Anda di halaman 1dari 42

Toleransi & Autoimun

Ika Puspita Dewi

1
Antigen

Respon Sistem
imun imun

Sistem imun normal  dapat membedakan antara


antigen asing (non self) dan diri (self)

2
Jaringan / Jaringan /
antigen diri antigen diri
sendiri sendiri
(self antigens/ (self antigens/
autoantigen) Respon autoantigen)
imun
Toleransi Autoimun

Sistem imun

3
• Toleransi : keadaan tidak adanya respon terhadap antigen
yang telah diinduksi pada pemaparan sebelumnya
• Tolerogen : antigen yang memicu terjadinya toleransi
• Imunogen : antigen yang memicu terjadinya respon imun

• Self tolerance : toleransi terhadap antigen diri sendiri (self


antigen)

• Autoimun : kegagalan self-tolerance mangakibatkan reaksi


imun terhadap self (autologous) antigen

• Peyakit autoimun : penyakit yang disebabkan kegagalan self-


tolerance

4
5
Abbas, Celluler
and molecular
immunology
Toleransi
• Pada beberapa tahap perkembangan limfosit, toleransi dapat
diinduksi untuk menyediakan perlindungan terhadap
terjadinya autoimun

• Toleransi yang diinduksi pada tahap awal perkembangan


limfosit disebut sebagai toleransi pusat (central tolerance)

• Toleransi yang diinduksi pada limfosit matang disebaut


toleransi perifer (peripheral tolerance)

6
Let’s remember again…
Organ Organ
limfoid limfoid
primer sekunder

7
Toleransi
• Bagaimana limfosit membedakan antara self antigen dengan
nonself?
• Limfosit yang belum matang  lebih sensitif dibandingkan
limfosit matang terhadap sinyal antigen yang kuat
• Pemaparan yang terus menerus antigen dalam jumlah besar 
chronic antigen receptor signaling.

• Individu normal toleran terhadap self antigen karena limfosit


yang mengenali diri sendiri dieliminasi (killed) atau diinaktivasi
atau spesifisitas terhadap limfosit ini diubah

• Toleransi bersifat spesifik antigen tertentu dikenali oleh


limfosit tertentu.
8
Toleransi
• Limfosit yang mengenali antigen dapat menjadi aktif atau
toleran tergantung dari :
• Sifat dari antigen tsb
• Perkembangan / maturasi limfosit spesifik antigen tsb
• Tipe stimulus yang diterima limfosit ketika mengenali antigen self

• Pengenalan antigen asing dengan tidak adanya sinyal


kostimulator dapat menghambat respon imun dengan memicu
toleransi pada limfosit tertentu.
• Pemicuan toleransi dapat digunakan sebagai pendekatan
terapi untuk mencegah respon imun berbahaya.
9
Toleransi Sentral
• Toleransi sentral terjadi pada saat maturasi limfosit pada organ
limfoid primer (sentral/generatif)  limfosit yang mengenali
antigen dapat mengalami kematian atau penggantian reseptor
(receptor editing)

• Mekanisme toleransi sentral :


• Delesi  apoptosis (kematian sel)
• Receptor editing  penggantian receptor (pada sel B)
• Pengembangan sel T regulator (pada sel T)  menekan respon
imun (menghambat aktivasi sel T, menghambat fungsi efektor sel
T)

10
Sel T

Pada organ limfoid primer hanya ada self antigen 11

Abbas, Celluler
and molecular
immunology
T Regulator
Sel B

Pada organ limfoid


primer hanya ada 13
self antigen
Toleransi Perifer
• Toleransi perifer terjadi pada organ limfoid sekunder 
limfosit yang sudah matang akan mengenali self antigen 
tidak dapat memberikan respon terhadap antigen tsb (anergi),
atau limfosit tersebut akan mengalami kematian, atau pada sel
T tsb akan mengalami penekanan oleh sel T regulator.

• Mekanisme toleransi perifer :


• Anergi  ketidakmampuan sel imun untuk merespon antigen
(Functional Unresponsivenes)  disebabkan tidak adanya
molekul kostimulator
• Penekanan oleh sel T regulator
• Delesi
14
Sel T

15

Abbas, Celluler and molecular immunology


Sel B

16
Abbas, Celluler
and molecular 17
immunology
Penyakit Kerusakan
autoimun jaringan

Jaringan / antigen diri Jaringan / antigen diri


sendiri sendiri
(self antigens/ (self antigens/
autoantigen) autoantigen)

Toleransi Respon imun Autoimun

Sistem imun 18
AUTOIMUN 19
Autoimun
• Autoimun merupakan hasil kegagalan mekanisme toleransi pada
sel T maupun sel B  ketidakseimbangan antara aktivasi limfosit
dan mekanisme kontrolnya.
• Faktor utama yang berperan dalam pengembangan penyakit
autoimun  kecenderungan genetik dan faktor lingkungan
seperti infeksi dan kerusakan jaringan lokal

20
21
Abbas, Celluler
and molecular
immunology
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
autoimun
• Genetik
• HLA
• Beberapa gen non HLA
• Abnormalitas gen tertentu  mutasi

22
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
autoimun
• Lingkungan
• Faktor lingkungan sangat penting untuk menentukan seseorang
terkena penyakit autoimun atau tidak  hormon, diet, obat-
obatan, toksin, dan atau infeksi.
• Faktor lingkungan dapat meningkatkan autoimun atau
menggagalkan mekanisme toleransi pada individu yang memiliki
kecenderungan secara genetik sehingga dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit autoimun

23
Faktor – faktor lingkungan
• Infeksi
• Infeksi virus dan bakteri dapat berkontribusi pada terjadinya
penyakit autoimun atau tambah memperparah penyakit
autoimun tsb
• Ada dua mekanisme :
• Bystander activation  infeksi bakteri/ virus akan dikenali oleh APC
yang membawa self antigen sehingga akan mengaktifkan APC tsb
• Molecular mimicry  adanya antigen bakteri/ virus yang mirip
(mimikri) atau dapat melakukan ikatan silang dengan self antigen

24
25
Faktor – faktor lingkungan
• Hormon
• Penyakit autoimun cenderung lebih menyerang pada wanita
dibandingkan pada pria (80%)
• Hormon-hormon steroid ( estrogen dan androgen) dapat
mempengaruhi produksi antibodi dan proliferasi sel imun 
hormon dapat meningkatkan atau menghambat respon imun
• Wanita memproduksi antibodi lebih banyak dibandingkan pria,
sedangkan pria sering mengaami inflamasi yang lebih parah
dibandingkan wanita.

26
Faktor – faktor lingkungan
• Diet
• Zat tambahan makanan atau pestisida dapat mempengaruhi
regulasi respon imun yang dapat meningkatkan terjadinya
penyakit autoimunpada individu yang memiliki kecenderungan
secara genetik.
• Iodine  berikatan dengan prekusor hormon tiroid
(thyroglobulin)  target sistem imun  peningkatan
autoantibodi terhadap thyroglobulin dan rekruitmen sel-sel
inflamasi ke kelenjar tiroid.

27
Faktor – faktor lingkungan
• Toksin dan Obat-obatan
• Procainamide dan hydralazine dapat menginduksi autoantibodi
dan gangguan seperti lupus (lupus-like disorders).
• Penicillamine dihubungkan dengan myasthenia gravis
• Methyldopa diketahui dapat haemolytic anaemia.
• Pada semua kasus yang berhubungan dengan penyakit autoimun
yang berkaitan dengan obat  penyakit akan hilang jika
pemakaian obat dihentikan.

28
Penyakit Autoimun
• Ciri penyakit autoimun  adanya autoantibodi (antibodi
terhadap self antigen) dan adanya inflamasi, termasuk di
dalamnya fagosit mononuklear, limfosit T autoreaktif, dan sel
plasma (sel B yang memproduksi autoantibodi).

• Penyakit autoimun dapat bersifat sistemik atau spesifik


terhadap organ tertentu tergantung distribusi autoantigen
yang dikenali tsb
• Thyroid  Hashimoto’s thyroiditis
• Nuclear antigens  lupus

• Autoimun cenderung bersifat kronik, progresif, dan self- 29


perpetuating.
30

Abbas, Celluler
and molecular
immunology
Penyakit Autoimun

31
Penyakit Autoimun

32
Myasthenia gravis
• Target self antigen : reseptor asetilkolin pada celah neuromuskular
• Autoantibodi bersifat sebagai antagonis  memblok ikatan
asetilkolin (Ach) pada reseptor  menghambat impuls saraf 
kelemahan pada otot  kesulitan menelan, mengunyah, bernapas
sampai pada kegagalan napas yang berakibat pada kematian

33
Grave’s disease
• Hyperactive thyroid gland (hyperthyroidism).
• Antibodi sebagai agonis pada reseptor hormon  aktivasi
reseptor TSH  peningkatan produksi hormon tiroid 
hipertiroidisme  peningkatan metabolisme

34
35
SLE
• Dipicu autoantibodi dan kompleks imun yang terdeposit pada
kulit, sendi, paru-paru, pembuluh darah, jantung, ginjal dan
otak
• Antibodi yang diproduksi  antibodi terhadap inti sel
(antinuclear antibodies [ANAs]), atau anti dsDNA.

36
37
Multiple sclerosis
• Multiple Sclerosis merupakan penyakit inflamasi yang
dimediasi sel T; memiliki ciri : demyelination atau kerusakan
selubung myelin pada akson sel saraf pada SSP  paralisis
• Respon autoimun tidak jelas penyebabnya, kemungkinan oleh
antigen anti myelin karena adanya trauma pada SSP atau
karena adanya infeksi virus
• Sel T reaktif akan menembus blood–brain barrier (misalnya
karena adanya infeksi virus sehingga memungkinkan blood–
brain barrier dapat ditembus)  sekresi sitokin inflamsi
seperti IFN-γ and TNF-α  aktivasi makrofag  makrofag
melepaskan kemokin dan sitokin  memanggil sel-sel
inflamasi sepeetti sel mast dan neutrofil

38
39
KASUS!
• Seorang pasien (25 tahun) dating ke klinik karena merasakan gejal-
gejala antara lain sangat kelelahan yang sudah berlangsung lama,
cemas, tangan tremor, mata serasa mau keluar dan jantung merasa
berdebar-debar. Pemeriksaan dokter menunjukkan kelelahan kronis
disebabkan adanya kelemahan pada otot, kulit pasien tersebut
terasa hangat dan lembab, dan detak jantungnya mengalami sedikit
kenaikan (80 pulsa/menit). Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan
adanya bengkak pada kelenjar tiroid, dan adanya exophtalmus (mata
membesar). Setelah pemeriksaan lanjut dengan data laboratorium
terlihat adanya peningkatan level hormon tiroid pada pasien
tersebut. Dokter mendiagnosis pasien tersebut menderita Grave’s
disease.

• Apa itu Grave’s disease?


• Apa yang menyebabkan hal tersebut?
• Bagaimana penanganan yang tepat untuk mengatasi kelebihan
hormone pada pasien tersebut? 40
41
42

Anda mungkin juga menyukai