Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN

” KONSEP KEMATIAN “

DOSEN : Ns. MUHAMMAD PAUZI, M.Kep

NAMA KELOMPOK 3

1. BAMBANG PRIANTO
2. JULIA ANGGREINI PUTRI
3. HANDOYO
4. MEYLAN SUSANTI
5. LISTARI DEWI
6. EFILIA SARI

INSTITUT KESEHATAN PRIMA


NUSANTARA
BUKIT TINGGI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................................

a. LANTAR BELAKANG..................................................................................
b. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
c. TUJUAN PENULIS......................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................

a. DEFINISI KEMATIAN.................................................................................
b. MACAM MACAM KEMATIAN...................................................................
c. PERSPEKTIF MENGENAI KEMATIAN..........................................................
d. ................................................................................................................
e. ................................................................................................................
f. ................................................................................................................
PENUTUP............................................................................................................

a. KESIMPULAN............................................................................................
b. SARAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep kematian.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya,
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk membuat tugas makalah ini.

Jambi, 12 september 2022

penulis
BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang Masalah

Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.

Kematian merupakan fakta hidup, setiap manusia di dunia pasti akan mati. Kematian

tidak hanya dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga oleh orang- orang yang masih muda,

anak- anak bahkan bayi. Seseorang dapat meninggal karena sakit, usia lanjut, kecelakaan

dan sebagainya. Jika seseorang meninggal dunia, peristiwa kematian tersebut tidak

hanya melibatkan dirinya sendiri namun juga melibatkan orang lain, yaitu orang – orang

yang ditinggalkannya, kematian dapat menimbulkan penderitaan bagi orang- orang yang

mencintai orang tersebut (Turner & Helms dalam Cahayasari, Tt).

Setiap orang yang meninggal akan disertai dengan adanya orang lain yang

ditinggalkan, untuk setiap orangtua yang meninggal akan ada anak- anak yang

ditinggalkan. Kematian dari seseorang yang kita kenal terlebih kita cintai, akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Apa lagi jika orang tersebut dekat dengan

kita, orang yang dikasihi, maka akan ada masa diamana kita akan meratapi kepergian

mereka dan merasakan kesedihan yang mendalam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Definisi dari kematian ?

2. Macam – macam kematian ?

3. Perspektif mengenai kematian ?

4.
C. Tujuan Penulis

1. Menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah psikososial dan budaya

keperawatan untuk membuat makalah tantang definisi , macam-macam

kematian, perspektif mengenai kematian

2. Menjabarkan dan mengkaji secara mendalam mengenai tugas yang diberikan

3. Memahami lebih lanjut tugas yang diberikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kematian

1. Definisi Kematian

Kematian merupakan suatu fenomena yang sangat misterius dan

rahasia. Di dunia ini, tidak ada satupun makhluk yang mampu mengetahui

waktu terjadinya kematian pada diri makhluk tesebut.

Menurut Papalia (2008) kematian merupakan fakta biologis, akan

tetapi juga memiliki aspek sosial, kultural, historis, religius, legal, psikologis,

perkembangan, medis, dan etis. Aspek-aspek tersebut memiliki keterkaitan

antara satu sama lain.

Keterkaitan antara kematian dan kehilangan juga memiliki keterkaitan.

Walaupun keduanya merupakan pengalaman yang universal, namun dua hal

tersebut memiliki konteks kultural. Sikap kultural dan religius inilah yang

mempengaruhi aspek psikologis dari perkembangan dari kematian. Seperti

bagaimana orang-orang yang sama usia menghadapi kematian pada diri sendiri

dan kematian orang-orang yang berada di dekat orang tersebut (Papalia, 2008).

Sedangkan Santrock (2002) mendefinisikan kematian dengan cukup

spesifik yaitu berakhirnya fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan

tekanan darah serta kakunya tubuh, hal-hal tersebut dianggap cukup jelas

sebagai tanda-tanda kematian.


Sedangkan kematian didefinisikan menurut Islam adalah sebagai

sebuah transisi atau perpindahan ruh untuk memasuki kehidupan baru yang

lebih agung dan abadi. Islam secara tegas mengajarkan bahwa tiada seorang

pun yang bisa menemani dan menolong perjalanan arwah kecuali akumulasi

dari amal kebaikan kita sendiri (Hidayat, 2006).

Pada dekade terakhir ini, banyak ahli yang mendefinisikan mengenai

kematian. Menurut salah satu tokoh Islam, Ath-Thaba’thabai (dalam El-Shafa,

2010) kematian dimaknai sebagai kematian jasad, maksudnya lebih ditekankan

pada aspek keberadaan jasad yang membujur kaku (diam) karena terlepas dari

ruh.

Sedangkan Harun Nasution mempunyai analisis yang cukup menarik

mengenai kematian. Menurut Harun Nasution menjelaskan bahwa kematian

adalah terpisahnya tubuh halus atau yang disebut dengan astral body atau body

lichaam dengan tubuh kasar. Menurut Harun, antara tubuh halus dengan tubuh

yang kasar itu dihubungkan dengan tali yang sangat halus di bagian kepala

manusia (El Shafa, 2010).

Selama tali penghubung tersebut masih utuh dan tidak terputus, maka

tubuh astral itu masih bisa kembali ke tubuh. Tetapi kalau sudah terputus, maka

tubuh astral sudah tidak bisa kembali lagi ke tubuh fisik, dan dari sinilah terjadi

kematian.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari para ahli seperti yang

disebutkan di atas, maka peneliti menegaskan bahwa kematian adalah


berakhirnya fungsi biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah serta

kakunya tubuh dikarenakan terlepasnya ruh dari jasad manusia.

2. Macam-Macam Kematian

Kematian dibagi dibagi menjadi beberapa jenis, jenis-jenis kematian

tentu akan mempengaruhi rasa berduka cita atau duka cita pada seseorang.

Terdapat dua jenis kematian antara lain kematian yang tiba-tiba dan kematian

yang diantisipasi (Ann dan Lee, 2001).

a. Kematian yang diantisipasi

Menurut Ann dan Lee (2001) dapat dipahami sebagai reaksi akan

kesadaran terhadap kehilangan di waktu yang akan datang. Beberapa orang

percaya bahwa kematian yang telah diketahui terlebih dahulu atau diantisipasi

terlebih dahulu dapat memudahkan orang-orang untuk mengatasi duka cita

daripada kematian secara tiba-tiba.

Jika seseorang mengetahui bahwa saudara atau orang yang terdekat

akan meninggal dunia, maka secara tidak langsung memberi waktu untuk

menyelesaikan urusan beberapa urusan dengan orang tersebut. Sehingga orang

yang akan ditinggalkan dapat menjadi lebih mudah untuk mengatasi duka cita

daripada orang yang ditinggalkan pada kematian tiba-tiba.

b. Kematian Mendadak

Pada kematian mendadak dapat muncul dalam konteks tertentu

Misalnya, perang mengakibatkan suatu keadaan tertentu yang melingkupi


kematian, dan keadaan ini mempengaruhi sikap seseorang dalam mengatasi rasa

berduka cita.

Seseorang yang kehilangan karena kematian secara mendadak biasanya

menginginkan informasi secepatnya dan biasanya yang detail mengenai

penyebab kematian, guna membantu orang yang kehilangan untuk segera

merasakan kehilangan. Selain itu kematian yang mendadak bukan hanya tidak

diduga-duga tetapi menyebabkan orang yang ditinggalkan tidak dapat

menyelesaikan urusan-urusan yang belum selesai dengan orang yang meninggal

3. Perspektif Mengenai Kematian

a. Kematian dalam Persfektif Agama Islam

Menurut persfektif Islam kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan,

dari dunia menuju kehidupan di alam lain. Kematian didefinisikan sebagai

kehilangan permanen dari fungsi integratif manusia secara keseluruhan (Hasan,

2006). Al- qur’an merupakan media terbaik yang paling representatif dalam

mengungkapkan perspektif Islam mengenai kematian dan pasca kematian.

Al- qur’an memberikan perhatian yang cukup berpengaruh pada masalah ini

dalam kehidupan individu dan masyarakat (bangsa). Bahkan al- qur’an sering

menyandingkan antara keimanan pada Allah dalam keimanan pada hari akhir,

sehingga sekali lagi, mengesankan bahwa keimanan pada Allah saja belum cukup

bagi individu dalam mewujudkan kesempurnaan mental, ketenangan jiwa, dan

kesalehan moral serta perilaku tanpa disertai keimanan pada hari akhir.
b. Kematian dalam Persfektif Psikologi

Psikologi sebagai sebuah ilmu yang mengkaji pikiran, perasaan, dan

perilaku seseorang melihat kematian sebagai suatu peristiwa dahsyat yang

sesungguhnya sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada segolongan

orang yang memandang kematian sebagai sebuah malapetaka. Namun ada

pandangan yang sebaliknya bahwa hidup di dunia hanya sementara, dan ada

kehidupan lain yang lebih mulia kelak, yaitu kehidupan di akhirat. Maut merupakan

luka paling parah untuk narsisisme insani. Untuk menghadapi frustrasi terbesar ini,

manusia bertindak religius Masalah kematian sangat menggusarkan manusia.

Mitos, filsafat juga ilmu pengetahuan tidak mampu memberikan jawaban yang

memuaskan.

Kekosongan batin akan semakin terasa ketika individu dihadapkan pada

peristiwa- peristiwa kematian. Terutama jika dihadapkan pada kematian orang-

orang terdekat dan yang paling dicintai. Rasa kehilangan bersifat individual, karena

setiap individu tidak akan merasakan hal yang sama tentang kehilangan. Sebagian

individu akan merasa kehilangan hal yang biasa dalam hidupnya dan dapat

menerimanya dengan sabar. Individu yang tidak dapat menerima kehilangan orang

yang disayang dalam hidupnya akan merasa sendiri dan berada dalam

keterpurukan.

c. Kematian dalam Perspektif Remaja

Salah satu peristiwa hidup yang dihadapi remaja adalah kematian anggota

keluarga dicintai atau kematian sendiri yang akan datang kepada mereka yang

mengancam jiwa. Kematian bukan masalah yang biasa bagi remaja. Sekitar 4%

remaja di Amerika Serikat kehilangan orang tua karena kematian sebelum mereka
mencapai usia 18, dan 1,5 juta remaja tinggal di keluarga orang tua tunggal karena

kematian (US Biro Sensus, 1993).

Koocher dan Gudas (1992) dengan tepat menyatakan bahwa asumsi remaja

tentang kematian yakni tidak nyamannya remaja dengan kematian, bukan realitas

kemampuan remaja untuk memahami dan mengatasi kematian. Sebagai akibatnya,

remaja memiliki kekhawatiran ketika berpikir tentang kematian, dan kekhawatiran

terhadap pertanyaan tentang kematian.

Anda mungkin juga menyukai