papua sebesar (16,8%).

( Riskesdas, 2013 ).

Prevalensi penderita hipertensi pada tahun 2017 di bolaang mongondow

timur sebesar 6420 jiwa. Kemudian prevalensi penderita hipertensi di

modayag sebanyak 839 jiwa yang tercatat di Puskesmas Rawat Inap

Modayag. Ini menyatakan bahwa ada banyak penderita hipertensi di Bolaang

Mongondow Timur terutama di Modayag III sebanyak 159 penderita

Hipertensi.

Dari banyak penderita hipertensi masih ada penderita yang belum

melakukan upaya pengobatan hipertensi yang tepat sehingga dapat

perdampak pada kondisi kesehatan penderita hipertensi tersebut. Hipertensi

yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti

gagal jantung, infark miokard, gagal ginjal, aneurisme dan gangguan

penglihatan. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit

jantung tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
3

pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya

( S.A Price, 2015 ).

Dunia kesehatan ada keyakinan kesehatan atau health belief yang

berhubungan dengan persepsi dan perilaku kesehatan. Keyakinan ini biasanya

didasarkan pada ketidak puasan individu atau masyarakat terhadap

pengobatan atau pencegahan dari petugas kesehatan, sehingga individu atau

masyarakat melakukan berbagai upaya kesehatan berdasarkan pengalaman

ataupun keyakinan pribadi. Salah satu contoh dari keyakinan ini adalah

masyarakat percaya bahwa air kelapa muda bisa menurunkan tekanan darah.

Air kelapa biasanya di nikmati oleh setiap orang bersantai dan pada saat

terik di waktu siang hari. Air kelapa. Menurut penelitian Farapti, Suvitri

Sayoyo pada tahun 2014 Kalium merupakan elektrolit terutama yang terdapat

dalam air kelapa muda dan beberapa penelitian yang telah dilakukan

memperlihatkan hasil konsisten, yaitu air kelapa muda terbukti dapat

menurunkan tekanan darah baik Tekanan darah sistol maupun Tekanan darah

diastol. (Farapti,Suvitri 2014)

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan diwilayah desa

modayag III kecamatan Modayag. Telah di dapatkan data survey bahwa 6

Dari 10 masyarakat desa modayag III banyak yang menderita hipertensi. Dan

sebagian masyarakat percaya bahwa minum air kelapa bisa menurunkan

Tekanan Darah.
4

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian “Pengaruh Pemberian air kelapa muda terhadap

penurunan tekanan darah pada klien hipertensi di desa modayag III”

B. Rumusan Masalah

Ada pengaruh Air kelapa muda terhadap penurunan tekanan darah pada klien

hipertensi

C. Tujuan umum

Diketahui Ada pengaruh pemberian Air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada klien hipertensi

D. Tujuan khusus

1. Diketahui tekanan darah klien hipertensi sebelum dilakukan pemberian Air

Kelapa Muda

2. Diketahui tekanan darah klien hipertensi sesudah diberikan Air Kelapa

Muda

3. Diketahui ada pengaruh pemberian Air Kelapa Muda pada klien hipertensi.

E. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan tentang penyakit hipertensi, kemudian dengan

adanya penelitian ini, masyarakat dapat termotivasi untuk mengontrol

tekanan darah secara teratur dan membiasakan perilaku hidup sehat.


5

2. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam yang khususnya berkaitan

dengan judul penelitian ini dan juga untuk melengkapi tugas akhir peneliti

sebagai Mahasiswa tingkat akhir.

3. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat sehingga dapat lebih

mengenal masalah kesehatan dan mencari pengobatan yang tepat sesuai

dengan permasalahan kesehatan yang terkait.

4. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi atau bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan

acuan penelitian selanjutnya.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Obat

1. Definisi obat

Obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan pengobatan,

peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau

gejala-gejalanya pada manusia atau hewan.

Obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam

pemulihan, perbaikan, atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau

hewan. (Deden Dermawan, 2015)

2. Prinsip – prinsip pemberian obat

Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat

yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan

sesuai resep yang dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu :

a. Benar klien

b. Benar obat

c. Benar dosis obat

d. Benar waktu pemberian

e. Benar cara pemberian

f. Benar dokumentasi

g. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien

h. Benar hak klien untuk menolak

i. Benar pengkajian
7

j. Benar evaluasi

k. Benar reaksi terhadap makanan

l. Benar reaksi dengan obat lain

3. Efek samping obat

Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization atay

WHO) efek samping suatu obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak

diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang

dianjurkan.

Pengertian efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki

yang merugikan atau membahayakan pasien dari suatu pengobatan. Efek

samping tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat

ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari

faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.

4. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya.

Pengolongan obat dibagi menjadi 2 golongan :

a. Alamiah : obat-obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan, dan

mineral)

b. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melalukan reaksi-

reaksi kimia, contohnya minyak ganda pura dihasilkan dengan

mereaksikan metanol asam salisilat

5. Pengolongan obat tradisional

Pengolongan obat diatas adalah obat yang berbasis kimia moderen,

padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal obat
8

tradisional. Obat tradisional indonesia semula dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitovarmaka. Namun,

semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi

tinggi yang membantu proses produksi sehingga industry jamu maupun

industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun,

sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringgi dengan

perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik.

Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu jamu,

obat ekstrak alam dan fitovarmaka.

B. Tinjauan Umum Tentang Kelapa

1. Pengertian kelapa

Hampir tak ada penduduk bumi tak mengenal kelapa. Orang-orang di

berbagai tempat diseluruh penjuru dunia menghargainya dengan banyak

cara. Pohonnya tersohor sebagai tree of life, Pohon kehidupan, pokok

seribu guna, hingga kalpa Vriksha. Semua julukan terhormat ini karena

pohon kelapa mendatangkan banyak kebaikan dengan menyediakan

segenap kebutuhan hidup manusia, mulai dari makanan, minuman, bahan

bangunan, perlengkapan rumah tangga, hingga kecantikan dan pengobatan.

bahkan dalam mitologi Hindu, kelapa disebut sebagai tree of Heaven

karena dipercaya dapat membawa kukuatan, kesehatan, umur yang

panjang, dan kedamaian. ( Dian Vita, 2016 )


9

2. Ciri-ciri umum tanaman kelapa

Pada tanaman yang biasan beradaptasi dengan baik di area berpasir

seperti pantai ini mempunyai ciri-ciri umum yang mudah dikenali, diantara

yaitu:

a. Pohon terdiri dari batang tunggal, akar berbentuk serabut dengan

struktur yang tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol.

b. Batang pohon beruas dan apabila pohon sudah tua, ruas-ruas tersebut

akan berkurang, batang kelapa merupakan jensi kayu yang terbilang

cukup kuat, namun sayangnya kurang baik untuk dapat menjadi

bangunan.

c. Pada daun kelapa merupakan daun tunggal dengan pertulangan

menyirip.

d. Bunga majemuk dan terletak pada rangkaian yang dilindungi oleh

bractea, bunga terdiri dari bunga jantan dan betina. Bunga betina

terletak

e. Daun kelapa merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip.

f. Bunga majemuk dan terletak pada rangkaian yang dilindungi oleh

bractea, bunga terdiri dari bunga jantan dan betina. Bunga betina

terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang

jauh dari pangkal.

g. Pada buah kelapa umumnya besar, dengan memiliki diameter sekitar 10

cm hingga 20 cm bahkan bisa lebih. Warna buah kelapa tergantung dari


10

jenis pohonya (dapat berwarna kuning atau hijau), untuk buah yang

sudah tua akan berubah warna menjadi coklat.

3. Tanaman Kelapa Multiguna

a. Pada bagian akar yakni dapat dijadikan sebagai bahan baku

pembuatan bir dan zat pewarna.

b. Pada bagian batang yakni dimanfaatkan sebagai bahan bakau

perabotan rumah, mebel, sebagai kayu ataupun kayu bakar.

c. Bagian daun yakni daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan

pembungkus ataupun dianyam untuk dapat dijadikan atap rumah,

sedangkan lidinya biasa digunakan untuk membuat sapu.

d. Bagian bunga yakni menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama

air nira yang memiliki rasa manis, dapat dijadikan sebagai bahan

baku pembuatan gula nira ataupun sebagai minuman.

e. Bagian buah yakni untuk bagian ini terdiri dari kulit (sabut), batok,

daging kelapa dan air kelapa. Kulit buah (sabut kelapa) sering

digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan keset, pada batok

kelapa bisa dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah

untuk dijadikan minyak kelapa, dan pada air kelapa sebagai

penghilang dahaga dan juga bermanfaat sebagai tanaman obat untuk

dapat meningkatkan kesehatan pada tubuh. (Anggara.2014)

4. Air kelapa Muda

Berdasarkan umurnya, buah kelapa dibedakan menjadi tiga

kelompok yaitu : Kelapa Muda yang berumur 6-8 bulan, kelapa


11

setengah tua dengan umur 10-11 bulan, dan kelapa tua yang berumur

11-13 bulan. Kelapa tua biasanya tidak menjadi bahan minuman

penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat

dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang

biasa disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman

penyegar.

Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu 3 gram per 100 ml

air kelapa, tercapai pada bulan keenam umur buah, kemudian menurun

dengan semakin tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa,

fruktosa, sukrosa, dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air

kelapa muda terasa lebih manis dibandingkan air kelapa tua. Selain

mengandung gula alami air kelapa muda juga mengandung vitamin dan

mineral sehingga dapat mencukupi sebagian kebutuhan gizi.

( Dian Vita, 2016 )

Penduduk lokal dari kawasan tropis banyak tergantung pada

tanaman ini sebagai sumber bahan mentah obat-obatan tradisional. Air

kelapa muda merupakan suplai obat-obatan yang sangat berguna untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti meredakan demam

tubuh, pusing, sakit perut, diare, dan disentri. Air kelapa muda juga

dipercayai oleh nenek moyang kita mampu menguatkan jantung dan

menyimpan energi bagi orang yang sedang sakit.

Air kelapa merupakan minuman yang mampu menyegarkan tubuh.

minuman air kelapa bersifat bioisotonis artinya, memiliki tekanan


12

osmotic yang sama dengan darah kita, secara medis, air kelapa bersifat

steril serta mengandung banyak kandungan gizi yang bagus bagi tubuh.

( Prof. Dr. F.G. Winargo, 2014 )

Bahkan air kelapa telah lama dikenal sebagai sumber zat tumbuh,

yaitu sitokinin. Tidak mengherankan jika air kelapa dimanfaatkan

sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan.

Air Kelapa muda banyak mineral, dan magnesium yang membantu

menenangkan diri, baik dalam fungsi otak dan menjaga sirkulasi darah

tetap normal, itulah sebabnya mengapa dianggap sebagai salah satu

minuman terbaik untuk mempertehankan dari risiko hipertensi.

( Kate Sharon )

5. Manfaat Air Kelapa Muda Untuk Kesehatan

Adapun manfaat dari air kelapa muda sebagai tanaman obat antara

lain sebagai berikut :

a. Minum air kelapa muda dapat mengatasi pengaruh racun obat sulfa

dan antibiotika lain sehingga menjadikan obat itu lebih cepat

diserap darah.

b. Berfungsi sebagai diuretik atau memperlancar kencing. Sebagai

diuretik natural yang steril, air kelapa muda melancarkan air seni

dan membantu membersihkan saluran kemih. Hal ini berkhasiat

mengeluarkan zat-zat toksin dari tubuh dan mencegah infeksi

saluran kemih.
13

c. Minum air kelapa alami ini bisa menjadi alternatif pengganti cairan

tubuh saat DBD (Demam Berdarah Dengue) menyerang, dibarengi

dengan konsumsi air putih.

d. Bila dicampur susu dan diminum akan mencegah penggumpalan

susu dalam perut, sekaligus mencegah sembelit, rasa mual, dan

sakit pencernaan.

e. Mencegah penuaan dini, menjaga kelembapan kulit serta

mengobati jerawat. Kandungan asam laurat dan sitokin dipercaya

bermanfaat untuk proses pertumbuhan dan regulasi sel termasuk sel

kulit. Air kelapa juga dapat digunakan untuk mambasuh wajah dan

berguna untuk mencegah kerutan serta melembapkan kulit muka.

Efeknya dapat menghilangkan jerawat, keriput, dan flek hitam.

f. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Air kelapa kaya nutrisi,

vitamin, dan asam laurat yang memiliki sifat antivirus dan anti

bakteri, Asam laurat yang terkandung dalam air kelapa mampu

meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi virus.

g. Mencegah penyakit kardiovaskuler, mencegah penyumbatan

pembuluh darah serta menurunkan tekanan darah. Air kelapa kaya

akan magnesium dan kalium yang membantu penderita tekanan

darah dan mengurangi risiko terkena serangan jantung. Meminum

air kelapa dengan teratur juga dapat meningkatkan kolesterol baik

(HDL) dalam tubuh.


14

h. Kandungan mineral Kalium pada air kelapa muda adalah paling

banyak, mineral kalium setinggi ini mampu memulihkan stamina.

mengonsumsi mineral K (kalium atau potasium) juga dapat

menurunkan hipertensi, serta membantu mempercepat absorpsi

obat-obat dalam darah. Berdasarkan data penelitian gizi apabila

dibandingkan dengan sport drink, air kelapa mengandung sedikit

sodium, tetapi memiliki lebih banyak potassium. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mengonsumsi minuman

tinggi kalium, guna mengurangi risiko hipertensi dan stroke.

6. Kandungan Gizi dalam Air Kelapa

Tabel 2.1 kandungan Gizi dalam tiap 100 gram bagian Kelapa
Bagian kelapa

Daging Santan
Air Daging Daging Santan
Komposisi Gizi kelapa diperas
kelapa kelapa kelapa diperas
setengah dengan
muda muda tua tanpa air
tua air

Kalori (kal.) 17,00 68,00 180,00 359,00 324,00 122,00

Protein (g) 0,20 1,00 4,00 3,40 4,20 1,00

Lemak (g) 0,10 0,90 15,00 34,70 34,3 10,00

Karbohidrat (g) 3,50 14,00 10,00 14,00 5,60 7,60

Fo sfor (mg) 8,00 30,00 55,00 98,00 45,00 30,00

Zat Besi (mg) 0,20 1,00 1,30 2,00 1,90 0,10

Vit. A (S.I) 0 0 10,00 0 0 0


15

Vit. B1 (mg) 0 0,06 0,05 0,10 0,02 0

Vit. C (mg) 1,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00

Air (g) 95,50 83,30 70,00 46,90 54,90 80,00

Kalsium (mg) 15,00 7,00 8,00 21,00 14,00 25,00

Sumber ; Direktorat Gizi, Kementrian kesehatan

Air kelapa mengandung gula, berbagai mineral, vitamin, serta asam

amino. Kandungan gula pada air kelapa muda pada usia antara 7 sampai

8 bulan berkisar 5% sampai 5,5% dan akan menurun menjadi 2% pada

air kelapa tua yang berumur 11 sampai 13 bulan. Mineral yang

terkandung di dalam air kelapa antara lain Potasium atau kalium (K),

Natrium (N), Fosfor (P), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).

kandungan paling besar adalah potasium (K) yaitu sebesar 2.000 hingga

2.700 mg/liter. ( H. Rahmat & H. Herdi, 2016 )

7. Sejarah Air kelapa Muda dalam dunia medis

Selama berlangsung perang Dunia II, terutama di kawasan pasifik,

air kelapa yang terisolasi dalam buahnya tanpa terkontaminasi oleh

udara luar digunakans ebagai larutan atau cairan infuse untuk merawat

korban perang dan para prajurit yang terluka dalam kondisi darurat.

