Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat,

maka semua orang berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.

Pelayanan kesehatan ini berarti setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan

mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, ataupun

masyarakat.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

menyebabkan banyak kematian pada anak. infeksi ini terjadi di saluran napas dan di

sebabkan karena bakteri. Penderita akan mengalami demam, batuk, dan pilek secara

berulang. ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dan dapat menyebabkan

kematian. Infeksi saluran pernapasan akut ini menyebabkan kematian 4 dari 1\5 juta

perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya (WHO, 2003).

Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh anak masih lemah dan sangat berbeda

dengan orang dewasa. Apabila dalam satu rumah ada anggota keluarga yang terkena pilek,

anak akan lebih mudah tertular. Dengan kondisi anak yang lemah, proses penyebaran

penyakit menjadi lebih cepat. Adanya perubahan musim dalam angka kejadian ISPA sering

dilaporkan meningkat karena keadaan nutrisi dan kondisi lingkungan yang buruk.

Kasus ISPA di Kota Manggarai Barat (Flores NTT) merupakan kasus yang menempati

urutan pertama. Peningkatan kasus ISPA ini meningkat dari tahun 2013-2014. Penyakit ini

juga merupakan peringkat pertama dari 15 besar penyakit yang ada di Puskesmas Golowelu
Kabupaten Manggarai Barat. Untuk setiap bulannya populasi meningkat 10 sampai 20 kali.

Pada tahun 2013 yakni sebanyak 70 orang anak, peningkatan kembali terjadi pada tahun 2014

sebanyak 85 orang anak, dan pada tahun 2015 sebanyak 98 orang anak yang menderita

penyakit ISPA. Dengan tingkat pengetahuan yg baik tentang penyakit ispa maka orang tua

akan lebih mememperhatikan anaknya dengan lebih baik. Seperti menjaga kesehatan gizi

agar tetap baik dan menjaga kebersihan lingkungan. melalui penelitian ini penulis

mengharapkan dapat membantu orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anaknya

agar dapat meminimalisir peningkatan jumlah anak yang menderita ISPA.

Dari Latar belakang diatas maka penulis ingin meneliti tentang tingkat pengetahuan

orang tua tentang penyakit ispa pada anak umur 1-5 tahun di desa wajur kabupaten manggarai

barat profinsi ntt.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah yaitu“

Bagaimanakah tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA pada anak di Desa

wajur kecamatan kuwus kabupaten manggarai barat propinsi NTT.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang

tua tentang penyakit ISPA pada anak di desa wajur kabupaten manggarai barat

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang pengertian ISPA pada anak.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang gejala penyakit ISPA pada anak.

3. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang penyebab penyakit ISPA pada anak.
4. Mengetahui tingkat pengetahuan orangtua tentang cara pencegahan penyakit ISPA pada

anak.

1.4 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kajian tingkat pengetahuan orang tua

tentang pengertian, gejala, penyebab, pencegahan ISPA pada anak. Menggunakan sistem

angket didalam pengambilan data yang diujikan kepada responden dan hasil akan dianalisa

serta dilakukan pembahasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner tidak dapat dilihat objektifitas hasil penelitian ( tingkat kejujuran

dalam menjawab).

1.5 Definisi Istilah dan Singkatan

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu ada definisi istilah sebagaiberikut:

1. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya( mata, telinga, hidung dan sebagainya ).

2. Tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan

terhadap obyek tertentu.

3. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit yang banyak

menyerang masyarakat kabupaten manggarai barat propinsi NTT.

4. Responden adalah penjawab atas pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan

penelitian.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian yang bersifat deskriptif atau non ekperimen yaitu

untuk mengukur tingkat pengetahuan orangtua tentang penyakit ISPA pada anak. Penelitian

ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual.

Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama ,tahap persiapan yaitu

untuk menentukan jumlah responden kemudian menyusun daftar pertanyaan untuk kuisioner

dengan tujuan untuk mencari informasi secara luas dari responden. Tahap kedua, tahap

pelaksanaan meliputi penyebaran kuisioner kepada responden. Tahap ketiga, penganalisaan

data untuk mendapatkan penyimpulan terhadap hasil penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di desa wajur yang

pernah berkunjung di puskesmas golowelu kecamatan kuwus kabupaten manggarai barat

dengan jumlah penduduk 450 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yang anaknya terkena

penyakit ispa di desa wajur kabupaten manggarai barat . Untuk pengambilan sampelnya di

lakukan dengan cara mengambil 10 % dari popilasi. Jadi jumlah sampel yang diambil 45

orang yang di ambil secara acak baik pria maupun wanita.


3.2.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003:96). Adapun kriteria inklusi adalah:

1. Orang tua yang memeriksakan anaknya ke puskesmas golowelu

2. Orang tua yang anaknya terinfeksi penyakit ispa

3. Orang tua yang bisa berkomunikasi

4. Orang tua yang bisa membaca dan menulis

3.2.2.2 Kriteria Eksklusi

Adapun yang termasuk dalam kriteria eksklusi

1. Orang tua yang tidak memeriksakan anaknya kepuskesmas golowelu

2. Orang tua yang tidak berkomunikasi

3. Orang tua yang tidak bisa membaca tulis

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa wajur kecamatan kuwus kabupaten manggarai barat

propinsi NTT. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan

orangtua tentang penyakit ISPA pada anak, mulai dari gejala, penyebab, dan pencegahannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah tinggi rendahnya tingkat pengetahuan orangtua tentang

penyakit ISPA pada anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun variable yang

akan diamati adalah sebagai berikut :


Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur


Tingkat Tingkat ISPA adalah infeksi No.1,2,3,4 dan Benar = 1
pengetahuan pengetahuan saluran pernapasan yang
5 Salah = 0
orangtua tentang berlangsung selama 14
tentang ISPA pengertian ISPA hari yang dapat ditularkan
pada anak melalui ludah ,darah,bersin
maupun udara,pernafasan
yang mengandung kuman
yang terhirup oleh orang
sehat
Pengetahuan Secara umum pathogen No 6,7,8,9 dan Benar = 1
tentang penyebab penyebab ISPA yaitu
10 Salah = 0
penyakit ISPA terdiri lebih dari 300 jenis
bakteri dan virus
Pengetahuan Gejala-gejala ISPA yang No Benar = 1
tentang gejala terjadi pada seorang anak
11,12,13,14, Salah = 0
penyakit ISPA biasanya ditunjukkan
dengan berbagai macam dan 15
tanda dan gejala seperti
batuk, bersin, serak, sakit
tenggorokan, sakit telinga,
keluar cairan dari telinga,
sesak nafas, pernafasan
yang cepat, nafas yang
berbunyi, penarikan dada
kedalam, biasa mual,
muntah, tak mau makan,
badan lemah dan
sebagainya.
Pengetahuan Pencegahan penyakit ISPA No.16,17,18,19 Benar = 1
tentang dengan cara menjaga
dan 20 Salah = 0
pencegahan kesehatan gizi agar tetap
penyakit ISPA baik, immunisasi, menjaga
kebersihan perorangan dan
lingkungan.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan dan untuk penelitian. Prosedur

yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode kuisioner,

dengan memberikan daftar pertanyaan, maka peneliti akan mendapatkan data yang valid atau

bisa diuji didalam kebenarannya.Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu :
1. Survei terhadap Puskesmas seperti mengumpulkan data jumlah anak yang menderita

ISPA.

2. Penyebaran angket kepada responden (orangtua).

3. Mengumpulkan data dari responden, menganalisa data yang terkumpul dan

menghitung porsentase peningkatan ISPA .

3.6 Analisis Data

Analisa data adalah mengelompokan, membuat suatu urutan serta menyederhanakan

data sehingga mudah dibaca. Teknik yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu

pengujian yang berpedoman dari data yang terkumpul kemudian disimpulkan. Data yang

terkumpul kemudian diklasifikasi dan dikelompokan sesuai variabel yang diteliti.

Dari hasil angket yang terkumpul kemudian dilakukan analisa data dengan

menghitung rata-rata prosentase berdasarkan jumlah skor tiap jawaban yaitu

1. Bila jawaban benar bernilai 1

2. Bila jawaban salah bernilai 0

Untuk menentukan kualifikasi skor dari angket yang terkumpul dilakukan pemberian skor

dan selanjutnya dibuat prosentase dengan rumus sebagai berikut.

n
P= × 100 %
N

Keterangan :

P = Prosentase (%)

n = Skor yang didapat

N = Skor Maksimal
Adapun kriteria variabel untuk menentukan kriteria kualitas adalah sebagai berikut :

≥ 75% - 100% Baik

≥ 56% - < 75% Cukup

≥ 40% - < 55% Kurang baik

< 40% Tidak baik


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil uji Validasi da Realiabilitas

Sebelum kuisioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan uji

realibilitas kepada 20 responden. Uji ini diluar jumlah responden di desa wajur kecamatan

kuwus kabupaten manggarai. Hasil dari uji ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 .1 Hasil uji validasi

Item pertanyaan Koefisien variable R tabel keterangan

X1 0,758 0,468 valid

X2 0,770 0,468 valid

X3 0,758 0,468 valid

X4 0,818 0,468 valid

X5 0,771 0,468 valid

X6 0,771 0,468 valid

X7 0,755 0,468 valid

X8 0,636 0,468 valid

X9 0,740 0,468 valid

X10 0,624 0,468 valid

X11 0,624 0,468 valid

X12 0,753 0,468 valid

X13 0,601 0,468 valid

X14 0,596 0,468 valid

X15 0,733 0,468 valid


X16 0,537 0,468 valid

X17 0,676 0,468 valid

X18 0,699 0,468 valid

X19 0,554 0,468 valid

X20 0,487 0,468 valid

Berdasarkan teori dikatakan jika nilai koefisien variabel lebih besar dari nilai r tabel

maka dikatakan valid. Pada hasil pengujian validitas dalam penelitian r tabel yang digunakan

adalah 0,468 dan semuanya item pertanyaan valid karena nilai koefisien variabel lebih besar

dari r tabel.

4.1.2 Tabel hasil uji reabilitas

Koefisien realibilitas Cronbach Alpha Keterangan

0,759 0,6 Realiabel

4.2 Hasil penelitian

Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang dilakukan di desa wajur kecamatan

kuwus kabupaten Manggarai Barat pada bulan agustus.

Hasil penelitiaan ini meliputi data umum (berdasarkan usia dan tingkat pendidikan) dan data

khusus yang disajikan berdasarkan sub variabel tingkat pengetahuaan masyarakat tentang

penyakit ISPA yang meliputi pengertiaan, penyebab, gejala, pencegahan.


4.2.1 Data Umum

4.2.1.1 Karateristik berdasarkan Usia

Tabel 4.2.1.1 Karateristik berdasarkan usia responden

No.soal Usia Jumlah Prosentase

1 < 20 9 4,05%

2 20 – 35 22 48,88%

3 >35 13 28,88%

Total 45 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4.2.1.1 diketahui bahwa karakteristik

responden (orang tua) berdasarkan usia sebagian besar berusia antara 20-35 tahun yaitu 9

orang dengan prosentasi 48,88 %.

Tabel 4.2.2.2 karateristik berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis kelamin Frekuensi Prosentasi (%)

Laki –laki 10 22,22 %

Perempuan 35 77,78 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.2.2.2 diketahui bahwa responden

yang berjenis kelamin laki-laki diperoleh prosentasi sebanyak 10 orang ( 22,22%), sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan diperoleh prosentasi sebanyak 35 orang. Hal ini

disebabkan karena berjenis kelamin perempuan lebih kwatir tentang kesehatan anaknya

dibandingkan berjenis kelamin laki-laki.


Tabel 4.2.2.3 Karakteristik Berdasarkan pendidikan.

No.soal Pekerjaan Jumlah Prosentasi

1 SD 8 17,77

2 SMP 15 33,33

3 SMA 16 35,55

4 S1 6 13,33

Total 45 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui responden berdasarkan pendidikan sebagian

besar adalah SMA dengan jumlah 16 orang, yang prosentasinya 44,11 %.

4.2.2 Data Khusus

Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penyakit ISPA Pada

anak desa wajur.

4.2.2.1 Pengetahuan Orang Tua Tentang Pengertian ISPA

No. Soal Score Presentase

1 42 93,33

2 35 77,77

3 35 77,77

4 28 62,22

5 29 64,44

Rata-Rata 33,8 75,10

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel

tingkat pengetahuan orang tua tentang pengertian ISPA dengan prosentase sebesar 75,10

termasuk dalam kategori baik.

4.2.2.2 Pengetahuan Orang Tua Tentang Penyebab Penyakit ISPA.


Score Presentase
No.soal

6 34 75,55

7 31 68,88

8 24 53,33

9 30 66,66

10 23 51,11

Rata-Rata 28,4 63,10

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel tingkat

pengetahuan orang tua tentang prnyebab penyakit ispa dengan prosentas63,10% termasuk

dalam kategori cukup baik.

4.2.2.3 Pengetahuan Orang Tua Tentang Gejala Penyakit ISPA.

Score Presentase
No.soal

11 33 73,33

12 31 68,88

13 15 33,33

14 16 33,55

15 29 64,44

Rata-Rata 24,8 54,70

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel

tingkat pengetahuan tentang gejala penyakit ispa pada anak dengan prosentasi 54,70%

termasuk dalam kategori kurang baik.


4.2.2.4 Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan Penyakit ISPA.

Score Presentase
No.soal

16 23 51,11

17 24 53,33

18 35 77,77

19 29 64,44

20 36 80

Rata-Rata 29,4 65,33

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel tingkat

pengetahuan orangtua tentang pencegahan penyakit ispa pada anak dengan prosentasi sebesar

65,33 % termasuk dalam kategori cukup baik.

4.2.2.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penyakit ISPA.

Sub Rata-Rata Score Rata-Rata Presentase Kategori


No Variabel Yang Didapat

1 Pengertian 33,8 75,10 Baik


ISPA

2 Penyebab 28,4 63,10 Cukup


ISPA

3 Gejala ISPA 24,8 54,70 Kurang baik

4 Pencegahan 29,4 65,33 Cukup


ISPA

Rata-Rata 29,8 66,22 Cukup Baik


Berdasarkan data dari tabel 4.2.1.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan orang

tua tentang penyakit ispa pada anak dipuskesmas golowelu manggarai barat sangat rendah

yaitu rmasuk kategori kurang baik dengan prosentasi 62,22%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa Untuk

pengetahuan orangtua tentang pengertian ISPA termasuk dalam kategori baik. Hal ini

dikarenakan dari segi tingkat pendidikannya mereka sudah mengerti tentang pengertian dari

penyakit ispa . Untuk pengetahuan penyebab,pencegahan termasuk dalam kategori cukup

baik. Hal ini di sebabkan karena sebagian orang tua sudah mengetahui informasi tentang

penyakit Ispa baik dari media massa maupun elektronik. sedangkan pengetahuan orang tua

tentang gejala penyakit ispa termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini dikarenakan

kebanyakan orang tua mengetahui gejala tertentu seperti batuk, bersin, serak, sakit

tenggorokan pernafasan yang cepat nafas yang berbunyi bukanlah gejala penyakit Ispa

melainkan penyakit biasa. Oleh karena itu pihak tenaga medis harus melakukan penyuluhan

secara rutin agar pengetahuan orangtua bertambah. Bahasa yang digunakan harus mudah

dimengerti atau dipahami sehingga orangtua dapat menangkap informasi yang disampaikan ,

karena sebagian besar orang tua memiliki pendidikan yang rendah. Rendahnya pendidikan

juga dapat dapat mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu berita atau informasi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analis dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan orangtua

tentang penyakit ISPA pada anak di desa wajur kecamatan kuwus kabupaten manggarai barat

provinsi NTT termasuk dalam kategori cukup baik dengan prosentasi 66,22 %.

