Oleh:
NAMA : FANDI OKTARIO
NIM : P17210203084
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
TAHUN 2022
BAB I
KONSEP THYPOID FEVER
Demam typhoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan (Moser-Van Der Geest, Schibli, & Huber, 2019). Tipe demam thypoid
pada anak, akan terjadi demam naik turun. Demam tinggi biasanya terjadi pada sore
dan malam hari kemudian turun pada pagi hari.
Penyakit demam tifoid (typhoid fever ) yang biasa disebut tifus adalah jenis
penyakit menyerang penderitanya pada bagian saluran pencernaan, selama terjadi
infeksi kuman tersebut bakteri akan bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear
dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah (Idrus, 2020).
Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal
tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas)
1. Perasaan tidak enak badan
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Anoreksia
5. Batuk
6. Nyeri otot
7. Muncul gejala klinis yang lain
3. Pemeriksaan PCR
Polymerase Chain Reaction (PCR) mengguanakan primer H1-d yang
dapat digunakan untuk mengamplifikasi gen spesifik bakteri Salmonella
Typhi, pemeriksaan ini memiliki sensivita untuk mendeteksi bakteri dalam
beberapa jam dan pemeriksaan ini terbilang cepat dan keakuratan baik.
4. Pemeriksaan Tubex
Salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai alternatif
untuk mengetahui penyakit demam thypoid secara lebih dini yaitu dengan
cara mendeteksi antigen spesifik dari kuman Salmonella (lipopolisakarida
09) melalui pemeriksaan Igm anti salmonella (Tubex TF). Pada
pemeriksaan ini untuk hasil lebih spesifik, sensitif dan lebih praktis (Idrus,
2020).
2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah hal yang penting dan mendasar dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang anak maupun
keluarganya, baik saat penderita penyakit baru pertama kali datang maupun selama
penderita dalam masa proses perawatan
Menurut Idrus, (2020) Adapun hal hal yang perlu dikaji pada penderita
penyakit dengan thypoid yaitu sebagai berikut:
1. Data umum identitas klien
Penyakit demam thypoid ini banyak ditemukan pada semua usia baik itu
mulai dari umur bayi di atas satu tahun hingga umur dewasa, di dalam data
umum berisi nama klien, jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
golongan darah, asal suku, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, asuransi,
nomor register, tanggal MRS dan diagnosa medis.
2. Kesehatan umum
- Keluhan utama
Keluhan utama yaitu alasan utama masuk rumah sakit biasanya pada
penderita demam thypoid keluhan utama yang dialami berupa demam tinggi
(hipertermi) yang berkepanjangan, merasa tidak enak badan, nafsu makan
menurun, kurang bersemangat terutama pada masa inkubasi,tubuh terasa lesu,
nyeri atau sakit pada kepala dan juga pusing, serta kurang
- Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dari paling awal saat dirumah dan saat di rumah sakit
pada kasus demam thypoid terjadi demam yang berlangsung selama kurang
lebih 3 minggu, bersifat febris, dan suhunya tidak terlalu tinggi sekali. Pada
minggu pertama penderita mengalami suhu tubuh yang berangsur-angsur baik
pada setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore atau malam hari, minggu kedua penderita berada dalam keadan demam dan
minggu ketiga, suhu tubuh berangsur turun dan berada dalam keadaan normal
kembali pada akhir minggu ketiga
- Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien, pada bagian ini pasien
ditanya apakah pernah mengalami sakit demam thypoid yang sama atau
kambuh, terdapat informasi mengenai riwayat status kesehatan pasien.
- Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga diperlukan data apakah pernah terjadi penyakit
demam thypoid pada anggota keluarga yang lain yang memungkinkan
terjadinya proses penularan dari angota keluarga yang lain.
- Status Nutrisi
Penderita demam thypoid biasanya akan mengalami penurunan dalam hal
berat badan hal ini dikarenakan penderita mengalami nafsu makan yang
menurun, gejala yang biasanya di alami yaitu seperti mual muntah serta
anorexia dan juga kemungkinan juga bisa terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
- Eliminasi
Pasien dengan demam thypoid sering mengalami terjadinya masalah
pencernaan salah satunya konstipasi dan juga diare, selain itu juga untuk sistem
integumen atau kulit pada pasien biasanya akan mengalami terdapat bintik
bintik kemerahan, bintik merah ini terjadi akibat dari emboli hasil dalam kepiler
kulit yang bisa ditemukan di minggu pertama demam, biasanya muncul pada
sekitar daerah anggota gerak dan dada punggung.
- Aktivitas
Aktivitas istirahat tidur pada pasien dengan demam thypoid biasanya
mengalami masalah kesulitan untuk dapat istirahat tidur hal ini terjadi karena
pada pasien dengan demam thypoid mengalami peningkatan suhu tubuh yang
dapat membuat pasien merasa tidak tenang atau gelisah,pasien juga mengalami
penurunan aktivitas sehingga pasienakan merasa lemahatau untuk melakukan
aktivitas
- PersonalHygiene
Pada pasien dengan demam thypoid tubuh akan merasalemas haltersebut
dapatmenghambat dalam melakukan proseskebersihan diri sehingga diperlukan
bantuan perawat maupun keluarga untuk perawatan.
4. Pemeriksaan fisik Head To Toe
- Keadaan umum:
Pasien lemas dan akral panas
- Tingkat kesadaran:
Penurunan kesadaran seperti apatis atau somnolen
- TTV:
Pada Tekanan darah pada pasiendemamthypoid biasanya
menuncukan angka normal yaitu berkisar110/80-120/80 mmHg,
untuk suhu tubuh akan mengalami peningkatan hal tersebut
0 0
disebabkan oleh bakteri salmonellathypihingga 39 C-40 C,
untuk respirasi pada pasien bisa mengalami peningkatan atau bisa
juga tidak karena pada pasien dengan demam thypoid bisa
mengalami sesak nafas,serta untuk nadi bisa normal/tidak
tergantung dengan pasien.
- Pemeriksaan kepala
Untuk pemeriksaan kepala meliputi inspeksi bentuk simetrisdan normal,
ada tidaknya lesi, palpasi biasanya penderita demam thypoid dengan
hipertermiterdapatnyeripada saat ditekan
- Pemeriksaan mata
Pemeriksaan mata meliputi inspeksi terdapat konjugtiva
anemis, besar pupil isoklor serta terdapat kotoran atau tidak
melakukan palpasi apakah adanya nyeri pada saat ditekan
- Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan hidung meliputi inspeksi terdapat cuping
hidung atau tidak,adakah secret, pendarahan atau
tidak,palpasi apakah adanya nyeri pada saat ditekan
- Pemeriksaan Thorax
Pemeriksaan pada thorax ada Pemeriksaan paru Inspeksi: Respirasi
ratemengalami peningkatan. Palpasi: Tidak adanya nyeri. Perkusi : Paru
sonor Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan
- Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris Auskultasi : Bising usus biasanya
diatas normal (5-35x/menit), Palpasi : Ada tidaknya nyeri
tekan pada bagian epigastrium, Perkusi : Hipertimpani
- Pemeriksaan integument
Inspeksi : Adanya bintik-bintik kemerahan pada area punggung dan
ekstermitas, pucat, berkeringat banyak, Palpasi : Turgor kulit, kulit
kering, akral teraba hangat
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilian klinis mengenai respons
pasien terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan
Diagnosa yang biasanya muncul pada pasien demam thypoid menurut Tim
Pokja PPNI SDKI (2016) adalah sebagai berikut:
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi bakteri
Salmonella thypi)
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan
3 Nyeri akut Menurut Tim Pokja Menurut Tim Pokja PPNI (2018).
PPNI (2019) kriteria Intervensi pada nyeri akut adalah
hasil yang didapatkan
Manajemen Nyeri (I. 08238)
adalah
- Observasi
Tingkat Nyeri
(L.08066) 1. lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan durasi, frekuensi, kualitas,
tindakan keperawatan intensitas nyeri
diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dengan kriteria 3. Identifikasi respon nyeri
hasil: non verbal
1. Kemampuan 4. Identifikasi faktor yang
menuntaskan memperberat dan
aktivitas meningkat memperingan nyeri
2. Keluhan nyeri 5. Identifikasi pengetahuan
menurun dan keyakinan tentang
3. Meringis menurun nyeri
4. Sikap protektif 6. Identifikasi pengaruh
menurun budaya terhadap respon
5. Gelisah menurun nyeri
6. Kesulitan tidur 7. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
7. Menarik diri 8. Monitor keberhasilan
menurun terapi komplementer yang
8. Berfokus pada diri sudah diberikan
sendiri menurun 9. Monitor efek samping
9. Diaphoresis penggunaan analgetik
menurun
1. Terapeutik
10. Depresi menurun
11. Perasaan takut
1. Berikan teknik
menurun
nonfarmakologis untuk
12. Anoreksia menurun
mengurangi rasa nyeri
13. Perineum merasa
(mis. TENS, hypnosis,
tertekan menurun
akupresur, terapi musik,
14. Uterus teraba
biofeedback, terapi pijat,
membulat menurun
aroma terapi, teknik
15. Ketegangan otot
imajinasi terbimbing,
menurun
kompres hangat/dingin,
16. Pupil dilatasi
terapi bermain)
menurun
2. Control lingkungan yang
17. Muntah menurun
memperberat rasa nyeri
18. Mual menurun
(mis. Suhu ruangan,
19. Frekuensi nadi
pencahayaan, kebisingan)
membaik
3. Fasilitasi istirahat dan
20. Pola napas membaik
tidur
21. Tekanan darah
4. Pertimbangkan jenis dan
membaik
sumber nyeri dalam
22. Proses berfikir
pemilihan strategi
membaik
meredakan nyeri
23. Focus membaik
24. Fungsi berkemih 2. Edukasi
membaik
1. Jelaskan penyebab,
25. Perilaku membaik
periode, dan pemicu nyeri
26. Nafsu makan
2. Jelaskan strategi
membaik
meredakan nyeri
27. Pola tidur membaik
3. Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
3. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Moser-Van Der Geest, N., Schibli, A., & Huber, L. C. (2019). CME: Typhoid fever -
Clinical manifestation, diagnosis, therapy and prevention. Acta Academiae
Medicinae Sinicae, 108(14), 937–943.
Indrus, Hasta Handayani. (2020). Buku Demam Tifoid Hasta 2020. Makasar:
Universitas Muslim Indonesia
Inawati, (2017). Demam tifoid. Artikel Kesehatan Depatermen Patologi Anatomi
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Sucipta, A. A. M., 2015. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid
pada Anak. Jurnal Skala Husada, Volume 12, pp. 22-26.