Masa Perang Dunia II, orang-orang jepang yang berada disumatera dan

orang-orang inggris di Sri Lanka memanfaatkan air kelapa muda

sebagai pengobatan alternatif saat diserang wabah kolera.

Konsumsi air kelapa muda segar atau disuntikan melalui urat nadi

para penderita radang ginjal di Filipina sudah dibuktikan efektivitasnya.


16

Setela diberika n asupan air kelapa muda, sebanyak 92% pasien sembuh

bersamaan dengan larutnya batu ginjal dari tubuh mereka. (Dian Vita,

2016)

Ilmu pengobatan india atau ajaran ayuverda kuno juga

menyebutkan bahwa air kelapa muda sangat baik untuk kesehatan

jantung serta rasa perih yang menyerang penderita jantung. Lebih lanjut

disebutkan bahwa minum air kelapa muda dapat menurunkan suhu

tubuh jika demam, menurunkan denyut jantung pada orang yang

berdebar-debar, serta memperkuat otot jantung. Air kelapa merupakan

minuman segar alami yang dapat menghambat pembentukan

antheroklerosis yang menyebabkan serangan jantung. (Mawardin &

Aditya, 2017)

Penelitian yang dilakukan di india terhadap penderita sakit jantung.

Sebelumnya para peneliti mengunakan tikus sebagai hewan uji karena

struktur jantung tikus sama dengan manusia. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa daya tahan tikus terhadap penyakit jantung

meningkatkan setelah diberi minum air kelapa muda. Tim peneliti

mempercayai bahwa air kelapa muda dapat menolong penderita sakit

jantung berkat kandungan kalium/potasium (K), kalsium (Ca), dan

Magnesium (Mg). (Farapti, Sufitri 2014)

Penelitian Lainnya yang dilakukan oleh Departemen Gizi

Kesehatan yang menggunakan tikus sebagai uji coba menunjukkan hasil


17

yang signifikan bahwa air kelapa muda terbukti dapat menurunkan

tekanan darah. ( Farapti & Savitri 2014 )

Praktisi kesehatan sepakat bahwa konsumsi unsur kalium yang

tinggi dapat menurunkan hipertensi. Penderita diabetes juga bisa

memanfaatkan air kelapa muda sebagai mineral ideal. (Dian Vita, 2016)

8. Efek Samping Konsumsi Air Kelapa

Air kelapa tinggi akan kandungan kalium sehingga dapat membantu

untuk menurunkan tekanan darah. Karena khasiatnya itu, air kelapa dapat

menjadi salah satu minuman alternatif yang bisa dikonsumsi oleh

penderita hipertensi, guna menormalkan tekanan darahnya. Sejauh ini, air

kelapa dianggap cukup aman dan tidak memiliki efek samping yang

berbahaya bila dikonsumsi secara wajar (tidak berlebihan). Namun,

penggunaanya untuk menurunkan tekanan darah tentu tidak boleh

sembarangan. Artinya, hal tersebut tetap perlu mendapatkan pemantauan

dari dokter yang menangani pasien hipertensi.

Meskipun studi ilmiah sudah mengungkapkan bahwa air kelapa

mampu menurunkan tekanan darah, namun tetap diperlukan studi

lanjutan lainnya mengenai hal tersebut. Sampai saat ini, air kelapa tidak

bisa digunakan sebagai pengganti obat hipertensi (tekanan darah tinggi).

Khasiatnya dalam menurunkan tekanan darah hanyalah bersifat

penunjang atau membantu pemulihan saja, bukan sebagai obat utama.

Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, konsumsi air kelapa dalam

takaran wajar (tidak berlebihan) tidak akan menimbulkan efek samping


18

yang berbahaya. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat

menimbulkan efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping yang

mungkin timbul dari konsumsi air kelapa yang berlebihan adalah dapat

membahayakan ginjal, terutama bagi mereka yang kondisi kesehatan

ginjalnya kurang baik. Terlalu banyak mengonsumsi air kelapa dapat

menimbulkan hiperkalemia, yaitu kelebihan kalium di dalam darah.

Sebagaimana yang diketahui bahwa air kelapa tinggi akan kandungan

kalium, maka konsumsi yang berlebih tentulah akan menimbulkan

terjadinya penumpukan kadar kalium dalam darah.

Menurut Institute of Medicine, Amerika, orang dewasa membutuhkan

sekitar 4.700 mg kalium per hari. Sementara, menurut WebMD, untuk

membantu menurunkan tekanan darah, konsumsi air kelapa yang

disarankan adalah sebanyak 300 ml, dua kali dalam sehari. Itu artinya,

bila kita ingin mendapatkan manfaat air kelapa guna menurunkan

tekanan darah, tanpa merasakan efek sampingnya, maka konsumsi air

kelapa yang disarankan adalah maksimal (tidak lebih dari) 2-3 gelas per

hari.

9. Obat Herbal lainnya yang bisa menurunkan tekanan darah

Ramuan dari Propinsi Sulawesi Selatan

Daerah survei : Kab. Pangkajene Kepulauan (Pangkep)

Etnis : Bugis

a. Komposisi :

Bawang putih 1 siung


19

Seledri 1 bonggol (± 16 batang) 4

Air matang 1/2 gelas (100 mL)

b. Cara pembuatan:

Bawang putih dan seledri diiris halus, dicampur, diremas- remas lalu

ditambah air dan disaring.

c. Cara pemakaian:

Air perasan diminum pagi hari sesudah makan selama 3 hari

berturut-turut

d. Kegunaan Secara Empiris

Bawang putih

Menurunkan tekanan darah, lemak darah, gula darah,

kecacingan dan membunuh kuman dan minyaknya digunakan

sebagai pembunuh serangga. Juga digunakan sebagai obat batuk,

penenang, pelancar darah, penawar racun makanan, selesma, radang

selaput lendir hidung, bisul, asma, mual, kudis, panu, gatal, masuk

angin, kolera, sakit kepala dan nyeri haid.

Seledri

Tekanan darah tinggi, peluruh kencing, antiseptik saluran

kemih, asam urat, memperlancar sirkulasi darah, asma dan

bronkhitis.
20

e. Tinjauan Ilmiah

Bawang putih

Senyawa organosulfur (S-alil-L-sistein) dengan kadar 0.5% B/B,

dapat mengurangi kematian (33%) dan stroke (22%) serta perubahan

tingkah laku pada tikus hipertensi yang cenderung stroke.

Pemberian bawang putih dosis 800 mg/hari (N=50) selama

semester ketiga kehamilan hanya efektif menurunkan gejala

hipertensi tetapi tidak efektif untuk mencegah terjadinya

preeklamsia.

Pada uji klinik lain, 7, 2 g bawang putih yang diberikan setiap

hari selama 6 bulan kepada 41 orang penderia hiperkolesterolemia

tingkat sedang (kolesterol darah 220-290 mg/dL) dibandingkan

dengan plasebo menunjukkan terjadinya penurunan kolesterol total.

1% terhadap konsentrasi rata-rata sedangkan tekanan darah sistolik

berkurang sebesar 5,5% dan tekanan diastolik juga berkurang tetapi

tidak signifikan.

Hasil studi terhadap 20 orang sehat menunjukkan bahwa

bawang putih mempunyai efek terhadap pembuluh darah. Bubuk

bawang putih secara signifikan meningkatkan diameter eritrosit

coloumn dari pembuluh konjungtival. Dilatasi di pembuluh venula

terjadi lebih sedikit dari pada di arteri, sedangkan tidak terlihat efek

dilatasi di pembuluh kapiler. Bawang putih menurunkan tekanan


21

darah sistolik pada orang tua dengan cara mengurangi angka deposit

kolesterol dalam pembuluh darah.

Suplemen bawang putih mengurangi angka kejadian hipertensi

tetapi tidak mempengaruhi angka kejadian preeklamsia pada wanita

hamil dengan resiko tinggi terhadap preeklamsia. Kejadian

hipertensi pada wanita dengan plasebo sebesar 36% dan kejadian

pada wanita yang diberi bawang putih sebesar 18%. Namun, tidak

ada perbedaan yang bermakna terhadap angka sistolik, diastolik atau

tekanan arteri antara dua kelompok perlakuan tersebut.

Seledri

Ekstrak seledri dilaporkan memiliki efek anti hipertensi pada

kelinci dan anjing dengan pemberian secara intravena.

Suatu uji klinis menunjukkan bahwa pemberian jus seledri dapat

menurunkan tekanan darah pada 14 dari 16 orang pasien pengidap

hipertensi

Injeksi 10 mg/kg BB apigenin pada anjing dan kelinci

teranestesi menghasilkan penurunan tekanan darah secara singkat

dari 120 mmHg menjadi 70 mmHg. Aktivitas apigenin secara khusus

tercatat sebagai penurun tekanan darah anjing dengan hipertensi

esensial. Pemberian intragasik atau intravena jus Apii graveolentis

herba segar pada anjing dan kelinci teranastesi juga menghasilkan

efek hipotensif sampai 50%. Analisis pendahuluan terhadap

mekanisme efek menunjukkan bahwa efek hipotensif disebabkan


22

oleh stimulasi khemoreseptor pada karotid dan aorta. Pada hipertensi

yang disebabkan oleh nikotin 0,5 mg/kg BB, atau lobulin 0,3 mg/kg,

yang diinjeksikan melalui pembuluh aorta sesuai metode Heymans

C, tekanan darah dapat diturunkan oleh injeksi larutan apigenin

10mg/kg. Percobaan pada perfusi pembuluh darah meyakinkan

bahwa apigenin juga mempunyai efek sebagai vasodilator perifer,

yang berhubungan dengan efek hipotensifnya. Percobaan lain

menunjukkan bahwa efek hipotensif herba berkaitan dengan

integritas sistem saraf simpatik.

Pada uji klinis yang melibatkan 49 penderita hipertensi diberi

tingtur (setara dengan 2 g/mL ekstrak Apii graveolentis Herba) 3 kali

sehari 30-45 tetes menunjukkan efek terapetik nyata 26, 5%, efek

moderat pada 44, 9% dan tanpa efek pada 28, 6%. Hipertensi yang

dapat diobati adalah hipertensi esensial, hipertensi pada kehamilan

dan hipertensi klimakterik. Tekanan darah umumnya mulai turun

setelah satu hari pengobatan diikuti dengan membaiknya gejala

subyektif, enak tidur dan peningkatan volume urin yang dikeluarkan.

C. Tinjauan Umum Tentang Keyakinan Kesehatan

1. Pengertian keyakinan Kesehatan

Keyakinan kesehatan atau health belief adalah model kepercayaan

kesehatan sangat dekat dengan bidang pendidikan kesehatan. Model ini

menganggap bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari

pengetahuan maupun sikap. Secara khusus model ini menegaskan bahwa


23

persepsi seseorang tentang kerentanan dan manfaat pengobatan dapat

mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku-perilaku kesehatannya

(Edelma & Mandle, 2010). Munculnya Model ini didasarkan pada adanya

masalah-masalah kesehatan yang ditandai dengan kegagalan orang atau

masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan atau penyembuhan

penyakit yang diberikan penyedia pelayanan kesehatan. Konsep Health

Belief Model (HBM) digambarkan sebagai berikut :

Variabel demografi : usia,ras


Variabel Psychological : Manfaat yang di rasakan dan
Pengalaman,kepribadian
hambatan yang di hadapai
Variabel struktur : pendidikan

Kerentanan dan Kemungkinan


keseriusan yang di Ancaman yang mengambil tindakan
rasakan di rasakan yang di anjurkan

Isyarat untuk bertindak

Skema 2.1 Teori Health Belief Model (HBM)

2. Komponen keyakinan kesehatan

Model kepercayaan kesehatan menurut Edelman & Mandle (2010)

memiliki 5 (lima) komponen kunci yang membuat seseorang bertindak

untuk mencegah atau mengobati penyakitnya yaitu :

a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived Susceptibility)


24

Tindakan pencegahan penyakit akan muncul apabila seseorang telah

merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit

tersebut.

b. Keseriusan yang dirasakan (Perceived Seriousness)

Dorongan untuk melakukan tindakan pengobatan atau pencegahan

terhadap suatu penyakit karena keseriusan yang dirasakannya.

c. Manfaat yang dirasakan dan Hambatan yang dihadapi (Perceived

Benlifits and Barries)

Perasaan rentan terhadap suatu penyakit yang dirasakan dapat

membuat seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

Tindakan ini tergantung pada manfaat yang dirasakan dan hambatan

yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Pada

umumnya, manfaat tindakan lebih menentukan daripada hambatan

yang mungkin ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.

d. Ancaman yang dirasakan (Perceived Threat)

Dorongan untuk melakukan melakukan tindakan pencegahan atau

pengobatan terhadap suatu penyakit muncul karena adanya ancaman

yang dirasakan dari penyakitnya.

e. Isyarat atas Petunjuk untuk bertindak (Cues to Action)

Isyarat atau petunjuk dari orang lain misalnya petugas kesehatan

sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi penerimaan yang

benar mengenai kondisi yang memerlukan tindakan untuk

meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatan.


25

D. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita jantung, tetapi juga

menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia

A.price 2015)

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90

mmHg dinyatakan sebagai hipertensi; dan diantara nilai tersebut disebut

normal-tinggi.

2. Klasifikasi

a. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih

belum dapat di ketahui. Kurang lebih 90% penderita hypertensi

tergolong Hypertensi esensial sedangkan sisanya 10% tergolong

hypertensi sekunder. onset hypertensi primer terjadi pada usia 30-50

tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi Hypertensi di mana

penyebab sekunder dari hypertensi ini tidak di temukan (Lewis, 2000).

b. Hipertensi sekunder
26

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan

kelenjar tiroid (Hipertiroid) dan penyakit kelenjar adrenal.

Adapun Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO ( World Health

Organization)

WHO dan international Society of Hypertension Working Group

(ISHWG) telah mengelompokan hipertensi dalam klasifikasi optimal,

normal, normal-tinggi, Hipertensi ringan, Hipertensi sedang, dan

Hipertensi berat (Sani, 2008).

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO dan ISHWG

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Normal-Tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 140-159 90-99


(Hipertensi ringan)

Sub-Group: 140-149 90-94


perbatasan
Tingkat 2 160-179 100-109
(Hipertensi Sedang)

Tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110


(Hipertensi Berat)
Hipertensi sistol ≥ 140 < 90
terisolasi (Isolated
systolic
27

hypertension)
140-149 <90
Sub-group:
perbatasan

3. Etiologi

a. Hipertensi primer (Esensial)

Genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis system rennin,

angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler, factor-faktor yang

meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

b. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, chusting

syndrome dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

4. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan

lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan

elastisitasnya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang

sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.inilah yang

terjadi pada usia lanjut, di mana dindingnya telah kaku karena

ateriosklerosis.
28

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat

terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara

waktu mengkerut karena peransangan saraf atau hormon di dalam darah.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika sejumlah garam dan air dari dalam

tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Jika tekanan darah menurun,ginjal akan mengurangi pembuangan

garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah

kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan

enzim yang di sebut renin,yang memicu pembentukan hormon

angiotensi, yang selanjutnya akan memicu hormon aldosteron.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan

penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,

aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara

mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan

ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan

tekanan darah (Anggraini, 2008).

Sistem saraf simpatik merupakan bagian dari sistem saraf otonom

yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama

reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar; meningkatkan kecepatan

dan kekuatan denyut jantung; dan juga mempersempit sebagian bear

arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot


29

rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak); mengurangi

pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan

volume darah dalam tubuh; melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan

norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembulu

darah. Salah satu faktor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah

dengan proses pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin.

5. Manifestasi klinis

gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya

berupa: pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak

napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan

mimpisan (jarang dilaporkan).

6. Komplikasi

a. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga

aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.

b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium

atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah

melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi

ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokarium mungkin tidak dapat

terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan

infark.
30

c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya

glamerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal,

nefron akan terganggu dapat berlanjut menjadi hipoksia dan

kematian. Dengan rusaknya membrane glomerolus, protein akan

keluar melalui urin sehingg tekanan osmo atik koloid plasma

berkurang, meenyebabkan edema yang sering dijumai pada

hipertensi kronik.

d. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah kembalinya

kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,

kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-

paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai

menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasi faktor resiko seperti :

Hipokoagulabilitas, anemia

b. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi, fungsi ginjal.

c. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal

dan ada DM.

d. CT Scan : mengkaji adanya tumor cereblal,encelopati

e. EKG : dapat menunjukan pola regangan,di mana luas, peninggian

gelombang P adalah sala satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.


31

f. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,

perbaikan ginjal.

g. Photo Dada : menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

8. Penatalaksanaan

a. Tahap primer

Penatalaksanaan tahap primer adalah upaya yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya hipertensi dengan cara merubah factor

resiko yang ada pada kelompok beresiko. Upaya-upaya yang

dilakukan dalam pencegahan primer antara lain :

1) Pola makan yang baik yaitu mengurangi asupan garam dan

lemak tinggi, disamping itu perlunya meningkatkan makan

buah dan sayur.

2) Perubahan gaya hidup seperti olahraga teratur, menghentikan

rokok dan membatasi konsumsi alkohol.

3) Mengurangi kelebian berat badan

b. Tahap sekunder

Penanganan tahap ini ditujukan untuk mengobati para

penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari

penyakit yaitu melalui diagnose dini dan pemberian pengobatan.

Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obatan

seperti berikut dibawah ini :

1) Golongan Diuretik
32

Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang

diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu

ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi volume

cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.

2) Penghambat Adrenergik

Penghambat Adrenergik merupakan sekelompok obat yang

terdiri dari alfa-blocker, beta-bloker, dan alfa-beta-blocker

labetalol, yang menghambat efek system saraf simpatis.

System saraf simpatis adalah system saraf yang dengan segera

akan memberikan respon terhadap stress, dengan cara

meningkatkan tekanan darah.

3) ACE-inhibitor

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)

menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara

melebarkan arteri.

4) Angiotensin-II-bloker

Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan daarah

dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

5) Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)

memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi

dengn segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah

dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena


33

(melalui pembuluh darah): diazoxide, nitroprusside,

nitroglycerin,labetalol.

c. Tahap Tersier

Penatalaksanaan tahap tersier yaitu upaya mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat atau kematian. Pencegahan tersier

difokuskan pada rehabilitasi dan pemulihan setelah terjadi sakit

untuk meminimalkan kesakitan, kecatatan, dan meningkatkan

kualitas hidup. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan follow

up penderita hipertensi yang mendapat terapi dan rehabilitasi.

Follow up ditunjukan untuk menentukan kemungkinan

dilakukannya pengurangan atu penambahan dosis obat.

9. Pencegahan Hipertensi

Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi

adalah dengan mengubah kea rah gayaa hidup sehat seperti aktif

berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam,

rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan

sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.


34

E. Kerangka teori

Skema 2.2 Kerangka teori Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda

terhadap penurunan tekanan darah pada klien hipertensi di Desa

Modayag III KabupatenBolaang Mongondow Timur

Komponen keyakinan Keyakinan


kesehatan : kesehatan/
Health Belief
a. Kerentanan yang
Model (HBM)
dirasakan
b. Keseriusan yang
dirasakan
c. Manfaat yang dirasakan
dan Hambatan yang
dihadapi
d. Ancaman yang
dirasakan
e. Isyarat atas Petunjuk
untuk bertindak

Air kelapa Muda

hipertensi

Faktor Penyebab
Hipertensi :
- Hipertensi Primer
- Hipertensi Sekunder
Faktor Penyebab
Hipertensi :
- Hipertensi Primer
- Hipertensi Sekunder
35

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Penyusunan Kerangka konsep ini berdasarkan penelitian true experimental

design dengan perlakuan minum air kelapa muda pada kelompok eksperimen

yaitu klien hipertensi dan menggunakan kelompok control seperti skema di

bawah ini :

Skema 3.1

Kerangka konsep pengaruh pemberian Air Kelapa Muda pada pasien

hipertensi di Desa Modayag III Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kelompok Eksperimen

X1 X X2

Kelompok control

X3 X4

Keterangan

X : Perlakuan minum Air Kelapa Muda

X1 : Pengukuran tekanan darah sebelum diberikan perlakuan minum

Air Kelapa Muda pada kelompok eksperimen


36

X2 : Pengukuran tekanan darah sesudah diberikan perlakuan minum

Air Kelapa Muda pada kelompok eksperimen

X3 : Pengukuran tekanan darah awal pada kelompok kontrol

X4 : Pengukuran tekanan darah akhir pada kelompok kontrol

B. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh pemberian air kelapa muda pada klien hipertensi

dan tidak diberikan air kelapa pada klien hipertensi.

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian air kelapa muda pada klien

hipertensi dan tidak diberikan air kelapa muda pada klien

hipertensi.
37

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk

memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis

(Sujarweni, 2014).

Table 3.1

Definisi operasional pengaruh pemberian Air Kelapa Muda terhadap

penurunan tekanan darah pada klien Hipertensi di Desa

Modayag III Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur

Definisi Oprasional : 2 gelas Air 1. Minum Air kelapa Ordinal


(Variabel Air kelapa muda di kelapa muda muda
independen) percaya dapat sehari ( 150 2. Tidak minum Air
Pengaruh menurunkan tekanan ml/gelas ) Kelapa Muda
pemberian darah
Air Kelapa
Muda
(Variabel Definisi Oprasional : Lembar 1. ≥ 180/≥ 110 interval
dependen) Suatu keadaan ketika obsevasi mmHg = Berat
Hipertensi tekanan darah 2. 160-180/100-110
seseorang lebih dari mmHg = Sedang
normal 3. 140-150/90-100
mmHg = ringan
38

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

menggunakan desain penelitian randomized pretest-postest contol grup

design. Rancangan penelitian randomized pretest-postest control grup ini

dilakukan melalui langkah observasi pertama ( pretest ), Perlakuan, dan

observasi akhir ( postest ) dengan menggunakan kelompok Kontrol.

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka penelitian ini

dilakukan dengan serangkaian observasi pretest dan postest dengan perlakuan

minum air kelapa muda pada masyarakat yang menderita hipertensi di Desa

Modayag III Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Modayag III Kabupaten Bolang

Mongondow Timur

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018.

D. Populasi

Populasi yang akan diambil adalah seluruh masyarakat desa Modayag III

yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 159 orang.

E. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel diambil secara teknik

probability sampling dengan cara Cluster Sampling yaitu pengambilan


39

sampel dengan cara ini bisa digunakan pada wilayah tertentu. Sampling ini

bisa digunakan karena alasan tertentu. Untuk menentukan sampel dengan

mengunakan Rumus Arikunto (2010) :

n=Nxd

n = N x 20%

n = 159 x 20%

n= 31

keterangan

N = Besar Populasi

N = Besar Sampel

D = Tingkat Signifikan (20%)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan sampel sebesar 31

orang, karena dalam penelitian ini akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok maka akan dibulatkan menjadi 30

sampel.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Riyanto,2011) dalam

Beifay (2017). Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :

a. Semua klien hipertensi

b. Klien hipertensi yang bersedia menjadi responden

c. Klien hipertensi di desa modayag III

d. Klien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi


40

2. Kriteria Ekslusi

a. Bukan termasuk klien hipertensi

b. Klien yang tidak kooperatif

c. Bukan Klien hipertensi diluar wilayah desa modayag III

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian untuk mengukur variable independen (air kelapa muda)

digunakan instumen takaran dua gelas air kelapa muda sehari (150 ml) pada

kelompok eksperimen. Sedangkan untuk mengukur variable dependen

( Hipertensi ) digunakan instrument lembar observasi, karena tekanan darah

klien hipertensi harus dilakukan pengamatan terhadap perlakuan minum Air

Kelapa Muda sehingga dapat diketahui perbedaan diantara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Observasi ( pengamatan ) merupakan suatu

prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktifitas

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang kita teliti ( Riyanto,

2011 ).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai

lingkup penelitian (Sujarweni, 2014).

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dimulai dengan :

a. Permohonan ijin penelitian

b. Mendapat ijin dari pihak Desa modayag III


41

c. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

d. Melakukan pengolahan data dan analisa data

2. Pengolahan Data

Penelitian dilakukan dengan membagi sampel menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok eksperimen yang minum Air Kelapa Muda dan kelompok kontrol.

Masing-masing kelompok terjumlah 15 orang dengan Teknik pengambilan

sampel dengan cara Cluster Sampling. Sebelum di beri perlakuan ke dua

kelompok dilakukan pretest yaitu dengan ditensi terlebih dahulu, kemudian

akan diberi perlakuan minum Air Kelapa Muda pada kelompok eksperimen.

Setelah itu kedua kelompok dilakukan prostest yaitu ditensi kembali untuk

mengetahui hasil tekanan darah pada kelompok eksperimen dan kelompok

Kontrol. Hasil pretest dan postest dua kelompok dicatat dalam lembar

observasi dan akan dilakukan analisa perbedaan antara dua kelompok

tersebut.

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah proses analisa data yang bertujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yang diukur. Pada analisa

univariat yang dianalisis adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, dan tekanan darah. Untuk data seperti katagorik seperti jenis

kelamin, pekerjaan, dan pendidikan akan dideskripsikan dalam proporsi

sedangkan untuk data numerik seperti umur, dan tekanan darah akan
42

dianalisis dengan nilai mean, median, modus, dan nilai confident interval

95%.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah statistik yang dapat digunakan untuk

menerangkan keratin pengaruh antara dua variabel ( Arikunto,2010

dalam susan, 2015 ). Pada penelitian ini memiliki variabel independen

yaitu pengaruh pemberian Air Kelapa Muda dengan skala ukur ordinal

dan variabel dependen hipertensi dengan skala ukur interval. Penelitian

ini mengelompokan responden dalam dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dengan perlakuan minum Air Kelapa Muda dan kelompok

Kontrol yang tidak diberi perlakuan. Maka uji yang digunakan adalah uji

T independen untuk membandingkan hasil penelitian dua kelompok

dengan menggunakan tingkat singnifikan α = 0,05 jika ƿ value < 0,05

maka Ha diterima ada pengaruh pemberian Air Kelapa Muda terhadap

penurunan tekanan darah pada klien Hipertensi. Jika ƿ value > 0,05 maka

Ho tolak, artinya tidak ada pengaruh pemberian Air Kelapa Muda

terhadap penurunan tekanan darah pada klien Hipertensi.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ƿ value < 0,002 Maka

Ha diterima dan Ho ditolak Artinya ada pengaruh pemberian Air Kelapa

Muda Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di

Desa Modayag III Kabupaten Bolaang Mongondow Timur


43

I. Etika Penelitian

Setiap penelitian yang telah menggunakan subjek manusia, harus

perlu mengikuti aturan etika dalam hal ini yaitu adanya persetujuan.

Etika yang ditulis dalam penelitian antara lain:

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini dapat diberikan dan dijelaskan kepada

responden yang diteliti dan memenuhi kriteria inklusi dan disertai

judul penelitian serta manfaat penelitian dengan responden dapat

mengerti maksud dan tetap menghormati hak subjek.

2. Tanpa nama (Anominity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak

mencantumkan nama objek pada lembar pengumpulan data yang diisi

subjek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan informasi responden dapat dijamin peneliti, kecuali

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.
44

J. Alur Penelitian

Survey masalah dilapangan

Pengajuan Judul

Pengambilan Data
Awal AwalAwal

Kajian Teori Kajian Teori Kajian Teori Kajian teori


kelapa Keyakinan Hipertensi
Obat
Kesehatan

Hipotesis

Penentuan Pelaksanaaan Instrumen


Sampel penelitian Penelitian

Pengumpulan data

Analisis Data

Hasil temuan
Penelitian dan Pembahasan

Pembahasan dan kesimpulan

Skema 4.1
Alur Penelitian Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di Desa Modayag III
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
45

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umur Lokasi Penelitian

Desa Modayag III terletak di Jalan Ratahan – Kotamobagu, Provinsi

Sulawesi Utara Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Kecematan

Modayag. Desa ini memiliki 9 Dusun dan 9 Rt. Desa Modayag III Pada

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tobongon, di sebelah Utara Desa

Modayag III berbatasan dengan Desa Purworedjo dan di sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Modayag II.

Sebagian besar lahan penduduk digunakan sebagai pemukiman,

karakteristik Penduduk Desa Modayag III beragama Islam, Kristen, dan

Hindu. Karakteristik umum pendidikan di Desa Modayag III adalah SD

B. Analisis Univariat

Karakteristik penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dan kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok dalam penelitian ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok minum air kelapa muda dan kelompok tidak minum air kelapa

muda.

a. Karakteristik Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia merupakan data dalam bentuk

numerik sehingga dapat dianalisis nilai mean, standar deviasi dan data

minimal dan maksimalnya. Kemudian data dapat di explore sehingga


46

didapatkan nilai confidence interval. Seperti yang disajikan dalam tabel

dibawah ini.

