Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Oleh :

Fatmazuna Bambang

(J1A120296)

Promkes

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
TUGAS 1

1. Apa itu penelitian kuantitatif dan kualitatif ?


 Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan pada pengolahan. Setiap data
yang dikumpul berupa angka dan setiap peneliti mengacu pada angka.
 Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang tidak didasari oleh angka penelitian ini
umumnya mengumpulkan data dan informasi dalam bentuk kalimat.
2. Temukan atau sampaikan tiga masalah terkait dengan kesehatan masyarakat, dilengkapi
atau didukung dengan data empirik ?
 World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden ISPA di negara
berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15%-20% per tahun. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana
penyakit ISPA masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakatnya. Episode
penyakit ISPA pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun. Hal ini berarti
seorang balita rata-rata menderita ISPA sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. ISPA juga
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan yaitu
sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat
di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (Kemenkes, 2014).
 Kesehatan menurut WHO (Nursing Care of Children, 2017) sebagai suatu keadaan atau
status sehat utuh secara fisik (jasmani) mental (rohani) dan sosial bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Sedangkan sehat menurut UU
No. 23 tahun 2017 adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Ali, 2018).
Pencapaian kesehatan yang optimal masih mengalami masalah karena tingginya angka
kesulitan salah satunya adalah diare.
Angka kesakitan yang dikarenakan oleh diare di Bengkulu masih sangat tinggi,
yaitu sebesar 21,08/1000 penduduk, sedangkan target yang ingin dicapai ialah
1,25/1000 penduduk di tahun 2019, penyakit diare ini sangat perlu mendapatkan
perhatian yang khusus, disamping angka kesakitan yang masih tinggi, penyakit
kejadian luar biasa (KLB),
 Secara global World Health Organization (WHO) memperkirakan penyakit tidak
menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan gaya hidup,
sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai suatu hal yang melatarbelakangi
meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit
tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi. Salah satu penyakit
yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular tersebut yaitu hipertensi.
Hipertensi selain dikenal sebagai penyakit, juga merupakan faktor risiko penyakit
jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke dan diabetes mellitus (Depkes RI, 2016).
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI,
2017).
3. Rumuskan 3 judul penelitian berdasarkan masalah yang di temukan pada (no 2) ?
Judul 1
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN CARA PENCEGAHAN ISPA DENGAN
PENYAKIT ISPA PADA ANAK PRA SEKOLAH
Judul 2

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP


PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE

Judul 3

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI


TUGAS 2
Membuaut kerangka teori,kerangka konsep dan variable penelitian (sebanyak 3 judul
sesuai tugas 1)
Jawab :
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN CARA PENCEGAHAN ISPA DENGAN
PENYAKIT ISPA PADA ANAK PRA SEKOLAH
1. Kerangka konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Prnyakit ISPA
Pengetahuan

Cara pencegahan

2. Kerangka konsep
Penyakit ISPA
1. ISPA ringan jika
Pengetahuan 1) Batuk.
1. Pengertian ISPA 2) Serak,
3) Pilek.
2. Tanda dan gejala 4) Panas atau demam
ISPA, 2. ISPA Sedang
3. Penyebab ISPA 1) Suhu lebih dari 39oC.
2) Tenggorokan berwarna merah.
3) Timbul bercak-bercak
Cara Pencegahan 4) Telinga saki.
1) Menghindarkan diri dari penyakit 5) Pernapasan anak lebih 40 satu tahun
ISPA. 6) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
2) Hindari asap, debu dan bahan lain 7) Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
yang menganggu pernapasan. 3. ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru.
3) Imunisasi lengkap pada balita
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan
diposyandu. cukup lebar) pada waktu bernapas.
4) Membersihkan rumah dan 3) Anak tidak sadar atau kesadarannya
lingkungan tempat tinggal. menurun.
5) Rumah harus mendapatkan udara 4) Pernafasan berbunyi mengorok dan anak
bersih dan sinar matahari yang tampak gelisah.
5) Pernafasan menciut dan anak tampak
cukup serta memiliki lubang angina
gelisah.
dan jendela. 6) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu
6) Menutup mulut dan hidung saat bernapas.
batuk.
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP
PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE

1. Kerangka konsep

Media Video Pengetahuan ibu tentang pencegahan penyakit diare

2. Kerangka konsep

Baca
Dengarkan
Gambar/Diagra
Lihat Video
Lihat Demonstrasi 30%
Terlibat dalam Diskusi
Menyajikan/Presentasi Bermain
Peran
Melakukan Simulasi
Mengerjakan Hal Yang Nyata

Pengetahuan Tentang pencegahan Penyakit diare

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

1. Kerangka konsep

Usia
Faktor Risiko Kejadian
Jenis Kelamin Penyakit Hipertensi

Aktivitas Fisik

Pola Makan
2. Kerangka teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Tindakan mengontrol tekanan
hipertensi : darah :
tingginya asupan Makanan diet rendah garam
Garam Berhenti merokok
Merokok Berat badan ideal
Obesitas Batasi alcohol
Minum alcohol Minum obat secara teratur sesuai
Minum obat tidak yang dianjurkan
sesuai aturan Pemeriksaan tekanan darah secara
Tidak memeriksa teratur
tekanan darah
secara rutin

Tekanan darah terkontrol

Pengetahuan tentang tekanan


darah tinggi
Penyebab
Klasifikasi tekanan darah
Pencegahan kenaikan tekanan
darah
Tanda dan gejala

4. membuat hipotesisi bila penelitian kuantitatif (sebanak 3 judul)

Jawab:
Judul 1
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha : Ada hubungan
pengetahuan ibu dan cara pencegahan ISPA dengan penyakit ISPA pada anak
prasekolah di wilayah kerja puskesmas Beruntung Raya, tahun 2020 Ho : Tidak ada
hubungan cara pencegahan ISPA dan cara pencegahan ISPA dengan penyakit ISPA
pada anak prasekolah di wilayah kerja puskesmas Beruntung Raya, tahun 2020.
Judul 2
Ada Pengaruh promosi kesehatan melalui media video terhadap pengetahuan ibu
tentang pencegahan penyakit diare.
Judul 3
Tidak mempunyai hipotesis karena menggunakan penelitian kualitatif
Tugas 3
1. Cari data riil (basis data) untuk menentukan atau menunjukan adanya masalah ?
Judul 1
World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden ISPA di negara
berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15%-20% per tahun. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana
penyakit ISPA masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakatnya. Episode
penyakit ISPA pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun. Hal ini berarti
seorang balita rata-rata menderita ISPA sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. ISPA juga
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan yaitu
sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15%-30% kunjungan
berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (Kemenkes, 2014).
Judul 2
Kesehatan menurut WHO (Nursing Care of Children, 2017) sebagai suatu keadaan
atau status sehat utuh secara fisik (jasmani) mental (rohani) dan sosial bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Sedangkan sehat
menurut UU No. 23 tahun 2017 adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(Ali, 2018). Pencapaian kesehatan yang optimal masih mengalami masalah karena
tingginya angka kesulitan salah satunya adalah diare.
Angka kesakitan yang dikarenakan oleh diare di Bengkulu masih sangat tinggi,
yaitu sebesar 21,08/1000 penduduk, sedangkan target yang ingin dicapai ialah
1,25/1000 penduduk di tahun 2019, penyakit diare ini sangat perlu mendapatkan
perhatian yang khusus, disamping angka kesakitan yang masih tinggi, penyakit
kejadian luar biasa (KLB).
Judul 3
Secara global World Health Organization (WHO) memperkirakan penyakit tidak
menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan gaya hidup,
sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai suatu hal yang melatarbelakangi
meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit
tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi. Salah satu penyakit
yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular tersebut yaitu hipertensi.
Hipertensi selain dikenal sebagai penyakit, juga merupakan faktor risiko penyakit
jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke dan diabetes mellitus (Depkes RI, 2016).
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI,
2017).
2. Membuat rumusan masalah
Judul 1
a) “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan penyakit ISPA pada anak
prasekolah?”
b) “Apakah ada hubungan cara pencegahan ibu dengan penyakit ISPA pada anak
prasekolah?”
Judul 2
Mengingkatnya kejadian diare salah satu faktor adalah umur ibu, pendidikan ibu, dan
kurang nya informasi dari petugas kesehatan Maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah apakah ada pengaruh media video terhadap pengetahuan tentang penyakit
diare ?
Judul 3
Bagaimana pengetahuan masyarakat terhadap penyakit hipertensi berdasarkan literature
review?
3. Membuat kerangka teori dan kerangka konsep
Judul 1
1. Kerangka konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Prnyakit ISPA
Pengetahuan

Cara pencegahan

2. Kerangka teori
3. Penyakit ISPA
Pengetahuan 1. ISPA ringan jika
1. Pengertian ISPA 5) Batuk.
2. Tanda dan gejala 6) Serak,
7) Pilek.
ISPA,
8) Panas atau demam
3. Penyebab ISPA 2. ISPA Sedang
8) Suhu lebih dari 39oC.
9) Tenggorokan berwarna merah.
Cara Pencegahan
10) Timbul bercak-bercak
7) Menghindarkan diri dari penyakit
11) Telinga saki.
ISPA. 12) Pernapasan anak lebih 40 satu tahun
8) Hindari asap, debu dan bahan lain 13) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
yang menganggu pernapasan. 14) Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
9) Imunisasi lengkap pada balita 3. ISPA Berat
7) Bibir atau kulit membiru.
diposyandu.
8) Lubang hidung kembang kempis (dengan
10) Membersihkan rumah dan
cukup lebar) pada waktu bernapas.
lingkungan tempat tinggal. 9) Anak tidak sadar atau kesadarannya
11) Rumah harus mendapatkan udara menurun.
bersih dan sinar matahari yang 10) Pernafasan berbunyi mengorok dan anak
cukup serta memiliki lubang angina tampak gelisah.
11) Pernafasan menciut dan anak tampak
dan jendela.
gelisah.
12) Menutup mulut dan hidung saat
12) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu
batuk. bernapas.
Judul 2
1. Kerangka konsep

Media Video Pengetahuan ibu tentang pencegahan penyakit diare

2. Kerangka teori

Baca
Dengarkan
Gambar/Diagra
Lihat Video
Lihat Demonstrasi 30%
Terlibat dalam Diskusi
Menyajikan/Presentasi Bermain
Peran
Melakukan Simulasi
Mengerjakan Hal Yang Nyata

Pengetahuan Tentang pencegahan Penyakit diare

Judul 3
1. Kerangka konsep

Usia
Faktor Risiko Kejadian
Jenis Kelamin Penyakit Hipertensi

Aktivitas Fisik

Pola Makan
2. Kerangka teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Tindakan mengontrol tekanan
hipertensi : darah :
tingginya asupan Makanan diet rendah garam
Garam Berhenti merokok
Merokok Berat badan ideal
Obesitas Batasi alcohol
Minum alcohol Minum obat secara teratur sesuai
Minum obat tidak yang dianjurkan
sesuai aturan Pemeriksaan tekanan darah secara
Tidak memeriksa teratur
tekanan darah
secara rutin

Tekanan darah terkontrol

Pengetahuan tentang tekanan


darah tinggi
Penyebab
Klasifikasi tekanan darah
Pencegahan kenaikan tekanan
darah
Tanda dan gejala

4. membuat hipotesisi bila penelitian kuantitatif (sebanak 3 judul)

Jawab:
Judul 1
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha : Ada hubungan
pengetahuan ibu dan cara pencegahan ISPA dengan penyakit ISPA pada anak
prasekolah di wilayah kerja puskesmas Beruntung Raya, tahun 2020 Ho : Tidak ada
hubungan cara pencegahan ISPA dan cara pencegahan ISPA dengan penyakit ISPA
pada anak prasekolah di wilayah kerja puskesmas Beruntung Raya, tahun 2020.
Judul 2
Ada Pengaruh promosi kesehatan melalui media video terhadap pengetahuan ibu
tentang pencegahan penyakit diare.
Judul 3
Tidak mempunyai hipotesis karena menggunakan penelitian kualitatif
Tugas 4
Laporan bacaan skripsi
1. Judul
Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aspek Sosial Dan Budaya
Masyarakat Di Wilayah Pesisir Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2015.
2. Masalah penelitian
Berdasarkan hasil bacaan dari skripsi yang berjudul “ pola pencarian pelayanan kesehatan
ibu hamil berdasarkan aspek social dan budaya masyarakat di wilayah pesisir kecamatan
wawoni barat kabupaten konawe kepulauan tahun 2015” maka kasus ini perlu diteliti
sebab angka kematian ibu dan anak meningkat karena terjadi komplikasi saat kehamilan,
persalinan, dan nifas. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu akibat
komplikaksi tersebut yaitu melalui pemanfaatan antanetal care (anc). Oleh sebab itu
pelayanan kesehatan pada ibu hamil sangat penting untuk menekan kasus angka kematian
ibu dan anak.
3. Rumusan maslah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pola Pencarian Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Sosial dan Budaya di Wilayah Pesisir Kecamatan
Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2015.
4. Teori teori yang dimasukkan di tinjauan pustaka

Adapun teori teori yang dimasukkan di tinjauan pustaka yaitu :

a) Teori Green tahun 1980 dan jong tahun 2005.


b) Teori perilaku oleh Anderson, yaitu menjelaskan bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi tindakan seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan yaitu
faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling
factors) dan kebutuhan (need).
c) Teori PROCEDE-PROCED Oleh Green tahun 1991, teori ini harus dilakukan
secara bersama-sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi.
d) Teori Notoatmodjo (2003), tentang aspek sosial yang mempengaruhi status
kesehatan dan perilaku kesehatan
5. Kerangka teori

Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Persepsi
d. Sosial (Norma Masyarakat)
e. Budaya (kepercayaan)
f. Nilai

Faktor Pemungkin

a. Sarana Pelayanan
b. Fasilitas kesehatan Pencarian
c. Akses persalinan Pelayanan
d. Biaya persalinan Kesehatan

Faktor Penguat

a. Petugas kesehatan
b. Tingkat kepuasan
c. Kenyamanan
d. Tokoh Masyarakat
e. Peran Orang Tua
f. Gejala
g. Anjuran Orang Lain
6. Kerangka Konsep

Sosial
Pencarian

Pelayanan

kesehatan
Budaya Masyarakat

7. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh ulky sara berjudul pola pencarian
pelayanan kesehatan ibu hamil berdasarkan aspek sosial dan budaya masyarakat di
wilayah pesisir kecamatan wawonii barat kabupaten konawe kepulauan tahun 2015
adalah peneltian lapangan dengan menggunakan mixed methode yaitu memadukan antara
metode kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh Gambaran Pola Pencarian Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aspek Sosial Dan Budaya Masyarakat Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2015.
8. Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel bebas yaitu : Sosial dan budaya masyarakat
Variabel Dependen : pencarian pelayanan kesehatan
9. Jenis data (Nominal atau ordinal atau interval atau rasio)
Jenis data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi disertai dengan penjelasan atau
narasai
10. Kesimpulan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pola Pencarian
Pelayanana Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aspek Sosial dan Budaya
Masyarakat Wilayah Pesisir Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2015 dapat disimpulkan yang menjadi variabel penelitian
sebagai berikut :
1. Sosial Masyarakat.
Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil berdasarkan aspek sosial masyarakat
yaitu sebagian besar informan memilih jasa pelayanan
kesehatan. Hal tersebut di pengaruhi oleh pendapatan keluarga yang
cukup,dukungan keluarga terutama suami dan keluarga terdekat lainya,
pengetahuan dan sikap yang cukup dan baik dari informan mengenai
pentingnya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dan layak,
baik mulai dari pemeriksaan kehamilan, perawatan kehamilan, pengobatan,
pola makan dalam pemenuhan gizi ibu hamil sampai persalinan.
2. Budaya Masyarakat
Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil berdasarkan aspek budaya
masyarakat di Wilayah Pesisir Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2015 yaitu sebagian besar informan dalam melakukan
pencarian terhadap pelayanan kehamilan informan memilih kombinasi antara
tenaga profesional yakni bidan dan tenaga tradisional yakni dukun. Hal tersebut di
pengaruhi oleh semakin majunya perkembangan zaman dari budaya lama yang hanya
memanfaatkan jasa dukun mulai bergeser menuju ke budaya campuran dengan mulai
memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan yang ada, dengan memilih melakukan
kolaborasi antara tenaga profesional dan tenaga tradisional. Jadi dengan memilih
kolaborasi maka budaya lama sudah mulai bergeser mengarah kebudaya campuran.
Semakin bagus serta banyaknya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada dan layak
dengan mengetahui bahwa tenaga profesional lebih bagus untuk ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan sampai masa persalinan, dan mulai memanfaatkan
pelayanan kesehatan sepenuhnya dengan mengurangi memanfaatkan tenaga tradisional
maka budaya campuran akan bergeser menuju budaya modern.
Tugas 5
Kuisioner
I. Kuisioner untuk observasi

No Nama Responden Tekanan Darah

1 Sistol: Diastol:

2 Sistol: Diastol:

3 Sistol: Diastol:

4 Sistol: Diastol:

5 Sistol: Diastol:

6 Sistol: Diastol:

7 Sistol: Diastol:

8 Sistol: Diastol:

9 Sistol: Diastol:

10 Sistol: Diastol:

11 Sistol: Diastol:

12 Sistol: Diastol:

13 Sistol: Diastol:

14 Sistol: Diastol:
15 Sistol: Diastol:

16 Sistol: Diastol:

17 Sistol: Diastol:

18 Sistol: Diastol:

19 Sistol: Diastol:

20 Sistol: Diastol:
LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

II. Kuisioner untuk wawancara


Panduan wawancara
1. Bisakah ibu ceritakan apa yang ibu ketahui tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi?
2. Bisakah ibu ceritakan seperti apa pengalaman dan riawayat selama mengalami
hipertensi?
3. Dapatkah ibu menceritakan tentang pola makan sehari-hari?
4. Dapatkah ibu ceritakan kepada saya seperti apa upaya yang dilakukan untuk mengurangi
penggunaan kadar garam pada makanan yang dikonsumsi?
5. Bisakah ibu menceitakan kepada saya, hal-hal apa saja yang sering membuat ibu marah
dan merasa stres?
6. Dapatkah ibu menceritakan kepada saya aktivitas fisik seperti apa yang sering dilakukan
oleh ibu di rumah?
7. Dapatkah ibu menceritakan kepada saya tentang pengalaman ibu selama menggunakan
alat kontrasepsi?
III. Kuisioner untuk diisi oleh responden

Kuisioner
Nama (inisial) :

Umur :

Depression Anxiety stress scale

(DASS 42)

Petunjuk pengisian

Kuisioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara dlam mengahadapi situasi hidup sehari – hari. Terdapat empat pilihan
jawabanyang di sediakan untuk pertanyaan :

0 : Tidak pernah

1 : Kadang – kadang

2 : Sering

3 : Sering Sekali

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda (x) pada
salahsatu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama ini. Tidak
ada jawabanbenar atau salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara
yang sesungguhnya,yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran
Bapak/Ibu/Saudara.

No PERTANYAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi pemarah karena hal


– hal sepele

2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.

3 Saya merasa sulit untuk bersantai


4 Saya merasa diri saya mudah merasa kesal

5 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk


merasa cemas

6 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika


mengalami penundaan (kemacetan lalu lintas, menunggu
sesuatu).

7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung

8 Saya merasa sulit untuk beristirahat

9 Saya merasa bahwa saya mudah marah

10 Saya merasa sulit untuk tenang jika ada yang membuat


saya kesal

11 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan


terhadap hal yang sedang saya lakukan

12 Saya sering merasa gelisah

13 Saya tidak peduli pada apapun yang menghalangi saya


melakukan apa yang saya inginkan

14 Saya mudah gelisah

Jumlah :

IV. Informed consent untuk kuisioner

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul “…………………………………………………”

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek

3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian

4. Bahaya yang akan timbul

5. Prosedur Penelitian

dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia*)
secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa
keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

………………….,……….…………………… 20……..

Peneliti, Responden,

…………………………… ……………………………
Saksi,

………………………………

Tugas 6
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik Sampling?
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan
prosedur sistematis dalam penganmbilan sebagain anggota populasi (sampel) untuk
keperluaan pendugaan.
2. Terdapat 2 teknik pengambilan sampel yaitu Probability sampling dan Non Probability
sampling. Jelaskan 2 teknik pengambilan sampel tersebut ?
 Probability sampling adalah teknik sampling dengan setiap anggota populasi
memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain semua anggota
tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol.
 Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk di
pilih menjadi sampel.
3. Jelaskan jenis- jenis dari probability sampling dan non probability sampling?
Probability sampling terdiri dari :
 Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi untuk di
jadikan sampel. Contoh nama 25 karyawan yang dipilih dari sebuah perusahaan
dengan 250 karyawan. Dalam hal ini populasinya adalah semua 250 karyawan,
dan sampenya acak karena setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih.
 Stratified random sampling merupakan populasi yang ada memiliki strata atau
tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri. Contoh Suatu
perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan S1: 30, S2: 40
dan S3: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah meliputi strata pendidikan
diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
 Propotional random sampling yaitu teknik pengambilan proporsi untuk
memperoleh sampling yang representative, pengambilan subyek dari setiap strata
atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dari
masing-masing wilayah atau strata.
 Cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified hanya yang membedakan
adalah jika pada stratified anggota populasi dalam satu strata relative homogen
sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen,
setelah dilanjutkan dengan pengambilan sample dalam cluster yang di tetapkan.
Contoh misalnya ketika suatu lembaga ingin melakukan survey mengenai
performa sinyal telekomunikasi diseluruh wilayah Sulawesi. Para peneliti dapat
membagi-bagi populasi keseluruhan wilayah Sulawesi kedalam pengekompokkan
berdasarkan kota-kota.
 Double sampling/ Multyphase sampling adalah dua buah sampel yang sekaligus
diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data
yang tidak masuk sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap
kebenaran data dari sample pertama. Atau sample multi tahap.
Non Probability sampling terdiri dari :
 Accidental sampling/ convenience sampling adalah teknik penentuan sample
berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia
menjadi responden maka itulah yang dijadikan sampel. Contoh pada penelitian
untuk meneliti perilaku konsumen di minimarket, peneliti bisa mengambil sampel
dengan tekni ini dengan memilih siapa saja yang datang ke minimarket untuk
diberikan kuesioner atau pertanyaan.
 Purposive sampling merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan peneliti sesuai dengan tujuan
penelitian. Contoh sampel merupakan karyawan tetap perusahaan tersebut.
Sampel bersedia mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Sampel telah bekerja
diperusahaan tersebut selama 4 tahun.
 Quota sampling merupakan metode penetapan sample dengan menentukan quota
terlebih dahulu pada masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum
dianggap selesai. Contoh seorang peneliti yang ingin mengetahui pendapat
mahasiswa terhadap suatu isu. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 100 orang.
Apabila pengumpulan data belum berdasarkan pada 100 mahasiswa tersebut maka
penelitian dipandang belum selesai karena belum memenuhi kuota yang
diinginkan.
 Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya
jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang
didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon
responden sulit untuk identifikasi.
 Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiono
(2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya.

Anda mungkin juga menyukai