WHO memperkirakan 70% kematian terjadi di Anak adalah individu yang unik, bukan orang dewasa Asia. Di Asia Selatan sebesar 400–500 per mini. Anak juga merupakan harta atau kekayaan 100.000 penduduk, di Asia Tenggara 100–200 orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, per 100.000 penduduk, dan di Asia Timur Laut melainkan masa depan bangsa yang berhak atas kurang dari 100 kasus per 100.000. pelayanan kesehatan secara individual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa Indonesia merupakan negara endemik demam dan lingkungannya, artinya kebutuhan dasarnya dan tifoid, diperkirakan terdapat 800 penderita per untuk belajar mandiri. Lingkungan yang dimaksud 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan bisa berupa keluarga (orang tua) sepanjang tahun. Demam tifoid sebenarnya dapat menyerang semua Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, demam golongan umur, tetapi biasanya menyerang anak usia tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid terbanyak dari pasien rawat inap di rumah sakit, merupakan salah satu penyakit yang memerlukan yaitu sebanyak 41.081 kasus dan yang perhatian khusus. meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67% Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi (S Data pasien anak dengan demam tifoid di RSU typhi) (Nelwan, 2012). Penyakit ini ditularkan melalui Monompia GMIBM Kotamobagu dari tahun 2017- konsumsi makanan atau minuman yang 2018 terdapat 54 pasien anak yang menderita terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang Demam Tifoid terinfeksi. Gejala biasanya muncul 1-3 minggu Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan setelah terkena, meliputi demam tinggi, malaise, menulis judul “Asuhan Keperwatan Anak pada sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan ,sembelit pasien Demam tifoid dengan masalah atau diare, bintik-bintik merah muda di dada (rose keperawatan hipertermia di ruangan Yordan (zaal spots), dan pembesaran limpa dan hati anak) RSU Monompia GMIBM Kotamobagu”. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis 2.1.5 Manifestasi Klinis
2.1.1 Definisi 1. Demam Demam tifoid (typus abdominalis, enteric fever) adalah infeksi Demam berlangsung selama tiga minggu, bersifat sistemik yang disebabkan kuman salmonella enterika, febris remiten, dan dengan suhu tubuh yang tidak khususnya varianvarian turunannya, yaitu salmonella typhi, terlalu tinggi. Paratyphi A, Paratyphi B dan Paratyphi C. Kuman-kuman tersebut menyerang pencernaan, terutama diperut dan usus. 2. Gangguan pada saluran pencernaan Demam tifoid sendiri merupakan penyakit infeksi akut yang Napas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah- sering ditemukan dimasyarakat (endemik) Indonesia. pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan 2.1.2 Etiologi tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar, disertai nyeri pada perabaan. demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, dan Paratyphi C. Salmonella typhi 3. Gangguan kesadaran merupakan basil gram negatif, berflagel dan tidak berspora, Kesadaran menurun, walaupun tidak terlalu anaerob fakultatif masuk ke dalam keluarga enterobacteriaceae, merosot, yaitu apatis sampai samnolen (keinginan panjang 1-3 um dan lebar 0.5-0.7 um, berbentuk batang single untuk tidur dan terus tidur). atau berpasangan. 2.1.6 Pemeriksaan Penunjang 2.1.3 Patofisiologi 1. Pemeriksaan darah perifer lengkap Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers 2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui 3. Pemeriksaan uji widal Feses. Feses dan muntah pada penderita tifoid dapat menularkan kuman salmonella typhi kepada oeang lain. Kuman 4. Kultur tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang 5. Anti Salmonella thypi IgM 2.1.7 Komplikasi 1. Perdarahan usus 2. Perforasi usus. 3. Peritonitis. 2.1.8 Penatalaksanaan 4. Non Farmakologi 5. Farmakologi 2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Pada Anak. Berdasarkan kebutuhan dasar pada anak di bagi menjadi tiga bagian yaitu : kebutuhan fisik – Biologis (ASUH), kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH) dan, kebutuhan sitimulus (ASAH) . 2.3 Masalah Keperawatan 2.3.1 Definisi Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal 2.3.2 Batasan Karakteristik 6. Konvulsi 7. Kulit kemerahan 8. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal 9. Kejang 10. Kulit terasa hangat 11. Takikardi 12. Takipnea 2.3.3 Faktor Yang Berhubungan Anastesia,Penurunan respirasi,Dehidrasi,Pemajanan lingkungan yang panas,Penyakit,Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan,Peningkatan laju metabolisme,Aktivitas berlebihan. 2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Anak 2.4.1 Pengkajian Pengkajian meliputi: Identitas,Riwayat Sesehatan Sekarang ,Riwayat Kesehatan Sebelumnya ,Riwayat Tumbuh Kembang ,Pemeriksaan fisik,Pemeriksaan Diagnostik 2.4.2 Diagnosa Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit / proses inflamasi salmonella typhi. 2.4.3 Intervensi Keperawatan Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit/ proses inflamasi salmonella typhi. Kriteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing. NIC : 1. Monitor suhu sesering mungkin 2. Monitor warna dan suhu kulit 3. Monitor intake dan output 4. Berikan anti piretik 5. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam 2.4.4 Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. 2.4.5 Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan melihat sejauh mana diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan mengevaluasi kesalahan yang terjadi selama pengkajian, analisa, intervensi, mengimplementasi keperawatan BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian melakukan prosedur penelitian. 3.2 Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di ruangan Yordan (zaal anak) RSU Monompia dengan masalah keperawatan Pada penelitian ini, klien yang akan diberikan asuhan keperawatan terdiri hipertermia di RSU Monompia GMIBM Kotamobagu. dari dua orang klien anak dengan diagnosis Demam Tifoid dengan Waktu penelitian akan dilakukan kurang lebih selama 3 masalah keperawatan hipertermia di RSU Monompia GMIBM Kotamobagu. hari pada bulan September 2018. 3.3 Definisi Operasional 3.5 Prosedur Penelitian Hipertermi pada pasien anak merupakan kenaikan suhu tubuh diatas normal yaitu 37oC-39oC, jika tidak segera diatasi, maka hipertermi akan 1. Pembuatan rancangan penelitian menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi, syok, gangguan 2. Pelaksanaan Penelitian tumbuh kembang pada anak. 3. Pembuatan Laporan Pasien anak dengan demam tifoid adalah pasien anak yang mengalami infeksi di bagian pencernaan yaitu perut dan usus. Kuman-kuman yang menyerangnya disebut salmonella typhi. Pasien anak yang sudah terjangkit virus salmonella typhi, sering mengalami hipertermia karena sudah terinfeksi kuman, oleh karena itu dibutuhkan penanganan khusus dari tim medis. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data 1. Pengkajian 2. Diagnosis keperawatan 3. Intervensi 4. Implementasi 5. Evaluasi 3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data Alat yang digunakan adalah format pengkajian anak, alat pemeriksaan fisik yang terdiri dari thermometer, timbangan, penlight, stetoskop, dan alat perlindungan diri (APD) 3.7 Analisa Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis deskriptif, yaitu suatu teknik untuk mengungkapkan dan memaparkan pendapat dari responden berdasarkan jawaban dari instrumen penelitian yang telah diajukan oleh peneliti. TERIMA KASIH