5.2 Saran

1. Bagi orangtua, agar lebih aktif dalam menggali informasi tentang penyakit ispa sehingga

pengetahuannya bertambah dan juga harus lebih memperhatikan gejala-gejala yang

ditimbulkan saat anaknya sakit. Selain itu menjaga kebersihan lingkungan rumah dan

sekitarnnya.

2. Bagi petugas kesehatan perlu melakukan penyuluhan secara berkala tentang bahaya

penyakit ispa. Selain itu memberikan informasi secara jelas dengan menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh masyarakat.

3. Memasang pamflet di sepanjang jalan tentang bahaya dari penyakit ispa yang meliputi

pengertian, penyebab,gejala, dan pencegahan agar orang tua dapat mengetahuinya

dengan jelas.
LAMPIRAN KUESIONER

Nama :

Usia :

Umur :

Tingkat pendidikan :

Berilah tanda (x) pada jawaban yang anda pilih

1. .Apakah ISPA merupakan Infeksi yang menyerang saluran pernapasan?

a.Ya

b.Tdak

2. Apakah ISPA adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas?

a.Ya

b.Tidak

3. Apakah ISPA merupakan salah satu penyakit menular?

a.Ya

b.Tidak

4. Infeksi penyakit ISPA dapat menyerang bagian organ-organ tertentu seperti ,hidung,

tenggorokan, dan bronkitis.

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ISPA adalah suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan dikarenakan

virus maupun bakteri?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah Asap pembakaran adalah salah satu penyebap terhadap terjadinya ISPA?

a.Ya
b.Tidak

7. Apakah Pencemaran udara dalam rumah merupakan salah satu faktor penyebab

resiko ISPA?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah makanan yang tidak layak dimakan merupakan salah satu faktor penyebab

penyakit ISPA?

a. ya

b. Tidak

9. Apakah makanan yang tidak layak dimakan merupakan salah satu faktor penyebab

penyakit ISPA?

a. ya

b. Tidak

10. Apakah kurang gizi dapat menyebabkan ISPA?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah batuk salah satu gejalah penyakit ISPA?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakh sesak napas adalah sala satu gejalah ISPA?

a. Ya

b. tidak

13. apakah sakit tenggorokan termasuk dalam gejalah ISPA?

a. Ya

b. Tidak
14. Apakah badan lemah termasuk dalam gejalah ISPA?

a. Ya

b. Tidak

15. Apakah nafas yang berbunyi termasuk dalam ejalah ISPA?

a. Ya

b. Tidak

16. Untuk mencegah penyakit ISPA harus menjaga kesehatan gizi yang seimbang dengan

pola makan yang teratur agar tubuh tetap sehat.

a. Ya

b. Tidak

17. Dengan Olahraga dan istirahat yang teratur akan menjaga sistem kekebalan tubuh

sehingga dapat mencegah virus/bakteri yang masuk kedalam tubuh

a. Ya

b. Tidak

18. Bila ada orang yang terkena penyakit ISPA jauhi dia dari jangkauan anak-anak agar

tidak menular dan membahayakan orang lain.

a. Ya

b. Tidak

19. Apakah Menutup mulut saat batuk dan bersih merupakan cara untuk mencegah

penularan ISPA?

a. Ya

b. Tidak

20. Menjauhkan anak dari penderita batuk salah satu pencegahan ISPA

a. Ya

b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai