• Prinsip seleksi dan eliminasi sel yang self-reaktif (seleksi negative) pada
toleransi sel T berlaku juga untuk sel B.
• Sel B yang self-reaktif dihancurkan dalam sumsum tulang. Toleransi sentral
sel B terjadi bila sel B imatur terpajan dengan self-antigen yang multivalent
dalam sumsum tulang. Hal tersebut menimbulkan apoptosis atau spesifitas
baru yang disebut receptor editing.
B. Toleransi perifer
• Seperti dengan sel T, sel B terus berfungsi dalam pengawasan perifer untuk
mempertahankan toleransi. Meskipun sel B terbanyak yang meninggalkan
sumsum tulang adalah toleran terhadap self-antigen. Namun, beberapa sel
terlepas dari proses seleksi negative.
• Untuk mencegah autoimunitas, ada proses pencegahan toleransi kedua
diperifer. Setelah meninggalkan sumsum tulang, sel B yang relative imatur,
bermigrasi ke zona sel T luar dalam limpa.
• Sel B dengan seleksi negative menempati limpa, diproses untuk induksi anergi,
dicegah bermigrasi sel ke folikel sel B dan apoptosis ditingkatkan. Siklus sel B
self-reaktif dalam limpa adalah 1-3 hari. namun beberapa sel B antigen
dengan aviditas tinggi berperan dalam respons terhadap antigen asing.
Inersia dan Anergi
Inersia adalah imunosupresi yang berhubungan
dengan antigen histokompatibel yang terjadi misalnya
selama hamil, berupa supresi reaktivitas imun ibu
terhadap antigen histokompatibel janin.
Anergi adalah menurunnya atau menghilangnya
fungsi sel B atau sel T (seperti terlihat pada reaksi DTH-
tes kulit dengan PPD, histo plasmin dan kandidin).
Anergi diinduksi oleh pengenalan antigen tanpa adanya
kostimulator yang cukup dan dapat diinduksi oleh
mutasi antigen peptide.
Regulasi Oleh Antigen dan Antibodi
oleh antigen
jenis antigen, larut atau berupa partikel, dosis, waktu pemberian,
sifat dan komposisi antigen (protein atau hidrat arang).
antibodi
Terminasi Toleransi
Berbagai cara •
•
Suntikan dengan sel T normal
Suntikan sel alogenik
manipulasi • Suntikan LPS