Anda di halaman 1dari 8

Data obat yang digunakan pasien :

Nama Obat
Kagunaan
Mekanisme kerja

Kontraindikasi
Dosis

ES

Amoksan 3x500 mg (Amoksisilin)


Antibakteri
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan
satu atau lebih ikatan protein-penicilin yang akan
menghambat transpeptidasi sintesis peptidoglikan pada
dinding sel bakteri sehingga akan menghambat biosintesis
dinding sel.
Hipersensitivitas amoksisilin. Penicilin atau bahan lain
yang terkandung dalam formula.
Anak > 3 bulan dan < 40 kg : 20-50 mg/kg/hari di bagi
dalam 8-12 jam.
Pada kasus : 3 x 500 mg
BB pasien : 14 kg
Dosis :
20-50mg/kg/hari x 14 kg = 280 700 mg/hari (teoritis)
Dosis pasien :
3 x 500 mg = 1500 mg/hari

Mual, muntah, diare dan reaksi hipersensitivitas


(kemerahan)
(Sumber DIH 17th edition)

Nama Obat
Kagunaan

Mekanisme kerja

Kontraindikasi

Trolip 3x100 mg (Fenofibrat)


Terapi pengobatan pada dewasa dengan peningkatan serum
trigliserida (tipe IV dan V hiperlipidemia), terapi tambahan
untuk mengurangi LDL, total kolesterol, trigliserida,
apoplipoprotein B (apo B) padapasien dewsa dengan
hiperkolerolemia primer atau kombinasi dispilidemia (tipe
IIa dan IIb)
Mengurangi konsentrasi serum koleterol total, LDL, apo B,
VLDL, trigliserida dan meningkatkan konsentrasu HDL,
Apo AI, apo AII.
Mengaktifkan lipoprotein lipase dan mengurangi
Apolipopoprotein cIII, penghambatan aktivitas lipase
lipoprotein sehingga mengingkatkan lipolisis dan
pembersihan trigliserida. Pengurangan konsetrasi
trigleserida dengan mekanisme perubahan ukuran dan
komposisi LDL menjadi lebih kecil, partikel padat, partikel
lebih ringan yang kurang aterogenik dan lebih cepat
terkatabolis. Agonis reseptor PPAR reseptor yang
menginduksi sintesis HDL, Apo AI dan Apo AII.
Pasien dengan gangguan hati, termasuk sirosis dan
gangguan abnormarlitas fungsi hati, gangguan ginjal parah.

Hipersensitivitas fenofibrat atau bahan lain dalam formula.


Dosis
Dosis dewasa : 43 130mg/hari.
Dosis anak : efikasi dan keamanan belum terbukti pada
anak < 18 tahun.
Dosis Pasien kasus :
3 x100 mg = 300 mg/hari
ES
Tes fungsi hati abnormal (misal peningkatan ALT,AST),
gangguan pernafasan, sakit perut, sakit kepala, diare, mual,
rhinitis, sembelit, asthenia, flu.
Toksisitas mayor
- Pancreatitis
- Efek hematologi :
Penurunan hemoglobin, hematokrit dan total leukosit
ringan-sedang. Selama terapi jangka panjang biasanya
jumlah normal. Monitoring jumlah sel darah secara
periodik pada 12 bulan terapi pertama.
(Sumber AHFS 2011)
Nama Obat
Kagunaan
Mekanisme kerja

Kontraindikasi
Dosis

PCT syrup 3 x CTH


Nyeri, demam
Menghambat sintesis prostaglanding di SSP dan memblok
impuls nyeri di perifer, penghambatan pusat pengatur
panas di hipotalamus menghasilkan efek antipiretik (DIH
17th edition).
Hipersensitivitas acetaminophen atau bahan lain dalam
formulasi
Dosis anak < 12 tahun : 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam
jika dibutuhkan.
Dosis teoritis :
1x pemakaian = 10-15mg/kg/dosis x 14 kg = 140 210
mg/dosis.
1 hari = 3 x (140-210 mg/dosis) = 420 630 mg/hari
Dosis pada kasus :
Dosis PCT : 120mg/5ml
Pada kasus digunakan 3 x Cth (5 ml) = 3 x 60 mg = 180
mg/hari

(AHFS 2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis

Ranitidin 3 x 15 mg
Duodenal ulcer, gastric ulcer, GERD
Menghambat sekresi asam lambung melalui penghambatan
histamin reseptor H2 pada sel parietal lambung.
Hipersensitivitas ranitidin atau bahan lain dalam formulasi.
Dosis Anak 1 bulan 16 tahun : 2 4 mg/kg 2x sehari
Dosis teoritis :
1x pemakaian : 2-4 mg/kg x 14 kg = 28 64 mg
1 hari = 2 x (28-64 mg) = 56 mg 128 mg / hari

Dosis pada kasus :


Ranitidin = 3 x 15 mg = 45 mg / hari
Sakit kepala bisa sampai parah

ES
(AHFS, 2011)

Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja

Kontraindikasi
Dosis

ES
Interaksi Obat

Inpepsa 3 x 1 cth (sucralfat)


Duodenal ulcer, gastric ulcer
Membentuk kompleks dengan cara mengikat protein
bermuatan positif dan membentuk zat perekat seperti pasta
kental yang seletif membentuk lapisan pelindung yang
bertindak secara lokal untuk melindungi lapisan lambung
terhadap asam lambung, pepsin dan garam empedu.
Memungkinkan untuk menurunkan laju pengosongan
lambung.
Tidak ada kontraindikasi untuk menggunakan sucralfat.
Dosis dewasa :
1 gram 4 x sehari.
Dosis pada kasus :
Inpepsa : 500mg/5ml
3 x 1 cth = 3 x 500 mg = 1500 mg/hari
Konstipasi
Ranitidin :
- Mengurangi absorbsi rantidin (solusi : gunakan
ranitidin 2 jam sebelum sucralfat)

(AHFS, 2011)
Nama Obat
Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis

ES

Ondansentron 2,5 mg prn


Mencegah mual dan muntah
Penghambatan reseptor 5-HT3
Hipersensitivitas ondansentron
Dosis untuk mencegah mual dan muntah pada kemoterapi
kanker pada anak usia 4 11 tahun : inisial dosis 4 mg.
Dosis pada kasus : 2,5 mg prn
Sakit kepala, diare, pusing, konstipasi, demam, sedasi,
kelelahan, hipoksia, retensi urin dan pruritus.

(AHFS,2011)
Nama Obat
Kegunaan

Isprinol (4x1cth) Methisoprinol


Pengobatan infeksi virus.
Infeksi virus varicella, rhinovirus, influenza A,
enchepalitis, herpes zoster, herpes simplex, labialis,
hepatitis A, hepatitis B akut, herpes genitialis.
Sebagai immunostimulant atau immunomodulator.

Mekanisme kerja

Kontraindikasi
Dosis

ES
Interaksi Obat
Nama Obat
Kegunaan

Mekanisme kerja

Kontraindikasi
Dosis
ES
Nama Obat

Methisoprinol memiliki efek imunomodulator pada


berbagai studi praklinik dan klinik. Obat ini meningkatkan
fungsi sel NK, sel T dan monosit.
Dosis umum pada anak ialah 50-100 mg/kg/hari terbagi
dalam 4-6 dosis.
Dosis sirup isoprinol (250 mg/5ml) dalam sediaan 60 ml.
Anak 4 7 tahun = 1 sendok teh
Lama pemberian = 4 10 hari. Terapi diteruskan selama 2
hari setelah gejala mereda.
Dosis sehari teoritis :
50 100 mg/kg x 14 kg = 700 1400 mg/hari
Dosis kasus :
4 x 1 cth selama 2 hari
Sehari : 4 x 250 = 1000 mg/hari
- Penggunaan antivirus tidak sampai habis. Sediaan
isprinol sebesar 60 ml. Dalam 2 hari hanya
digunakan (4 x 5 ml) x 2 = 40 ml.
Peningkatan sementara asam urat dalam urin dan serum.
Ruam kulit atau gatal, rasa lelah, lesu dan diare.
Injeksi Neo-K (IM) 2 mg (Phetonadione)
Hemmorhhagic pada bayi yang baru
lahir,hypoprothombinemia yang disebabkan antikoagulan,
hypoprothombinemia yang disebabkan oleh obat dan faktor
lainnya, defisiensi vit K
Aktivitas yang sama seperti pada vitamin K1 yang
diperlukan untuk sintesis pembekuan darah faktor II
(protombin), vII (proconvertin), IX (chritsmas/komponen
tromblopastin plasma) dan faktor X (stuart-prower) dalam
hati.
Efek penghambatan yang berkebalikan dari turunan
kumarin dan indanione dalam sintesis faktor pembekuan
darah tersebut.
Hipersensitivitas pentanadione atau bahan lain dalam
formula.
0,5 1 mg 1 jam setelah kelahiran.
Nyeri, flushing sensation.
Curvit 1 x 1 cth (Komposisi Per 5 ml : Vitamin B1 3 mg,
vitamin B2 2 mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 mcg,
beta karoten 4 mg, dexpantenol 3 mg, curcuminoid 2 mg,

kalsium glukonat 300 mg)


Suplemen vitamin untuk menambah nafsu makan dan
stamina, mencegah defisiensi kalsium

Kegunaan
Mekanisme kerja
Kontraindikasi
Dosis

1 6 tahun = sehari 1 x 1 cth


Pada kasus :
Sehari 1 x 1 cth

ES
Nama Obat

Kegunaan

Dosis
ES

Bio ATP 2 x 1
Tiap tablet mengandung ATP 20 mg, vit B1 100 mg, vit B6
200 mg, vit B12 200 mcg, vit E 30 mg
Kelelahan, lelah otot, atrofi otot degeneratif.
Terapi penunjang untuk penderita hepatitis,
diabetes, rematik & herpes zoster
2 4 tablet sehari

IDENTIFIKASI DRP
1. Indikasi yang tidak tertangani (untreated indication)
2. Pemilihan obat yang kurang tepat (improper drug selection)
Penggunaan obat hiperlipedimia yaitu trolip (fenofibrat)
Penggunaan fenofibrat pada pediatrik efikasi dan keamanannya belum terbukti. Hanya
tersedia sedikit data dari penggunaan pada anak. Namun diantara kelompok obat
hiperlipidemia FDA telah menyutujui penggunaan obat golongan statin untuk digunakan
pada anak diatas usia 8 tahun. (Daniels SR,
Greer FR; Committee
on
Nutrition. Lipid screening
and
cardiovascular health in
childhood.
Pediatrics.2008;122(1):198-208).
Pada kasus diatas pasien berusia 4 tahun di mulai dengan terapi non farmakologi yaitu
diet. Diet di rekomendasikan bagi anak dengan riwayat keluarga dengan penyakit
kardiovaskular, dislipedimia, obesitas, hipertensi atau anak yang terpapar rokok.
Terapi non farmakologi :
- Mencegah konsumsi lemak trans
- Pengurangan konsumsi gula
- Konsumsi makanan yang berserat
- Konsumsi susu low-fat
- Konsumsi sayur dan buah
- < 200 mg/hari kolesterol
- Meningkatkan aktivitas fisik ringan
Berikut merupakan perbandingan efek penurunan kolesterol pada anak dengan terapi
non farmakologi dan terapi farmakologi (Justin Redding PhamrD.2013. Treating

hyperlipidemia in children and adolescents with changes in diet and exercise.


National Heart, Lung, and Blood Institute)

3. Penggunaan obat tanpa indikasi


Penggunaan antibiotik amoksisilin
Penggunaan antibiotik amoksisilin pada kasus DHF grade II dan III tidak diperlukan
kecuali jika terdapat infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan apabila terjadi
SSD. Hal ini terjadi karena DHF merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus. Berdasarkan WHO pasien DHF tanpa komp;ikasi bakteri tidak dianjurkan
pemberian antibiotik karena tidak membantu kondisi pasien.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan akan menimbulkan masalah yang serius dan
sulit diatasi, diantaranya pesatnya pertumbuhan kuman-kuman yang resisten, efek
samping yang potensial berbahaya bagi pasien. Oleh karena itu penggunaan
antibiotik secara bijaksana merupakan hal yang sangat penting, disamping penerapan
pengendalian infeksi secara baik untuk mencegah berkembangnya kuman-kuman
resistensi tersebut dimasyarakat (Hadi, 2007).
Selain tu berdasarkan Guidline Management of Dengue Fever Dengue Haemorrhagic
Fever in Adult Srilanka 2010 jug a dikatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung
penggunaan antibitok sebagai profilaksis pada pasien DHF dengan jumlah sel darah
putih yang rendah. Hal ini juga diketahui bahwa jumlah sel darah putih yang rendah
merupakan fenomena yang sangat sementara pada pasien DHF.
Penggunaan antivirus isprinol
Penggunaan antivirus untuk membasmi virus dengue dan memperbaiki sistem imun
tubuh hingga kini masih belum ditemukan penggunaan antivirus yang spesifik. Namun
penggunaan antivirus methisoprinol banyak digunakan pada pengobatan DHF.
Methisoprinol merupakan sintesis kompleks inosin dan dimethilaminoisopropanolol.
Termasuk dalam kelas antivirus yang digunakan secara langsung pada pengobatan
sistemik infeksi virus dan sebagai immunomodulator. Keefekktivan methisoprinol telah
terbukti secara praklinik dan klnik pada penggunaan secara single terapi atau kombinasi
pada beberapa virus seperti varicella, mumps, rhinovirus, influenza A, measles,
enchepalitis, herpes zoster, herpes simplex labialis, hepatitis A, virus hepatitis B akut,
herpes genitialis, dan digunakan sebagai immunorestorasi pada kondisi defisiensi imun
(AIDS). Methisoprinol pertama digunakan sebagai terapi tambahan pada pengobatan
DHF di thailand. Namun tidak ada penelitian yang membenarkan atau membantah klaim
tersebut. Pada suatu penelitian Methisoprinol for children with early phase dengue

infection: a pilot study bertujuan untuk mengetahui efek oral methisoprinol pada
pengobatan awal infeksi DHF pada pasien pediatrikdan spesifik untuk mengetahui efek
methisoprinol Fever Clearence Time (FCT), ambang batas leukopenia (jumlah sel darah
putih), ambang batas thrombocytopenia, maksimum hemokonsentrasi dan pencegahan
komplikasi DHF. Pengujian dilakukan pada 22 subjek anak usia 2-18 tahun di rumah
sakit filipina yang terdiagnosa DHF stage awal (positif NS1). Dengan perbandingan 1 : 1
pengujian dilakukan randomized double blind. Pasien diberikan methisoprinol 100
mg/kg/hari sebanyak 12 x pemberian dosis selama 72 jam.
Hasil pengujian dari 22 subjek, 11 subjek pengujian dan 11 grup placebo bahwa pada
pasien DHF dengan pemberian methisprinol 100 mg/hari dibagi dalam 4 dosis selama 12
jam tidak mengurangi Fever Clearence Time (FCT), lamanya waktu hospitalisasi, tidak
mengurangi atau mencegah hemokonsentrasi atau perkembangan komplikasi pada ana
dengan infeksi akut dengue uncomplicated. Kelompok methisoprinol mengurangi
antisipasi leukopenia 1,5 x 109/L atau 56% serta mengurangi antisipasi terjadinya
thrombositopenia sebesar 12 x 109/L atau 24% dibandingkan dengan kontrol (placebo)
4. Dosis terlalu kecil (subtherapetic dose)
- PCT cth
Dosis anak < 12 tahun : 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam jika dibutuhkan.
Dosis teoritis :
1x pemakaian = 10-15mg/kg/dosis x 14 kg = 140 210 mg/dosis.
1 hari = 3 x (140-210 mg/dosis) = 420 630 mg/hari
Dosis pada kasus :
Dosis PCT : 120mg/5ml
Pada kasus digunakan 3 x Cth (5 ml) = 3 x 60 mg = 180 mg/hari
Pada penderita DHF sering disertai dengan demam tinggi yang berlangsung secara terus
menerus 2 7 hari. Sehingga dalam hal ini perlu diberikan suatu anitipiretik. Apabila
demam < 390 C dapat diberikan paracetamol dengan dosis yang sesuai. Pada kasus diatas
jika disesuaikan dengan BB pasien, dosis PCT yang diberikan sub terapi. Sehingga untuk
efe terapi dari PCT sebagai antipiretik akan berkurang. Sebaikanya dosis ditingkatkan
menjadi 4 x 1 CTH.
5. Dosis terlalu besar (over dossage)
- Amoksan 3 x 500 mg
Anak > 3 bulan dan < 40 kg : 20-50 mg/kg/hari di bagi dalam 8-12 jam.
Pada kasus : 3 x 500 mg
BB pasien : 14 kg
Dosis Teoritis :
20-50mg/kg/hari x 14 kg = 280 700 mg/hari (teoritis)
Dosis pasien :
3 x 500 mg = 1500 mg/hari
Jika disesuaikan menggunakan berat badan pasien pemberian amoksan 3 x 500 mg terlalu
besar dibandingkan dengan yang seharusnya.

- Trolip 3 x 1
Dosis dewasa : 43 130mg/hari.
Dosis anak : efikasi dan keamanan belum terbukti pada anak < 18 tahun.
Dosis Pasien kasus :
3 x100 mg = 300 mg/hari
-

Pemberian fenofibrat pada anak efikasi dan keamanannya belum terbukti. Namun jika
melihat dosis dewasa untuk pemberian fenofibrat hanya berkisar 43-130 mg/hari,
pemberian fenofibrat pada kasus yaitu terlalu besar sebesar 300 mg/hari untuk anak usia 4
tahun. Sehingga dalam hal ini akan memicu terjadinya reaksi toksisitas yaitu
Efek hematologi :
Penurunan hemoglobin, hematokrit dan total leukosit ringan sampai sedang. Selama
terapi jangka panjang biasanya jumlah normal. Monitoring jumlah sel darah secara
periodik pada 12 bulan terapi pertama pada kasus pasien di atas yang sedang
mengalami DHF terjadinya penurunan leukosit (leukopenia) akan berhubungan dengan
keparahan tingkat penyakit DHF. Selain itu terjaidinya penurunan hemoglobin dan
hematokrit pada pasien ditandai pada kasus pasien terjadinya pendarahan yaitu mimisan.
Efek samping muntah juga dimungkinkan dari efek samping penggunaan obat fenofibrat
dalam dosis yang berlebih.
6. Reaksi obat tidak dikehendaki (Adverse drug reactions)
7. Interaksi Obat
8. Gagal Menerima Obat (Failure to receive medivations)

Anda mungkin juga menyukai