Anda di halaman 1dari 24

Immunomodulator

Serologi & Imunologi


Apt. Fitratul Wahyuni, M. Farm

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi


Padang
2023
Immunomodulator
Immunologi: imunos + logos
Immunologi: studi/ilmu yang mempelajari tentang
mekanisme biologis dari seluler, molekular serta
fungsional sistem imun
• Molekular
• Seluler
• Jaringan
• Organ
Imunitas: Proteksi dari penyakit infeksi
Immunomodulator
• Immunomodulator adalah Zat biologis atau
sintetis yang dapat menstimulasi, menekan
atau memodulasi setiap aspek sistem
kekebalan termasuk innate immunity maupun
adaptive immunity
• Yang terutama terjadi adalah induksi non
spesifik baik mekanisme pertahanan selluler
maupun humoral.
• Novia suliana
• Hafiez alhamdiya

• Runi wiranti
• Yosha andri desfi
• Riska adelia
• Resca nurul

• azura
• vanesa
Sistem Imun

Prinsip kerja imunitas innate dan adaptive (Abbas, 2016)


Secara klinis
immunomodulator
diklasifikasikan
menjadi 3 kategori

Immunoadjuvan
immunostimulan Immunosupresan
(ex:AlOH3)
• Pertahanan non spesifik terhadap antigen ini
disebut imunitas, dan zat berhubungan
dengan penginduksi disebut paraimunitas
• Induktor semacam ini biasanya tidak atau
sedikit sekali kerja antigennya, akan tetapi
sebagian besar bekerja sebagai mitogen yaitu
meningkatkan proliferasi sel yang berperan
pada imunitas
• Sel tujuan adalah makrofag, granulosit,
limfosit T dan B, karena induktor paramunitas
ini bekerja menstimulasi mekanisme
pertahanan seluler.
• Mitogen ini dapat bekerja langsung maupun
tak langsung (misalnya melalui sistem
komplemen atau limfosit, melalui produksi
interferon atau enzim lisosomal) untuk
meningkatkan fagositosis mikro dan makro.
Karakteristik imunomodulator dan metode penguji

• Metode pengujian yang dapat dilakukan adalah metode in vitro dan in


vivo, yang akan mengukur pengaruh senyawa kimia terhadap fungsi dan
kemampuan sistem mononuklear, demikian pula kemampuan terstimulasi
dari limfosit B dan T.
• Metode uji aktivitas imunomodulator yang dapat digunakan,yaitu:
1. Metode bersihan karbon ("Carbon-Clearance")
Pengukuran secara spektrofluorometrik laju eliminasi partikel
karbon dari daerah hewan. Ini merupakan ukuran aktivitas
fagositosis.
2. Uji granulosit
Percobaan in vitro dengan mengukur jumlah sel atau bakteri yang
difagositir oleh fraksi granulosit yang diperoleh dari serum
manusia. Percobaan ini dilakukan di bawah mikroskop.
3. Bioluminisensi radikal
Jumlah radikal yang dibebaskan akibat kontak mitogen dengan granulosit
atau makrofag, merupakan ukuran besarnya stimulasi yang dicapai.
4. Uji transformasi limfosit T
Suatu populasi limfosit T diinkubasi dengan suatu mitogen. Timidin
bertanda ( 3 H) akan masuk ke dalam asam nukleat limfosit 1. Dengan
mengukur laju permbentukan dapat ditentukan besarnya stimulasi
dibandingkan dengan fitohemaglutinin A (PHA) atau konkanavalin A (Con
A).
Persyaratan imunomodulator

Secara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia.

Secara biologik dapat diuraikan dengan cepat.

Tidak bersifat kanserogenik atau ko-kanserogenik.

Baik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak


mempunyai efek samping farmakologik yang merugikan

Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun terlalu


besar.
Dasar fungsional paramunitas (menurut A. Mayr)

1. Terjadinya peningkatan kerja mikrofag dan makrofag serta


pembebasan mediator.
2. Menstimulasi limfosit (yang berperan pada imunitas tetapi
belum spesifik terhadap antigen tertentu), terutama
mempotensiasi proliferasi dan aktivitas limfosit.
3. Mengaktifkan sitotoksisitas spontan.
4. Induksi pembentukan interferon tubuh sendiri.
5. Mengaktifkan faktor pertahanan humoral non spesifik (misalnya
sistem komplemen properdin-opsonin).
6. Pembebasan ataupun peningkatan reaktivitas limfokin dan
mediator atau aktivator lain.
7. Memperkuat kerja regulasi prostaglandin.
IMUNOSTIMULAN

• Imunostimulan ditunjukan untuk perbaikan fungsi imun pada


kondisi-kondisi imunosupresi. Kelompok obat ini dapat
mempengaruhi respon imun seluler maupun humoral.
• Kelemahan obat ini adalah efeknya menyeluruh dan tidak bersifat
spesifik untuk jenis sel atau antibodi tertentu. Selain itu efek
umumnya lemah. Indikasi imunostimulan antara lain AIDS, infeksi
kronik, dan keganasan terutama yang melibatkan sistem lifatik.
(Widianto B Matildha. 1987)
• Imunostimulan bekerja dengan cara menstimulasi faktor utama
sistem imun, antara lain melalui fagositosis, sistem komplemen,
sekresi antibodi, pelepasan interferon, limfosit T dan B, sintesis
antibodi spesisfik dan sitokin, dan sintesis surfaktan paru-paru
(Petrunov, et al., 2007)
IMUNOSUPRESAN
Imunosupresan adalah kelompok obat
yang digunakan untuk menekan respon imun
seperti pencegah penolakan transpalansi,
mengatasi penyakit autoimun dan mencegah
hemolisis rhesus dan neonatus. Sebagain dari
kelompok ini bersifat sitotokis dan digunakan
sebagai antikanker.
Indikasi imunosupresan
Imunosupresan digunakan untuk tiga indikasi
utama yaitu, transplanatasi organ, penyakit
autoimun, dan pencegahan hemolisis Rhesus
pada neonatus.
• transplantasi organ
• penyakit autoimun
• pencegahan hemolisis Rhesus pada neonatus
Prinsip umum terapi imunosupresan
• Prinsip umum penggunaan imunosupresan untukmencapai hasil terapi yang
optimal adalah sebagai berikut:
• Respon imun primer lebih mudah dikendalikan dan ditekan dibandingkan dengan
respon imun sekunder. Tahap awal respon primer mencakup: pengolahan antigen
oleh APC, sintesis limfokin, proliferasi dan diferensiasi sel-sel imun.
• Tahap ini merupakan yang paling sensitif terhadap obat imunosupresan.
Sebaliknya, begitu terbentuk sel memori, maka efektifitas obat imunosupresan
akan jauh berkurang.
• Obat imunosupresan memberikan efek yang berbeda terhadap antigen yang
berbeda. Dosis yang dibutuhkan untuk menekan respon imun terhadap suatu
antigen berbeda dengan dosis untuk antigen lain.
• Penghambatan respon imun lebih berhasil bila obat imunosupresan diberikan
sebelum paparan terhadap antigen. Sayangnya, hampir semua penyakit autoimun
baru bisa dikenal setelah autoimuitas berkembang, sehingga relatif sulit di atasi
Golongan Obat Imunosupresan
Jenis Contoh Tatalaksana
Immunosupres Azatioprin Transplantasi dan untuk pengobatan beberapa kondisi
san autoimun, umumnya bila penggunaan kortikoseroid
Antiproliperati tunggal tidak memberikan hasil yang cukup baik
f (Sitotoksik) Mikofenolatmo Profilaksis penolakan akut pada transplantasi
fetil ginjal/jantung jika dikombinasi dengan siklosporin dan
kortikosteroid
Asam Kombinasi dengan siklosporin dan kortikosteroid untuk
mikofenolat profilaksis penolakan transplantasi akut pada pasien
yang menerima transplantasi ginjal alogenik
siklofosfamid Pengobatan autoimun dan antikanker
Metotreksat Mencegah penolakan transplantasi, pengobatan
autoimun dan lini ke 2 pengobatan rheumatoid
Kortikosteroid Prednisolon Meringankan gejala dan penyakit kanker stadium akhir,
meningkatkan nafsu makan
Deksametason Leukimia limfositik akut dan kronis, limfoma hodkins dan
non-hodkins, karsinoma payudara. Terapi paliatif dan
suporti pada anak
Jenis Contoh Tatalaksana

Penghambat Siklosporin Mencegah reaksi penolakan setelah transplantasi


kalsineurin sumsum tulang, ginjal, hati, jantung, pankreas dan paru
paru

Takrolimus Dengan kortikosteroid adrenal dan mikofenolat mofetil


pada pencegahan penolakan organ pada peneima
transplantasi

Antibodi Basiliksimab Profilaksis penulakan akut pada transplantasi ginjal


monoklonal allogenik

Ritusimab Pengobatan pada limfoma folikular lanjut yang telah


resisten terhadap kemoterapi dan untuk difusi limfoma
non-hodkins sel B besar dikombinasi dengan
kemoterapi lain. Bersifat kardiotoksik
Jenis Contoh Tatalaksana
Immunosupresa Fingolimod Remitting Multiple Sclerosis (RRMS) pada pasien dengan
n lainnya gejala penyakit yang berat yang tidak teratasi dengan
minimal satu jenis terapi lainnya

Interferon alfa Kambuhan atau metstatis karsinoma sel ginjal, limfoma


sel T kutan yang progresif, limfoma non hodgkin folikular

Interferon Tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki


beta penyakit depresi berat, pada pasien epilepsi yang tidak
cukup terkontrol atau pada pasien dengan gangguan
fungsi hati terdekomposisi

Pengobatan hepatitis B kronis pada pasien 18 tahun


keatas dengan penyakit hati yang sudah dipastikan
(compensated) dan replikasi virus hepatitis B (HBV)
(Serum HBV DNA positif)

Anda mungkin juga menyukai