” KONSEP KEMATIAN “
NAMA KELOMPOK 3
1. BAMBANG PRIANTO
2. JULIA ANGGREINI PUTRI
3. HANDOYO
4. MEYLAN SUSANTI
5. LISTARI DEWI
6. EFILIA SARI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................
a. LANTAR BELAKANG..................................................................................
b. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
c. TUJUAN PENULIS......................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................
a. DEFINISI KEMATIAN.................................................................................
b. MACAM MACAM KEMATIAN...................................................................
c. PERSPEKTIF MENGENAI KEMATIAN..........................................................
d. ................................................................................................................
e. ................................................................................................................
f. ................................................................................................................
PENUTUP............................................................................................................
a. KESIMPULAN............................................................................................
b. SARAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep kematian.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya,
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk membuat tugas makalah ini.
penulis
BAB I
PENDAHULUN
Kematian merupakan fakta hidup, setiap manusia di dunia pasti akan mati. Kematian
tidak hanya dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga oleh orang- orang yang masih muda,
anak- anak bahkan bayi. Seseorang dapat meninggal karena sakit, usia lanjut, kecelakaan
dan sebagainya. Jika seseorang meninggal dunia, peristiwa kematian tersebut tidak
hanya melibatkan dirinya sendiri namun juga melibatkan orang lain, yaitu orang – orang
yang ditinggalkannya, kematian dapat menimbulkan penderitaan bagi orang- orang yang
Setiap orang yang meninggal akan disertai dengan adanya orang lain yang
ditinggalkan, untuk setiap orangtua yang meninggal akan ada anak- anak yang
ditinggalkan. Kematian dari seseorang yang kita kenal terlebih kita cintai, akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Apa lagi jika orang tersebut dekat dengan
kita, orang yang dikasihi, maka akan ada masa diamana kita akan meratapi kepergian
B. Rumusan Masalah
4.
C. Tujuan Penulis
PEMBAHASAN
A. Kematian
1. Definisi Kematian
rahasia. Di dunia ini, tidak ada satupun makhluk yang mampu mengetahui
tetapi juga memiliki aspek sosial, kultural, historis, religius, legal, psikologis,
tersebut memiliki konteks kultural. Sikap kultural dan religius inilah yang
bagaimana orang-orang yang sama usia menghadapi kematian pada diri sendiri
dan kematian orang-orang yang berada di dekat orang tersebut (Papalia, 2008).
tekanan darah serta kakunya tubuh, hal-hal tersebut dianggap cukup jelas
sebuah transisi atau perpindahan ruh untuk memasuki kehidupan baru yang
lebih agung dan abadi. Islam secara tegas mengajarkan bahwa tiada seorang
pun yang bisa menemani dan menolong perjalanan arwah kecuali akumulasi
pada aspek keberadaan jasad yang membujur kaku (diam) karena terlepas dari
ruh.
adalah terpisahnya tubuh halus atau yang disebut dengan astral body atau body
lichaam dengan tubuh kasar. Menurut Harun, antara tubuh halus dengan tubuh
yang kasar itu dihubungkan dengan tali yang sangat halus di bagian kepala
Selama tali penghubung tersebut masih utuh dan tidak terputus, maka
tubuh astral itu masih bisa kembali ke tubuh. Tetapi kalau sudah terputus, maka
tubuh astral sudah tidak bisa kembali lagi ke tubuh fisik, dan dari sinilah terjadi
kematian.
2. Macam-Macam Kematian
tentu akan mempengaruhi rasa berduka cita atau duka cita pada seseorang.
Terdapat dua jenis kematian antara lain kematian yang tiba-tiba dan kematian
Menurut Ann dan Lee (2001) dapat dipahami sebagai reaksi akan
percaya bahwa kematian yang telah diketahui terlebih dahulu atau diantisipasi
akan meninggal dunia, maka secara tidak langsung memberi waktu untuk
yang akan ditinggalkan dapat menjadi lebih mudah untuk mengatasi duka cita
b. Kematian Mendadak
berduka cita.
merasakan kehilangan. Selain itu kematian yang mendadak bukan hanya tidak
2006). Al- qur’an merupakan media terbaik yang paling representatif dalam
Al- qur’an memberikan perhatian yang cukup berpengaruh pada masalah ini
dalam kehidupan individu dan masyarakat (bangsa). Bahkan al- qur’an sering
menyandingkan antara keimanan pada Allah dalam keimanan pada hari akhir,
sehingga sekali lagi, mengesankan bahwa keimanan pada Allah saja belum cukup
kesalehan moral serta perilaku tanpa disertai keimanan pada hari akhir.
b. Kematian dalam Persfektif Psikologi
pandangan yang sebaliknya bahwa hidup di dunia hanya sementara, dan ada
kehidupan lain yang lebih mulia kelak, yaitu kehidupan di akhirat. Maut merupakan
luka paling parah untuk narsisisme insani. Untuk menghadapi frustrasi terbesar ini,
Mitos, filsafat juga ilmu pengetahuan tidak mampu memberikan jawaban yang
memuaskan.
orang terdekat dan yang paling dicintai. Rasa kehilangan bersifat individual, karena
setiap individu tidak akan merasakan hal yang sama tentang kehilangan. Sebagian
individu akan merasa kehilangan hal yang biasa dalam hidupnya dan dapat
menerimanya dengan sabar. Individu yang tidak dapat menerima kehilangan orang
yang disayang dalam hidupnya akan merasa sendiri dan berada dalam
keterpurukan.
Salah satu peristiwa hidup yang dihadapi remaja adalah kematian anggota
keluarga dicintai atau kematian sendiri yang akan datang kepada mereka yang
mengancam jiwa. Kematian bukan masalah yang biasa bagi remaja. Sekitar 4%
remaja di Amerika Serikat kehilangan orang tua karena kematian sebelum mereka
mencapai usia 18, dan 1,5 juta remaja tinggal di keluarga orang tua tunggal karena
Koocher dan Gudas (1992) dengan tepat menyatakan bahwa asumsi remaja
tentang kematian yakni tidak nyamannya remaja dengan kematian, bukan realitas