BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
Menurut WHO ( 1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
( Mansjoer, 2008)
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering
dengan feces air/tidak berbentuk.
( Lynda Juall Capenito, 2000 )
Keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3x sehari konsistensi feces encer dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
( Ngastiah, 1997 )
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya.
( Ruseono Hassan, 1985 )
2.1.2 Etiologi
Faktor diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.
Infeksi enteral ini meliputi:
a) infeksi bakteri
b) infeksi virus
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
Otitis Media Akut ( OMA ), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
2.1.3 Patogenis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
5terdapat peningkatan isi rongga usus
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
2.1.4 Potofisiologi
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi :
a. Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi ) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan asam-basa ( asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya )
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah )
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
2.1.5 Gejala Klinis
Mula-mula anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai
lendir dan atau darah. Warna tinja mungkin lama-lama berubah menjadi kehijau-hijauan
karna tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karna seringnya
defekasi.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan
elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
2.1.6 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi seperti :
a. Dehidrasi
b. Rentan hipovolemik
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi Laktosa Sekunder
f. Kejang
g. Malnutrisi Energi Protein
2.1.7 Penanganannya
Dasar pengobatan diare adalah :
a. Pemberian cairan ( Rehidrasi awal dan rumat )
1) Cairan rehidrasi oral ( Oral Rehidration Salts )
a) Formula lengkap ( mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan Glokosa )
b) Formula sederhana ( Hanya mengandung NaCl dan Sukrosa )
2) Cairan Parenteral
b. Dietetik ( Pemberian makanan )
1) Untuk anak dibawah 1 th dan anak di atas 1 th dengan berat badan kurang dari 7 kg.
Jenis makanan :
a) Susu ( ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak
jenuh, misalnya LLM, Almiron)
b) Makanan setengah padat atau makanan padat (Nasi tim)
c) Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu asam lemak berantai
sedang/tidak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan.
2) Untuk anak diatas 1 th dengan berat badan lebih dari 7 kg.
Jenis makanan :
a) Makanan padat atau makanan cair / susu sesuai dengan kebiasaan makan dirumah.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain.
1) Obat anti sekresi
a) Asetosal
Dosis = 25 mg/th dengan dosis minimum 30 mg.
b) Klorpromazin
Dosis = 0,5 – 1 mg/kg bb/hari
2) Obat anti spasmolitik
Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverine, ekstrak beladona, opium,
loperamid, dan sebagainya deperlukan untuk mengatasi diare akut.
3) Obat pengeras tinja
Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, dan sebagainya tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare.
4) Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali bila
penyebabnya jelas.
2.2 Konsep Manajemen Varney
2.2.1 Pengkajian
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif
disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit,
jam masuk rumah sakit, nomor register.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a) Data Anak
Nama anak : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan menghindari
terjadinya kekeliruan.
(Christina, 1993: 41)
Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah
kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)
Jenis kelamin : Untuk mencocokkan identitas kelamin sesuai nama
anak, serta menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan pasien yang
lain.
Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua.
b) Biodata Orang Tua
Nama : Untuk mengenal/memanggil klien, serta sebagai
penanggung jawab terhadap anak.
Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu serta suami.
Agama : Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh di
dalam kehidupan termasuk kesehatan, dan akan mudah dalam mengatasi masalah
kesehatan pasien.
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami berasal
dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan kepada anak.
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di
dalam tindakan asuhan kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien
(anak) yang tingkat pendidikannya tinggi.
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)
Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan
ekonomi keluarga dan juga dapat mempengaruhi kesehatan.
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)
Penghasilan : Mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan
dengan status gizi pada anak.
Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan
mendesak dan dapat memberi petunjuk keadaan tempat tinggal pasien.
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)
2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat
mengetahui tindakan apa yang dilakukan.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat
mengetahui tindakan apa dilakukan. Ibu mengatakan anaknya BAB lebih dari 3 kali/ hari
dengan konsistensi cair
2.2.5 Intervensi
Rencana tindakan yang akan dilakukan
2.2.6 Implementasi
Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah V dilaksanakan secara efisien
dan aman sesuai dengan situasi dan kondisi.
2.2.7 Evaluasi
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi masalah ahtau diganosa dan mengacu pada tujuan dan
kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
No Reg :
Tanggal : 6 Maret 2012
Jam : 19.15 WIB
3.1.1 Data Subyektif
a. Biodata
1) Anak
Nama anak : An. “A”
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :3
2) Orang Tua
Nama ibu : Ny. Nama Ayah : Tn “K”
“A” Umur : 45 th
Umur : 43 th Suku : Jawa
Suku : Jawa Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : SD
Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : IRT Penghasilan : Rp
Penghasilan : - 450.000
Alamat : Gang 07 Alamat : Gang 07
3) Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang sedang sakit.
4) Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya mencret + 4 x dari kemarin dengan konsistensi cair sedikit
ampas.
Neonatal
Anak minum ASI sampai usia 7 bulan, kemudian PASI sampai usia 18 bulan. Tali
pusat dirawat oleh ibu sampai lepas.
7) Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi dasar anak lengkap
8) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun,
seperti kencing manis, asma, jantung, hipertensi, dan penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, AIDS, dll.
9) Riwayat Psikososial dan Budaya
Psikologi :
- Respon ibu dan keluarga terhadap keadaan anak: khawatir
- Pengasuhan anak: Diasuh sendiri
Sosial :
- Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
- Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
- Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar : Baik
Budaya-budaya yang dianut :
Keluarga menganut budaya jawa, seperti 7 bulanan dan selapan. Jika keluarga sakit
selalu berobat ke bidan.
10) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Sehat Sakit
1. Nutrisi
Makan 3x sehari Makan 3x sehari
dengan komposisi nasi, dengan komposisi nasi,
lauk, dan sayur lauk, dan sayur
Minum susu 6-7 Minum susu formula 7-
botol/hari 8 botol/hari
2. Eliminasi
BAB 1x sehari, warna BAB 4 x/hari, warna
kuning, konsistensi kuning, konsistensi cair
lembek
BAK 7-8 x/hari, warna BAK 5-6 x/hari, warna
kuning jernih kuning jernih
3. Istirahat
Tidur siang 2-3 jam Tidur siang 1 jam
Tidur malam 9- 10jam Tidur malam 7-8 jam
4. Aktivitas
Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan semenjak
bergerak dan setiap sakit anaknya rewel dan
harinya bermain bersama selalu minta digendong.
kakak, dan kedua orang
tua
5. Personal Hygiene
sSehari mandi 2x pagi Sehari diseka 2x pagi dan
dan sore, ganti baju setiap sore, ganti baju setiap
habis mandi dan celana habis diseka dan celana
setiaphabis mandi dan setiap habis diseka setiap
bila basah/kotor kali BAB
3.5 Intervensi
DX : Anak “A” Usia 18 Bulan Dengan Diare
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret + 4 x sejak tadi malam konsistensi cair
sedikit ampas.
DO : Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tonus otot/aktivitas : Lemah
- Tanda-tanda vital : Pernafasan : 34 x/menit
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 367C
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
mata sedikit cowong.
- Kulit : Bersih, warna merah muda, turgor kulit jelek.
- Antropometri : BB saat ini : 15 kg
BB sebelum sakit : 15 kg
Tinggi badan : 75 cm
Kriteria Hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keadaan anak membaik
dan diare berhenti
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan anak
R/ membina hubungan baik dengan ibu dan anak
2. Lakukan pemeriksaan terhadap anak
R/ mengetahui keadaan anak
3. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu atau keluarga.
R/ Ibu dan keluarga mengerti keadaan anaknya dan dapat lebih kooperatif dengan
tindakan yang akan dilakukan.
4. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene anak.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
5. Ajarkan ibu cara cebok yang benar.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
6. Jelaskan pada ibu tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh anak.
R/ Kebutuhan nutrisi anak tercukupi.
7. Anjurkan pada ibu untuk memberikan minuman per oral yang adekuat.
R/ Masukan cairan yang adekuat akan mengganti cairan yang keluar dari muntah dan
feses.
8. Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda dehidrasi.
R/ Ibu dapat mengerti dan memahami sehingga cepat waspada apabila menemui tanda-
tanda diatas.
3.6 Implementasi
Tanggal : 6 Maret 2012
Jam : 20.00 WIB
DX : Anak “A” Usia 18 Bulan Dengan Diare
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret + 4 x sejak tadi malam
konsistensi cair sedikit ampas.
DO :
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tonus otot/aktivitas : Lemah
- Tanda-tanda vital : Pernafasan : 34 x/menit
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 367C
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
mata sedikit cowong.
- Kulit : Bersih, warna merah muda, turgor kulit jelek.
- Antropometri : BB saat ini : 15 kg
BB sebelum sakit : 15 kg
Tinggi badan : 75 cm
Kriteria Hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keadaan anak membaik
dan diare berhenti
Implementasi :
1. Melakukan pemeriksaan terhadap anak dengan melakukan pemeriksaan fisik
terhadap anak
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene anak dengan mengganti
celana dalam setiap kali selesai BAB.
3. Mengajarkan ibu cara cebok yang benar dengan menggunakan sabun dan air bersih.
4. Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh anak dengan menjaga
dan memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk anak.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan minuman per oral yang adekuat dengan
memberi minum kepada anak.
6. Mengajarkan ibu mengenali tanda-tanda dehidrasi seperti bibir dan kulit kering.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 6 Maret 2012
Jam : 06.30
DX : Anak “A” Usia 18 Bulan Dengan Diare
1. Ibu mengetahui keadaan anak
2. Ibu mengerti tentang personal hygiene anak.
3. Ibu mengerti tentang cara cebok yang benar.
4. Ibu mengerti tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh anak.
5. Ibu mengerti untuk memberikan minuman per oral yang adekuat.
6. Ibu mengenali tanda-tanda dehidrasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada anak “A” usia 18 bulan dengan diare,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pada pelaksanaan pengkajian data penulis
tidak mengalami kesulitan karena ibu sangat kooperatif dengan apa yang petugas
kesehatan lakukan dan tanyakan. Jadi penulis mudah untuk menggali informasi yang
diperlukan.
Pada tinjauan teori pada kasus dehidrasi pada anak, mata tampak cowong, dan turgor
jelek, pada pengkajian yang penulis lakukan, masalah tersebut tidak tampak, sehingga
disini terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus yang dilakukan.
Pada teori disebutkan bahwa ciri-ciri diare adalah BAB lebih dari 3 kali /hari dengan
konsistensi cair dan pada kasus ini BAB pada An “A” 4 kali dengan konsisitensi cair
sedikit ampas. Dan telah dilakukan asuhan kebidanan dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan kasus dilapangan. Pada tinjauan teori disebutkan bahwa salah satu
efek samping dari diare adalah dehidrasi, tetapi pada kasus ini anak tidak mengalami
dehidrasi yang sangat berat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3 x/hari konsistensi feces
encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Diare disebabkan oleh faktor psikologi dan dapat menimbulkan dehidrasi, renjatan
hipovolemik, hipokalemia, intoleransi laktosa, kejang dan mal nutrisi.
Cara pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian pengobatan dietetik ( susu, makanan
pudar bubur atau bubur susu ), obat-obatan seperti antisekresi, asetosal, antibiotik dan
obat-obat diare.
Pada asuhan kebidanan pada anak “A” usia 18 bulan dengan diare tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek baik dalam hal perawatan maupun
penanggulangan sehingga asuhan kebidanan yang diberikan baik secara mandiri
maupun kolaborasi bisa membawa pasien dalam kesembuhan.
5.2 Saran
Dengan banyaknya angka kejadian sakit, diharapkan pada orang tua agar selalu
waspada bila keadaan anak tidak stabil dan dirasa sakit, karena diare bila terlambat
dalam penanganan maka berakibat sangat buruk sekali bahkan dapat menyebabkan
kematian. Oleh karena itu, segera periksakan anak dan bayi anda ke petugas kesehatan
terdekat bila keadaan anak kurang sehat, selain itu menjaga kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ruseono, dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.
2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Uliyah, Musrifatul. 2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
Poskan Komentar
Mengenai Saya
Rizta S A Ningsih
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.