Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI

OBAT Anti

Lalu Samsul Hidayat


Sahrul Gafur
Pengertian Antibakteri
• Antibakteri adalah zat-zat yang memiliki khasiat
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan
bakteri. Zat antibakteri ada yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (makhluk hidup berukuran kecil
seperti jamur atau bakteri lain) maupun zat buatan
manusia. (Ganiswarna. 1995.)
patofisiologi
• Bakteri  memasuki tubuh  penetrasi ke jaringan
tubuh  terjadi infeksi
• Sistem imun tubuh  dapat mempertahankan tubuh dari
infeksi
• Pertumbuhan bakteri lebih cepat daripada kemampuan
pertahanan tubuh  infeksi ditandai dengan inflamasi
• Treatment  antibiotik
• Efek antibakteria: Bakterisida dan bakteriostatik
• Bakterisida: membunuh bakteri
• Bakteriostatik: menekan pertumbuhan bakteri
Obat antibakteri
Berdasarkan mekanismenya dibagi:
1. Penghambat sintesis dinding sel
2. Penghambat sintesis tetrahidrofolat
3. Penghambat fungsi DNA
4. Penghambat sintesis protein
1. Penghambat sintesis dinding sel
• Sel bakteri terlindungi oleh dinding sel  perlindungan dari
senyawa asing dan hancurnya sel akibat tekanan osmotik
• Dinding sel bakteri tersusun dari suatu struktur yang disebut
peptidoglikan (murein)
• Obat-obat antimikroba  penghambat sintesis dinding sel
• Berdasarkan struktur dinding sel bakteri dibagi: Gram positif
dan gram negatif (berdasarkan pewarnaan gram)
• Gram positif: berwarna ungu setelah proses pewarnaan Gram
• Gram Negatif: lose the stain (kehilangan warna ungu) dan
berwarna pink setelah diwarna dengan safranin.
Gram Positif
GRAM negatif
Kelainan
• Secara umum, antibakteri aman namun
penggunaannya harus sesuai anjuran dokter. Seperti
obat-obatan lainnya, antibakteri juga memiliki efek
samping. Tiap jenis antibakteri memiliki efek samping
yang berbeda namun secara umum, efek samping
tersebut antara lain:
• Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah,
diare;
• Infeksi jamur Candida di vagina (rasa terbakar, gatal
dan mengeluarkan cairan) atau mulut (bercak putih
pada rongga mulut);
• Reaksi alergi, mulai dari yang ringan (biduran kulit, dan
gatal) sampai berat (demam, sesak nafas, tidak
sadarkan diri);
• Resistensi antibakteri.
Interaksi obat
• Interaksi obat didefinisikan oleh Committee for
Proprietary Medicine Product (CPMP) sebagai suatu
keadaan bilamana suatu obat dipengaruhi oleh
penambahan obat lain dan menimbulkan pengaruh
klinis. Biasanya, pengaruh ini terlihat sebagai suatu
efek samping, tetapi terkadang pula terjadi
perubahan yang menguntungkan
Interaksi yang menguntungkan antara lain:
• (1) penisilin dengan probenisid ; probenesid akan
menghambat sekresi penisilin ditubuli ginjal sehngga
meningkatkan kadarnya dalam plasma sehingga
meningkatkan efektivitasnya dalam terapi gonore
• (2) Kombinasi obat antihipertensi ; meningkatkan
efektivitas dan mengurangi efek samping
• (3) Kombinasi obat anti tuberculosis ;
memperlambat timbulnya resistensi kuman terhadap
obat.
Interaksi yang tidak menguntungkan antara lain
a. Obat yang terikat banyak oleh protein plasma, akan menggeser
obat lain (object drug) dari ikatan proteinnya. Contoh: Aspirin.
Fenilbutazon dan golongan Sulfa.
b. Obat yang menghambat atau merangsang metabolisme obat lain.
Contohnya:
c. Perangsang metabolisme: fenitoin, karbamazepam, rifampisih,
antipirin dan griseofulvin.
d. Penghambat metabolisme: alopurinol, simetidin, siklosporin,
luminal, ketokonazol, eritromisin, klaritromisin dan siprofloksasin.
e. Obat yang mempengaruhi renal clearance object drug. Contohnya:
furosemid (diuretik- peluruh kencing), dapat menghambat ekskresi
gentamisin, sehingga menimbulkan toksik.
Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat
merugikan
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
oleh senyawa antibakteri dapat berupa
1. perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk (misalnya penisilin dan sefalosporin),
2. perubahan permeabilitas membran sitoplasma sehingga
menyebabkan keluarnya bahan makanan dari dalam sel,
3. perubahan molekul protein dan asam nukleat (misalnya
tetrasiklin, makrolida dan klindamisin),
4. penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis
asam nukleat dan protein (misalnya metronidazol dan
kuinolon)
Interaksi penting golongan
sefalosporin
• Sefalosporin + furosemid : Efek nefrotoksisitas
cefalosporin meningkat. Diduga furosemid
meningkatkan insiden nekrosis tubuler, sehingga
terjadi penurunan klirens dan peningkatan kadar
plasma cefaloridin. Sedangkan cefalosporin sendiri
nefrotoksik.
Pengatasan
• Kombinasi Sefalosporin + furosemid harus diikuti
monitoring terhadap fungsi ginjal. Usia dan kegagaln
ginjal merupakan faktor predisposisi yang penting
• Bila pemakaian keduanya tidak bisa dihindari 
jangan berikan furosemid 3-4 jam sebelum
sefalosporin
Interaksi Sefalosporin + probenesid
• Kadar plasma beberapa sefalosporin (cefalotin,
cefalexin, cefamandol, cefazolin, dll) ditingkatkan
oleh probenesid. Probenesid menghambat ekskresi
via ginjal sebagian besar sefalosporin dengan
kompetisi mekanisme ekskresi. Sefalosporin tertahan
ditubuh sehingga resiko nefrotoksik meningkat
Interaksi penting golongan azol
• Ketokonazol + antikonvulsan :
Kadar serum ketokonazol diturunkan oleh fenitoin
(suatu induktor enzim) sehingga meningkatkan
metabolisme dan klirens ketokonazol  perlu
peningkatan dosis ketokonazol.
Interaksi golongan rifamisin dan kuinolon
• Kuinolon (siprofloxasin, ofloxasin, pefloxasin, dll) +
antasida : Kadar serum berbagai kuinolon berkurang
pada pemakaian bersama antasida Al dan Mg  beri
interval 2-6 jam.
Mekanisme : gugus fungsi tertentu (3-karbonil & 4-
oxo) pada antibiotik dapat membentuk khelat tak
larut dengan Al dan Mg sehingga mengurangi
absorpsinya. Khelat yang terbentuk relatif tidak aktif
sebagai antibakteri.
No Obat A Obat B Interaksi
1. gentamisin cefaloridine peningkatan insidensi nefrotoksisitas pada gagal
ginjal akut ketika cefaloridine diberikan dengan
gentamicin
2. Aminoglikosida Diuretik loop Aminoglikosida atau asam etakrilat saja dapat
merusak telinga dan menyebabkan tuli, tempat
kerja aminoglikosida menjadi sel rambut dan
asam etakrilat stria vascularis. Diuretik loop
lainnya juga dapat merusak pendengaran

3. Aminoglikosida Mikonazol Miconazole intravena secara signifikan


menurunkan kadar tobramycin serum puncak
dari 9,1 menjadi 6,7 mikrogram / mL pada 9
pasien yang menjalani transplantasi sumsum
tulang.
4. gentamisin furosemid dapat menghambat ekskresi gentamisin, sehingga
menimbulkan toksik.

Anda mungkin juga menyukai