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok

Ekperimen dan Kelompok Kontrol Di Desa Modayag III

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kelompok N Mean SD (Min-Max) 95% CI


Eksperimen 15 53,93 9,1 38-66 48,88-58,98
Kontrol 15 43,06 8,72 30-62 38,23-47,89
Total 30 48,50 1,03 30-66 44,62-52,37

Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata responden memiliki

umur 48,50 tahun dengan usia termuda responden adalah 30 tahun dan

usia tertua responden berumur 66 tahun dengan nilai CI 95% adalah

44,62-52,37. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok

memiliki rata-rata usia paling tinggi adalah 66 tahun.

b. Karakteristik Klien Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan

dan Pekerjaan

Karakteristik jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan merupakan data

kategorik sehingga dianalisis dalam bentuk presentasi, Seperti Yang

disajikan pada tabel di bawah ini.


47

Tabel 5.2

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,

Pendidikan dan Pekerjaan Pada Klien Hipertensi Di Desa

Modayag III Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kelompok Jumlah
No Variabel Eksperimen Kontrol n = 30
n= 15 n=15
n % n % n %
1 Jenis kelamin
a. Laki-Laki 5 33,3 7 46,7 12 40,0
b. Perempuan 10 66,7 8 53,3 18 60,0
2 Pendidikan
a. SD 10 66,7 5 33,3 15 50,0
b. SMP 3 20,0 6 40,0 9 30,0
c. SMA 2 13,3 4 26,7 6 20,0
d. AKADEMI/DIII 0 0 0 0 0 0
e. SARJANA 0 0 0 0 0 0
3 Pekerjaan
a. Tidak bekerja/IRT 10 66,7 8 53,3 18 60,0
b. Tani 4 26,7 5 33,3 9 30,0
c. Wiraswasta 1 6,7 2 13,3 3 10,0
d. ABRI/PNS 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin Perempuan yaitu sebanyak 18 orang (60,0%),

Berpendidikan SD sebesar 15 orang (50,0%) dan tidak bekerja/IRT

sebanyak 18 oramg (60,0%). Pada pembagian kelompok responden


48

berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 10 orang (60,0%) pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebanyak 8 orang (40,0%).

c. Uji Normalitas Data Pada Usia, Pretest dan Postest pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sebelum di distribusikan ke dalam analisis statistik data dalam

bentuk numerik perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji

normalitas juga merupakan salah satu syarat yang harus di penuhi untuk

melakukan uji t indenpenden. Seperti yang disajikan pada tabel 5.3 di

bawah ini.

Tabel 5.3

Analisis Uji Distribusi Normalitas Pada usia, Kelompok Ekspeimen dan

Kelompok Kontrol

Variabel Nilai P value


Umur 0,73
Pretest Sistol 1,04
Postest Sistol 1.15

Data di atas dapat disimpulkan bahwa semua data numerik tersebut

berdistribusi Normal berupa umur, Pretest dan postest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga pada pretest dapat

dilanjutkan untuk analisis bivariat dengan uji t independen.

C. Analisis Bivariat

Penelitian ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen yaitu kelompok yang minum air kelapa muda dan kelompok
49

kontrol yaitu kelompok yang tidak minum air kelapa muda, yang

dilakukan dalam pengukuran pretest dan postest. Kemudian akan

dianalisis dengan menggunakan uji t independen untuk mengetahui

apakah ada perbedaan dalam kedua kelompok tersebut. Seperti yang

disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.4

Perbedaan Tekanan Darah Pretest dan Postest Pada Kelompok Yang

diberikan perlakuan Minum Air Kelapa Muda

dan Kelompok Kontrol

Variabel Kelompok Mean SD P value


Pretest a. tidak minum air a. 144 a. 11,8 0,86
kelapa muda
b. minum air kelapa b. 144 b. 9,85
muda

Postest a. tidak minum air a. 144 a. 9,90 0,002


kelapa muda
b. minum air kelapa b. 132 b. 9,61
muda

Hasil tabel diatas setelah dilakukan dilakukan uji t independen pada

kedua kelompok didapatkan hasil p value Pretest sebesar 0,86 dan hasil

p value Pretest sebesar 0,002 sehingga p value ≤ α 0,05 dapat

disimpulkan ada perbedaan antara pretest dan postet yang terlihat dari

nilai p value dari kedua kelompok.


50

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Usia rata-rata responden adalah 48,50 tahun dengan usia termuda adalah

30 tahun dan usia tertua responden berumur 66 tahun. Ditinjau dari

penelitian sebelumnya oleh thaariq dkk (2014) pra lansia dan lansia lebih

beresiko terserang hipertensi dibandingkan dengan usia muda.

Rata-rata usia kelompok eksperimen sekitar 53,93 tahun sedangkan pada

kelompok kontrol 43,06 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa umur

antara kedua kelompok memiliki resiko hipertensi.

Hipertensi umumnya berkembang diusia antara 35-55 tahun. Semakin tua

umur seseorang, jantung dan pembuluh mengalami perubahan baik

stuktural maupun fungsional.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan

yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan sisanya adalah laki-laki yaitu

sebanyak 12 orang (40%). Ditinjau dari penelitian yang dilakukan oleh

Mubin dkk (2010) dalam Skripsi Kurniawansa menyatakan bahwa

perempuan lebih banyak menderita hipertensi (49%) dari pada laki-laki

(39%). Penelitian lainnya oleh thaariq dkk (2014) kategori usia pra lansia

sebanyak (50%), kategori dewasa sebanyak 8 (25%) dan lansia 8 (25%).


51

Sebelum menopause wanita relatif terlindungi dari penyakit

kardiovaskuler karena ada hormon esterogen, tekanan darah pada wanita

meningkat berkaitan dengan masa pramenopause yang cenderung naik.

kelompok eksperimen minum air kelapa muda dan kelompok kontrol

yang tidak minum air kelapa muda berjenis kelamin perempuan masing-

masing berjumlah 10 orang (66,7%) untuk kelompok eksperimen dan 8

orang (53,3%) untuk kelompok kontrol. sehingga dapat disimpulkan jenis

kelamin dapat mempengaruhi tekanan darah.

3. Pendidikan

Berdasarkan tingkat Pendidikan responden paling banyak berpendidikan

SD yaitu 15 orang (50%), pada kelompok eksperimen sebesar 10 orang

(66,7%) dan kelompok kontrol sebesar 5 orang (33,3%). Sehingga dapat

disimpilkan bahwa tingkat pendidikan SD lebih banyak pada kelompok

eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan, rendahnya tingkat pengetahuan

mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang penyakit hipertensi,

sehingga nilai-nilai budaya yang telah ada diperkuat dengan keyakinan

kesehatan berdasarkan pengalaman efek minum air kelapa muda yang

dirasakan.

4. Pekerjaan

Berdasarkan tingkat pekerjaan responden sebagian besar tidak

bekerja/IRT yaitu 18 orang (60%) dengan masing-masing pada kelompok


52

eksperimen sebanyak 10 orang (66,7%) dan pada kelompok kontrol

sebanyak 8 orang (53,3%). Banyak penelitian yang menunjukan

pekerjaan dapat mempengaruhi tekanan darah hipertensi. Hal ini

dipengaruhi oleh tingkat stressor yang ada, dimana lingkungan kerja juga

meningkatkan tingkat stress seseorang. Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh faktor resiko pekerjaan pada kejadian

hipertensi.

B. Perbedaan Tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan minum air

kelapa muda pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Diketahui bahwa penelitian ini merupakan penelitian true eksperimen

yaitu dalam perlakuan pretest dan postest. Kemudian di lakukan pengamatan

selama tiga minggu.

Setelah dilakukan analisis bivariat dengan mengunakan uji t independen

didapatkan nilai p value pada pretest 0,86 dan pada postest 0,002. Jika nilai p

value < α 0,05 maka hasil analisis signifikan dan hipotesis Ha diterima yaitu

Ada pengaruh pemberian air kelapa muda pada klien hipertensi. Sehingga

disimpulkan hasil pretest dan postest ada perbedaan artinya Ha diterima dan

Ho ditolak.

Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa sebelum dan sesudah diberi

perlakuan ada perbedaan tekanan darah yang terjadi pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan yang terjadi pada postest

dimana terlihat ada perbedaan tekanan darah antara sebeelum dan sesudah
53

diberikan air kelapa muda yaitu Pretest rata-rata 144 mmHg dan Postest 132

mmHg.

Kalium dalam air kelapa muda dapat menurunkan tekanan darah karena

kandungan paling besar adalah potassium (K) yaitu sebesar 2.000 hingga

2.700 mg/liter. (H. Rahmat & H. Herdi, 2016). Terlihat saat pretest kelompok

minum air kelapa muda yaitu 132 mmHg hal ini karena ada pengaruh

pemberian air kelapa muda dalam menurunkan tekanan darah. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh salah satu peneliti sebelumnya Ni

Komang dkk yang menunjukan ada pengaruh secara signifikan air kelapa

muda terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa faktor resiko terkena

Hipertensi seperti usia paling banyak ada pada kelompok eksperimen akan

tetapi ketika diberikan Air Kelapa Muda terlihat secara signifikan bahwa Air

Kelapa Muda dapat menurunkan tekanan darah. Dapat disimpulkan bahwa

Air Kelapa Muda dapat menurunkan tekanan darah pada faktor resiko

hipertensi seperti usia pada kelompok eksperimen. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh thaariq dkk bahwa air kelapa muda dapat

menurunkan tekanan darah pada klien Hipertensi Pra Lansia dan Lansia.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam setiap penelitian ada beberapa hal yang dapat menjadi keterbatasan

penelitian. Peneliti menyadari ada beberapa hal yang dapat menjadi

keterbatasan penelitian ini yaitu :


54

1. Waktu Pelaksanaan

Keterbatasan waktu penelitian ini adalah keterbatasan waktu yang hanya

dilakukan selama 3 minggu yang seharusnya membutuhkan waktu lebih

dari 3 munggu untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih maksimal.

Keterbatasan ini terkait dengan waktu mendekati ujian hasil dan

mendekati bulan ramadhan sehingga tidak akan efektif jika diberikan

perlakuan minum air kelapa muda karena karakteristik responden

beragama islam.

2. Analisis Faktor resiko Hipertensi

Faktor Resiko hipertensi tidak dilakukan analisis tingkat signifikan antara

pengaruhnya terhadap tekanan darah responden karena penelitian ini

hanya befokus pada pengaruh air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada klien hipertensi. faktor resiko hipertensi seperti usia,

jenis kelamin dan pekerjaan pada penelitian ini lebih banyak responden

wanita.
55

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

yang minum air kelapa muda dan kelompok kontrol yang tidak minum air

kelapa muda. Pada kelompok kontrol lebih cenderung tekanan darahnya naik

dibandingkan dengan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan

minum air kelapa muda. Perbedaannya dapat dilihat pada saat pretest dan

postest.

Efektifitas kalium dalam air kelapa muda dapat menurunkan tekanan darah

pada klien hipertensi.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Agar dapat Menambah pengetahuan tentang penyakit hipertensi, kemudian

dengan adanya penelitian ini, masyarakat dapat termotivasi untuk

mengontrol tekanan darah secara teratur dan membiasakan perilaku hidup

sehat.

2. Bagi Penulis

Agar dapat Menambah wawasan dan pengetahuan dalam yang khususnya

berkaitan dengan judul penelitian ini dan juga untuk melengkapi tugas

akhir peneliti sebagai Mahasiswa tingkat akhir.


56

3. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat sehingga dapat lebih

mengenal masalah kesehatan dan mencari pengobatan yang tepat sesuai

dengan permasalahan kesehatan yang terkait.

4. Bagi Institusi

Agar dapat dijadikan Sebagai bahan referensi atau bacaan di perpustakaan

dan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.


57

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Gara|4 makalah tentang kelapa. 2014. Internet

http://jojontor.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-kelapa.html.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2011. Formulasi Ramuan Obat


Tradisional indonesia.Vol. 1. E-Book

Dermawan, Deden. 2015. Farmakologi Untuk Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen


Publishing

Dewi Murdiyanti, P.P. 2016. Pengantar Riset Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka


Baru Press

Dian Vita, 2016. Kelapa Muda Pelepas Dahaga Sejuta Khasiat. Surabaya :
Penerbit Stomata

Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow Timur 2018

Edelma & Mandle, 2010, Dalam Buku “Keperawatan komunitas dengan


pendekatan praktis”. Yogyakarta : Nuha medika, hlm 78-79

Farapti & Suvitri S, 2014. Air kelapa muda-pengaruhnya terhadap tekanan

darah. Jurnal kesehatan Volume 41 no 12

Hidayat, A . 2008, Riset Keperawatan dan teknik penulisan ilmiah, Edisi 2,

Jakarta : Salemba Medika

Hisam Sam. Penjelasan Klasifikasi Serta Ciri Dan Manfaat Kelapa. 2016.

http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-klasifikasi-serta-ciri-dan

manfaat-kelapa/

H. Rahmat & H Herdi. 2016. Untung Berlipat dari Budi Daya Kelapa.
58

Yogyakarta : Lily Publisher

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sebagian Besar Penderita Hipertensi

Tidak Menyadarinya. Dipublikasikan pada 17 mei 2017

http://www.depkes.go.id/article/print/17051800002/sebagian-besar-penderita-

hipertensi-tidak-menyadarinya.html

Kurniawansa, M. 2016. Skripsi “Budaya Minum Kopi dengan keyakinan

kesehatan pada klien hipertensi tidak terkontrol di desa kobo kecil kecamatan

kotamobagu timur “. STIKES Graha Medika Kotamobagu

Marwadin M. & Aditya K. 2017. Kelapa. Yogyakarta : Lily Publisher

Ni Wayan dkk. 2015. Pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di banjar pisang desa taro

kabupaten gianyar.

Puskesmas Modayag 2018

Sarah, L . 2007. mengenal lebih jauh tentang penyakit dan cara pencegahannya.

Jakarta : karya mandiri nusantara

S.A Price. 2015. Dalam Buku “Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan nanda nic-noc”. Edisi Revisi Jilid 2. Mediaction jogja.
hlm 102-104

Sharon Kate. 2016. Coconut Water For Weight Loss. Taxt Copyright. E-Book
59

Sriwintari, P. 2016. Skripsi “Perubahan Mental Emosional terhadap kecemasan


pada klien hipertensi di desa kobo kecil kecamatan kotamobagu timur”.
STIKES Graha Medika Kotamobagu

Stikes Graha Medika, 2018. Buku Panduan Penulisan Proposal Penelitian,


Skripsi dan Naskah Publikasi. Prodi S1-Keperawatan Stikes Graha Medika
Kotamobagu.

Suyanto, 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Kepererawatan. Yogyakarta :


Nuha Medik

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi penderita hipertensi secara


terpadu. Yogyakarta : Graham Ilmu

Thaariq dkk. 2014. Pengaruh terapi herbal air kelapa muda terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di desa tambahrejo kecamatan
Bandar kabupaten batang.

WordPress. 2017. Manfaat Air Kelapa untuk Menurunkan Tekanan Darah.

Infomanfaat. All Rights Reserved. Powered

Winargo, FG. 2014. Kelapa Pohon Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai