Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH : AQIDAH AL ASYARIAH

DOSEN PENGAMUH : Muh. Muzani Zulmaizar, S.S.I., M.Pd

MAKALAH
“ KEMATIAN”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
 SELFI (2021102012)
 NURSAMSIAH (2021102022)
 MUH. MUHTADING. S (2021102027)

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
POLEWALI MANDAR
2021\2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menambah ilmu di Universitas Al-Asyariah Mandar. Penulisan makalah ini merupakan
sebuah tugas dari dosen mata kuliah Aqidah Al-Asyariah pada mata kuliah yang sedang
dipelajari agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami berharap perbaikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami sendiri
umumnya para pembaca makalah ini. Terimah kasih.

Penyusun

Polewali. 18 maret 2022

2
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 5
C. TUJUAN ................................................................................................................ 5
BAB 11 PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEMATIAN........................................................................................... 6
B. TANDA-TANDA KEMATIAN ............................................................................. 9
C. PROSES SAKRATU MAUT................................................................................. 11
D. ALAM BAZALZ .................................................................................................. 15
E. PENGURUSAN JENAZAH.................................................................................. 19
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 23
B. SARAN................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Kematian
merupakan fakta hidup, setiap manusia di dunia pasti akan mati. Kematian tidak hanya
dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga oleh orang-orang yang masih muda, anak-anak
bahkan bayi. Seseorang dapat meninggal karena sakit,usia lanjut,kecelakaan dan sebagainya.
Jika seseorang meninggal dunia, peristiwa kematian tersebut tidak hanya melibatkan dirinya
sendiri namun juga melibatkan orang lain, yaitu orang-orang yang ditinggalkannya, kematian
dapat menimbulkan penderitaan bagi orang-orang yang mencintai orang tersebut.
Setiap orang yang meninggal akan disertai dengan adanya orang lain yang
ditinggalkan, untuk setiap orang tua yang meninggal aka nada anak-anak yang ditinggalkan.
Kematian dari seseorang yang kita kenal terlebih kita cintai, akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan selanjutnya. Apa lagi jika orang tersebut dekat dengan kita, orang yang
dikasihi, maka akan ada masa diamana kita akan meratapi kepergian mereka dan merasakan
kesedihan yang mendalam.
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, ketika seorang remaja
dihadapkan pada suatu peristiwa yang tidak diinginkan dalam hidupnya pasti akan merasa
berat untuk menerimanya, seperti peristiwa kematian yang dapat memisahkan hubungan
antara orang tua dan anak, peristiwa tersebut sulit untuk diterima oleh siapapun karena tidak
ada satu orangpun yang siap ditinggalkan untuk selamanya oleh orang yang dicintainya.
Kematia orang tua akan membuat remaja lebih sensitive terhadap kematian. Bagi
remaja, orang tua merupakan figure yang dapat membimbing mereka dalam kehidupan.
Kematian salah satu atau kedua orang tua menimbulkan rasa duka bagi remaja. Rasa duka
yang muncul dapat dilihat dari ekspresi yang tampak baik ekspresi fisik, ekspresi kognitif,
ekspresi efektif, maupun ekspresi dalam bentuk tingkah laku.
Peristiwa kematian juga mempegarungi proses perkembangan, hal ini dikarenakan
kematian itu menimbulkan duka yang mendalam bagi remaja dan rasa duka itu menyebabkan
munculnya penolakan, tidak mampu menerima kenyataan, perasaan bebas, putus asa,
menangis, resah, marah, perasaan bersalah, merasa kehilangan, rindu, perasaan tidak rela.
Adapun factor yang menyebabkan rasa duka yang dialami subjek yaitu hubungan individu
