HARI : Rabu
Petugas kesehatan dari Puskesmas dapat meyampaikan secara baik apa yang
perlu disampaikan kepada masyarakat dan masyarakat masih butuh KIE
tentang penyakit DBD
14. Setelah pertanyaan sudah tidak lagi, maka kegiatan penyuluhan selesai dan salah
satu masyarakat menyampaikan terimaksaih kepada petugas kesehatan dari
Puskesmas yang telah meyampaikan sosialisasi di desa meraka Materi lengkap
terlampir
15. Doa /Penutup dari salah satu masyarakat
MATERI
HARI : Rabu
DESA : Sigumbang
Sakit tenggorkan
Wajah berwarna kemerahan
Nyeri sendi,otot,dan tulang
Mual-mual
Muntah
Nyeri pada belakang mata
Pembengkakan kelenjar getah bening
Munculnya bintik bitnik merah dikulit
5. Pengobatan DBD
Banyak istrahat
Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
Mengosumsi parasetamol dan acetaminophen utk meredakan demam dan nyeri
Berhenti menjalani aktivitas untuk smentara waktu sampai tubuh benara benar
pulih.
B. Ibu Asna Damanik sebagai pengelola program Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses pembentukan kekebalan (antibodi) didalam tubuh
terhadap antigen yang diberikan melalui mulut atau suntikkan. Vaksinasi adalah suatu
tindakan pemberian vaksin (antigen) ke dalam tubuh baik melalui mulut atau suntikan,
untuk merangsang pembentukan kekebalan (antibodi).
Banyak pertanyaan orang tua anak tentang imunisasi wajib dan dianjurkan.
Pengertian orang tua bahwa kalau imunisasi wajib itu ya harus diberikan, tetapi kalau
imunisasi yang dianjurkan berarti boleh diberikan dan boleh tidak diberikan, karena
bukan wajib. Perlu dijelaskan bahwa penggolongan imunisasi wajib dan dianjurkan itu
sebenarnya berdasarkan kemampuan ekonomi bukan berdasarkan penting atau tidaknya
jenis imunisasinya.
Anak anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Karena
imunisasi itu adalah memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh,
dan kemudian menimbulkan antibody (kekebalan). Untuk membentuk kekebalan yang
tinggi, anak harus dalam kondisi prima (fit). Anak yang sedang sakit, misalnya diare atau
demam, badannya sedang memerangi penyakit. Jika dimasukkan kuman atau virus lain
dalam imunisasi, maka tubuhnya akan bekerja sangat berat, sehingga kekebalan yang
terbentuk tidak tinggi. Tapi kalau penyakit ringan seperti batuk-pilek biasa tanpa demam,
boleh diberikan imunisasi. Kecuali batuk-pilek dengan demam tinggi, tidak boleh
diimunisasi.
Efek samping imunisasi atau disebut juga dengan istilah KIPI (Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi) dapat berupa; demam (paling sering), nyeri, gatal, merah, bengkak di
bekas suntikan, muntah. Di Indonesia gejala ikutan pasca imunisasi juga dipantau oleh
suatu badan yang disebut Komnas KIPI (Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi). di Amerika tahun 19991-1994 mencatat 38.787 laporan kejadian ikutan pasca
imunisasi. Oleh penulis buku, tabloid, atau milis, angka tersebut diasumsikan sebagai
angka kematian bayi usia 1-3 bulan. Kalau memang benar angka kematian begitu tinggi,
tentu FDA AS sudah menghentikan vaksinasi. Pada kenyatannya, Amerika tidak pernah
menghentikan vaksinasi bahkan mempertahankan cakupan semua imunisasi di atas 90%.
Demam, nyeri, kemerahan, bengkak, gatal di bekas suntikan adalah reaksi wajar
setelah vaksin masuk ke dalam tubuh. Umumnya, keluhan tersebut tidak berbahay dan
akan hilang dalam beberapa hari. Boleh diberi obat penurunan panas, dikompres dingin.
BCG : Diberikan sejak lahir atau usia 2 bulan, apabila usia >3 bulan harus
dilakukan. Uji tuberkuli terlenih dahulu. BCG diberikan apabila uji tuberculin
negatif
Polio: Diberikan pada saat kunjungan pertama. Umtuk bayi yang lahir di rumah
sakit. Polio diberikan saat bayi dipulangkan, untuk mencegah penyebaran virus
polio
1. Pengerian Rabies
Rabies atau yang dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus rabies. Seseorang dapat terkena virus penyakit anjing gila jika digigit
oleh binatang yang terinfeksi. Rabies utamanya ada di hewan liar, paling sering ada di
sigung, rakun, kelelawar, dan rubah. Binatang peliharaan termasuk kucing dan anjing juga
dapat terinfeksi. Saat seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda dan gejala rabies, penyakit
ini hampir selalu fatal. Karena itu, siapapun yang kemungkinan mempunyai risiko untuk
terkena rabies harus dilindungi dengan vaksin rabies.
Orang yang tinggal di daerah terpencil, di mana vaksin tidak segera tersedia saat
mereka digigit, memiliki risiko lebih tinggi. Penyakit anjing gila dapat terjadi pada semua
usia, namun paling sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun dan orang-orang
yang bekerja di laboratorium yang sering terpapar dengan virus rabies. Di samping itu,
yang termasuk dalam kelompok dengan risiko tinggi yaitu anak-anak yang tinggal di area-
area yang rawan rabies, dan orang yang bepergian ke daerah-daerah terpencil di mana
kondisi kesehatan masih belum berkembang.
Jangka waktu dari infeksi oleh virus hingga munculnya gejala-gejala pertama rata-rata
dari 35 ke 65 hari. Gejala-gejala pertama dapat berupa gejala umum seperti demam, sakit
kepala, dan merasa letih. Kehilangan nafsu makan, mual, rasa sakit atau mati rasa di area
yang digigit dapat berlangsung selama 3-4 hari pertama.
Kemudian, gejala sistem saraf terjadi, termasuk menjadi resah dan gelisah dengan
hiperaktivitas yang ekstrem, dengan perilaku yang aneh dan masa tenang. Kejang otot
semu dan kelumpuhan juga mungkin terjadi. Ketakutan akan air (hydrophobia) muncul di
tahap ini. Sayangnya, apabila rabies tidak diobati segera setelah terekspos, hampir selalu
akan berujung ke koma, kejang, dan kematian biasanya terjadi dari hari ke-4 hingga hari
ke-7 setelah terjadinya gejala-gejala.
Segeralah cari pertolongan medis apabila Anda digigit oleh hewan apapun, termasuk
hewan peliharaan. Tergantung dari cedera dan situasi saat gigitan terjadi, Anda dan dokter
Anda dapat memutuskan apabila Anda harus menerima pengobatan untuk mencegah
penyakit anjing gila. Meskipun Anda tidak yakin Anda telah tergigit, carilah pertolongan
medis.
Penyebab rabies adalah virus yang bernama rhadovirus pada air liur hewan yang telah
terinfeksi. Hewan yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus dengan menggigit
hewan lain atau manusia. Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit anjing gila dapat
menyebar saat air liur yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau membran
mukosa, seperti mulut atau mata. Ini dapat terjadi apabila hewan yang terinfeksi menjilat
luka terbuka Anda.
4. Faktor-faktor risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko rabies termasuk:
Bepergian atau tinggal di negara-negara di mana rabies lebih umum terjadi, termasuk
di Afrika dan Asia Tenggara
Aktivitas yang memungkinkan Anda berhubungan dengan hewan liar yang mungkin
memiliki penyakit anjing gila, seperti menjelajah gua di mana terdapat banyak
populasi kelelawar, atau berkemah tanpa melakukan pencegahan untuk menghalau
hewan liar masuk ke area perkemahan Anda
Bekerja di laboratorium dengan virus rabies
Luka pada kepala, leher atau tangan, yang dapat membantu penyebaran virus rabies
lebih cepat
HARI : Jumat
NOTULEN
HARI : Sabtu
16. Setelah pertanyaan sudah tidak lagi, maka kegiatan penyuluhan selesai dan
salah satu masyarakat menyampaikan terimaksaih kepada petugas
kesehatan dari Puskesmas yang telah meyampaikan sosialisasi di desa
meraka Materi lengkap terlampir
17. Doa /Penutup dari salah satu masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SIBORONGBORONG
Jalan Pintu Air No. 1 - SIBORONGBORONG
Email : puskesmassiborongborong@gmail.com
NOTULEN
HARI : Sabtu
NOTULEN
HARI : Sabtu
NOTULEN
HARI : Sabtu
NOTULEN
HARI : Jumat
NOTULEN
HARI : Senin
NOTULEN
HARI : Jumat
NOTULEN
HARI : Selasa
NOTULEN
HARI : Senin