Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pengantar farmakologi
“interaksi obat”

DOSEN PENGAMPU : fitrah fauziah

Disusun oleh :

DELLA NOFITRI (20011046)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


STIFARM PADANG
Daftar isi

Bab 1 pendahuluan.........................................................................................................

1.latar belakang..............................................................................................................

2.rumusan masalah.........................................................................................................

3.tujuan masalah.......,.....................................................................................................

4.mamfaat masalah.........................................................................................................

Bab II pembahasan..........................................................................................................

1.definisi interaksi obat. .................................................................................................

2.deffinisi makan..............................................................................................................

3.interaksi obat dengan makanan.....................................................................................

4.obat dan penurunan nafsu makan..................................................................................

5.obat dan perubahan pengecapan atau penciuman........................................................

6.obat dan gangguan gastrointestinal..............................................................................

Bab III penutup..............................................................................................................

1.kesimpulan.................................................................................................................

2.saran..........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Interaksi obat merupakan masalah penting yang mengakibatkan ribuan orang
harus di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru-baru ini
disejumlah apotek menunjukkan bahwa hampir satu dari 4 pasien yang mendapatkan resep pernah
mengalami interaksi obat yang berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi
demikian telah menimbulkan gangguan yang serius sehingga kadang-kadang menyebabkan
kematian. Yang lebih sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan toksisitas atau turunya efek
terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat kembali atau tidak cepat sembuh
sebagaimana seharusnya (Harknoss, 1989). Saat kita mendapatkan obat dari apotik, kita sering diberi
tahu bahwa obat sebaiknya diminum sebelum atau sesudah makan. Kita kadang tidak tahu, untuk
apa sebenarnya hal tersebut harus dilakukan. Mengapa obat tertentu harus diminum sebelum
makan dan obat lainnya harus diminum sesudah makan. Hal itu sebenarnya berkaitan dengan
masalah interaksi obat, sebagai salah satu langkah unttuk menghindari terjadinya interaksi dari
suatu obat yang merugikan ( Lulukria, 2010). Secara singkat dikatakan interaksi obat terjadi jika
suatu obat mengubah efek obat yang lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau
kurang efektif (Harknoss, 1989). Untuk mendapatkan efek obat harus berinteraksi dengan reseptor
tetapi adakalanya obat berinteraksi dengan faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi
efek dari

Obat tersebut, antara lain: faktor lingkungan, kondisi fisiologi tubuh, metabolisme tubuh,
farmakodinamik, farmakokinetik, dan makanan. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi interaksi obat. Pengaruh makanan terhadap kerja obat masih sangat kurang. Karena
itu, pada banyak bahan obat masih belum jelas bagaimana pengaruh pemberian makanan pada saat
yang sama pada kinetika obat. Pada sejumlah senyawa makanan menyebabkan peningkatan,
penundaan, dan penurunan absorbsi obat (Mutschler, 1999). Makanan dapat berikatan dengan
obat, sehingga mengakibatkan absorbsi obat berkurang atau lebih lambat. Sebuah contoh diskusi
tentang makanan yang berikatan dengan obat adalah interaksi tetrasiklin dengan produk-produk
dari susu. Akibatnya adalah penurunan konsentrasi tetrasiklin dalam plasma. Oleh karena adanya
efek pengikatan ini, maka tetrasiklin harus dimakan satu jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
dan tidak boleh dimakan dengan susu (Hayes et al., 1996). Jadi interaksi obat merupakan sarana bagi
semua pihak. Pasien, dokter dan farmasis harus bekerjasama, untuk upaya memaksimalisasi
pemakiaan obat demi kepentingan pasien. Di era informasi yang serba cepat dan mudah seperti
sekarang ini, masyarakat mestinya semakin menyadari untuk menjadi mitra aktif dalam menjaga
pemeliharaan kesehatannya sendiri dan keluarga (Harknoss, 1989).

2.1 RUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut : 
Pengertian Interaksi Obat ?  Pengertian Makanan ?  Bagaimana proses Interaksi obat dengan
makanan ? Farmakologi interaksi obat makanan ?

3.1 TUJUAN MASALAH  Untuk mengetahui tentang interaksi obat  Untuk mengetahui tentang
makanan  Untuk mengetahui Interaksi obat dengan makanan  Untuk mengetahui Farmakologi
obat tersebut
4.1 MANFAAT MASALAH  Untuk menambah wawasan tentang Interaksi obat dan makanan  Untuk
mempelajari obat – obat yang di interaksikan terutama antara obat dan makanan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Interaksi Obat Interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat memengaruhi aktivitas
obat, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak
diinginkan atau direncanakan. Interaksi dapat terjadi antar-obat atau antara obat dengan makanan
serta obat-obatan herbal. Secara umum, interaksi obat harus dihindari karena kemungkinan hasil
yang buruk atau tidak terduga. Beberapa interaksi obat bahkan dapat berbahaya bagi Anda.
Misalnya, jika Anda memiliki tekanan darah tinggi Anda bisa mengalami reaksi yang tidak diinginkan
jika Anda mengambil dekongestan hidung. Namun, interaksi obat juga dapat dengan sengaja
dimanfaatkan, misalnya pemberian probenesid dengan penisilin sebelum produksi massal penisilin.
Karena penisilin sulit waktu itu sulit diproduksi, kombinasi itu berguna untuk mengurangi jumlah
penisilin yang dibutuhkan. Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-
obatan lain, makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau
penurunan dalam: (1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh; (2) distribusi obat dalam tubuh;
(3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme) (4) penghapusan obat dari badan.

Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan, metabolisme,
atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat yang sama (tambahan)
efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada tubuh. Sumber lain dari interaksi
obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari bahan yang biasanya hadir di dalam tubuh.
Perubahan yang substansi ini mengurangi atau meningkatkan efek obat lain yang sedang diambil.
Interaksi obat antarawarfarin (Coumadin) dan vitamin K yang mengandung produk adalah contoh
yang baik dari jenis interaksi. Warfarin bertindak dengan mengurangi konsentrasi bentuk aktif
vitamin K didalam tubuh. Karena itu, bila vitamin K diambil, ia akan mengurangi efek warfarin

. 2. 2 Definisi Makanan Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini
sering disebut minuman, tetapi kata ‘makanan’ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai
dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status
gizi secara antropometri. Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat melalui bertani,
berkebun ataupun beternak yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak
untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka
memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran
sebagai makanan pokok mereka.

2. 3 Interaksi obat dengan Makanan Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis
terhadap pasien. Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang Dengan
mempengaruhi makanan yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi,
makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug
interaction). Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi : 1. Obat-obatan yang
dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan dan mengganggu
traktusgastrointestinal/ saluran pencernaan. 2. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi
metabolisme dan eksresi zat gizi. Adapun Interaksi obat dan makanan terbagi 3 Fase : fase
farmasetis Fase farmasetis merupakan fase awal dari hancur dan terdisolusinya obat. Beberapa
makanan dan nutrisi mempengaruhi hancur dan larutnya obat. Maka dari itu, keasaman makanan
dapat mengubah efektifitas dan solubilitas obatobat tertentu. Salah satu obat yang dipengaruhi pH
lambung adalah saquinavir, inhibitor protease pada perawatan HIV. Fase farmakokinetik Fase
farmakokinetik adalah absorbsi, transport, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat. Interaksi obat
dan makanan paling signifikan terlibat dalam proses absorbsi. Usus halus, organ penyerapan primer,
berperan penting dalam absorbsi obat. Fungsi usus halus seperti motilitas atau afinitas obat untuk
menahan sistem karier usus halus, dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorbsi obat.
Makanan dan nutrien dalam makanan dapat meningkatkan atau menurunkan absorbsi obat dan
mengubah ketersediaan hayati obat.

Makanan yang mempengaruhi tingkat ionisasi dan solubilitas atau reaksi pembentukan khelat, dapat
mengubah absorbsi obat secara signifikan. Misalnya pada reaksi pembentukan khelat pada : a.
Kombinasi tetracyclin dengan mineral divalen seperti Ca dalam susu atau antasida. Kalsium akan
mempengaruhi absorbsi dari quinolon. B. Reaksi antara besi (ferro atau ferri) dengan tetracyclin,
antibiotik fluoroquinolon, ciprofloxacin, ofloxacin, lomeflox dan enoxacin. Maka dari itu,
ketersediaan hayati ciprofloxacin dan ofloxacin turun masing-masing 52 dan 64 % akibat adanya
besi. C. Zink dan fluoroquinolon akan menghasilkan senyawa inaktif sehingga menurunkan absorbsi
obat (b). Fase farmakodinamik Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis
terhadap obat. Mekanisme obat tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis, yang mana akan
meningkatkan atau menghambat metabolisme normal dan fungsi fisiologis dalam tubuh manusia.
Obat dapat memproduksi efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Aspirin dapat menyebabkan
defisiensi folat jika diberikan dalam jangka waktu lama. Methotrexat memiliki struktur yang mirip
dengan folat vitamin B, hal ini dapat memperparah defisiensi folat.

2. 4 Obat dan penurunan nafsu makan Efek

Samping Obat Atau Pengaruh obat secara Langsung,Dapat Mempengaruhi nafsu makan. Kebanyakan
stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang berdampak pada gangguan
CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk makan. Obat-obatan penekan Nafsu
makan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan
ketidakseimbangan nutrisi.

2. 5 Obat dan perubahan pengecapan/ penciuman Banyak obat yang dapat menyebabkan
perubahan terhadap kemampuan merasakan/Dysgeusia,Menurunkan Ketajaman
Rasa/Hypodisgeusia atau Membaui. Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi intake makanan.
Obatobatan yang umum digunakan dan diketahui menyabapkan hypodysgeusia seperti: obat
antihipertensi(captopril),antriretrofial,ampenarvir,Antineoplastik ciplastin, dan antikonvulsan
phenytoin.

2. 6 Obat dan gangguan gastrointestinal Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus
besar dan hal ini dapat berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis
seperti kodein dan morfin dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal
ini berdampak pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi (Lulukria, 2010).
Absorbsi Interaksi dalam proses absorpsi dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya, - Perubahan
(penurunan) motilitas gastrointestinal oleh karena obat-obat seperti morfin atau senyawa-senyawa
antikolinergik dapat mengubah absorpsi obat-obat lain. – Kelasi yakni pengikatan molekul obat-obat
tertentu oleh sen/.zyawa logam sehingga absorpsi akan dikurangi, oleh karena terbentuk senyawa
kompleks yang tidak diabsorpsi. Misalnya kelasi antara tetrasiklin dengan senyawa-senyawa
logam /berat akan menurunkan absorpsi tetrasiklin.

Makanan juga dapat mengubah absorpsi obat-obat tertentu, misalnya: umumnya antibiotika akan
menurun absorpsinya bila diberikan bersama dengan makanan (Grahame, 1985)

Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-obatan yang
memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik, antiretroviral, NSAID dan sejumlah
antibiotik diketahui memiliki efek tersebut. Mekanisme penghambatan absorbsi tersebut meliputi:
pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan
dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung seperti pada antacid dan antiulcer
sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi; serta dengan cara penghambatan
langsung pada metabolisme atau perpindahan saat masuk ke dinding usus (Lulukria, 2010).

Metabolisme Interaksi Dalam Proses Metabolisme Dapat Terjadi Dengan Dua Kemungkinan, yakni •
Pemacuan enzim (enzyme induction) suatu obat (presipitan) dapat memacu metabolisme obat lain
(obat obyek) sehingga mempercepat eliminasi obat tersebut. Obat-obat yang dapat memacu enzim
metabolism obat disebut sebagai enzyme inducer. Dikenal beberapa obat yang mempunyai sifat
pemacu enzim ini yakni Rifampisin; Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital. •
Penghambatan enzim, Obat-obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim yang
memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor). Akibat dari
penghambatan metabolisme obat ini adalah meningkatnya kadar Obat dalam darah degans Egala
Konsekuensinya,oleh Karena Terhambatnya proses eliminasi obat. Obat-obat yang dikenal dapat
menghambat aktivitas enzim metabolisme obat antara lain kloramfenikol, isoniazid, simetidin,
propanolol, eritromisin, fenilbutason, alopurinol,dan lain-lain. (Grahame, 1985) Obat-obatan dan zat
gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan hati. Akibatnya beberapa obat dapat
menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya
penggunaan metotrexate pada pengobatan kanker menggunakan enzim yang sama yang dipakai
untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek samping dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam
folat (Lulukria, 2010).

Ekskresi Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan mengganggu
reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah. Sehingga jika dirangkum, efek samping
pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat berupa
terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan, mulut kering atau
inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan
diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika
pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi
status gizi dapat terjadi (Bruyne, 2008).
2.7 Macam-macam proses Interaksi Obat dengan makanan Berikut merupakan macam-macam
proses interaksi obat dan makanan dan efek yang ditimbulkan dalam tubuh kita:

a. Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat Obat yang efeknya apat ditingkatkan oleh
makanan dan biasanya harus digunakan bersama dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.

b. Obat jantung β bloker Digunakan untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut
jantung yang tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok
beta : Tenormin, Inderal,lopresor. Karbamazapin (tagretol) anti konvulsan yang digunakan untuk
mencegah serangan Diazepam (Valium) – suatu transkuliansia. Diuretika digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi dan layu jantung. Nama paten diuretika yang berinterakasi : Anhydron,
Aquatag, aquetnsin, diucardin, diulo, diuril, enduron, hydromox. Hidralazine (apresoline) digunakan
untuk menanggulangi tekanan arah tinggi. Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti
mikroba digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih. Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann
digunakan untuk mencegah serangan. Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika
digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.

C. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau
dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efek obat : Kaptoril
(capoten) digunakan untuk menanggulangi takanan darah tinggi dan layu jantung Antibiotika.
Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan Amoksisilin (amoksil, larotid,
polymox), Bakampisilin (spectrobid) Doksisilin (doxcychel),hestalin, (Versapen),Ertitromisin,Estolat,
(liosone),Eritromisin salut enteric (E-mycin, Ery-Tab),Minosiklin (minocin).

D. Makanan Beralkali Metenamin (hiprex, Mandelamine, Urex) Efek mentamine Dapat


Berkurang.Metanamine Digunakan Untuk Mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih Dan
ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan baik. Hindari makanan beralkali seperti :
amandel, Susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry.
Prem yang dikeringkan), susu, sayuran (kecuali Jagung)

e. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Efek kinidin dapat
meningkat, kinidin digunakan untuk menormalkan denyut jantung yang tidak beraturan. Akibatnya
mungkin menjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung
berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing sakit kepala, telinga berdaging, dan gangguan
penglihatan. Hindari makan seperti : Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buahbuahan, sayuran (kecuali Jagung)

F. Makanan beralkali Kinin (coco Quinine, Quinamm, Quinine) Efek Quinine dapat meningkat. Kinin
adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari.
Akibatnya mungkin dapat menjadii efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai
gejala pusing dan sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan
beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-
buahan, sayuran (kecuali Jagung)

G. Makanan Berkofein Obat asma gol teofilin Efek obat asama dapat meningkat . obat asama
melebarkan jalan udara dan memeudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjdai
efek samping merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pisong, sakit kepala,
mudah tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan teofilin
h. Makanan berkarbohidrat asetaminofen Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat
penghilang nyeri dan demam yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang
sebagaimana mestinya. Sumber karbohidrat : roti biscuit aroma jeli, dll. Nama paten asetaminofen :
Anacin-3, Datril, liquprin.

I.sapi atau hamburger obat asma turunan teofilin Efek obat asama dapat berkurang obat asama
membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma
mungkin tidak terkendali dengan baik.

J. Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin Efek griseofulvin dapat
meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi jamur pada rambut, kulit,
tangan, dan kuku kaki. Interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin
sebaikanya ditelan pada saat makan makanan berlemak seperti : Alpukat, daging sapi, mentega, kue,
kelapa susu, selada ayam, kentang goring, ayam goreng.

K. Makanan berserat banyak digoksin Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati
layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi
yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Gunakan digoksin satu jam sebelum atau
sesudah makan yang berserat seperti : Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum, biji-
bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun.

BAB III PENUTUP

3 . 1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa : interaksi antara obat dan
makanan terjadi dalam tiga fase yaitu fase farmasetis, fase farmakokinetik, fase farmakodinamik.
Dengan mekanisme obat yang telah diminum akan hancur dan obat terdisolusi (merupakan fase
farmasetis), kemudian obat tersebut di absorpsi, transport, distribusi, metabolism dan ekresi oleh
tubuh (merupakan fase farmakokinetik), setelah melewati fase farmakokinetik maka obat tersebut
dapat direspon secara fisiologis dan psikologis (merupakan fase farmakodinamik).

Efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal)


dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan, mulut
kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut),
konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien.
Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang
memperngaruhi status gizi dapat terjadi.

3 . 2 SARAN  Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan
dokter yang meresepkan atau apoteker  Baca aturan pakai, label perhatian dan peringatan interaksi
obat yang tercantum dalam label atau wadah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya yang diberikan
kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan
Makalah dengan Judul:

”INTERAKSI OBAT” dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini,
kami banyak menemukan hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu,
saya dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini dengan baik. Saya
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna oleh karena itu untuk memperbaiki
makalah ini saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai