BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya para ibu hamil akan memberitahu dokter saat berobat bahwa dirinya hamil
sekian bulan. Demikian pula jika berobat saat menyusui (ASI bayinya. Informasi tersebut
diberikan si ibu dengan harapan dokter akan memberikan obat yang aman bagi janin yang
dikandungnya. Itupun tak jarang si ibu masih mananyakan kepada dokter apakah obat yang
digunakan benar-benar aman. Hal ini sangat wajar dan kita patut menghargainya.
Di sisi lain, ketika seorang ibu hamil sakit adakalanya enggan ke dokter lantaran takut
menggunakan obat. Alhasil keluhannya makin bertambah dan akhirnya datang juga ke dokter
untuk berobat.
Seorang dokter tentu sangat paham bahwa saat memberikan(meresepkan) obat bagi wanita
hamil akan dipilihkan obat yang aman, baik dalam hal jenis obat (berdasarkan indeks keamanan
obat), dosis maupun lamanya penggunaan. Selain itu akan dipertimbangkan pula aspek-aspek
lain berdasarkan penyakitnya, misalnya: resiko penularan kepada anggota keluarga lain, dan
pertimbangan lain terkait kondisi janin maupun si ibu sendiri.
Pun manakala seorang dokter dihadapkan pada 2 pilihan sulit yang menyangkut life saving,
aspek manfaat akan dikedepankan dibanding resiko yang bakal dihadapi baik bagi janin maupun
ibunya.
Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang kebetulan menderita asma, justru seyogyanya segera
berobat agar tidak mengalami sesak berkepanjangan yang justru tidak baik bagi janin karena
beresiko terjadinya hipoksia (kekurangan oksigen) yang akan mempengaruhi pasokan oksigen
bagi janin.
isme kerja
si
raindikasi
Adapun batasan keamanan obat bagi ibu hamil disusun dalam 5 kategori yaitu golongan ( A,
B, C, D dan X ).
.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis obat untuk ibu hamil yang golongan C
Untuk mengetahui indikasi obat golongan C untuk ibu hamil
Untuk mengetahui kontraindikasi obat golongan C untuk ibu hamil
Untuk mengetahui dosis obat golongan C untuk ibu hamil
Untuk mengetahui efek samping obat golongan C untuk ibu hamil
Untuk mengetahui interaksi obat golongan C untuk ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nama generik
: Allopurinol
Nama dagang
Sediaan
: Tablet
Kelompok obat
: Antipirai (Gout)
Interaksi obat
: Aminophylline
Nama dagang
Sediaan
Kelompok obat
: Antiasma
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Interaksi obat
: Amitriptylline
Nama dagang
: Trilin
Sediaan
: Tablet
Kelompok obat
: Antidepresan trisiklik
Mekanisme kerja
Indikasi
Kontraindikasi
4. Nama generik
: Antazolin
Nama dagang
Sediaan
Kelompok obat
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
dan neonatus.
Efek samping
Interaksi obat
Dosis
5. Nama generik
: Asetazolamid
Nama dagang
: Diamox, Glaucon
Sediaan
: Tablet
Kelompok obat
: diuretika
Mekanisme kerja
tubuli
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi obat
6. Nama generik
Nama dagang
: Bacitracin
: basitrane, cicatrin, dactrol, nebacetin, neocitrin,
netracin, dsb
Sediaan
Kelompok obat
: antibiotika topikal
Mekanisme kerja
Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
:-
Dosis
: 2-3X / hari
7. Nama generik
: Beclometasone
Nama dagang
: Beconace, Becotide
Sediaan
Kelompok obat
: kortikosteroid topical
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
8. Nama generik
Nama dagang
: Dextromethorphan
: Benmar, bufamet, decadryl, anadex, decold,
methor, abtugon,dsb
Sediaan
Kelompok obat
: Antitusif
Mekanisme kerja
central
Indikasi
Kontraindikasi
hamil, hipersensitivitas
Efek samping
Interaksi obat
: dewasa : 4X30mg/hari
Anak : 1mg / kg BB /hari dibagi 3 4 dosis
9. Nama generik
: Desonida
Nama dagang
: Apolar, Apolar-N
Sediaan
Kelompok obat
: Kortikosteroid topical
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
miliaria
Interaksi obat
:-
Dosis
: Diltiazem
Nama dagang
Sediaan
: Tablet, Kapsul
Kelompok obat
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Efek samping
saluran cerna
Interaksi obat
: Fluocinolone
: Synalar, bravoderm, cinolon, fasolon,fluocort,
Kelompok obat
: Kortikosteroid topical
Mekanisme kerja
vasokonstriksinya
Indikasi
miliaria
Interaksi obat
:-
Dosis
: Furosimide
: Cetasix, farsix, furocetic, impugan, kutrix, lasix,
salurix, uresix dsb
Sediaan
Kelompok obat
: Diuretika kuat
Mekanisme kerja
of Henle
Indikasi
syndrome, hipertensi
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi obat
: Dewasa : 40 mg / hari
Anak : 2-6 mg / kg BB /hari
: Gemfibrozil
Nama dagang
Sediaan
Kelompok obat
: Antilipidemik
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Interaksi obat
: Gentamicin
dagang
garamycin,
Colircusi
gentamicin,
danigen,
Sediaan
Kelompok obat
: Antibiotika ( aminoglikosid)
Mekanisme kerja
dan maningitis yang disebabkan basil garam negatif seperti E. Coli, Ps. Aeroginosa,
staphilococcus, profilaksis endokarditis.
Kontraindikasi
: Glibenclamide
Nama dagang
: Daonil, Euglucon
Sediaan
: Tablet
Kelompok obat
: Antidiabetes (sulfonilurea)
Mekanisme kerja
pankreas
Indikasi
Kontraindikasi
: Diabetes Melitus
: Wanita diabetes yang sedang hamil, penderita
: Glipizide
Nama dagang
: Minidiab
Sediaan
: Tablet
Kelompok obat
: Antidiabetes (sulfonilurea)
Mekanisme kerja
pankreas
Indikasi
: Diabetes melitus
Kontraindikasi
kulit kemerahan.
Interaksi obat
: Hydrocortisone
: Silacort, actinac, bufacort, brentan, bufaform,
Kelompok obat
: kortikosteroid
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
menyusui, hipersensitivitas.
Efek samping
: Ketotifen fumarate
: Tablet, sirup
Kelompok obat
: Antihistamin
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
: Hipersensitivitas
Efek samping
Interaksi obat
: Methyl prednisolone
Nama dagang
Sediaan
Kelompok obat
: Kortikosteroid
Mekanisme kerja
Efek samping
Interaksi obat
: Cisapride
Nama dagang
: Prepulsid
Sediaan
:Tablet
Kelompok obat
:Prokinetik (antiemetik)
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
menyususi
Efek samping
Interaksi obat
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Hingga kini kita di Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil
yang dilansir oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan
obat pada ibu hamil.
Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap
sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.
Obat Kategori C adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil
belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih
besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin
DAFTAR PUSTAKA
Theodorus.1996.Penuntun Praktis Peresepan Obat.Jakarta:EGC
http://www.anggiaryadi.co.cc/2010/04/golongan-obat-yang-aman-bagi-ibu-hamil.html