Nama Obat
Kagunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
Nama Obat
Kagunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Kontraindikasi
Dosis
(AHFS 2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
Ranitidin 3 x 15 mg
Duodenal ulcer, gastric ulcer, GERD
Menghambat sekresi asam lambung melalui penghambatan
histamin reseptor H2 pada sel parietal lambung.
Hipersensitivitas ranitidin atau bahan lain dalam formulasi.
Dosis Anak 1 bulan 16 tahun : 2 4 mg/kg 2x sehari
Dosis teoritis :
1x pemakaian : 2-4 mg/kg x 14 kg = 28 64 mg
1 hari = 2 x (28-64 mg) = 56 mg 128 mg / hari
ES
(AHFS, 2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
Interaksi Obat
(AHFS, 2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
(AHFS,2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
Interaksi Obat
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis
ES
Nama Obat
Kegunaan
Dosis
ES
Bio ATP 2 x 1
Tiap tablet mengandung ATP 20 mg, vit B1 100 mg, vit B6
200 mg, vit B12 200 mcg, vit E 30 mg
Kelelahan, lelah otot, atrofi otot degeneratif.
Terapi penunjang untuk penderita hepatitis,
diabetes, rematik & herpes zoster
2 4 tablet sehari
IDENTIFIKASI DRP
1. Indikasi yang tidak tertangani (untreated indication)
2. Pemilihan obat yang kurang tepat (improper drug selection)
Penggunaan obat hiperlipedimia yaitu trolip (fenofibrat)
Penggunaan fenofibrat pada pediatrik efikasi dan keamanannya belum terbukti. Hanya
tersedia sedikit data dari penggunaan pada anak. Namun diantara kelompok obat
hiperlipidemia FDA telah menyutujui penggunaan obat golongan statin untuk digunakan
pada anak diatas usia 8 tahun. (Daniels SR,
Greer FR; Committee
on
Nutrition. Lipid screening
and
cardiovascular health in
childhood.
Pediatrics.2008;122(1):198-208).
Pada kasus diatas pasien berusia 4 tahun di mulai dengan terapi non farmakologi yaitu
diet. Diet di rekomendasikan bagi anak dengan riwayat keluarga dengan penyakit
kardiovaskular, dislipedimia, obesitas, hipertensi atau anak yang terpapar rokok.
Terapi non farmakologi :
- Mencegah konsumsi lemak trans
- Pengurangan konsumsi gula
- Konsumsi makanan yang berserat
- Konsumsi susu low-fat
- Konsumsi sayur dan buah
- < 200 mg/hari kolesterol
- Meningkatkan aktivitas fisik ringan
Berikut merupakan perbandingan efek penurunan kolesterol pada anak dengan terapi
non farmakologi dan terapi farmakologi (Justin Redding PhamrD.2013. Treating
infection: a pilot study bertujuan untuk mengetahui efek oral methisoprinol pada
pengobatan awal infeksi DHF pada pasien pediatrikdan spesifik untuk mengetahui efek
methisoprinol Fever Clearence Time (FCT), ambang batas leukopenia (jumlah sel darah
putih), ambang batas thrombocytopenia, maksimum hemokonsentrasi dan pencegahan
komplikasi DHF. Pengujian dilakukan pada 22 subjek anak usia 2-18 tahun di rumah
sakit filipina yang terdiagnosa DHF stage awal (positif NS1). Dengan perbandingan 1 : 1
pengujian dilakukan randomized double blind. Pasien diberikan methisoprinol 100
mg/kg/hari sebanyak 12 x pemberian dosis selama 72 jam.
Hasil pengujian dari 22 subjek, 11 subjek pengujian dan 11 grup placebo bahwa pada
pasien DHF dengan pemberian methisprinol 100 mg/hari dibagi dalam 4 dosis selama 12
jam tidak mengurangi Fever Clearence Time (FCT), lamanya waktu hospitalisasi, tidak
mengurangi atau mencegah hemokonsentrasi atau perkembangan komplikasi pada ana
dengan infeksi akut dengue uncomplicated. Kelompok methisoprinol mengurangi
antisipasi leukopenia 1,5 x 109/L atau 56% serta mengurangi antisipasi terjadinya
thrombositopenia sebesar 12 x 109/L atau 24% dibandingkan dengan kontrol (placebo)
4. Dosis terlalu kecil (subtherapetic dose)
- PCT cth
Dosis anak < 12 tahun : 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam jika dibutuhkan.
Dosis teoritis :
1x pemakaian = 10-15mg/kg/dosis x 14 kg = 140 210 mg/dosis.
1 hari = 3 x (140-210 mg/dosis) = 420 630 mg/hari
Dosis pada kasus :
Dosis PCT : 120mg/5ml
Pada kasus digunakan 3 x Cth (5 ml) = 3 x 60 mg = 180 mg/hari
Pada penderita DHF sering disertai dengan demam tinggi yang berlangsung secara terus
menerus 2 7 hari. Sehingga dalam hal ini perlu diberikan suatu anitipiretik. Apabila
demam < 390 C dapat diberikan paracetamol dengan dosis yang sesuai. Pada kasus diatas
jika disesuaikan dengan BB pasien, dosis PCT yang diberikan sub terapi. Sehingga untuk
efe terapi dari PCT sebagai antipiretik akan berkurang. Sebaikanya dosis ditingkatkan
menjadi 4 x 1 CTH.
5. Dosis terlalu besar (over dossage)
- Amoksan 3 x 500 mg
Anak > 3 bulan dan < 40 kg : 20-50 mg/kg/hari di bagi dalam 8-12 jam.
Pada kasus : 3 x 500 mg
BB pasien : 14 kg
Dosis Teoritis :
20-50mg/kg/hari x 14 kg = 280 700 mg/hari (teoritis)
Dosis pasien :
3 x 500 mg = 1500 mg/hari
Jika disesuaikan menggunakan berat badan pasien pemberian amoksan 3 x 500 mg terlalu
besar dibandingkan dengan yang seharusnya.
- Trolip 3 x 1
Dosis dewasa : 43 130mg/hari.
Dosis anak : efikasi dan keamanan belum terbukti pada anak < 18 tahun.
Dosis Pasien kasus :
3 x100 mg = 300 mg/hari
-
Pemberian fenofibrat pada anak efikasi dan keamanannya belum terbukti. Namun jika
melihat dosis dewasa untuk pemberian fenofibrat hanya berkisar 43-130 mg/hari,
pemberian fenofibrat pada kasus yaitu terlalu besar sebesar 300 mg/hari untuk anak usia 4
tahun. Sehingga dalam hal ini akan memicu terjadinya reaksi toksisitas yaitu
Efek hematologi :
Penurunan hemoglobin, hematokrit dan total leukosit ringan sampai sedang. Selama
terapi jangka panjang biasanya jumlah normal. Monitoring jumlah sel darah secara
periodik pada 12 bulan terapi pertama pada kasus pasien di atas yang sedang
mengalami DHF terjadinya penurunan leukosit (leukopenia) akan berhubungan dengan
keparahan tingkat penyakit DHF. Selain itu terjaidinya penurunan hemoglobin dan
hematokrit pada pasien ditandai pada kasus pasien terjadinya pendarahan yaitu mimisan.
Efek samping muntah juga dimungkinkan dari efek samping penggunaan obat fenofibrat
dalam dosis yang berlebih.
6. Reaksi obat tidak dikehendaki (Adverse drug reactions)
7. Interaksi Obat
8. Gagal Menerima Obat (Failure to receive medivations)