Anda di halaman 1dari 31

RIMA PARWATI SARI

ANSIETAS-SEDATIF-HIPNOTIK
Ansietas " Calming effect" –
efek yang menenangkan,
menghilangkan kecemasan dan ketegangan
mental
Sedatif menyebabkan keadaan sedasi :
- Kepekaan thd lingkungan 
- Tenang - lesu - mengantuk
-  Kewaspadaan, Aktifitas motorik,
Reaksi spontanitas
Hipnotik menyebabkan tidur
Penggolongan antiansietas / Sedatif
dan Hipnotik
Golongan Benzodiazepin
Golongan Barbiturat
Golongan Agonis 5HT / antagonis 5HT
Golongan Beta Blokker : Propanolol
Meprobamat
Lain-lain :
Antihistamin, mis : difenhidramin
Kloralhidrat , Paraldehid
Zolpidem , dsb
MEKANISME ANSIETAS
CEMAS

SINDROMA
?
ANSIETAS

HIPOTESA : HIPERAKTIVITAS SISTEM


LIMBIK
(dikendalikan oleh neuron GABA-ergik
BENZODIAZEPIN
MEKANISME KERJA
 Impuls syaraf menyebabkan GABA keluar menuju
neuron 1 (1,2)
 GABA meluncur diantara neuron (3)
 GABA bereaksi dengan reseptor di neuron 2,
-
reaksinya menyebabkan Cl memasuki neuron (4)
 Efek ini menghalangi kelanjutan
perkembangan dari impuls syaraf (5)
 Benzodiazepin bereaksi dengan
booster site di GABA (6)
 Hal ini menambah efek yang
menghalangi GABA,
impuls syaraf yang sedang berjalan bisa
terhambat (7,8)
BENZODIAZEPIN
Mekanisme kerja Benzodiazepin :
meningkatkan efek inhibisi GABA
Frekuensi terbukanya saluran CI- meningkat
Hiperpolarisasi
Depresi SSP (inhibisi)
EFEK FARMAKOLOGI
1. Antiansietas (Ansiolitik)
Efek depresi pada sistem limbik dan korteks frontal

2. Efek sedasi  dosis sedasi > dosis ansietas 


Depresi ringan pada RAS  kepekaan kortek serebri 

3. Efek hipnosis  dosis hipnosis > dosis sedasi


Mempercepat mula tidur
Memperpanjang masa tidur
Memperpendek fase tidur "REM"  proporsi
perpendekannya < dari pada oleh Barbiturat

NB : Hipnotik pada umumnya memperpanjang masa tidur


(total) tetapi memperpendek fase tidur " REM
EFEK FARMAKOLOGI
4. Efek antikonvulsi :
Dapat terjadi pada dosis ansiolitik oleh karena depresi
pada korteks, hipokampus dan amigdala (sistem limbik)

5. Muscle relaxant (Pelemas otot)


Depresi (menekan) reflek polisinap di " spinal cord "
Pada dosis sangat tinggi  efek perifer
 menghambat transmisi di
Skeletal neuromuskular junct
6. Anestesia
Tak ada efek anestesi umum yg spesifik
Kesadaran tetap +
Relaksasi otot untuk operasi tak tercapai

7. Amnesia  Terjadi pada dosis pre-anestetik


PENGGOLONGAN BENZODIAZEPIN
Golongan Long acting :
Klordiazepoksid, Diazepam, Klorazepat, Prazepam,
Flurazepam

Golongan Short acting :


Alprazolam, Ariazolam, Oksazepam, Temazepam,
Estazolam, Lorazepam
FARMAKOKINETIK
ABSORPSI
p.o  cepat dan baik
Basa lemah  absorpsi optimal pada pH basa  di
duodenum
Absorpsi tergantung sifat lipofiliknya
Klorazepat (metabolitnya) > triazolam > diazepam >
oksazepam > temazepam
Diazepam dan benzodiapen lainnya (kecuali Midazolam
dan Lorazepam) secara parenteral (p.e}  absorpsi lambat
tak lengkap dan tak teratur Karena pada pH fisiologis sulit
larut dalam air
 jadi bioavailabilitas p.d . p.e < dari pada p.o
FARMAKOKINETIK
DISTRIBUSI
Tergantung derajat lipofilik , aliran darah,
perbedaan konsentrasi
Dpt mencapai SSP :
diazepam dan triazolam > klordiazepoksid dan
lorazepam
Dpt menembus Sawar uri  teratogenik
Air susu ibu '
FARMAKOKINETIK
METABOLISME
PENGGUNAAN KLINIK
Ansiolitik (Antiansietas) :
 Hilangkan kecemasan dan keadaan panik
Premedikasi pada anestesi umum
Obat tambahan pada terapi psikosomatik
Hipnotik (Antiinsomnia)
 Sulit mulai tidur : Short acting Benzodiazepin
Sering terbangun : Long acting Benzodiazepin
Antikonvulsan
 Kejang panas
 Kejang oleh karena tetanus, keracunan, status epileptikus dll
Muscle relaxants (relaksasi otot)
 Kaku otot
 Endoskopi
Penggunaan der. benzodiazepin yang paling luas adalah DIAZEPAM
EFEK SAMPING & TOKSISITAS
Sedasi, lemas, amnesia, mimpi buruk, efek paradoksal,
ataxia, dll
Benzodiazepin dengan metabolit aktif dan T 1/2 panjang
 sedasi berkepanjangan (daytime sedation) hangover
Efek Teratogenik : labioskisis, palatoskisis
Pada penggunaan lama (2 bulan) terus menerus  toleran
dan adiksi
 Toleran terhadap efek antiansietas / sedatif - hipnotik
Gejala putus obat
Golongan Short acting lebih kuat dari pada golongan Long
acting :
Rebounde insomnia
Ansietas (cemas)
INTERAKSI OBAT
Diazepam + Simetidin
Efek Diazepam diperpanjang
Simetidin : inhibitor enzim
Diazepam /Benzodiazepin + lain-lain obat depresan
(Antihistamin, Alkohol, Fenobarbital/ Barbiturat,
Narkotik, dll)  efek depresi  bahaya depresi
pernafasan
Kontrasepsi meningkatkan metabolisme
Benzodiazepin
BARBITURAT
MEKANISME KERJA
MEKANISME KERJA
Meningkatkan efek inhibisi GABA (saluran Cl- lebih
lama terbuka)
GABA mimetik  mempengaruhi aktifitas
saluran Cl- secara langsung
Menghambat aktifitas glutamat di reseptor
Pada dosis besar , menghambat influks Ca++ ke
intraneuron  penglepasan beberapa transmitor
eksitasi (termasuk glutamat) menurun
PENGGOLONGAN
Penggolongan Barbiturat menurut masa kerja (doa)
I. Ultra short acting Barbiturates : Tiopental
II. Short acting Barbiturates : Sekobarbital (sekonal),
Pentobarbital (Nembutal)
III. Intermediate acting Barbiturates : butabarbital
IV. Long acting Barbiturates : Fenobarbital (Luminal)

NB : Faktor penting yg mempengaruhi : daya larut


Barbiturat dalam lemak
EFEK FARMAKOLOGI
Efek sedasi : Dosis ansiolitik ≥ dosis sedasi
Efek hipnosa : Pengurangan proporsi fase tidur “REM" > BDZ
Efek anestesia
Terjadi pada semua Barbiturat dosis tinggi
Yang digunakan sebagai anestesi : Ultra short dan short acting
Mula kerja cepat, masa kerja tidak terlalu lama
Antikonvulsi
Fenobarbital dan Mefobarbital mempunyai efek spesifik
 antikonvulsi pada dosis < dari pada dosis hipnosis
Efek antikonvulsi tak ada hubungannya dengan efek sedasi
dan hipnotik
EFEK FARMAKOLOGI
Efek Hiperalgesia
 Pada dosis kecil Barbiturat meningkatkan reaksi nyeri pada
beberapa penderita :
Nyeri + Barbiturat : Hiperalgesia, Tak ada sedasi,
Isomnia, Delirium
 Depresi inhibitory centers
FARMAKOKINETIK
ABSORPSI
 Barbiturat mudah diabsorpsi dari tempat
 p.o : diabsorpsi di lambung dan usus halus
 i.m : dari jaringan otot

DISTRIBUSI
 Tergantung daya lipofilik
 Makin lipofilik (ultra short dan short acting) makin cepat masuk otak
 cepat diredistribusi dari otak ke jaringan lemak dan otot bergaris
 Daya lipofilik lemah mencapai otak lambat, berada dalam otak lama,
tidak mengalami redistribusi (golongan Long acting : Fenobarbital
(luminal))

BIOTRANSFORMASI DAN EKSKRESI


 Di hepar  metabolit inaktif
 Mudah larut dalam air  mudah di ekskresi lewat ginjal
PENGGUNAAN KLINIK
Ansiolitik
 Short acting : Pentotal (Nembutal) Sekobarbital
(Sekonal)
Hipnotik
Terapi insomnia :
Sulit mulai tidur  short acting
Sering terbangun  long acting
Sebagai Ansiolitik dan Hipnotik Tergeser oleh BDZ
Antikonvulsan : Fenobarbital Luminal
EFEK SAMPING & TOKSISITAS

Sedasi
Hangover (Long acting Barbiturat) :
residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir 
vertigo, mual, muntah atau diare
Toleran dan Adiksi (khronis)
Toksisitas akut  depresi pernafasan, hipotensi,
oliguri, anuri
EFEK SAMPING & TOKSISITAS
(BARBITURAT & BENZODIAZEPIN)
Sistem respirasi
 Pada orang sehat dosis terapi (hipnotik) tidur alamiah
 Pada penderita penyakit paru obstruktif
 Dosis terapi  depresi pernafasan 
Pada dosis >  †  depresi pusat pernafasan dimedula

Sistem Kardiovaskuler
 Pada orang sehat, dosis hipnotik tak mempengarungi sistem
kardiovaskuler
 Pada keadaan hipovolemik, gagal jantung dan penyakit yang
mempengaruhi fungsi kardiovaskuler 
dosis normal  depresi kardiovaskuler (depresi pusat
vaso motor di medula)
 pada dosis toksik  depresi kekuatan kontraksi
miokard & tonus vaskular  kollaps sirkulasi
INTERAKSI OBAT
Fenobarbital / Barbiturat : enzim inducers
Fenobarbital + Warfarin  efek Warfarin 
Fenobarbital + Griseovulvin  efek Griseovulvin 
Fenobarbital + Parasetamol  toksisitas Parasetamol dapat 
Pemberian Fenobarbital terus menerus  efek Fenobarbital 
Fenobarbital / Barbiturat + obat depresan  depresi
pernafasan 
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN BDZ
DIBANDING BARBITURAT
Indeks terapi lebih besar
Toleran dan adiksi lebih ringan
Dosis ansiolitik < dosis sedasi
Penurunan (pengurangan ) proporsi fase tidur " REM" lebih
sedikit
BUSPIRON
 Antagonis selektif reseptor serotonin
Efek sedasi < / -
Antikonvulsi –
+ Depresan SSP lain , potensiasi <
Efek Antiansietas  10 -15 hari
Ansietas khronik (bukan akut)
Toleran & ketergantungan <
MEPROBAMAT
Efek antara Benzodiazepin - Barbiturat
Ansiolitik
Hipnotik
Antikonvulsi <
Depresi SSP luas, tetapi anestesia tak ada
Muscle relaxant <
Analgesia pada muscoloskeletal , meningkatkan efek obat
analgesik lain
Meningkatkan efek depresi SSP depresan lain
(Benzodiazepin)
ZOLPIDEM
Struktur kimia tak sama dengan Benzodiazepin tetapi dapat
berinteraksi dengan reseptor Benzodiazepin
Efek hipnotik
Muscle relaxant <
Diantagonisir oleh Flumazenil

Anda mungkin juga menyukai