Anda di halaman 1dari 28

Serologi imunologi

TOLERANSI IMMUNOLOGIK NAMA KELOMPOK :


 ANNISA MARDHATILLAH 1601004
 INDAH KRISNAWATI 1601019
 JUWI HANTI F 1601023
 Riri Nofira Arfaini 1501099
 A. MEDLY RANITIANCY 1501061

DOSEN : Fitra Fauziah,M.Farm,Apt


PENDAHULUAN
NORMAL : sistem imun dapat beraksi terhadap banyak
sekali mikroba tetapi tidak bereaksi terhadap antigen diri
sendiri.

AUTOIMMUNITAS : kegagalan tubuh dalam membedakan


antigen,sistem imun dapat menyerang sel dan jaringan
sendiri.

PENYAKIT AUTOIMUN : Penyakit yang di sebabkan oleh


proses autoimmunitas.
Dasar dari mekanisme toleransi imunologi ditemukan sekitar tahun
1945 dimana, Owen melakukan observasi terhadap kembar sapi non-
identik (dizygotic) yang saling berbagi sirkulasi plasental yang sama
dan mengembangkan toleransi terhadap antigen dari sel darah satu
sama lain. Fenomena ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh Burnet dan
Fenner. Mereka menduga bahwa suatu antigen yang mencapai sel
limfoid, dimana perkembangan imunitasnya belum matang, akan
menekan respons terhadap antigen yang sama saat paparan
berikutnya dan hewan tersebut secara imunologi telah matang.
Percobaan lebih lanjut dilakukan oleh Medawar, Brent, dan Billingham
menggunakan transplantasi kulit pada tikus. Medawar dan rekannya
menemukan prinsip penting bahwa toleransi imunologi dapat terjadi
karena adanya induksi dari suatu antigen pada suatu masa
perkembangan limfosit dan proses induksi tersebut dapat dilakukan
secara buatan (artificial) (Roitt & Delves, 2001)
Toleransi imunologik

Tidak adanya respon terhadap antigen yang di cetuskan oleh terpaparnya limfosit
pada antigen tersebut.
 Imunogenik
limfosit dapat diaktifkan sehingga berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel
efektor dan memori, menghasilkan respon imun yang produktif.
 Tolerogenik
respon seperti itu disebut imunogenik. Limfosit dapat secara fungsional tidak aktif
atau di bunuh, sehingga timbul toleransi.
 Toleransi limfosit T sentral : mekanisme utama toleransi sentral pada sel T adalah
kematian sel T imatur dan pembentukan sel T.
 Toleransi limfosit T perifer : dipicu ketika sel T matur mengenali antigen diri di jaringan
perifer, menimbulkan inaktivasi fungsional (energy) atau kematian sel tersebut,
ataupada waktu limfosit reaktif terhadap antigen diri ditekan oleh sell T regulator.
Toleransi Limfosit T
1. Toleransi limfosit T sentral
mekanisme utama :
 Kematian sel T imatur
• limfosit yang belum menyelesaikan maturasinya dan berikatan kuat dengan antigen diri
yang ditampilkan sebagai peptide yang terikat oleh molekul diri major
histocompatibility (MHC). Atau apoptosis.
• Belum diketahui factor apa yang menyebabkan sel T CD4+ timus akan mati atau
menjadi T reg.
 Pembentukan sel T regulator (T reg)
Sebagian besar sel T CD4+ imatur yang mengenali antigen diri dalam timus dengan
afinitas tinggi akan menjadi T reg- memasuki jaringan perifer.
 Toleransi limfosit T perifer
toleransi perifer dipicu ketika sel T matur mengenali antigen diri di jaringan perifer,
menimbulkan inaktivasi fungsional (anergi) atau kematian sel tersebut, atau pada waktu
limfosit reaktif terhadap antigen diri ditekan oleh sel T regulator.
 Mekanisme utama toleransi limfosit T perifer.
1. Anergi instrinsik sel
2. Regulasi respon sel T oleh reseptor penghambatan.
3. Penekanan imun oleh sel sel T regulator
4. Delesi : apoptosis limfosit matur.
 Anergi
Anergi sel T menunjukan pada ketidak tanggapan fungsional yang berlangsung lama yang di
picu ketika sel-sel ini mengenali antigen diri.

