Anda di halaman 1dari 13

BAB I

ANALISIS MASALAH KESEHATAN

A. Identifikasi Masalah
1. Latar Belakang Masalah
Data statistik menunjukkan makin banyak penyakit menular bermunculan dan
senantiasa mengancam kesehatan. Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak
dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini
dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya Imunisasi. Bayi-bayi yang baru
lahir, anak-anak usia muda yang bersekolah dan orang dewasa sama-sama memiliki
resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular yang mematikan.Untuk itu salah
satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar bayi-bayi, anak-anak muda dan
orang dewasa terlindungi hanya dengan melakukan Imunisasi.
Di Indonesia, ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada anak-anak, yakni
BCG, polio, campak, DTP, dan hepatitis B. Menurut badan kesehatan dunia (WHO),
kelima jenis vaksin tersebut diwajibkan karena dampak dari penyakit tersebut bisa
menimbulkan kematian dan kecacatan. Selain yang diwajibkan, ada pula jenis vaksin
yang dianjurkan, misalnya Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid,
Hepatitis A, dan Varisela. Dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai
imunisasi BCG.

2. Status Kesehatan Masyarakat

Dari laporan yang kami terima, di dapatkan status kesehatan desa tobongon kurang
baik, karena dinilai dari segi perilaku, dan faktor sosial yang rendah, dimana
masyarakat Tobongon cenderung kurang memiliki kesadaran untuk mencegah
penyakit TBC, karena masih banyak dari mereka yang memiliki status Imunisasi yang
tidak lengkap sejak kecil yang demikian dapat mendatangkan berbagai macam
penyakit seperti TBC. Masyarakat desa Tobongon mayoritas berada pada status
tingkat sosial yang rendah, karena mereka berpendapat bahwa dikatakan sakit jika
mereka benar – benar tidak dapat bangun dari tempat tidur. Ditambah faktor lain yang
mempengaruhi misalnya mempunyai kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat yaitu
minum minuman keras atau alcohol dan perokok.

1|Page
3. Sistem Layanan Kesehatan Masyarakat
Di desa Tobongon Adanya pelayanan posyandu balita dan lansia, puskesmas
pembantu (pustu) dapat dijangkau ± 10 menit. Tapi tidak ada Polindes dan sebagai
harapan masyarakat agar kiranya ada Polindes di desa mereka.

4. Sistem sosial masyarakat


Sistem sosial masyarakat di desa Tobongon dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat
masih kurang untuk saling membantu dalam bidang kesehatan yang tertata serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang masih kurang. Kemudian kurangnya
penghargaan dari pemerintah dalam kegiatan kader. Sehingga, harapannya adalah
menciptakan peran dan fungsi kader yang kondusif (kader yang insentif).

B. Menetapkan Masalah dan Prioritas Masyarakat


Masalah kesehatan yang terjadi di desa tobongon adalah tingkat Imunisasi yang tidak
lengkap sehubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya imunisasi dan
pencegahan penyakit menular.

2|Page
BAB II
MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

A. Status Kesehatan Masyarakat


Masyarakat Desa Tobongon belum sepenuhnya menyadari pentingnya Imunisasi.
Kemudian, masyarakat masih belum paham tentang gaya hidup yang sehat (menghindari
minuman alkohol, merokok dan rajin berolahraga) dan arti makanan bergizi (4 sehat 5
sempurna). Sehingga perlu diupayakan perubahan pola pikir masyarakat akan hal – hal
tersebut.

B. Pola Pelayanan Kesehatan yang ada


Pola pelayanan kesehatan di Desa Tobongon belum optimal, berobat di praktek
swasta/perawat obat lebih baik dari di puskesmas ataupun pustu. Dalam jam kerja tenaga
kesehatan (perawat, dokter) memang ada di tempat tetapi bila pasien menginginkan obat
yang lebih baik dan ada di rumah (praktek swastanya).
Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasandari sektor kesehatan (Dinas Kesehatan)
terhadap unit – unit pelayanan kesehatan khususnya pelayanan puskesmas ataupun pustu
yang ada di desa Tobongon.

C. Hubungan Antara Status Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan


Banyaknya masyarakat yang tidak lengkap imunisasinya berhubungan dengan kurangnya
kesadaran akan pentingnya imunisasi dan pencegahan penyakit dan pelayanan kesehan
karena pola pelayanan kesehatan di Desa Tobongon belum optimal dan latar belakang
pendidikan yang rendah yaitu SD dari masyarakat Desa Tobongon

D. Menentukan Determinan Masalah Kesehatan Masyarakat


Penduduk Desa Tobongon sangat rukun dan damai. Namun, tingkat kesadaran
masyarakat masih kurang untuk saling membantu dalam bidang kesehatan yang tertata.
Pada umumnya mereka bermata pencaharian sebagai penambang, sebagiannya lagi jualan
di warung dengan penghasilan sekitar Rp.1.000.000,-/bulan. Minimnya penghasilan
tersebut memungkinkan keterbatasan biaya untuk sekolah tinggi atau lebih lanjut lagi,
sehingga pengetahuan mereka akan pentingnya mencegah terjadinya masalah kesehatan
masih sangat rendah, serta pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan juga masih kurang.

3|Page
BAB III
MENETAPKAN TUJUAN PROMOSI KESEHATAN

A. Peningkatan Pengetahuan dan atau Sikap Masyarakat


Tujuan promosi kesehatan dalam hal peningkatan pengetahuan. dan sikap masyarakat
adalah agar masyarakat mengetahuii apa yang dimaksud dengan imunisasi dan pentingnya
imunisasi pada kesehatan sehingga mereka mampu melakukan gaya hidup sehat.

B. Peningkatan Perilaku Masyarakat


Tujuan promosi kesehatan dalam hal peningkatan perilaku masyarakat adalah masyarakat
dapat menyadari pentingnya pemberian imunisasi pada anak untuk sebagai pencegahan
penyakit dan dapat menerapkannya langsung, serta dapat menerapkan hidup sehat atau
pemberdayaan perilaku hidup sehat, diantaranya yaitu kebiasaan yang biasa dilakukan
oleh masyarakat desa tobongon adalah minum minuman keras (mabuk – mabukan),
merokok, dan kurang berolahraga.

C. Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat


Tujuan promosi kesehatan dalam hal peningkatan status kesehatan masyarakat adalah agar
angka morbiditas penyakit menular akibat tidak dilakukan Imunisasi dapat ditekan melalui
upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat, serta melalui peran serta
dari pemerintah, tokoh masyarakat yang diharapkan fungsi pembinaan perlu dilaksanakan
terhadap puskesmas, lalu untuk jajarannya perlu ditingkatkan.

4|Page
BAB IV
MENETAPKAN SASARAN PROMOSI KESEHATAN

A. Sasaran Langsung (Primer)


Sasaran langsung dari promosi kesehatan adalah masyarakat desa Tobongon lebih
khususnya kepada Ibu-ibu yang Mempunyai Bayi ataupun Balita

B. Sasaran Tidak Langsung (Sekunder dan Tertier)


Sasaran tidak langsung dari promosi kesehatan adalah tokoh masyarakat, tokoh agama,
petugas kesehatan di tempat pelayanan serta jajaran pemerintah pembuat keputusan dari
tingkat pusat sampai daerah agar lebih memperhatikan dan meningkatkan peran serta
masyarakat beserta pelayanan kesehatan yang ada.

5|Page
BAB V
MENETAPKAN ISI/PESAN POKOK PROMOSI KESEHATAN

A. Bahan yang disampaikan kepada Sasaran


1. Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2006).
Sedangkan pengertian Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu cara untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

2. Macam-macam Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang diantaranya adalah :
a) BCG
Imunisasi BCG adalah vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC. (Dirjen PPM dan PLP, 1989 : 71). Tempat penyuntikan :
pada lengan kanan atas. Kontra indikasi :
 Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
 Anak yang telah menderita penyakit TBC.
Efek samping
 Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
 Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka
tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan
bersih.
 Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar)
dengan diametr 5-7 mm.

b) DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)

Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus. Tempat penyuntikan :

Di paha bagian luar. Kontra indikasi :

6|Page
 Panas diatas 38º C

 Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas

tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.

Efek samping :

 Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam

ringan selama 1-2 hari.

 Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan

sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.

c) Hepatitis B

memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis. Tempat penyuntikan : Di paha

bagian luar.

d) Polio

memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis. Diteteskan langsung

kedalam mulut 2 tetes. Kontra indikasi:

 Anak menderita diare berat

 Anak sakit panas

Efek samping :

 Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-

berak ringan.

 Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.

7|Page
e) Campak

Memberi kekebalan terhadap penyakit campak, Tempat penyuntikan : Pada lengan

kiri atas. Kontra indikasi :

 Panas lebih dari 38ºC

 Anak yang sakit parah

Efek samping :

 Panas lebih dari 38ºC.

3. Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah sebagai

berikut :

a) TBC

b) Polio myelitis (kelumpuhan)

c) Difteri

d) Pertusis

e) Tetanus

f) Hepatitis

g) Campak

8|Page
BAB VI
MENETAPKAN METODE, MEDIA, SASARAN, DAN KOMUNIKASI

Aspek yang akan dicapai adalah menurunkan angka kesakitan akibat tidak
dilakukannya Imunisasi pada Bayi dan balita dengan cara memberi pendidikan kesehatan
pada masyarakat dalam pengetahuan pentingnya Imunisasi Pada Anak dengan jumlah sasaran
seluruh masyarakat di desa Tobongon

9|Page
BAB VII
MENENTUKAN MEDIA YANG DIGUNAKAN
Media yang digunakan pada pemberian penyuluhan dan pendidikan adalah media lini
atas : Media Televisi dan lini bawah : Poster, Gambar, Lifleat,

10 | P a g e
BAB VIII
MENYUSUN RENCANA EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada hari Senin, tanggal 8 Mei 2017, di Desa
Tobongon pada masyarakat dan di evaluasi oleh petugas kesehatan yang ada di desa
Tobongon

11 | P a g e
BAB IX
MENYUSUN JADWAL PELAKSANAAN

Series 1

100

50

Series 1
0
penyuluhan tentang imunisasi penyuluhan tentang perilaku
hidup sehat

Series 1

12 | P a g e
DAFTAR PUSRAKA

1. Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba
Medika.
2. Hikari, Rental. 2009. SAP dan Leaflet Diare.
http://rentalhikari.wordpress.com/2009/11/06/sap-dan-leaflet-diare/. Diunduh tanggal 5
Desember 2010.
3. Satriawan, Eric. 2008. Satuan Acara Pembelajaran Mata Kuliah.
http://www.ericsatriawan.co.id/2008/09/satuan-acara-pembelajaran-mata-kuliah.html.
Diunduh tanggal 5 Desember 2010.
4. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai