Anda di halaman 1dari 11

Konsep

Diri
Merupakan semua ide,pikiran dan pendirian yg
diketahui individu ttg dirinya dan
mempengaruhinya dalam berhubungan dg orang
lain.

Faktor yg Mempengaruhi
 pola asuh keluarga
 tumbuh kembang
 pendidikan
 pengalaman hidup
 perlakuan orang lain
 kondisi fisik
 kegagalan
 teknologi
2. Berangsur angsur (dpt diperkirakan)
Penyakit yg sgt menyulitkan, berkepanjangan,

Kehilangan
dan menyebabkan yg ditinggalkan mengalami
keletihan emosional (Rando:1984). Penelitian
menunjukan bahwa seseorang yg ditinggalkan

Dan Berduka oleh klien dengan sakit selama min 6 bulan


mempunyai kebutuhan yg lbh bsr terhadap
ketergantungan pada orang lain,

------------- kecenderungan mengisolasi diri, dan ada


peningkatan rasa marah dan bermusuhan.

kehilangan - keadaan saat individu berpisah dg Tipe Kehilangan


sesuatu yg sebelumnya ada, kemudian mjd tdk
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan 1. Aktual atau nyata
Mudah dikenali atau diidentifikasi oleh
berduka – respon emosi yg diekspresikan thdp
orang lain, misalnya amputasi, kematian
kehilangan yg dimanifestasikan dg adanya
orang yang sangat berarti / dicintai.
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
2. Persepsi
susah tidur, dll
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat dibuktikan, misalnya;
Faktor Yg Mempengaruhi seseorang yang berhenti bekerja / PHK,
1. karakteristik personal pedagang yang kehilangan pelanggan.
2. Sosial budaya dan kepercayaan / spiritual
3. Sifat hubungan Sumber Kehilangan
4. Status sosial ekonomi
 Kehilangan seseorang yg dicintai
5. Kondisi fisik dan psikologis individu
 Kehilangan yg ada pada diri sendiri (loss
6. Sistem pendukung
of self)
Bdk Penyebabnya  Kehilangan objek eksternal
 Kehilangan lingkungan yg sgt dikenal
1. Kehilangan Maturasional
Kehilangan yg diakibatkan oleh transisi  Kehilangan kehidupan/meninggal
kehidupan normal untuk pertama kalinya
(muda menjadi tua) Jenis Berduka
Berduka antisipasi
2. Kehilangan Situasional suatu status yg merupakan pengalaman
Kehilangan yang terjadi dalam merespons individu dlm merespon kehilangan yg aktual
kejadian eksternal spesifik seperti kematian ataupun yg dirasakan seseorang,
dari orang yg dicintai, kehilangan barang hubungan/kedekatan, objek atau
berharga, dll ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan. masih dlm batas normal.
Bdk Situasi
1. Kehilangan secara tiba-tiba (tidak dapat Berduka disfungsional
diperkirakan) suatu status yang merupakan pengalaman
Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak individu yang responnya dibesar-besarkan saat
diharapkan dapat mengarah pada pemulihan individu kehilangan secara aktual maupun
dukacita yang lambat. Kematian karena tindak potensial, hubungan, objek dan
kekerasan, bunuh diri, pembunuhan akan sulit ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang2
sekali untuk diterima. menjurus ke tipikal abnormal.
Teori Proses Berduka Teori Kubler Ross (1969)

Penyangkalan (Denial)
Teori Engels (1964)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi
Fase I (shock dan tidak percaya) apa-apa dan biasanya menolak untuk percaya
Seseorang menolak kenyataan / kehilangan dan bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan
mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau
tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk “Tidak akan terjadi pada saya!” umum
pingsan, diaforesis, mual, diare, detak jantung dilontarkan klien.
cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan
Kemarahan (Anger)
kelelahan.
Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga
Fase II (berkembangnya kesadaran) mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara merupakan koping individu untuk menutupi
nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa. rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, kecemasannya menghadapi kehilangan.
depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.
Penawaran (Bargaining)
Fase III (restitusi) Individu berupaya untuk mencari dukungan
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai untuk mengobati perasaan kehilangannya.
dengan perasaan yang hampa/kosong tersebut. Pada tahap ini, seseorang sering kali mencari
teman bercerita dan berkeluh kesah. Menangis
Fase IV menumpahkan pikiran dan perasaan)
Menekan seluruh perasaan yang negatif seperti
perasaan bermusuhan, perasaan bersalah dll Depresi (Depression)
terhadap mereka yang meninggalkan kita. Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul
dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.
Fase V Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk
Kehilangan harus mulai diketahui/disadari. berupaya melewati kehilangan dan mulai
Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang memecahkan masalah.
sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran
baru telah berkembang. Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologis menurun dan interaksi sosial
Teori Rando (1993) berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap
penerimaan ada bila seseorang mampu
Penghindaran
menghadapi kenyataan dari pada hanya
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan
menyerah atau berputus asa.
tidak percaya.

Konfrontasi Asuhan Keperawatan


Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang Pengkajian
sangat tinggi ketika individu secara berulang-
ulang melawan kehilangan mereka dan  Faktor genetik : riwayat depresi dlm
kedukaan mereka yang paling dalam. keluarga
 Kesehatan fisik & psikologi
Akomodasi  Pengalaman kehilangan di masa lalu
Terjadi secara bertahap penurunan kedukaan  Tipe kepribadian
akut dan mulai memasuki kembali secara  Hindari asumsi perawat. Beri kesempatan
emosional dan kehidupan sosial sehari-hari klien u/ menceritakan apa yg sdg terjadi
dimana individu belajar untuk menjalani hidup dg cara mereka sdr
dengan kehidupan mereka kembali.
 Makna kehilangan bagi klien menerima adalah wajar dlm
 Kaji bgmn klien bereaksi bukan bgmn menghadapi kehilangan
klien seharusnya bereaksi  Memberi gambaran ttg tata cara
 Fase berduka : berurutan, tidak urut, mengungkapkan perasaan yg bisa
berulang diterima
 Kaji hal yg mempengaruhi respon  Menguatkan dukungan keluarga/org
kehilangan klien yg berarti
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar
Dx Keperawatan anggota keluarga dg cara
 Menguatkan dukungan keluarga/org
 Berduka bd kehilangan aktual atau yg bearti
kehilangan yg dirasakan  Mendorong pasien u/ menggali
 Berduka antisipatif bd perasaannya bersama anggota
perpisahan/kehilangan keluarga lain
 Berduka disfungsional bd kehilangan  Menjelaskan manfaat hub dg org lain
org/benda yg dicintai/memiliki arti besar  Mendorong keluarga u/
mengevaluasi perasaan & saling
Rencana & Tindakan Kp
mendukung satu sama lain
1. Membina & meningkatkan hub saling
Intervensi Khusus (Bdk Kubler Ross)
percaya dg cara
 Mendengarkan pasien bicara 1. Tahap denial
 Memberi dorongan agar pasien mau  Memberi kesempatan pd pasien u/
mengungkapkan perasaannya mengungkapkan perasaannya
 Menjawab pertanyaan pasien scr  Menunjukkan sikap menerima dg
langsung, menunjukkan sikap cara mendorong pasien u/ berbagi
menerima & empati rasa
2. Mengenali faktor2 yg mungkin  Memberi jawaban jujur thdp
menghambat dg cara pertanyaan pasien ttg sakit,
 Bersama pasien mendiskusikan hub pengobatan & kematian
pasien dg org/objek yg pergi/hilang 2. Anger
 Menggali pola hub pasien dg org yg Mengizinkan dan mendorong pasien
berarti mengungkapkan rasa marah secara verbal
3. Mengurangi/menghilangkan faktor tanpa melawan kemarahan tersebut,
penghambat dg cara dengan cara:
 Bersama pasien mengingat kembali
 Menjelaskan kepada keluarga bahwa
cara mengatasi perasaan berduka di
kemarahan pasien sebenarnya tidak
masa lalu
ditujukan kepada mereka
 Memperkuat dukungan serta
 Membiarkan pasien menangis
kekuatan yg dimiliki pasien &
 Mendorong pasien untuk
keluarga
membicarakan kemarahannya
 Mengenali & menghargi sosial
3. Bargaining
budaya, agama serta kepercayaan yg
Membantu pasien menungkapkan rasa
dianut oleh pasien & keluarga dlm
bersalah dan takut dengan cara:
mengatasi perasaan kehilangan
 Mendengarkan ungkapan dengan
4. Memberi dukungan dg cara
penuh perhatian
 Menjelaskan kpd pasien/keluarga
bahwa proses mengingkari, marah,
tawar menawar, depresi dan
 Mendorong pasien untuk
membicarakan rasa takut atau rasa
bersalahnya
 Membahas bersama pasien mengenai
penyebab rasa bersalah atau rasa
takutnya
4. Depression
Membantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalahnya
 Mengamati perilaku pasien dan
bersama dengannya membahas
perasaannya
 Mencegah tindakan bunuh diri atau
merusak diri
Membantu pasien mengurangi rasa
bersalah
 Menghargai perasaan pasien
 Membantu pasien menemukan
dukungan yang positif
 Memberi kesempatan untuk
menangis dan mengungkapkan
perasaannya
 Bersama pasien membahas pikiran
negatif yang selalu timbul
5. Acceptance
Membantu pasien menerima kehilangan
yang tidak bisa dielakkan dengan cara:
 Membantu keluarga mengunjungi
pasien secara teratur
 Membantu keluarga berbagi rasa
 Membahas rencana setelah masa
berkabung terlewati
 Memberi informasi akurat tentang
kebutuhan pasien dan keluarga

Evaluasi

 Kemampuan untuk menghadapi atau


memaknai arti kehilangan
 Reaksi terhadap kehilangan
 Perubahan perilaku yang menerima arti
kehilangan
Konsep Keperawatan Culture is shared.
 The sharing of common practices
Transkultural provides a group with part of its cultural
identity.
------------- Culture is social in nature.
– Culture develops in and is communicated by
Transkultural : Lintas Budaya
groups of people.
Budaya : Ciri khas suatu kelompok yang
Culture is dynamic, adaptive and ever-
membedakan kelompok yang satu dengan yang
changing
lain.
 Adaptation allows cultural groups to
Keperawatan Transkultural adjust to meet environmental changes.
Cultural change occurs slowly and in
Ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan
response to the needs of the group.
pada perilaku individu atau kelompok, serta
o Budaya menggambarkan cara seseorang
proses untuk mempertahankan/meningkatkan
mempersiapkan sesuatu, bertingkah laku,
perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik
meniau yg ada di sekitar
dan psikokultural sesuai latar belakang budaya
o Budaya menetukan perilaku kesehatan
(Leininger, 1984).
seseorang
Tujuan o u/ memberikan askep yg tepat dan
berkualitas pd keluarga, perawat hrs
 Membantu individu/ keluarga dengan
memahami budaya keluarga
budaya yang berbeda-beda untuk mampu
o hati2 dg etnosentrisme & stereotype
memahami kebutuhannya terhadap
asuhan keperawatan dan kesehatan.
 Membantu perawat dalam mengambil
manusia
keputusan selama pemberian asuhan Manusia adalah individu, keluarga atau
kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
keperawatan pada individu/keluarga
norma-norma yang meyakini dan berguna
melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan untuk menetapkan pilihan dan melakukan
tentang kesehatan dan praktik kesehatan pilihan
klien.
 Asuhan keperawatan yang relevan dengan Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan
budaya dan sensitif terhadap kebutuhan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia
klien akan menurunkan kemungkinan berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
stres dan konflik karena
kesalahpahaman budaya. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang
Unsur Budaya dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
 Material – objek; pakaian, makanan terletak pada rentang sehat dan sakit.
 Non material – kepercayaan, kebiasaan, Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai,
bahasa pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memelihara
Karakteristik budaya keadaan seimbang/sehat yang dapat
Culture is learned and taught. diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
– Transmitted from one generation to another. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang
A person is not born with cultural concepts but sama yaitu ingin mempertahankan keadaan
learn through socialization
sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).

Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan
fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien.

Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas


kehidupan dimana klien dengan budayanya
saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.

Lingkungan fisik
 Lingkungan alam atau lingkungan yang
diciptakan oleh manusia. Mis:
pegunungan, iklim, daerah pemukiman.

Lingkungan sosial
 Keseluruhan struktur sosial yang
Strategi
berhubungan dengan sosialisasi keluarga Strategi 1 : perlindungan/mempertahankan
atau kelompok ke dalam masyarakat yang budaya
lebih luas. Mempertahankan budaya dilakukan bila
budaya pasien tidak bertentangan dengan
Lingkungan simbolik kesehatan. Perencanaan dan implementasi
 Keseluruhan bentuk atau simbol yang keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
membuat keluarga atau kelompok merasa nilai yang relevan yang telah dimiliki klien
bersatu. Mis: musik, seni, riwayat hidup, sehingga klien dapat meningkatkan atau
bahasa atau atribut yang digunakan. mempertahankan status kesehatannya,
misalnya : budaya berolah raga setiap pagi
Keperawatan Strategi 2 : mengakomodasi/negosiasi
Asuhan keperawatan - suatu proses atau budaya
rangkaian kegiatan pd praktik keperawatan yg Intervensi dan implementasi keperawatan pada
diberikan kpd klien sesuai dengan latar tahap ini dilakukan untuk membantu klien
belakang budayanya. Asuhan keperawatan beradaptasi terhadap budaya tertentu yang
ditujukan memandirikan individu sesuai lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
dengan budaya klien membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih
Kompetensi budaya mendukung peningkatan kesehatan, misalnya
klien sedang hamil mempunyai pantang makan
yang berbau amis, maka ikan dapat diganti
dengan sumber protein hewani yang lain.

Strategi 3 : mengubah/mengganti budaya


klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila
budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan
yang dianut.
anggota keluarga, hubungan klien dengan KK,
kebiasaan rutin yang dilakukan oleh keluarga.

Faktor nilai budaya & gaya


hidup
Posisi atau jabatan, bahasa yang digunakan,
Bahasa nonverbal yang sering ditunjukkan
klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan
makan, pantang terhadap makanan tertentu
yang terkait dengan kondisi tubuh, sarana
hiburan yang dimanfaatkan, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

Faktor kebijakan & legal


Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang
boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien
yang dirawat.

Faktor ekonomi
Pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
kebiasaan menabung dan jumlah tabungan
sebulan.

Faktor teknologi Faktor pendidikan


Meliputi teknologi apa saja yang dimanfaatkan  Tingkat pendidikan terakhir
atau digunakan oleh keluarga untuk mengatasi  Pelatihan yg pernah didapat
masalah kesehatannya.  Jenis pendidikan serta kemampuannya u/
belajar scr aktif mandiri
Mengenai Persepsi tentang penggunaan
teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, Asuhan keperawatan
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat dan
Dx keperawatan
mengatasi masalah kesehatan.
 Gangguan komunikasi verbal
Faktor agama & filosofi berhubungan dengan perbedaan kultur
Agama yang dianut, kebiasaan pemeluk agama  Gangguan interaksi sosial berhubungan
yang berdampak positif terhadap kesehatan, disorientasi sosiokultural
kebiasaan yang berdampak positif terhadap  Ketidak patuhan dalam pengobatan
kesehatan, upaya mencari bantuan kesehatan, berhubungan dengan sistem nilai yang
konsep diri yg utuh, status pernikahan, diyakini.
persepsi klien terhadap kesehatan, cara
beradaptasi terhadap situasi saat ini, cara Intervensi
pandang klien terhadap penyebab penyakit,
cara pengobatan dan cara penularan terhadap  Mempertahankan budaya (bila
orang lain. menguntungkan & tdk bertentagan)
 Negosiasi budaya – akomodasi bila
Faktor kekeluargaan & sosial kurang menguntungkan
Nama lengkap dan nama panggilan, marga,  Rekontruksi budaya – ubah bila
usia atau tempat tanggal lahir, jenis kelamin, bertentangan dg kesehatan
status, tipe keluarga, tumbuh kembang
Evaluasi
keluarga, pengambilan keputusan dalam
Dilakukan terhadap keberhasilan individu/
keluarga dalam mempertahankan budaya yang
sesuai dengan kesehatan, negosiasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan dan restrukturisasi budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.

Aplikasi
Budaya &
dalam lingkungan alamiah dan lingkungan
social.

praktik Jenis pengobatan

 Berasal dari tumbuhan (herbal-


Kesehatan di Masyarakat naturalistik)

------------- 

Berasal dari hewan (animal-naturalistik)
Ritual magis (personalistic)

----
 Patologi ‘humoral’ (konsep ‘cairan’ dari
Yunani-darah, phlegma, empedu kuning
dan hitam)
 Ayurveda dari India (4 unsur bumi, air,
Masih banyak masyarakat yang memiliki api, dan udara)
perilaku pencarian pengobatan melalui  Energi Yin and Yang dari Cina
layanan-layanan tradisional, sehingga perlu (Yang=unsur positif, Yin = unsur
dilihat penyebab dari perilaku masyarakat negative)
tersebut, serta kajiankajian ilmu mengenai
perilaku pengobatan tradisional yang berlaku ETHNOPSIKIATRI
di masyarakat.
terdiri dari dua kata yaitu etno dan psikiatri.
Tujuannya agar kebudayaan mengenai Etno adalah ilmu yang menyangkut tentang
pencarian pengobatan tradisional dapat pembahasan terhadap suatu kebudayaan, yang
diinteraksikan dengan pengobatan modern agar erat hubungannya dengan kepercayaan
derajat kesehatan masyarakat dapat semakin masyarakat akan penyebab terjadinya suatu
ditingkatkan. penyakit.

ETHNOMEDISIN Etnopsikiatri mencoba untuk menjelaskan


tentang cara-cara dari segi budaya untuk
Etnomedisin adalah cabang antropologi medis menangani tingkah laku menyimpang yang
yang membahas tentang asal mula penyakit, didefinisikan sebagai abnormal.
sebab-sebab dan cara pengobatan menurut
kelompok masyarakat tertentu. Contoh: gangguan mental seperti kesurupan,
hilang kesadaran, dan hal lainnya adalah
Pengobatan tradisional dan primitive sering sebuah fenomena abnormal yang unik di
muncul seiring perkembangan budaya masyarakat. Dan kebanyakan dari masyarakat
manusia. mempercayai bahwa cara mengobatinya yaitu
dengan mengeluarkan roh halus yang katanya
Pengobatan primitive yang dimaksud adalah ada pada diri seseorang melalui bantuan
pengobatan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai seorang tokoh agama maupun dukun.
religious atau magis.
Gangguan mental adalah suatu “mitos”, suatu
Etiologi penyakit fenomena sosiologis, aktivitas orang ‘normal’
memperbaiki kondisi atau perilaku ‘abnormal’
Sistem Medis Personalistik: Penyakit (illness)
atau berbeda di masyarakat
disebabkan oleh intervensi dari suatu agen
yang aktif, yang berupa mahluk supranatural Gangguan mental atau penyakit jiwa non-Barat
(mahluk gaib, atau dewa), mahluk yang bukan lebih dijelaskan secara personalistik daripada
manusia (hantu, roh leluhur, atau roh jahat) secara naturalistik: seperti kesurupan oleh
hantu, roh, atau dewa, hukuman karena
Sistem Medis Naturalistik: sistem naturalistik
melanggar tabu, atau karena ilmu sihir.
mengakui adanya suatu model keseimbangan,
sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap Pada masyarakat Indonesia, untuk melakukan
didalam tubuh seperti panas, dingin, cairan pendekatan etnopsikiatri, harus banyak
tubuh dan yang berada dalam keadaan yang dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor
seimbang menurut usia, dan kondisi individu psikologis, pengalaman hidup, dan stres.
Faktor Health Seeking
Behavior
 Daya tarik (gravity) yakni tingkat
keparahan yang dirasakan oleh kelompok
referensi individu.
Perbedaan pengobatan  Pengetahuan ttg cara penyembuhan yg
popular
‘modern/barat’ dan  Kepercayaan (faith) yakni kepercayaan
‘tradisional/timur’ individu thdp keberhasilan dr berbagai
pilihan pengobatan
Orang yang menyembuhkan  Kemudahan (accessibility) : biaya,
tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan
Shaman, dukun, ‘orang pintar’, tokoh agama,
kontak dengan ‘roh’ atau kekuatan
supranatural vs dokter, orang yang belajar ilmu
Contoh budaya dan perilaku
pengobatan kesehatan masyarakat
Penyembuhan Gangguan Jiwa Kebudayaan dan makanan/nutrisi

Inklusifitas, melibatkan anggota keluarga, Pantangan/larangan makan ikan atau telur


perawatan institusional vs isolasi social, untuk ibu hamil/pasca melahirkan di
dianggap berbahaya untuk lingkungan, upacara Indonesia, kebiasaan ‘mutih’
magis.
Kebudayaan dan Perilaku Kesehatan
Tujuan perawatan
Shopping culture, fragmentation,
Pengobatan simtomatik, fobia, dan reeduksi vs procrastination (penundaan), Self-Medication,
pragmatis, instan/cepat, . Discontinuity (menghentikan pengobatan)

Perawatan Non-Barat Budaya dan Kesehatan Reproduksi

Penyembuhan dengan roh-roh, melibatkan Pernikahan siri, pernikahan anak, penggunaan


pasien, komunikasi verbal dengan kekuatan kontrasepsi, dukungan keluarga pada ibu
supranatural. hamil

Health Seeking Behavior Budaya dan Fasilitas Kesehatan

Healing environment: menyediakan


Masalah Pelayanan kesehatan
kenyamanan psikologis untuk penyembuhan
• Terbatasnya petugas kesehatan yang
pasien (cahaya, warna, pemandangan, suara,
profesional
aroma, dan seni)
• Terbatasnya sarana gedung dan
pendukung Budaya dan Kesehatan Lingkungan
• Pembiayaan Kesehatan yang belum
merata Penyakit sel sabit (sickle cell) di Afrika Barat,
• Masalah penyakit genetik upacara kanibalisme pada wanita di Papua
Nugini yang menyebabkan penyakit Kuru
Perilaku Pencarian Layanan Kesehatan (virus dalam darah)
• No action (tidak bertindak)
• Self-treatment (pengobatan sendiri) Kajian Budaya di Suku Banjar Kalimantan
• Traditional remedy (pengobatan
tradisional) Pijat hamil, mandi, herbal, dan memakai
• On the counter medication (menggunakan cincin benang, pantangan perilaku: duduk di
obat bebas) depan pintu, tidak keluar malam, melilit
• Modern facilities and private medicine handuk di leher dan menyobek daun pisang

Anda mungkin juga menyukai