Mekanisme anergi
 Ketika sel T mengenali antigen tanpa konstimulasi, kompleks TCR mungkin kehilangan
kemampuannya untuk mengirimkan sinyal aktivasi. Dalam beberapa kasus, hal ini berkaitan
dengan aktivasi enzim (ligase ubiquitin) yang memodifikasi protein sinyal dan menjadikan
mereka sasaran untuk penghancuran intraseluler oleh protase.
 Pada saat pengenalan antigen diri, sel T dapat memilih untuk mengikat salah satu reseptor
penghambatan yang merupakan keluarga CD28, yaitu cytotoxic T lymphocyte-associated
antigen 4 (CTLA-4 atau CD152).
 Regulasi respon sel T oleh reseptor penghambatan
respon imun dipengaruhi oleh keseimbangan antara reseptor aktivasi dan inhibisi
1. Reseptor prnghambatan
• Cytotoxic T limphocite-associated antigen 4 (CTLA-4)
Berfungsi untuk menghentikan aktivasi sel T yang memberikan respon dan juga
memperantai fungsi supresif sel T regulator.
• Programmed death 1 (PD-1)
Memiliki immunoreceptor tyrosinebased inhibitory motif (ITIM) khas untuk reseptor yang
memberikan sinyal penghambatan.
 Delesi : apoptosis limfosit matur
• Pengenalan antigen diri dapat memicu jalur apoptosis yang mengakibatkan eliminasi
(delesi) limfosit autoreaktif.
• Pengenalan antigen memicu produksi protein pro-apoptosis pada sel T yang memicu
kematian sel dengan menyebabkan protein mitokondria bocor keluar dan
mengaktifkan caspase, enzim sitosolik yang mencetuskan apoptosis.
Toleransi Limfosit b
Toleransi Limfosit b

 Polisakarida, lipid, dan asam nukleat diri adalah antigen tak tergantung sel Tyang tidak
ikenali oleh sel T
 antigen antigen ini harus mencetuskan toleransi pada limfosit B untuk mencegah
produksi auto antibodi
 protein diri mungkin tidak menimbulkan respons auto antibodi karena adanya toleransi
dalam sel T helper dan sel B
 diduga bahwa penyakit yang berhubungan dengan produksi auto antibodi, misalnya
lupus eritematosus sistemik, disebabkan oleh kelainan toleransi baik pada limfosit B
maupun sel T helper
Toleransi limfosit B sentral

 pada waktu limfosit B matur berinteraksi kuat dengan antigen diri di dalam sumsum
tulang, maka sel B baik akan mengubah spesifitas reseptor mereka (receptor editing)
ataupun akan dibunuh (delesi)
Mekanisme toleransi limfosit B sentral :
1. Receptor editing
2. delesi
3. anergi
Toleransi Limfosit B perifer
 Limfosit B matur yang bertemu dengan
antigen diri di jaringan limfoid perifer
akan menjadi tidak mampu untuk
merespon antigen tersebut.
Sel T dan sel B memiliki karakteristik toleransi yang berbeda antar satu dengan yang
lainnya. Perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut meliputi waktu induksi, dosis
antigen, keberadaan antigen, spesifisitas antigen, dan durasi antigen. Waktu induksi
yang dimiliki oleh sel T berbeda dengan sel B dan bergantung pada jenis antigennya.
Pada antigen dependent sel T, sel T dapat terinduksi dengan cepat sedangkan sel B
terinduksi dalam waktu yang lebih lama, yaitu sekitar empat hari. Sedangkan pada
antigen yang independent terhadap sel T, antigen tersebut lebih cepat menginduksi
toleransi pada sel B .

Dosis antigen yang diberikan juga akan berpengaruh pada induksi terhadap toleransi. Dosis
antigen yang diperlukan untuk menginduksi toleransi sel B perlu lebih banyak dibandingkan
jumlah antigen yang diperlukan untuk menginduksi toleransi sel T. Diperkirakan perlu
antigen sejumlah 100-1000 kali lebih banyak untuk menginduksi sel B dibandingkan jumlah
antigen yang diperlukan untuk menginduksi sel T. Keberadaan suatu antigen juga dapat
sangat memengaruhi toleransi yang terbentuk sehingga akan berpengaruh juga terhadap
waktu lamanya paparan suatu antigen

Anda mungkin juga menyukai