Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PASIEN BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM HAL

SPIRITUAL

MENGGUGAT AGAMA/TUHAN

Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim (AKSM)

Disusun Oleh:

Denis Kurnia Sudjana(032016043)


Hanifa Nur Afifah (032016045)
Rai Rendra Mahardika (032016052)
Cut Afnon Zulfa R(032016061)
Sintia Nursafitri (032016066)
Aprilia Hannum (032016072)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes ‘AISYIYAH BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim
(AKSM) tentang “Menggugat Agama/Tuhan”

Dengan do’a dan ikhtiar makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan.

Bandung, 19 September2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Definisi...........................................................................................................2

B. Klasifikasi Pasien Berkebutuhan Khusus.......................................................2

C. Masalah Psikoreligius Pasien Berkebutuhan Khusus.....................................3

D. Peyebab Masalah Psikoreligius Pada Pasien Berkebutuhan Khusus..............4

E. Terapi Psikoreligius........................................................................................4

BAB III PENUTUP...........................................................................................7


A. Kesimpulan.....................................................................................................7

B. Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menggugat agama yaitu sikap tidak menyenangi bahkan memusuhi
terhadap agama,tuhan ,kepercayaan dan hal hal terkait spiritual.yang
disebabkan karena merasakan kehampaan,ketidakyakinan atau karena
semakin banyak masalah yang dihapinya dan tidak ada solusi yang
diberikan oleh agama atau tuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pasien berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana klasifikasi pasien berkebutuhan khusus?
3. Apa saja masalah psikoreligius pada pasien berkebutuhan khusus?
4. Apa penyebab masalah psikoreligius pada pasien berkebutuhan
khusus?
5. Bagaimana terapi psikoreligius?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pasien berkebutuhan khusus.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari pasien berkebutuhan khusus.
3. Untuk mengetahui masalah psikoreligius pada pasien berkebutuhan
khusus.
4. Untuk mengetahui penyebab masalah psikoreligius.
5. Untuk mengetahui apa saja terapi psikoreligius.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Pengertian Pasien Berkebutuhan Khusus
The Commission on Dental Accreditation (CODA) mendefinisikan
Special Need Patient sebagai setiap individu dengan kondisi medis,
fisik, psikologis dan / atau sosial yang membutuhkan pengkhususan
perawatan gigi.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) diartikan sebagai individu-
individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu
lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumnya.
Secara lebih khusus anak berkebutuhan khusus menunjukkan
karakteristik fisik, intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau
lebih tinggi dari anak normal sebayanya atau berada di luar standar
normal yang berlaku di masyarakat. Sehingga mengalami kesulitan
dalam meraih sukses baik dari segi sosial, personal, maupun aktivitas
pendidikan.

B. Klasifikasi Pasien Berkebutuhan Khusus


Secara umum istilah pasien berkebutuhan khususterdiri dari berbagai
jenis kelainan genetik dan dapatan, yang secara praktisnya dapat dibagi
menjadi:
1. gangguan motorik neurologis (sindrom Down,Cerebral palsy, dll.),
2. Penyakit sistemik kronis(Diabetes, penyakit jantung, hipertensi),
3. Keganasan onco-hematologis(leukemia, limfoma),
4. Penyakit menular(HIV, hepatitis B atau C),
5. cacat fisik(Paraplegia, hemiplegia),
6. gangguan sensorik (gangguan pendengaran, cacat visual), kelainan
dapatan (Rubela, tuberkulosis)

2
3

C. Masalah Psikoreligius Pasien Berkebutuhan Khusus

Beberapa masalah psikoreligius yang muncul pada pasien yang


berkebutuhan khusus adalah Keterbatasan pemahaman agama atau
keyakinan, Hilangnya minat pada hal yang terkait agama atau spiritual,
Adanya trauma akan hal-hal agama atau spiritual, Menggugat agama atau
tuhan.
1. Definisi Menggugat Agama
Menggugat agama/tuhan yaitu sikap tidak menyenangi bahkan
memusuhi terhadap agama, keyakinan, tuhan dan hal hal yang
berkaitan dengan agama dan spiritual.
2. Penyebab Menggugat agama
a. Pasien yang merasakan kehampaan, penderitaan dan tekanan saat
menganut agama
b. Agama yang dianutnya tidak memberi solusi
c. Merasa yang disayangi tuhan sehingga menganggap tuhan pilih
kasih
3. Konseling untuk pasien berkebutuhan khusus dan pendampingan
yang dimaksud pasien berkebutuhan khusus adalah pasien yang
tidak hanya membutuhkan bimbingan pelaksanaan ibadah, tetapi
pasien yang memiliki masalah psikologis, keagamaan, dan
kompleksitas berbagai persoalan sehingga membutuhkan penanganan
dan pelayanan khusus dan intensif. Jika problem itu masih dalam batas
kewajaran maka ditangani oleh konseling, tetapi jika telah memiliki
berbagai gangguan seperti neurotik, psikotik, atau bahkan diyakini
berupa gangguan metafisik maka dilakukan sistem referral kepada
terapis yang berkompeten dibidangnya. Dalam hal ini terdapat dua
ranah pentig yaitu :
a. Ranah yang terkait dengan berbagai problema psikologis dan
kesehatan mental
4

b. Ranah yang terkait dengan masalah spiritual dan keyakinan


keagamaan
c. Ranah yang terkait dengan kondisi pasien kritis.

Beberapa persoalan pasien berkebutuhan khusus dalam ranah spiritual


yaitu : phobia spiritual, hampa spiritual, menolak hal-hal spiritual dan
agama, trauma spiritual dan agama, hopeless (hilang harapan sembuh),
konflik spiritual dan agama, berpindah keyakinan dan agama.
Sedangkan masalah pendampingan meliputi : pasien operasi
(bimbingan pra dan pasca operasi), pasien fase terminal dan sakaratul
maut, bimbingan talqin, dan pemulasaraan jenazah.

D. Peyebab Masalah Psikoreligius Pada Pasien Berkebutuhan Khusus

1. Emosi atau marah adalah memuncaknya kepanikan di kepala lalu


menguasai otak dan pikiran dan akhirnya kepada perasaan yang sulit
untuk dikendalikan
2. Frustasi adalah putus harapan atau cita-cita atau tidak terpenuhinya
cita-cita seseorang

E. Terapi Psikoreligius
Terapi psikoreligius adalah terapi yang biasanya melalui
pendekatan keagamaan yang dianut oleh klien dan cenderung untuk
menyentuh sisi spiritual manusia.
Salah satu bentuk terapi psikoreligius antara lain Terapi Shalat dan
Zikir. Dalam terapi shalat ini semua gerakan, sikap dan perilaku dalam
shalat dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan tegangan
sistem saraf, menata dan mengkonstrusi persendian tubuh, sehinga
dapat meningkatkan dampak positif terhadap kesehatan syaraf dan
tubuh. Zikir yang dihafalkan secara baik dan benar sesuai aturan dalam
ilmu tajwid dan dipahami arti dan dihayati maknanya disertai dengan
kesungguhan.
1. Terapi Shalat
5

Terapi shalat adalah terapi psikoreligius dengan pendekatan


keagamaan berupa doa dan gerakan shalat yang bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Gerakan – gerakan shalat
merupakan gerakan – gerakan teratur yang dilakukan sedikitnya
lima kali dalam satu hari satu malam, sehingga berdampak sebagai
olah raga yang teratur dalam siklus body bioritmic dan irama
sirkadian, di dalamnya terdapat unsur olah raga, relaksasi, latihan
konsentrasi, reduksi stres, dan pencegahan penyakit.
Shalat adalah aktifitas fisik dan psikis. Kedua hal tersebut tidak
dapat dipisahkan, seseorang yag shalat, berarti ia memadukan aktifitas
fisik dan psikis secara bersamaan, dalam istilah ilmiyahnya yaitu
memadukan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Jadi
ketika tubuh bergerak, maka otak memegang kendali, ingatan seseorang
tertuju pada bacaan dan jenis gerakan, dalam waktu yang sama, hati
mengikuti dan membenarkan tindakan.
Pada saat seseorang sedang shalat (khusuk), maka seluruh
fikirannya terlepas dari segala urusan dunia yang membuat jiwanya
gelisah. Setelah menjalankan shalat, ia senantiasa dalam keadaan
tenang, sehingga secara bertahap kegelisahan itu akan mereda.
Keadaan yang tentram dan jiwa yang tenang yang dihasilkan oleh
shalat, mempunyai dampak terapi yang penting dalam meredakan
ketegangan syaraf yang timbul akibat berbagai tekanan kehidupan
sehari-hari, dan menurunkan kegelisahan yang diderita oleh sebagian
orang. Hal ini karena shalat merupakan salah satu bentuk dzikir kepada
Allah dan dzikir akan bisa menimbulkan ketenangan batin.
2. Terapi Dzikir
Terapi yang menggunakan media zikir mengingat Allah yang
bertujuan untuk menenangkan hati dan memfokuskan pikiran.
Dengan bacaan do’a dan zikir orang akan menyerahkan segala
permasalahan kepada Allah, sehingga beban stress yang dihimpitnya
mengalami penurunan.
6

Ibnu Atha’allah As-Sakandi membagi dzikir menjadi tiga bagian,


yaitu:
1. Dzikir jali (nyata, jelas) dzikir jali adalah suatu perbuatan mengingat
Allah SWT dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian,
rasa syukur dan doa kepada Allah SWT dengan suara yang jelas.
2. Dzikir khafi (dzikir samar-samar) dzikir khafi adalah dzikir yang
dilakukan secara khusyu’ oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan
ataupun tidak.
3. Dzikir haqiqi (dzikir yang sebenar-benarnya) dzikir haqiqi adalah
tingkat dzikir yang paling tinggi, yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga,
lahiriyah dan bathiniyah, kapan dan dimana saja.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menggugat agama/tuhan yaitu sikap tidak menyenangi bahkan memusuhi


terhadap agama, keyakinan, tuhan dan hal hal yang berkaitan dengan
agama dan spiritual. Penyebab menggugat agama yaitu pasien yang
merasakan kehampaan, penderitaan dan tekanan saat menganut agama,
agama yang dianutnya tidak memberi solusi, serta merasa yang disayangi
tuhan sehingga menganggap tuhan pilih kasih

B. Saran
Diharapkan perawat dan keluarga membantu mendukung klien atau pasien
dalam proses penyebuhan sehingga tidak ada masalah keperawatan yang akan
dialami pasien khususnya spiritual klien sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien.

7
8
DAFTAR PUSTAKA
Hawari. Dadang. 2008. Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

Haryanto, Sentot. 2007. Psikologi Shalat. Yogyakarta. Penerbit Buku : Mitra


Pustaka

Anda mungkin juga menyukai