ISNA RAHMAWATI 1808045021 IBD Inflammatory Bowel Disease merupakan suatu penyakit radang usus dan penyakit idiopatik yang disebabkan oleh respon imun yang tidak teratur terhadap mikroflora usus Terbagi menjadi 2 yaitu a. Ulcerative Colitis (UC) b. Crohn Disease (CD) PATOFISIOLOGI Ulcerative colitis Sel Th2 berperan dalam UC. Usus pada UC memiliki banyak sel plasma yang mensekresi IgG dan IgG1 berkolokasi dengan komponen komplemen C3B pada permukaan sel epitel Terdapat abnormal respon imun humoral seperti adanya antibodi terhadap komponen perinuklear neutrofil. Sel T lamina propria mengeluarkan jumlah IL-5 lebih besar PATOFISIOLOGI Crohn Disease Peningkatan jumlah sel T yang diaktifkan di mukosa usus. Sel-sel T tersebut memiliki profilTh1 dan produksi IFN. IL-12 dan IL-18 adalah sitokin yang terlibat dan meningkat di mukosa usus. TNF merupakan mediator peradangan usus. Terdapat peningkatan kadar produksi IL-15 oleh limfosit T lamina propia. IL-15 adalah sitokin yang menstimulasi proliferasi sel T dan perpindahan ke tempat peradangan. Terdapat peningkatan permeabilitas usus. ETIOLOGI Genetik Lingkungan eksternal Flora mikroba usus Respon imun FAKTOR RISIKO Lingkungan Merokok Meningkatkan Risiko CD dan UC Makanan Asupan serat yang tinggi dan asupan buah-buahan dan sayuran yang tinggi dapat mengurangi terjadinya IBD Asupan protein hewani yang tinggi (daging atau ikan) dapat meningkatkan risiko IBD yang lebih tinggi. STANDAR TERAPI Tujuan pengobatan yaitu Resolusi proses inflamasi akut Resolusi komplikasi yang menyertai (misalnya, fistula atau abses) Pengurangan manifestasi sistemik (misalnya, artritis) Pemeliharaan remisi dari inflamasi akut Paliasi atau penyembuhan bedah. Ulcerative colitis UC terbatas pada usus besar dan rektum terutama mukosa dan submukosa. Lesi primer terjadi pada crypts dari mukosa dalam bentuk abses crypt. Komplikasi yang relatif kecil yaitu wasir, anus fisura, dan abses peri rektal. Komplikasi utama adalah megakolon toksik, biasanya mengalami demam tinggi, takikardi, perut buncit, peningkatan jumlah sel darah putih, dan pembesaran usus besar. Ulcerative colitis Lebih besar terkena risiko karsinoma kolon. Sekitar 11% pasien UC mengalami komplikasi hepatobilier. Komplikasi okular (iritis, episcleritis, dan konjungtivitis) terjadi pada 2% hingga 29% pasien. Ulcerative colitis Tanda dan gejala Kram perut Sering BAB, sering tinja berdarah Penurunan BB Demam dan takikardi Penglihatan kabur, sakit mata, dan fotofobia. Artritis Nodul merah lembut yang timbul dengan ukuran ± 1 cm Ulcerative colitis Pemeriksaan fisik Wasir, celah, atau abses perirektal mungkin ada Iritis, uveitis, episkleritis, dan konjungtivitis Eritema nodosum, pyoderma gangrenosum atau ulserasi aphthous • Tes laboratorium Penurunan hematokrit/hemoglobin Peningkatan laju sedimentasi eritrosit Leukositosis dan hipoalbuminemia Antibodi sitoplasmik antineutrofil perinuklear Ulcerative colitis Mild to moderate Mesalamine oral 4 g/hari – 6 g/hari Sulfasalazine 500 mg/hari dan ditingkatkan setiap beberapa hari hingga 4 g/hari. Prednison oral 40-60 mg Infliximab 5 mg/kg IV Ulcerative colitis Beberapa atau penyakit interaktif IV hidrokortison 300 mg setiap hari dalam 3 dosis terbagi metilprednisolon 60 mg sekli sehari Infus siklosporin 2-4 mg/kg/hari atau infliximab Pemeliharaan remisi Sulfasalazine, mesalamine, dan balsalazide 2-2,4 g/hari setara mesalamine steroid harus ditarik secara bertahap setelah remisi diinduksi (lebih dari 2-4 minggu). Crohn Disease CD adalah proses inflamasi transmural. Ileum adalah lokasi yang paling umum terjadi, tetapi selain itu bisa di bagian manapun dari saluran GI. Penyempitan usus halus dengan obstruksi selanjutnya adalah komplikasi yang mungkin memerlukan pembedahan. Komplikasi sistemik yaitu artritis, iritis, lesi kulit, dan penyakit hati. Defisiensi nutrisi sering terjadi pada CD Crohn Disease Tanda dan gejala Malaise dan demam Nyeri perut Sering BAB Hematochezia Fistula Penurunan BB dan gizi buruk Artritis Crohn Disease Pemeriksaan fisik Massa dan kelembutan perut Fisura perianal atau fistula Tes laboratorium Peningkatan jumlah sel darah putih dan laju sedimentasi eritrosit Fisura perianal atau fistula Antibodi Anti-Saccharomyces cerevisiae Crohn Disease Penyakit