Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT DENGAN DEMAM TYPOID

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.
Di Indonesia, demam typhoid dapat ditentukan sepanjang tahun. Ada penelitian yang
mendapatkan peningkatan jumlah kasus pada musim penghujan. Ada pula yang mendapatkan
hasil penelitian pada peralihan antara musim kemarau dan musim penghujan.( Ngastiyah,
2005).
Insiden tertinggi demam typhoid didapatkan pada anak-anak berumur satu tahun. Sebagian
besar (80 %) pasien yang dirawat, dibayar kesehatan anak FKUI RSCM Jakarta berumur 5
tahun.Terdapat dua penularan salmonella typhoid yaitu pasien dengan demam typhoid karier
di daerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar salmonella typhosa. Sedang di
daerah non endemik transmisi terjadi melalui makanan yang tercemar oleh karier .(
Ngastiyah, 2005).
Penderita demam typhoid perlu mendapatkan penanganan dini, yaitu isolasi, desinfeksi
pakaian, istirahat selama demam hingga dua minggu, diit tinggi kalori, tinggi kalori, tinggi
protein dan rendah serta. Penanganan dini yang di lakukan pada penderita demam typhoid
bertujuan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya dampak yang tidak di inginkan
misalnya perdarahan usus, perforasi usus, pentanitis, dehidrasi dan asidosis.Penyakit Typoid
termasuk penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang dan masih merupakan
masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara sedang berkembang.
Di negara berkembang angka kematian akibat demam tipoid berkisar antara 2,3 – 16,8%1.Di
indonesia penderita demam tyfoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per
tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada
musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering
pada anak besar,umur 5- 9 tahun.
Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat
mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang
bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus menerus lebih
dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan anak
baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan demam typhoid yang sesuai dengan
keterampilan yang telah didapat di pendidikan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari demam typhoid.
b. Untuk mengetahui penyebab dari demam typhoid.
c. Untuk mengetahui gejala klinis dari demam typhoid.
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari demam typhoid.
e. Untuk mengetahui komplikasi dari demam typhoid.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari demam typhoid.
C. MANFAAT
1. Bagi institusi
Memberikan informasi kepada pendidikan beserta referensi tentang kasus anak dengan
demam tyfoid dan penanganannya.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan untuk menambah wawasan tentang demam tyfoid dan asuhan yang di berikan.
3. Bagi Mahasiswa
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan asuhan kebidanan pada anak dengan demam
tyfoid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFENISI TYPOID
Tifus Abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan
gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Kapita
slekta anak jilid 2 th 2001:432).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal,
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
2. ETIOLOGI
Penyebab typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan
carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun. Basil / kuman
salmonella Typhosa, Salmonela paratyphosa.
Salmonela Typosa mempunyai 3 macam anti gen yaitu:
a. Antigen O (Ohne Hauch)
Somatik terdiri dari zat kompleks lipopoli sakarida.
b. Antigen H (Hauc)
Terdapat pada flagela dan bersifat termolabil.
c. Antigen V1 (Kapsul)
Merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen O terhadap
fagositosis.(Dr.T.H Rompengan,1997:57).
3. GEJALA KLINIS
Biasanya yang dialami pada siang hari demam berkurang bahkan terkadang tidak demam
namun panas dialami pada saat sore dan malam hari. Ini merupakan tanda yang khas demam
typhoid.
d. Minggu I : infeksi akut (demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, diare).
e. Minggu II : Gejala lebih jelas (demam, bradikardia relatif, lidah kotor, nafsu makan
menurun, hepatomegali, gangguan kesadaran).
4. PATOFISIOLOGI
Kuman salmonella typhosa masuk kesaluran cerna bersama makanan/minuman menuju ke
usus halus mengadakan infasi kejaringan limfoid usus halus(plak peyer) dan jaringan limfoid
mesentrika. Setelah menyebabkan keradangan dan nekrosis setempat,kuman lewat pembuluh
limfe masuk ke pembuluh darah menuju organ retikulo endotelia terutama hati dan
limpa.ditempat ini kuman difagosit. Dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak,kuman
kembali ke pembuluh darah(bakteria sekunder) dan sebagian masuk kembali ke organ tubuh
terutama pada limfa dan kandung empedu menuju ke rongga usus sehingga menyebabkan
reinfeksi diusus halus.Demam tipoid disebabkan karena kuman salmonella typhi dan
endotoksin merangsang pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang
meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar didarah mempengaruhi hipotalamus sehingga
menimbulkan gejala demam.Luka/tukak pada usus menyebabkan perdarahan bahkan
perforasi.
5. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Peritonitis
4. Meningitis
5. Kolestsisis
6. Ensetelopati

6. PENATALAKSANAAN
Beberapa masalah yang dapat timbul pada pasien dengan typhoid antara lain :
1. Kebutuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan,
mual dan kembung.
2. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan
peningkatan suhu tubuh.
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
5. Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi
Perencanaan terhadap masalah-masalah tersebut dengan kriteria hasil sebagai berikut :
1. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
3. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan kesadaran yang lebih lanjut.
4. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat perkembangan
anak.
5. Anak akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pelaksanaan terhadap intervensi masalah-masalah tersebut diatas, yaitu :
- Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan.
- Menilai status nutrisi anak.
- Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat di toleransi anak, rencanakan untuk
memperbaiki kualitas gizi pad saat selera makan anak meningkat.
- Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi.
- Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan tehnik porsi kecil
tetapi sering.
- Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.
- Mempertahankan kebersihan mulut anak.
- Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
- Koleborasi untuk memberikan makanan melalui parental jika pemberian makanan melalui
oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Mencegah kurangnya volume cairan.
- Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit setiap empat jam.
- Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan turgor tidak elastis, ubun-ubun
cekung, produksi urin menurun, membran mukosa kering, bibir pecah-pecah.
- Mengobservasi dan mencatat intake dan out put dan mempertahankan intake intake dan
out put yang adekuat.
- Memonitor dan mencatat berat badan pada waktu yang sama dengan skala yang sama.
- Memonitori pemberian cairan melalui intravena setiap jam.
- Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (Insesible water loss / iwl) dengan
memberikan kompres atau dengan tepid sponge.
- Memberikan terapi obat yang sesuai dengan advise dokter..
- Mempertahankan fungsi persepsi sensori.
- Kaji status neurologi.
- Istirahatkan anak hingga suhu badan dan tanda-tanda vital stabil.
- Hindari aktivitas yang berlebihan.
- Pantau tanda-tanda vital.
- Melibatkan peran keluarga dalam memnuhi kebutuhan dasar anak.
- Mempertahankan suhu dalam batas normal.
- Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
- Beri minum yang cukup.
- Beri kompres air biasa.
- Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT
DENGAN DEMAM TYPHOID
DI RS SARI MULIA BANJARMASIN

Tanggal Pengkajian : 11 juli 2013


Tempat Pengkajian : Rg.Garuda Lt.3 RS Sari Mulia Banjarmasin

A. Subjektive Data
1. Identitas
Anak
Nama : An. B
Tanggal/Jam Lahir : 28 Desember 2006 / 07.30 wita
Jenis Kelamin : Perempuan

Orang Tua
Ayah Ibu
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Tn. D
33 tahun
Jakarta/indonesia
Islam
S1
Swasta
Jl. Komp.Pesona modern 2 km 11 Ny. N
30 tahun
Jakarta/indonesia
Islam
D3
Swasta
Jl. Komp.Pesona modern 2 km 11

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak 1 hari yang lalu disertai mual dan muntah 2x
sehari . Ibu cemas dengan keadaan anaknya.

2. Riwayat Prenatal
a. Kehamilan ke :1
b. Tempat ANC : Rs
c. Imunisasi TT : lengkap
d. Obat-Obatan yang pernah diminum selama hamil : tablet FE, kalk, B complex
e. Penerimaan Ibu/Keluarga Terhadap kehamilan : Baik
f. Masalah yang pernah dialami ibu saat hamil :Tidak ada
3. Riwayat IntraNatal
a. Persalinan ke :1
b. Tempat dan penolong persalinan : RS/dokter
c. Masalah saat persalinan : tidak ada
d. Cara Persalinan : spontan pervaginam
e. Lama persalinan
Kala 1 : ±10 jam
Kala II : ±45menit
f. Keadaan bayi saat lahir
Segera menangis/tidak : menangis kuat
BB lahir/PB Lahir : 3500gram/52 cm

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan anak
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
hipertensi, asma dan Diabetes, tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, tidak
pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan TBC

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan bahwa dari keluarga tidak menderita penyakit kronis seperti jantung, tidak
menderita penyakit menurun seperti DM, hipertensi dan penyakit menular seperti hepatitis
dan TBC.
5. Status Imunisasi
No Jenis Imunisasi Umur Diberikan Tempat Pelayanan
1 Hepatitis B0 Segera setelah lahir RS
2 Hepatitis B1 2 bulan RS
3 Hepatitis B2 3 bulan RS
4 Hepatitis B3 4 bulan RS
5 BCG 1 bulan RS
6 Polio 1 1 bulan RS
7 Polio 2 2 bulan RS
8 Polio 3 3 bulan RS
9 Polio 4 4 bulan RS
10 DPT 1 2 bulan RS
11 DPT 2 3 bulan RS
12 DPT 3 4 bulan RS
13 Campak 9 bulan RS

6. Pola kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi
- Jenis yang dikonsumsi : Bubur,lauk pauk , buah
- Frekuensi : sesuai kebutuhan
- Porsi : secukupnya
b. Eliminasi
• BAB
- Frekuesi : ± 1 x sehari
- Konsistensi : lembek
- Warna : kuning kecokelatan
• BAK
- Frekuensi : ± 7 x sehari
- Warna : kuning jernih
- Bau : khas urine
c. Personal hygiene
- Frekuensi mandi : Sesuai kebutuhan
- Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
- Penggunaan popok anti tembus : Sesuai kebutuhan

7. Data psikososial dan spiritual


a. Tanggapan anak terhadap keadaannya : Anak merasa
badan nya panas
b. Tanggapan orang tua terhadap keadaan anaknya : cemas
c. Pengambil keputusan dalam keluarga : orangtua
d. Pengetahuan keluarga tentang perawatan anaknya: dari nakes

B. Objektive Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
- Nadi : 120 x/ menit
- Respirasi : 38 x/menit
- Time : 38 0 C
2. Pemeriksaan Antropometri
a. BB : 41 kg
b. PB : Tidak dilakukan
c. Lingkar kepala : Tidak dilakukan
d. Lingkar dada : Tidak dilakukan
e. LILA : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada massa.
- Muka : Simetris, tidak ada odema pada wajah
- Mata : Simetris, tidak ada odem pada kelopak mata, konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik.
- Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan atau serumen
- Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada pengeluaran sekret
- Mulut : bibir tampak kering, gigi dan mulut bersih, lidah kotor
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
- Dada : Simetris pada saat inspirasi dan ekspirasi
- Perut : Simetris, perut terlihat kembung
- Tungkai :Bentuk simetris tidak ada varises, turgor kulit menurun
- Genetalia: tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi
- Leher : tidak teraba ada pembesaran kelenjar tyroid dan

Pembengkakan kelenjar limpe


- Dada : tidak teraba ada benjolan dan nyeri tekan
- Abdomen : perut kembung
c. Auskultasi
- Dada : nafas normal, tidak terdengar wezhing atau ronchi
- Abdomen : terdengar bising usus
d. Perkusi
- Abdomen : kembung

4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
11,0
3800
5,90
173000
36,2
gr/dl
/mm3
Juta/mm3
/mm3
%
11,5 – 15,5
4000 – 11000
4,50 – 5,50
150000 – 350000
35,0 – 45,0

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Sero Imunologi
NS+Antigen Dengue
Pemeriksaan
Tubek TF

Positif

Positif (skala 6)

Negatif

Negatif

<=3
Positif lemah
4-5
Positif kuat
6-10

C. ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan : Anak sakit umur 8 tahun dengan Typhoid
Masalah : Demam,pusing , mual dan muntah
Kebutuhan : Konseling,Health education dan Terapi sesuai
Advis dokter.
D. PLANNING
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
Suhu : 380 C
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 38x/menit
Dan dilihat dari pemeriksaan khusus, keluhan dan gejala yang dialami pasien, dapat
disimpulkan anak menderita demam typoid.
“ ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberitahukan pada ibu bahwa demam anaknya kemungkinan disebabkan oleh:
Salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua sumber penularan salmonella
typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang
sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air
kemih selama lebih dari 1 tahun. Basil / kuman salmonella Typhosa, Salmonela paratyphosa.

“ ibu sudah mengetahui penyebab demam pada anaknya”


3. Menyarankan anak untuk tetap makan agar asupan nutrisi tetap masuk kedalam tubuh
untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
“Anak bersedia makan walaupun hanya sedikit”
4. Menyarankan ibu agar tetap menjaga kebersihan anaknya terutama pada bagian genetalia
setelah BAB/BAK dengan menggunakan air bersih.
“ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan pada anak nya”
5. Mengakaji input dan output cairan
a. Input
- Infus Rl 30 tpm
b. Output
- Demam, mual dan tidak muntah
“input dan output cairan sudah dikaji”
6. Menganjurkan ibu untuk mengompres hangat anaknya agar demam yang dialami anak
dapat berkurang.
“ibu bersedia mengompres hangat anaknya”
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi, seperti
- Infus RL tetes/menit
- Norages 3x500 mg secara IV
- Cortidex 3x2 mg secara IV
- Terpacef 2x 1 gr
Po : Isoprinosin 4x1 1/2 (pg-sg-sr-mlm)
Curliv 2x1 1/2
“terapi sudah diberikan”

CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal Catatan Perkembangan
1 Jum’at, 12 juli 2013 S :mengeluh kurang nafsu makan
O : KU masih lemah, T : 36,7 0 C
A : Typhoid
P : mengobservasi TTV
Mengkaji input dan output
Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Inf. Rl 30 tpm
- Norages 3x500 IV
- Cortidex 3x2 mg
- Terpacef 2x1 gr
Po.Isoprinosin 4x1 ½ (pg,sg,sr,mlm)
Curliv 2x1 ½

2. Sabtu,13 juli 2013 S : mengeluh panas.


O : Ku masih lemah, T : 38,1 0C
A : Typhoid
P : mengobservasi TTV
Mengkaji input dan output
Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Inf. Rl 30 tpm
- Norages 3x500 IV
- Cortidex 3x2 mg
- Terpacef 2x1 gr
Po.Isoprinosin 4x1 ½ (pg,sg,sr,mlm)
Curliv 2x1 ½

3. Minggu, 14 juli 2013 S : Tidak ada keluhan


O : KU membaik, T : 37 0C
A : Typhoid
P : mengobservasi TTV
Mengkaji input dan output
Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Inf. Rl 30 tpm
- Norages 3x500 IV
- Cortidex 3x2 mg
- Terpacef 2x1 gr
Pasien boleh pulang
Po.Isoprinosin 4x1 ½ (pg,sg,sr,mlm)
Curliv 2x1 ½

BAB IV
PEMBAHASAN

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses
dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart).Typhoid adalah
suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh
salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M.).
Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah suatu
penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang dapat
menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Pada saat An.B masuk di rawat diruangan dalam keadaan lemah dan sangat panas badan nya
dengan suhu 38 derajat celcius, tindakan yang dilakukan yaitu pengkajian setelah itu keadaan
umum anak di observasi kembali dan diberikan cairan elektrolit yaitu Infus Ringer laktat
dengan 30 tetes/menit dan injeksi yang sesuai advise dokter yaitu norages untuk antipireutik
atau penurun panas (3x500 mg ), terpacef untuk antibiotik (2x1 gr) ,Cortidex untuk radang
(3x2 mg), dan Po.isoprinosin untuk antivirus (4x1 ½ ), dan curliv untuk vitamin (2x1 ½ ).
keluarga sudah mengetahui tentang keadaannya dan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.dan keadaan anak selama 3 hari di rawat mulai membaik sehingga Anak
diperbolehkan pulang atas dasar keinginan keluarga dan disetujui oleh dokter yang merawat.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan
gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran.
Penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh
salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi.adapun tanda dan akut gejala penyakit typoid.
a. Minggu I : infeksi akut (demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, diare).
b. Minggu II : Gejala lebih jelas (demam, bradikardia relatif, lidah kotor,nafsu makan
menurun, hepatomegali, gangguann kesadaran).
Dan ada juga cara pencegahan penyakit typoid yang dilakukan adalah cuci tangan setelah dari
toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu
mentah (yang belum dipsteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan
hindari makanan pedas.
2. SARAN
a. Bagi Institusi
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan
secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan
pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.
b. Bagi Rumah sakit
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan asuhan kebidanan dengan
diagnosa yang sesuai data murni dari status pasien.

c. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat
praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.T.H Rampengan,DSAK & Dr. I.R Laurentz,DSAK (1997). Penyakit Infeksi Tropik pada
Anak. EGC: Jakarta.
Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak FK Unud (1997). Buku Standar Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unud:Denpasar.
Lynda Juall Carpenito (2000). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Soetjiningsih (2000).Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.
Suriadi & Yuliani Rita (2001).Asuhan Keperawatan Pada Anak. CV Agung Setia:Jakarta.

Diposkan oleh Febby Febriyani Lestari di 20.55


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

1 komentar:

1.

Ace Maxs9 Juni 2015 01.35

informasi yang sangat bermanfaat, terimakasih banyak..

http://landongobatherbal.com/obat-herbal-penyakit-tipes/

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Home Febb
 September (3)
 Oktober (1)
 Juli (1)

Mengenai Saya

Febby Febriyani Lestari


Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai