Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PELAYANAN FARMASI IV

Analisa Resep 3.6

Lokal : 3A

Kelompok C2 : Galih Maulid A (P23139017047)

Habibah Ummi Asykari (P23139017049)

Ika Wahyuningsih (P23139017053)

Ismi Nur Islamiyati (P23139017055)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


JAKARTA II JURUSAN FARMASI

2019

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum........................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek ................................................................................................3
2.2 Resep ............................................................... ..................................4
3.3 Farmakologi Obat...............................................................................9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum............................................................................13
3.2 Pembahasan..................................................................................18
IV. KESIMPULAN .....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuk dan pilek merupakan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada anak
usia di bawah 5 tahun. Batuk secara refleks dapat menjadi faktor protektif menjaga
saluran pernafasan dari obstruksi zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Hidung
ditutupi oleh jaringan halus yang disebut mukosa dan menghasilkan lendir untuk
melindungi hidung. Apabila jaringan ini teriritasi maka akan membengkak dan
menghasilkan banyak lendir yang menyumbat hidung. Di Spanyol, data pada tahun 2007
menunjukkan bahwa dari semua kasus penyakit infeksi di Rumah Sakit, >50%
merupakan pasien balita dengan ISPA.1

Sebagian besar batuk pilek pada bayi disebabkan oleh virus RSV (Respiratory
Syncytial Virus) yang bersifat self limited. Self limited disease merupakan suatu penyakit
yang bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan tertentu dan lebih cepat sembuh daripada
yang disebabkan oleh bakteri. Jalan masuknya virus ke dalam tubuh adalah melalui
partikel udara (droplet), lalu masuk ke hidung, menempel di permukaan dinding sel
epitel, masuk ke bronkus, lalu ke traktus respiratorius (saluran pernafasan) sehingga
timbul gangguan saluran pernafasan. Virus juga dapat menyebar ketika status imun anak
menurun dan kontak langsung dengan penderita. Risiko batuk pilek pada anak
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah status gizi malnutrisi, berat badan lahir
rendah, paparan asap rokok, riwayat tidak diberi ASI Eksklusif, status imun rendah,
paparan asap kayu bakar untuk memasak, paparan obat nyamuk bakar dan daerah tempat
tinggal (pedesaan/ kota).1

Berdasarkan data WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Di
Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita dan
urutan ketiga bagi bayi serta urutan kelima bagi semua umur.2

Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama negara berkembang dan sebagai salah
satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara

1
umum diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia dibawah 5 tahun di dunia
meninggal setiap tahun, 20% diantaranya meninggal karena infeksi diare.2

Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare diantaranya adalah pengetahuan orang


tua, personal hygiene yang kurang, lingkungan yang tidak bersih, keadaan sosial ekonomi
dan perilaku masyarakat. Pengetahuan orang tua merupakan salah satu penyebab
terjadinya diare karena ketidaktahuan orang tua akan penyebab diare, bagaimana cara
penularan diare dan cara pencegahan diare sehingga angka kejadiaan diare menjadi
tinggi.2

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan umum yaitu mengetahui obat yang digunakan dalam pengobatan batuk, pilek dan
diare pada anak dan dapat memberikan informasi obat dengan baik dan benar.
Tujuan khusus yaitu :
1.1.1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi peresepan obat berdasarkan administrasi.
1.1.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi peresepan obat berdasarkan farmasetik.
1.1.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi peresepan obat berdasarkan klinis.

1.3 Manfaat Praktikum


1.3.1 Menambah wawasan mengenai khasiat obat yang tepat dalam peresepan.
1.3.2 Memahami bagaimana alur peresepan obat dan cara pemberian informasi obat
dengan baik dan benar.
1.3.3 Memahami pekerjaan kefarmasian khsusnya dalam bidang administrasi dan
pelayanan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat


tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksudkan
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah
semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.

Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 adalah
sebagai berikut :

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah


jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002, personil apotek terdiri dari :

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki Surat Izin
Apotek (SIA).
b. Apoteker Pendamping, adalah Apoteker yang bekerja di Apotek disamping APA
dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek.
c. Apoteker Pengganti, adalah Apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek lain.
d. Asisten Apoteker, adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.

3
Sedangkan tenaga lain yang diperlukan untuk mendukung kegiatan diapotek
antara lain :

1) Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.


2) Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.
3) Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi apotek dan
membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan keuangan apotek.

2.2 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi
izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola
Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien (Syamsuni,2007).

Resep harus ditulis jelas dan lengkap.Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas
atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep.

Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisi (praescription/ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (subcriotio).
7. Nama pasien, umur serta alamat (Pro)
8. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
9. Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal (Anief, 2006).
Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinisnya.Penyiapaan obat meliputi peracikan, etiket,

4
kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling dan
monitoring penggunaan obat.

2.3 Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

2.4 Penggolongan Obat


1) Obat bebas adalah obat OTC (over the counter) atau obat yang dijual secara bebas
di pasaran. Artinya, Kamu bisa sangat mudah dan bebas menemukan dan
membeli obat ini, tanpa harus menggunakan resep dokter. Obat yang tergolong
dalam kategori bebas adalah obat yang memiliki efek samping rendah serta
kandungan bahan-bahan yang relatif aman. Namun meski tidak memerlukan
pengawasan dokter, Kamu tetap harus memenuhi petunjuk dan dosis yang tertera
di kemasan ketika mengonsumsinya.
Obat bebas biasanya memiliki gambar lingkaran berwarna hijau dan bergaris tepi
hitam. Simbol tersebut tertera di kemasan obat. Kebanyakan obat bebas adalah
obat-obat untuk mengobati penyakit ringan, seperti batuk, flu, atau demam. Obat
bebas juga bisa berupa vitamin atau suplemen nutrisi. Contoh obat bebas adalah
parasetamol.

2) Obat Bebas Terbatas


Obat bebasterbatas memiliki kesamaan dengan obat bebas, yaitu keduanya
dijual bebas di pasaran. Namun, obat bebas terbatas termasuk obat yang lebih
keras ketimbang obat bebas, meski obat dalam golongan ini juga bisa dikonsumsi
tanpa resep dari dokter. Dalam jumlah tertentu, obat ini masih bisa dijual di
apotek mana saja.
Obat jenis bebas terbatas juga memiliki simbol tertentu di kemasannya, yaitu l
Lingkaran biru bergaris tepi hitam. Tidak hanya itu, pada kemasan obat
bebas terbatas juga tertulis peringatan-peringatan seperti:

5
P1: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
P2: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
P3: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Bagian Luar Tubuh.
P4: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Dibakar.
P5: Awas! Obat Keras! Tidak Boleh Ditelan.
P6: Awas! Obat Keras! Obat Wasir, Jangan Ditelan.
Obat bebas terbatas bisa digunakan untuk mengobat penyakit dari yang
tergolong ringan hingga serius. Kalau Kamu belum sembuh juga, meski sudah
mengonsumsi obat dengan golongan bebas terbatas, lebih baik berhenti
mengonsumsinya dan periksakan diri ke dokter.
3) Obat Keras
Obat keras sudah termasuk obat yang tidak bisa dibeli bebas di apotek tanpa resep
dokter, meski dijual legal di apotek. Tanpa resep dokter dan jika pemakaiannya
tidak sesuai, dikhawatirkan obat ini bisa memperparah penyakit, meracuni tubuh,
bahkan menyebabkan kematian. Simbol obat keras yang ada di kemasan obat
adalah lingkaran merah bergaris tepi hitam dan terdapat huruf K di dalamnya.
4) Obat Narkotika
Narkotika adalah obat-obatan yang bisa berasal dari tanaman maupun tidak.
Narkotika juga bisa berupa sintesis atau semi sintesis. Sama seperti psikotropika,
narkotika menimbulkan efek ketergantungan, khususnya jenis yang bisa
mengurangi rasa sakit, nyeri, dan tingkat kesadaran. Obat narkotika hanya boleh
dijual di apotek, namun harus di bawah resep dokter. Obat narkotika memiliki
simbol lambang palang merah yang tertera di kemasannya.

5) Untuk psikotropika, obat-obatan jenis ini memengaruhi susunan sistem saraf


pusat, sehingga bisa menimbulkan perubahan pada mental dan perilaku orang
yang mengonsumsinya. Maka dari itu, obat psikotropika hanya bisa dikonsumsi di
bawah pengawasan dokter.

6
2.5 Batuk Pilek3
Batuk pilek atau common cold, yang dikenal juga dengan selesma, adalah infeksi
virus ringan pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Infeksi
virus yang menyebabkan batuk pilek dapat menyebar secara langsung lewat percikan
lendir dari saluran pernapasan penderita, ataupun secara tidak langsung melalui tangan.
Batuk pilek bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Batuk pilek (common cold) dan flu merupakan dua penyakit yang berbeda, namun
sering kali dianggap sama karena kemiripan gejala yang ditimbulkan. Perbedaan dari
keduanya adalah virus yang menjadi penyebabnya serta gejala yang menyertainya.

Selain pilek dan batuk, seseorang yang sakit batuk pilek (common cold) dapat mengalami
gejala berupa:

 Bersin-bersin
 Hidung tersumbat
 Merasa tidak enak badan atau pegal-pegal
 Suara serak
 Tenggorokan gatal atau nyeri tenggorokan
 Sakit kepala
 Demam
 Mata berair
 Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan
 Merasa ada tekanan pada wajah dan telinga
 Nyeri telinga
 Hilang nafsu makan.

Human rhinovirus (HRV) adalah kelompok virus yang paling banyak


menyebabkan batuk pilek. Selain virus tersebut, penyakit ini juga bisa disebabkan
oleh coronavirus, adenovirus, human parainfluenza virus (HPIV), dan respiratory
syncytial virus (RSV).

Virus masuk ke tubuh manusia melalui hidung, mulut, atau bahkan mata, sebelum
menimbulkan gejala. Virus bisa masuk ke dalam tubuh ketika tanpa sengaja menghirup

7
percikan liur penderita batuk pilek, yang disemburkan ke udara melalui bersin
atau batuk. Selain itu, virus juga bisa masuk ketika seseorang menyentuh permukaan
benda yang telah terkontaminasi percikan liur yang mengandung virus batuk pilek,
kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata sendiri dengan tangan tersebut.

Berikut ini adalah sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena batuk pilek:

 Berada di tengah keramaian (pasar, sekolah, kantor, atau kendaraan umum)


 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah
 Memiliki riwayat penyakit kronis
 Usia anak-anak
 Merokok
 Udara dingin.

2.6 Diare4

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman
yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data


informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare
seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat
dengan 1,2 juta kasus.

Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian
kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak
berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa
menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Gejala diare bervariasi. Penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala. Namun, gejala
yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:

 Perut terasa mulas.


 Tinja encer atau bahkan berdarah.

8
 Mengalami dehidrasi.
 Pusing, lemas, dan kulit kering.

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare
yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh
yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi makanan yang lunak dan
antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan
memberikan obat-obatan, seperti:

 Obat antibiotik
 Obat pereda nyeri
 Obat yang dapat memperlambat gerakan usus

2.7 Farmakologi Obat

2.4.1 Lasal5
 Komposisi : Salbutamol 2mg;4mg
 Dosis : Dewasa : 3-4 x sehari 2-4 mg, Anak 6-12 tahun : 3-4 x
sehari 0,1-0,2 mg/kgBB
 Indikasi : Asma bronkial, bronkhitis kronik, emfisema, kondisi
bronkospastik lain.
 Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis
adrenoreseptor beta-2 lainnya.
 Efek samping : Tremor, palpitasi.
 Interaksi obat : Efek antagonis dengan β-adrenoseptor bloker.
 Peringatan, perhatian :HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hipertiroidisme,
aneurisma, diabetes melitus, glaukoma sudut tertutup.
2.4.2 Theophylline5
 Komposisi : Theophylline 150mg
 Indikasi : Mengatasi gejala sesak napas akibat menyempitnya
saluran pernapasan (bronkospasme) pada asma

9
 Kontra indikasi : Tukak peptik
 Efek samping : Gangguan sistem saraf pusat, sakit kepala, insomnia,
mudah tersinggung, gelisah, dan kejang, Diare, mual, dan muntah, Diuresis
(peningkatan jumlah urine), Tremor, Gangguan irama jantung.
 Interaksi obat : Enoxacin, Erythromycin. Fluvoxamine, Ciprofloxacin,
Cimetidine, Halothane, Pefloxacin, Phenytoin
 Peringatan, perhatian :Hipoksemia, hipertensi, gagal hati, penyakit pernapasan
kronis, hamil dan laktasi.
2.4.3 Ketricin6
 Komposisi : Triamcinolone 4 mg
 Dosis : Awal : 4 - 48 mg/hari
 Indikasi : Penurunan pada kondisi berikut : gangguan endokrin,
reumatik, penyakit kolagen, penyakit dermatologi, penyakit mata, penyakit
pernafasan, gangguan hematologi, alergi, keganasan, kondisi alergi dan edema.
Reaksi inflamasi pasca operasi gigi, meningitis TB.
 Kontra indikasi : Pasien dengan infeksi jamur sistemik
 Efek samping :Retensi natrium, Retensi cairan (edema/pembengkakan),
Hipokalemia, Tekanan darah tinggi
 Peringatan, perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Asupan protein
yang adekuat adalah penting selama terapi jangka lama. Insufisiensi
adrenokortikal sekunder yang diinduksi obat. Pasien dengan hipotiroid dan
seriosis; herpes simpleks pada mata; kolitis ulseratif non spesifik; divertikulitis.
2.4.4 Equal
 Komposisi : Aspartam 85 mg
 Indikasi : Equal adalah merek pemanis buatan yang mengandung
aspartam. Sebagai pemanis rendah kalori untuk diabetes atau diet sukrosa.
 Kontra indikasi : Pasien yang menderita fenilketonuria dan tardive
dyskinesia.
 Efek samping : Ada beberapa hal yang diperkirakan mungkin terjadi
akibat penggunaan pemanis buatan ini, di antaranya adalah: kanker, kejang, sakit

10
kepala, depresi, pusing, berat badan bertambah, cacat lahir, lupus, penyakit
Alzheimer, ADHD, nafsu makan meningkat, multiple sclerosis
 Interaksi obat : Pasien dengan penggunaan Obat-obatan untuk penderita
skizofrenia Dan nitisinone
 Peringatan, perhatian : Equal (aspartam) tidak boleh digunakan pada orang
dengan sindrom fenilkesukrosa.
2.4.5 Tiriz5
 Komposisi : Cetirizine HCl 10 mg
 Dosis : dewasa dan anak >6thn 10mg/hari, anak 2-6thn 5mg/hari
 Indikasi : Kondisi alergi seperti rinitis perenial, rinitis alergi dan
urtikaria idiopatik kronik
 Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap cetirizine, wanita hamil dan
menyusui, bayi dan anak-anak kurang dari 2 tahun, penyakit ginjal berat.
 Efek samping : Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering dan
rasa tidak nyaman pada saluran cerna
 Interaksi obat : Alkohol
 Peringatan, perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Konsultasikan
pada dokter anda sebelum menggunakan obat ini jika memiliki kondisi penyakit
epilepsi, beresiko kejang, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, lansia, ibu
menyusui, dan ibu hamil.
2.4.6 Intifen7
 Komposisi : Ketotifen hydrogen fumarate 1 mg
 Dosis : Dewasa : 2 x sehari 1 tablet, bila diperlukan dapat
ditingkatkan hingga 2 x sehari 2 tablet. Anak > 3 tahun : 2x sehari ½ tablet.
 Indikasi : Pencegahan jangka panjang untuk asma bronkial.
 Efek samping : Mulut kering, pusing, mengantuk.
 Peringatan, perhatiaan : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Dapat
mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin. Asma, glaukoma
sudut sempit, epilepsi, hamil, laktasi, MAOI.
2.4.7 Interzinc Syirup5
 Komposisi : Per 5 mL : Zn sulfate 20 mg
11
 Dosis : Anak 6 bln-5 tahun : 1 sdt/hari,
Bayi 2-6 bln ½ sdt/hari.
 Indikasi : Rehidrasi komplementer untuk pengganti cairan tubuh,
mencegah dehidrasi pada anak, dapat bersamaan dengan larutan rehidrasi oral
 Kontra indikasi : Hipersensitivitas
 Efek samping : Muntah. Pemberian dosis Zn yang berlebihan (> 150
mg/hari) untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan toksisitas pada orang dws.
 Interaksi obat : Tetrasiklin, produk lain yang mengandung Zn
 Peringatan, perhatian : Cairan rehidrasi oral harus tetap diberikan disamping
suplementasi Zn
2.4.8 Probiokid5
 Komposisi : Probiotics 3x1.000.000.000 CFU (Lactobacillus
helveticus R0052, bifidobacterium infantis R0033, bifidobacterium bifidum
R0071), fructo-oligosaccharide prebiotic 750 mg
 Dosis : 1 x sehari 1 sachet, selama maksimal 10 hari
 Indikasi : Suplemen untuk membantu memelihara kesehatan saluran
cerna
 Kontra indikasi : Hipersensitivitas
 Peringatan, perhatian : Pasien yang dipasangi kateter vena sentral dan pasien
pasca bedah, gangguan fungsi pankreas, diare akut berdarah terutama pada lansia
dan bayi, pasien < dari 3 tahun dengan sindrom short bowel
2.4.9 Smecta8
 Komposisi : Dioctahedral smectite 3g.
 Dosis : Dws &; anak > 12 thn 3 sachet/hari, 6-12 thn 1-2
sachet/hari, < 6 tahun petunjuk dokter.
 Indikasi : Pengobatan simptomatik diare non spesifik.
 Kontra indikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap obat.
 Peringatan, perhatian : Dehidrasi

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. HASIL PRAKTIKUM


3.1.1 Kelengkapan Resep

Resep nomor 3.6


Dari resep di atas memuat hal-hal sebagai berikut :

1) Nama dokter : dr. Darmady Darmawan, Sp.An


2) Tanggal penulis resep (inscriptio) : 20- 03 - 2019
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio)
4) Nama setiap obat dan komposisi (praescription/ordonatio)
 Lasal 0,5 mg
 Theophylline 4 mg
 Ketricin 1,5 mg
 S L qs
 Tiriz 2,5 mg
 Intifen ⅕
 Interzinc Syrup
 Probiokid
 Smecta ⅕
 S L

13
5) Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)

R/ Lasal 0,5 mg
Theophylline 20 mg
Ketricin 1,5 mg
S L qs
Mf pulv dtd no. XV
S 3 dd 1 p Batuk
R/ Tiriz 2,5 mg
Intifen ⅕
Mf pulv dtd no. X
S 2 dd 1 Pilek
R/ Interzinc Syrup
S 1 dd 5ml Diare
R/ Probiokid
S 2 dd 1
Habiskan!
R/ Smecta ⅕
S L qs
Mf pulv dtd no.XV
S 3 dd 1 Diare
6) Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (subcriotio).Terdapat paraf dokter pada resep.
7) Nama pasien, umur serta alamat (Pro) : A. Devdas, Perum Sunter Hijau Tanjung
Priuk blok C2 No.11

 PRH : Siapkan jurnal peresepan, menghitung dosis serta mengisi kolom


komposisi dan harga obat dan harga servis
 PRH : Menghitung jumlah harga yang diberikan dalam resep, kemudian
diserahkan kepada RAH
 RAH : Memberikan infomarsi harga kepada pasien, kemudian RAH memberikan
informasi jumlah obat yang akan ditebus dan total harganya, jika pasien setuju
pelayanan resep dilanjutkan.
 RAH : Memberikan kartu tunggu kepada pasien kemudian menyerahkan resep
kepada RAC 1 atau RAC 2 untuk dikerjakan.
 RAC 1 atau RAC 2 : Menyiapkan obat dalam resep seperti mengambil obat yang
tertulis di dalam resep sesuai jurnal tulisan PRH, RAC 1 atau RAC 2 bertugas
mengecek ulang dosis dan jumlah obat dalam resep.
 RAC 1 atau RAC : Mengemas obat dalam plastic klip menuliskan etiket dengan
jelas, setelah obat dalam 1 resep telah lengkap diserahkan kepada RAH.
 RAH : Menuliskan copy resep atau lembar kwitansi jika diperlukan sesuai
permohonan pasien.

14
 RAH : Menjelaskan obat yang telah selesai dikerjakan oleh RAC 1 dan RAC 2
dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat dalam resep seperti khasiat dosis
dan cara penggunaannya kepada pasien dengan jelas
 Setelah pasien mengerti, RAH meminta kontak pasien yang dapat dihubungi
seperti nomor telepon atau alamat dan mengucapkan “Semoga Lekas Sembuh”
 PBF (Pedagng besar farmasi) bertugas untuk penyediaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran sediaan farmasi
 Menghitung pendapatan apotek setiap hari nya

3.1.2 Alat racik/ non racik


Alat yang dibutuhkan dalam pelayanan resep 3.6 (Racikan)
 Alat tulis
 Plastik Klip bening
 Etiket
 Lembar jurnal
 Alat hitung (kalkulator)
 Lumpang
 Alu
 Sudip
 Perkamen

3.1.3 Langkah kerja/ Alur Pelayanan Resep


Dalam praktikum pelayanan farmasi IV ini, mahasiswa seolah-olah membuka apotek
dan menerima resep dari pasien. Langkah – langkahnya itu :

 Menyiapkan jurnal peresepan, mengisi kolom komposisi dan harga obat dan harga
servis.
 Menghitung jumlah harga yang diberikan dalam resep.
 Memberikan informasi harga kepada pasien, jika pasien setuju pelayanan resep
dilanjutan.
 Memberikan kartu tunggu pada pasien.
 Mengemas obat dalam plastik klip menuliskan etiket dengan jelas.
 Menuliskan copy resep atau lembar kwitansi jika diperlukan sesuai permohonan
pasien.
 Menjelaskan obat yang telah selesai dikerjakan dengan melakukan Pelayanan
Informasi Obat dalam resep seperti khasiat, dosis dan cara penggunaannya kepada
pasien dengan jelas.

3.1.4 Pemberian Informasi Obat


Lasal, theophylline, ketricin, dan equal diberikan untuk mengatasi batuk pada
saluran pernapasan dengan cara mengurangi peradangan pada saluran tersebut. Obat
ini diberikan dengan cara diminum 3 kali sehari.

15
Tiriz dan Intifen diberikan untuk mengatasi pilek yang dialami pada bagian
saluran pernapasan, dengan cara mengurangi serangan virus yang menyebabkan alergi
di saluran peranapsan. Obat ini diberikan dengan cara diminum 2 kali sehari.

14
Interzinc Syr diberikan untuk mengatasi kekurangan cairan pada tubuh akibat
diare. Obat ini diberikan dengan cara diminum 1 kali sehari sebanyak 5ml.

Probiokid diberikan sebagai suplemen untuk membantu memelihara kesehatan


saluran pencernaan yang mengalami diare. Obat ini diberikan 2 kali sehari dan juga
harus dihabiskan.

Smecta dan equal diberikan sebagai obat simptomatik yang berkhasiat untuk
meredakan gejala-gejala diare. Obat ini diberikan 3 kali sehari.

3.2 HARGA DAN JUMLAH OBAT YANG DIAMBIL


 Perhitungan obat
1) Lasal 0,5 mg tab = 4 tab
2) Theophylline 20 mg tab = 2 tab
3) Ketricin 1,5 mg tab = 6 tab
4) Equal qs tab = 8 tab
5) Tiriz 2,5 mg tab = 3 tab
6) Intifen ⅕ tab = 2 tab
7) Interzinc Syr = 5ml
8) Probiokid tab = 10 tab
9) Smecta ⅕ tab = 3 tab
 Dosis
1. Lasal = 3-4x 0,1mg - 0,2mg/kgBB
1x = 0,1mg - 0,2mg/kgBB x 11 kg = 1,1mg – 2,2mg
1h = 3-4x 1,1mg – 2,2mg = (3,3mg – 6,6mg) – (4,4mg – 8,8mg)
DDR/ 1x = 0,5mg (< dosis lazim)
1h = 3 x 0,5mg = 1,5mg (< dosis lzim)
2. Theophylline = 5mg/kgBB/hari
1h = 5mg/kgBB x 11kg = 55mg
1x = 55mg : 3 = 18,33mg
DDR/ 1x = 20mg (> dosis lazim)
1h = 20mg x 3 = 60mg (> dosis lazim)
3. Ketricin = 4 - 48mg
1x = 4 – 48mg : 3 = 1,33mg – 16mg
1h = 4 – 48mg
DDR/ 1x = 1,5mg (dalam range)
1h = 1,5mg x 3 = 4,5mg (dalam range)
4. Tiriz = 5mg/hr
1x = 5mg : 3 = 1,67mg
1h = 5mg
DDR/ 1x = 2,5mg (> dosis lazim)
1h = 2,5mg x 2 = 5mg (dalam ranger)
5. Intifen (dosis anak 2th)
1x = 29% x 1⁄2 tab = 0,145 tab
1h = 29% x 1 tab = 0,29 tab

16
DDR/ 1x = 0,2 tab (> dosis lazim)
1h = 2 x 0,2 tab = 0,4 tab (> dosis lazim)
6. Interzinc = 6bln – 5thn 1 x 5ml
1x = 5ml
1h = 5ml
DDR/ 1x = 5ml (dalam range)
1h = 5ml (dalam range)
7. Probiokid = 1 x sehari 1 sachet
1x = 1 sachet
1h = 1 sachet
DDR/ 1x = 1 sachet (dalam range)
1h = 1 sachet (> dosis lazim)
8. Smecta = 6-12thn 1-2 sachet/hari
1x = 1-2 sachet
1h = 1-2 sachet
DDR/ 1x = ⅕ sachet (< dosis lazim)
1h = ⅕ sachet x 3 = ⅗ sachet (< dosis lazim)

 Harga Obat yang tertera pada resep nomor 8.5 di Apotek B1 ialah :
 Lasal 0,5 mg tab = 4 tab x Rp. 975 = Rp. 3.900
 Theophylline 20 mg tab = 2 tab x Rp. 3.900 = Rp. 7.800
 Ketricin 1,5 mg tab = 6 tab x Rp. 4.583 = Rp. 27.478
 Equal qs tab = 8 tab x Rp. 300 = Rp. 2.400
 Tiriz 2,5 mg tab = 3 tab x Rp. 6.511 = Rp. 19.533
 Intifen ⅕ tab = 2 tab x Rp. 6.841 = Rp. 13.682
 Interzinc Syr = 5ml x Rp. 50.325 = Rp. 50.325
 Probiokid tab = 10 tab x Rp. 15.015 = Rp. 150.150
 Smecta ⅕ tab = 3 tab x Rp. 2.723 = Rp. 8.169
 Jasa service racikan = Rp. 9.000
 Jasa service non-racik = Rp. 2.000
 Perkamen = Rp. 4.000
 Plastik klip = Rp. 1.000

Total = Rp. 299.457 ,-


Yang harus dibayar oleh pasien untuk resep nomor 3.6 = Rp. 300.000,-

17
3.3 PEMBAHASAN

Kelengkapan resep no 3.6 dengan pasien bernama An. Davdis sudah lengkap. Dari
unsur-unsur yang harus tertera didalam resep dokter mencantumkan alamat pasien
didalam resep. Resep untuk pasien An. Davdis kurang terbaca jelas.
Diagnosa berdasarkan resep yang diberikan kepada pasien tersebut diduga mengalami
batuk pilek dan diare. Batuk pilek, adalah infeksi virus ringan pada saluran pernapasan
bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Infeksi virus yang menyebabkan batuk pilek
dapat menyebar secara langsung lewat percikan lendir dari saluran pernapasan penderita,
ataupun secara tidak langsung melalui tangan.
Diare merupakan penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering
dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari
luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C
dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek dan muntah. Diare dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, cacing dan jamur, intoksikasi makanan yang
mengandung bakteri atau toksin (makanan beracun), alergi susu sapi atau makanan
tertentu, gangguan penyerapan (malabsorbsi) karbohidrat, lemak dan protein.
Salbutamol adalah obat yang dapat melebarkan saluran udara pada paru-paru. Obat
yang masuk ke dalam golongan bronkodilator ini bekerja dengan cara melemaskan otot-
otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara dapat mengalir lebih
lancar ke dalam paru-paru. Salbutamol mampu meringankan gejala-gejala asma dengan
cepat saat serangan asma berlangsung, serta dapat juga dipakai untuk mengobati penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).9

Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan mencegah napas
pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyakit paru-paru, misalnya,
asma, emfisema, bronkitis kronis). Teofilin termasuk dalam kelas obat yang dikenal
sebagai xanthines. Ia bekerja di saluran udara dengan merelaksasi otot-otot, membuka
saluran udara untuk meningkatkan pernapasan, dan meredakan iritasi paru-paru. Obat ini
tidak bekerja secara langsung dan tidak boleh digunakan untuk serangan kesulitan
bernapas yang tiba-tiba.10

Ketricin adalah obat dengan kandungan Triamcinolone acetonide yang masuk ke


dalam golongan obat kortikosteroid. Obat ini bekerja sebagai antiinflamasi yang
mengatasi peradangan dengan cara menghambat kerja sel darah putih yang bekerja
berlebihan. Selain itu, obat ini juga bekerja menghambat senyawa sitokin yang dapat
menimbulkan peradangan.11

Cetirizine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi seperti
rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus, dan urtikaria idiopati
kronis. Cetirizine adalah obat yang termasuk golongan antihistamin generasi kedua, yang
merupakan antagonis kuat dan sangat selektif terhadap histamin perifer H1-reseptor pada
sel-sel efektor di saluran pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernafasan.12
Ketotifen adalah obat golongan antihistamin yang bermanfaat untuk meredakan
berbagai gejala rinitis alergi, seperti bersin, pilek, atau hidung tersumbat. Selain itu,
ketotifen juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan asma untuk mengurangi
frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan penyakit asma. Namun, ketotifen tidak bis

18
digunakan untuk meredakan kondisi pasien saat asma menyerang. Obat ini bekerja
dengan menghentikan efek histamin penyebab reaksi alergi.9

Zinc adalah obat yang digunakan untuk mengobati diare pada anak. Obat ini juga
diberikan sebagai salah satu obat komplementer (pelengkap) untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang dan mencegah dehidrasi pada anak. Karena diare menyebabkan
hilangnya kandungan nutrisi, termasuk zinc, dari tubuh dalam jumlah besar, oleh karena
itu diperlukan penggantian Zinc untuk memulihkan dan menjaga kesehatan anak.
Pemberian obat Zinc selama dan setelah serangan diare, dapat menurunkan tingkat
keparahan diare, serta bisa menurunkan risiko anak terkena diare kedepannya. 10

Probiotik adalah mikroorganisme hidup berupa bakteri atau jamur yang berada di
sistem pencernaan manusia. Probiotik membantu dalam melindungi dan memelihara
kesehatan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus, dari beragam serangan
penyakit. Probotik juga berperan dalam meneruskan makanan atau minuman yang sudah
ditelan agar bisa dicerna.9

Smecta merupakan obat yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi diare
secara non spesifik. Smecta mengandung zat aktif Dioctahedral smectite yang bekerja
dengan menyerap racun, bakteri serta virus dalam melindungi lapisan mukosa usus dan
mengubah sifat fisik dari cairan lambung.13

Pada resep ini pemberian lasal, theophylline, ketricin ditujukan untuk mengatasi
infeksi pada saluran pernapasan yang menyebabkan batuk pada pasien dan obat ini
diberikan 3 kali sehari. Untuk tiriz dan intifen ditujukan untuk mengatasi infeksi virus
Human rhinovirus (HRV) yang menyebabkan pilek dan obat ini diberikan 2 kali sehari.

Dikarenakan akibat dari diare yang menyebabkan hilangnya cairan tubuh, maka
diberikan interzinc syrup untuk menggantikan cairan hilang yang diberikan 5ml sehari.
Untuk pemeliharaan saluran pencernaan yang terluka akibat diare, diberikan probiokid
sebanyak 1 kali sehari per sachet. Dan untuk menghilangkan gejala-gejala diarenya,
diberikan smecta sebanyak ⅗ sachet perhari.

19
BAB IV

KESIMPULAN

1. Pasien atas nama An. Davdis dengan nomer resep 3.6 menderita batuk, pilek dan diare
2. Obat yang terdapat dalam resep tersebut adalah :
 Lasal, theophylline, ketricine, dan lactose sebagai obat batuk yang diminum 3
kali sehari 1 bungkus
 Tiriz, dan intifen sebagai obat pilek yang diminum 2 kali sehari 1 bungkus
 Interzinc syrup sebagai obat diare yang diminum 1 kali sehari 1 sendok takar 5
ml
 Probiokid untuk meredakan diare yang disebabkan oleh bakteri diminum 2
kali sehari di habiskan.
 Smecta dan lactose juga digunakan untuk mengatasi diare diminum 3 kali
sehari 1 bungkus
3. Harga yang harus dibayar oleh pasien untuk resep nomor 3.6 sebanyak Rp 300.000,-

20
DAFTAR PUSTAKA

1. https://media.neliti.com/media/publications/185344-ID-perbedaan-
kejadian-batuk-pilek-pada-bayi.pdf
2. file:///C:/Users/VS9%20X64Bit/Downloads/710-1327-1-SM.pdf
3. https://www.alodokter.com/batuk-pilek
4. https://www.alodokter.com/diare
5. Ikatan Sarjana Muda Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia
Volume 51, Jakarta Barat:ISFI Penerbitan Jakarta; 2017-2018
6. https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/ketricin-4-mg-10-tablet-per-
strip-tablet
7. https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/intifen-10-tablet-per-strip-
tablet
8. https://www.k24klik.com/p/smecta-sach-4080
9. https://www.alodokter.com
10. https://hellosehat.com
11. https://doktersehat.com
12. https://www.honestdocs.id
13. https://www.k24klik.com

21

Anda mungkin juga menyukai