Crohn Aktif Turunan mesalamine (mis., Pentasa dan Asacol) untuk terapi awal ringan hingga sedang. Prednison 40-60 mg/hari untuk seddang hingga berat. Budesonide (Entocort) 9 mg setiap hari untuk penyakit ileum ringan atau sedang (sisi kanan). Metronidazole oral 10-20 mg/kg/hari Azathioprine 2-3 mg/kg/hari dan mercaptopurine 1-1,5 mg/kg/hari untuk mempertahankan remisi yang diinduksi steroid. Crohn Disease Siklosporin oral 7,9 mg/kg/hari untuk pasien fistula perianal atau kulit yang simtomatik dan parah. Metoteksat sebagai injeksi mingguan 25 mg. Infus infliximab tungal 5 mg/kg diberikan setiap hari selama 8 minggu Adalimumab dan certolizumab untuk pasien sedang hingga berat yang kehilangan respon infliximab. Natalizumab dicadangkan untuk pasien yang tidak merespon steroid atau inhibitorTNF Crohn Disease Pemeliharaan Remisi Sulfasalazine dan turunan mesalamine oral efektif dalam mencegah kekambuhan akut pada penyakit Crohn yang pasif. Budesonide untuk terapi pemeliharaan hingga 1 tahun. Azathioprine dan MP efektif hinga 70% pasien, terutama pada remisi yang diinduksi infliximab atau steroid. Methotrexate, penghambat TNF-α efektif dalam mempertahankan remisi pada CD. MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Sulfasalazine Turunan Asam 5- Berindak secara lokal di usus Amino Salisilat besar untuk mengurangi respon inflamasi dan mengganggu sekresi dengan menghambat sintesis prostaglandin
Mesalamine Turunan Asam 5- Memodulasi mediator kimia lokal
Amino Salisilat dari respon inflamasi, terutama leukotrien atau penghambat faktor nekrosis tumor (TNF) MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Prednisone Kortikosteroid Menekan perpindahan leukosit polimorfonuklear, menekan sistem kekebalan dengan mengurangi aktivitas dan voulme sistem limfatik, dan menekan fungsi adrenal pada dosis tinggi.
polimorfonuklear dan pembalikan peningkatan permeabilitas kapiler
Budesonide Kortikosteroid Mengontrol laju sintesis protein, menekan
perpindahan leukosit polimorfonuklear, fibroblas, memballikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosom pada tingkat sel. MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Cyclosporine Agen immunosupressan Menghambat produksi dan pelepasan IL -2 dan menghambat IL-2 mengaktivasi limfosit T yang istirahat. Azathioprine Agen immunosupressan Antagonis metabolisme purin dan menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein, mengganggu metabolisme seluler dan menghambat mitosis. MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Mercaptopurine Agen antineoplastik, Antagonis yang menghambat sintesis antimetabolit, dan agen DNA dan RNA, sebagai metabolit palsu immunosupressan dan dimasukkan ke dalam DNA dan RNA, akhirnya menghambat sintesisnya
Methotrexate Agen Antineoplastik, Antimetabolit folat yang
antimetabolit, menghambat sintesis DNA. Berikatan antirematik ireversibel untuk dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan folat tereduksi, dan timidilat sintetase, menghasilkan penghambatan sintesis purin dan asam timimilat. MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Infliximab Agen TNF inhibitor Antibodi monoklonal chimeric yang berikatan dengan TNF-α, sehingga mengganggu aktivitas endogen TNF-α
yang berikatan dengan TNF-α, sehingga mengganggu pengikatan pada lokasi resptor TNF-α dan proses inflamasi yang digerakkan oleh sitokin berikutnya MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme
Certolizumab Agen TNF inhibitor Mengikat dan secara selektif menetralkan
aktivitas TNF-α.
Natalizumab Antibodi monoklonal Antibodi monoklonal terhadap subunit
alfa-4 dari molekul integrin, memblokir hubungan integrin dengan reseptor vasular, membatasi adhesi dan transmigrasi leukosit, mengurangi peradangan dengan mengikat alfa-4 integrin, menghalangi adhesi dan migrasi leukosit dalam usus. MEKANISME KERJA OBAT Nama Obat Golongan Mekanisme Metronidazole Antibiotik Berinteraksi dengan DNA untuk menyebabkan hilangnya struktur DNA heliks dan kerusakan untai yang mengakibatkn penghambatan sintesi protein dan kematian sel pada organisme yang rentan. Ciprofloxacin Antibiotik Menghambat DNA girase pada organisme Quinolone yang rentan, menghambat relaksasi DNA superkoil dan meningkatkan kerussakan DNA double-stranded