dengan almarhum, proses kematian, jenis kelamin orang yang ditinggalkan, latar belakang,
dan dukungan sosial.
Meninggalnya orang tua sering kali menyisakan luka yang mendalam bagi remaja
yang ditiggalkan. Tidak banyak diantara reamaja yang tegar ketika orang tua mereka
meninggal hal ini karana mereka masih sangat membutuhkan dampingan dari kedua
orang tua. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang
remaja salah satunya yaitu pemenuhan kasih sayang. Kematian kedua orang tua
menyebabkan remaja tidak lagi memperoleh kebutuhan fisikologis yang seharusnya
mereka peroleh dari kedua orang tua. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisikologis remaja,
akan menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dibuat suatu rumusan masalah. Diharapkan dari
rumusan masalah makalah ini mempunyai wadah kerangka yang jelas sehingga tidak
melenceng dari tujuan awal. Adapun rumusan masalah yang ingin kami bahas :
a. Apakah definisi kematian ?
b. Bagaimanakah tanda-tanda kematian ?
c. Bagaimanakah proses sakratul maut ?
d. Bagaimanakah proses alam bazalz ?
e. Bagaimanakah proses pengurusan jenazah ?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEMATIAN
Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian juga memiliki
dimensi sosial dan psikologis. Secara biologis kematian merupakan berhentinya
proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan
hilangnya fungsi otak, berhentinya detak jantung, berjentinya tekanan aliran darah dan
berhentinya proses pernafasan.
Dimensi sosial dari kematian berkaitan dnegan perilaku dan perawatan
sebelum kematian, tempat letak di mana proses sebelum dan sesudah bagi kematian si
mati. Yang pernah seputar kematian, upacara ritual dan adat isttiadat setelah kematian
serta pengalihan kekayaan dan pengalihan peran sosial yang pernah menjadi tanggung
jawab (Hartini, 2007).
Kematian dapat dideteksi yaitu ditandai dengan berhentinya detak jantung
seseorang. Namun pengetahuan tentang kematian sampai abad moderen ini sangat
terbatas. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia akan mati. Karena itu tidak
sedikit pula yang merasa gelisah dan stress akibat sesuatu hal yang misterius ini.
Dimensi psikologis dari kematian menekankan pada dinamika psikologi individu
yang akan mati maupun orang-orang di sekitar si mati baik sebelum dan sesudah
kematian.
Kematian merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia. 
Dalam Islam, kematian menjadi awal perpindahan dari alam dunia ke alam barzah,
roh manusia yang wafat akan tinggal di alam barzah hingga kebangkitan manusia dari
kuburnya saat kiamat kelak. Kematian menjadi permulaan menuju alam akhirat yang
kekal, setelah kematian pun masih melewati masa pertanggung jawaban atas semua
apa yang kita lakukan dan perbuat di dunia.
Saat di alam kubur ada siksa kubur dan nikmat kubur, barang siapa yang saat
di dunia banyak amal shaleh pasti akan beruntung dan mendapat nikmat kubur, dan
sebaliknya. Penyesalan pun tidak ada gunaya lagi bagi ruh yang saat masih ada dalam
jasad saat di dunia banyak melakukan dosa. Di dunia ini makhluk yang bernyawa
pasti akan mengalami kematian, suatu kejadian yang rahasia bagi kita kapan dan
dimana itu akan terjadi. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Kuasa yang
mengetahui kematian makhlukNya.  Hanya saja dalam dunia nyata, banyak yang
mengabaikan tentang kematian itu.  Kita sering lalai bahwa kematian itu pasti akan
datang, kita terlalu sibuk dengan hiruk-pikuk dunia, gemerlap dunia, keindahan dunia,
kenikmatan dunia, sampai kita lalai.  Sehari-hari kita hanya meluangkan sedikit waktu
untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kesibukan dunia menjadikan ibadah kita nomor kesekian dan bukan yang
utama, sebenarnya kita sebagai umat Islam sudah jelas diciptakan di dunia ini hanya
untuk beribadah kepada Allah SWT.  Telah tertulis dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56
Al-Qur’an:

َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬


‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”
Sangat jelas bahwa Allah SWT telah berfirman bahwa manusia dan jin
diciptakan untuk ibadah, bukan untuk bersenang-senang saja apalagi

6
menyekutukanNya. Ibadah adalah inti dari tujuan diciptakannya makhluk.  Dalam
Islam sendiri ibadah terbagi dua yaitu ibadah mahdhah dan ibadah muamalah atau
ibadah ghairu mahdhah.  Ibadah mahdhah merupakan ibadah sebagai wujud
penghambaan murni seorang hamba kepada Allah SWT.  Dalam
ibadah mahdhah, seorang hamba seakan terhubung langsung dengan Allah SWT
melalui serangkaian ritual ibadah sesuai dengan yang disyariatkan.  Sesuai perintah
AllAh SWT baik dalam Al-Quran maupun sunnah, ibadah ini sesuai dengan prinsip
yang sudah ditetapkan. Seperti sholat, zakat, puasa, iktikaf, sodaqoh, berqurban,
berhaji, membaca Alquran dan masih banyak lagi.
Sedangkan ibadah gohiru mahdah yang bersifat ibadah antar sesama seperti
menjauhi jual beli barang yang haram serta menikmati barang yang tidak halal, tidak
menipu ataupun memanipulasi takaran, timbangan, dan kualitas barang dalam
berdagang,menjauhi suap, riya, riba, iri dengki.  Bersenang senang dengan keluaraga,
bersosial, toleransi dan saling menghormati antar sesama dan masih banyak lagi.
Dalam Islam kita harus seimbang dalam menjalankan ibadah dan mengamalkan,
antara ibadah kepada Allah SWT, dan ibadah antar sesama. Hablum minallah,
hablum minannas.
Saat kita resapi dan cermati tentang kehidupan, karunia Allah SWT yang ada
pada diri kita itu sebenarnya sangat banyak sekali, bila kita hitung mungkin tak
terhingga.  Kita diberi kehidupan di dunia ini untuk menikmati alam serta isi yang ada
di dalamnya.  Rezki, keluarga, anak yang kita sayangi, maupun kesehatan, semua itu
adalah nikmatNya. Maha suci Allah, Tuhan seluruh Alam raya.
Seharusnya kita sebagai orang Islam yang beriman harus selalu bersyukur atas
segala nikmatNya. Walaupun itu sedikit atau banyak, susah atau senang, itu wujud
ketaatan kita pada sang Pencipta. Jangan yang ada malah kesombongan dan kurang
puas diri yang muncul di hati kita atas segala nikmatNya. Kita dalam hidup harus
perbanyak menjalankan amalan ibadah kepada Allah SWT.  Semua amal ibadah yang
kita kerjakan itu kelak menjadi bekal dan penyelamat kita saat melewati dan
menjalani setelah kematian itu tiba. Bukan malah menyibukkan diri dengan urusan
dunia melampaui batas.  Sementara sebenarnya semua yang ada di dunia akan kita
tinggalkan. Ingatlah kematian itu sangat dekat dengan kehidupan kita. Semua yang
ada di dunia ini tidak akan bermanfaat dan malah menjadi kerugian bagi kita di
akhirat kelak bilamana kita dalam menyikapinya di kehidupan dunia ini tidak
dilandasi untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Dengan semua kenikmatan dunia yang penuh dengan tipu daya, terkadang kita
pernah melakukan keburukan, kejahatan, kemaksiatan yang dilarang agama. Kita tahu
kematian itu akan datang menghampiri setiap makhluk yang bernyawa.  Bilamana
telah tiba waktunya di manapun berada, Sang Maha Memiliki akan mengambil

7
kembali atas semua yang dikehendakinNya.  Sangat rugi dan menyedihkan bila semua
itu terjadi pada saat kita melakukan dosa.
Di dunia ini kita harus mengupayakan untuk mempersiapkan akan kematian
itu. di kehidupan sehari hari dengan meningkatkan iman dan taqwa. Percaya Kepada
Allah SWT keyakinan yang harus di tananmkan di hati manusia. dengan itu
keselamatan di dunia dan akhirat akan terjamin. pelajari dan tanamankan ilmu agama
dalam diri dan di amalkan, menjalankan kewajiban sebagai orang islam dengan
meningkatkan dalam hal sholat lima waktu, biasanya kita menunda nunda sholat kita
usahan untuk sholat fardu di awal waktu, puasa Ramadhan, zakat dan memperbayak
amalan amalan  sunahNya, seperti sholat tahajud puasa sunah, ziarah kubur ,
menjenguk orang sakit dan masih banyak lagi, tetap istikomah  dalam menjalani dan
mengahadapi cobaan di dunia, di saat kita di beri kenikmatan kita harus ingat untuk
mengucpkan syukur Kepada Alloh SWT, dan sebaliknya disaat kita di uji dengan
musibah kita harus bersabar. kita harus senantiasa bertaubat, karena manusia di saat
lengah mudah sekali melakukan dosa. mohon ampunan Alloh SWT akan menjadikan
kita sadar bahwa manusia itu lemah. semua itu akan menjadi pengingat bahwa
kematian itu pasti akan datang dan pastinya tanpa pemberitahuan, maka dari itu agar
kita selalu terjaga dari perbuatan dosa saat menghadapi kematian itu.
Beruntunglah manusia yang selalu di jalan Allah SWT.  Kematian suatu
peristiwa yang menakutkan bagi orang di dunia ini. Maka jagalah diri kita dalam
menjalani hidup di dunia ini, jangan dunia menjadi tujuan utama kita, tetapi hidup di
dunia ini jadikanlah sebagai ladang kehidupan yang utama untuk beribadah kepada
Allah SWT.  Sisa umur kita hidup di dunia ini marilah kita isi dengan amal-amal
ibadah, karena semua amal-amal ibadah kita sebagai persiapan bekal di kehidupan
akhirat kelak. Karena kehidupan di dunia ini hanya sementara dan akhiratlah yang
kekal. Kita hidup di dunia ini akan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat, bukan
harta tahta yang akan kita bawa tapi amal ibadah di dunia yang akan menyelamatkan
kita di akhirat kelak. Maka mulailah dari sekarang berlomba lomba di dunia dalam
kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa.  Semoga kita menjadi orang yang berutung di
dunia dan akhirat.
B. TANDA-TANDA KEMATIAN
1. 100 Hari Menjelang Kematian
Tanda-tanda kematian yang pertama adalah saat 100 hari sebelum kematian
seseorang. Biasanya tanda-tanda ini lazimnya setelah masuk waktu Asar.
Diceritakan bahwa orang yang sedang dalam masa ini akan merasakan seluruh
tubuh menggigil dari ujung rambut sampai ujung kaki.

8
Tanda-tanda kematian ini akan terasa nikmat dirasakan dan bagi orang yang
tingkat keimanannya tinggi, langsung dapat menerima bahwa ini isyarat dari Allah
tentang ajal sudah dekat. Tapi bagi yang tingkat keimanannya rendah, terkadang
mereka bingung dan bahkan ada yang tak sadar bahwa ini isyarat kematian dari
Allah SWT.
2. 40 Hari Menjelang Kematian
Tanda-tanda kematian berikutnya juga akan muncul setelah waktu Asar
tiba.yang dirasakan adalah bagian pusat tubuh kita akan berdenyut. Hal itu
menjadi pertanda bahwa daun yang tertulis nama kita dari pohon yang terletak di
Arshy Allah SWT telah gugur.
Setelah itu, malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan segera membuat
persiapan di antaranya adalah mengawasi kegiatan kita setiap saat. Selain itu,
sesekali malaikat maut akan menampakkan dirinya kepada orang yang akan
dicabut nyawanya dalam wujud manusia dan seketika itu pula orang tersebut akan
terkejut dan bingung melihat malaikat maut.
3. 7 Hari Menjelang Kematian
Tanda-tanda kematian ini juga akan muncul setelah masuk waktu Asar.
Tanda-tanda kematian ini hanya akan diberikan oleh Allah SWt kepada hamba-
Nya yang diuji dengan cara sakit. Biasanya, orang yang sedang sakit akan tak
berselera makan, tiba-tiba ingin sekali untuk makan. Hal ini merupakan isyarat
dari Allah bahwa kematian memang benar sudah dekat.
4. 3 Hari Menjelang Kematian
Pada suatu saat akan terasa denyutan di tengah dahi kita, yaitu antara dahi
kanan dan dahi kiri. Jika tanda-tanda kematian ini dapat dirasakan maka sebaiknya
berpuasalah kita setelah itu. Supaya perut kita tak mengandung banyak najis dan
ini akan memudahkan orang lain untuk memandikan jasad kita.
Setelah itu pula mata hitam kita tak bersinar lagi dan bagi orang yang sakit,
hidungnya perlahan akan masuk ke dalam. Ini dapat terlihat jelas kalau dilihat dari
sisi tubuh kita. Telinga akan layu dan berangsur-angsur masuk ke dalam. Tapak
kaki tegak berangsur-angsur lurus ke depan dan sukar untuk ditegakkan lagi.
5. 1 Hari Sebelum Asar

9
Tanda-tanda kematian ini juga akan terjadi setelah waktu Asar. Orang yang
mengalaminya akan merasakan denyutan di bagian ubun-ubun. Hal menandakan
kita sudah tak sempat lagi melihat waktu asar di keesokan harinya.
Di balik tanda-tanda kematian tersebut, akan lebih penting bagi kita untuk
selalu meningkatkan ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Sekali lagi,
hidup dan mati memang besar kuasanya hanya ada di tangan Allah SWT. Kita
tidak akan tahu kapan dan di mana hal itu terjadi. Sebagai manusia kita hanya
ditugaskan untuk meningkatkan amalan kita kepada Allah SWT agar selamat
dunia dan akhirat.
C. Proses Sakratul Maut
Sebelum merasakan kematian, manusia akan mengalami sakaratul maut.
Yakni keadaan saat roh akan berpisah dari jasad secara perlahan.
Semua hal yang dirasakan selama proses tersebut tidak hanya dirasakan
oleh jiwa, tapi juga oleh jasad atau kondisi biologis manusia.Terdapat sebuah
ayat Alquran yang menggambarkan dahsyatnya sakaratul maut:

َ _ِّ‫ ِإ لَ_ ٰ_ى_ َ_ر_ ب‬٢٩ _‫ق‬


_‫ك_ يَ_ ۡ_و_ َم_ ِئ ٍذ‬ ِ َّ_‫ َ_و_ٱ_ۡ_ل_ تَ_ف‬٢٨ _‫ق‬
ُ _‫ت_ ٱ_ل_س_َّ ا‬
ِ _‫ق_ بِ_ٱ_ل_سَّ_ ا‬ َ _‫ َو‬٢٧ _‫ َ_و_ قِ_ي_ َل_ َم_ ۡۜ_ن_ َر_ ا_ ٖ_ق‬٢٦ _‫ت_ ٱ_ل_ت_َّ َ_ر_ ا_قِ_ َي‬
ُ _‫ظ_ _َّن َأ ن_َّهُ_ ٱ_ۡ_ل_فِ_ َر_ ا‬ ِ _‫َك_ ٓاَّل ِإ َذ_ ا_ بَ_لَ_ َغ‬
٣٠ _‫ق‬ ُ _‫ٱ_ۡ_ل_ َم_ َس_ا‬

(Kallā iżā balagatit-tarāqī. Wa qīla man rāq. Wa ẓanna annahul-firāq.


Waltaffatis-sāqu bis-sāq. Ilā rabbika yauma`iżinil-masāq)

"Sekali-kali jangan apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai


ke kerongkongan dan dikatakan (kepadanya): 'Siapakah yang dapat
menyembuhkan?',

dan Dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan


dunia), bertaut betis (kiri dan kanan). Kepada Tuhan-mu pada hari itu kamu
dihalau," (QS Al-Qiyamah: 26-30).

Ada beberapa fakta mengenai sakaratul maut yang akan dialami oleh
semua manusia. Beberapa di antaranya yakni:

Seseorang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi pun akan
merasakan sakaratul maut. Ini juga akan tetap datang, terlepas dari keimanan
atau kezaliman manusia selama hidupnya.

10
_ِ _‫ب_ ِإ لَ_ۡ_ي_ ِه_ ِم_ ن_ ُك_ۡ_م_ َو_ٰ_لَ_ ِك_ ن_ اَّل تُ_ۡ_ب‬
٨ _‫ص_ ُر_ و_ َ_ن‬ _ُ _‫ َ_و_ نَ_ ۡ_ح_ ُ_ن_ َأۡ_ق_ َر‬٨٤ _‫ َ_و_َأ ن_تُ_ۡ_م_ ِح_ ي_نَ_ِئ ٖ_ذ_ تَ_ن_ظُ_ ُر_ و_ َ_ن‬٨٣ _‫ت_ ٱ_ۡ_ل_ ُح_ۡ_ل_ قُ_و_ َم‬
ِ _‫فَ_لَ_ ۡ_و_ ٓاَل ِإ َذ_ ا_ بَ_لَ_ َغ‬

(Falau lā iżā balagatil-ḥulqụm. Wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn. Wa naḥnu


aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn)

Artinya: "Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal


kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi
kamu tidak melihat," (QS Al-Waqi'ah: 83-85).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberi peringatan


kepada otang yang mendustakan-Nya, apalagi lagi saat sakaratul maut tiba.

_ۗ_ُ ‫_ء_ َ_و_ َم_ ن_ قَ_ا_ َ_ل_ َس_ُأن_ ِز_ ُل_ ِم_ۡ_ث_ َ_ل_ َم_ ٓا_ َأ ن _ َ_ز_ َ_ل_ ٱ_هَّلل‬ٞ _‫ي_ َو_ لَ_ۡ_م_ يُ_و_ َح_ ِإ لَ_ۡ_ي_ ِه_ َش_ ۡ_ي‬ َّ _َ‫َ_و_ َم_ ۡ_ن_ َأ ۡ_ظ_لَ_ ُم_ ِم_ مَّ_ ِن_ ٱ_ۡ_ف_ تَ_ َر_ ٰ_ى_ َع_ لَ_ى_ ٱ_هَّلل ِ_ َك_ ِذ_ بً_ا_ َأ ۡ_و_ قَ_ا_ َل_ ُأ و_ ِح_ َي_ ِإ ل‬
ٓ ٰ
_‫ب‬ _َ _‫_س_ ُك_ ۖ_ ُم_ ٱ_ۡ_ل_ يَ__ ۡ_و_ َم_ تُ_ ۡج_ َ_ز_ ۡ_و_ َ_ن_ _َع_ َذ_ ا‬ _ِ ‫ت_ َو_ ٱ_ۡ_ل_ َم_ٰ_لَ_ ِئ َك__ ةُ_ بَ_ا‬
_َ _ُ‫_س _ طُ_ ٓ_و_ ْا_ َأ ۡي__ ِد_ ي_ ِه_ۡ_م_ َأ ۡ_خ_ ِر_ _ُج_ ٓ_و_ ْا_ َأ ن_ف‬ ِ _‫ت_ ٱ_ۡ_ل_ َم__ ۡ_و‬ _ٓ_ٰ _‫َ_و_ لَ_ ۡ_و_ تَ_ َ_ر‬
ِ _‫ى_ ِإ ِذ_ ٱ_ل_ظ_َّ لِ_ ُم__ و_ َ_ن_ فِ_ي_ َغ_ َم__ ٰ_ َر‬
٩٣ _‫ق_ َو_ ُك_ ن_تُ_ۡ_م_ َع_ ۡ_ن_ َء_ ا_ٰ_يَ_ تِ_ ِه_ۦ_ تَ_ ۡ_س_ تَ_ ۡ_ك_ بِ_ ُر_ و_ َ_ن‬ ِّ _‫ٱ_ۡ_ل_ هُ_و_ ِن_ بِ_ َم_ ا_ ُك_ ن_تُ_ۡ_م_ تَ_قُ_و_لُ_و_ َ_ن_ َع_ لَ_ى_ ٱ_هَّلل ِ_ َغ_ۡ_ي_ َ_ر_ ٱ_ۡ_ل_ َ_ح‬

(Wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au qāla ụḥiya ilayya
wa lam yụḥa ilaihi syai`uw wa mang qāla sa`unzilu miṡla mā anzalallāh, walau
tarā iżiẓ-ẓālimụna fī gamarātil-mauti wal-malā`ikatu bāsiṭū aidīhim, akhrijū
anfusakum, al-yauma tujzauna 'ażābal-hụni bimā kuntum taqụlụna 'alallāhi
gairal-ḥaqqi wa kuntum 'an āyātihī tastakbirụn)

Artinya: “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-


orang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedangkan  para
malaikat  memukuli dengan tangannya (sambil berkata), “Keluarkanlah
nyawamu.”

Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya,” (QS Al-
An‘am: 93).

Sakaratul maut tidak pernah bisa dipisahkan dari proses kematian,


karena saat itu manusia akan diuji juga keimanannya karena tidak hanya
melihat malaikat, tapi juga setan untuk menguji iman.

Selain itu, sakaratul maut juga tidak pernah lepas dari yang namanya
rasa sakit, persis seperti yang diucapkan Imam Al Ghazali:

11
“Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut seperti menghujam
jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh, sehingga bagi orang yang sedang
sekarat merasakan bahwa dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi,
urat syaraf, persendian, dan dari setiap akar rambut serta kulit kepala hingga
kaki.”

Tidak ada yang bisa memastikan kapan datangnya sakaratul maut dan
juga kematian. Ini dapat tiba kapan saja, sehat atau sakit, tua atau muda.

Dari sejumlah ayat dalam Alquran  maupun hadis Rasulullah SAW, ada


sejumlah tanda yang muncul saat kematian sudah dekat. Ini juga dibuktikan
dengan penelitian medis.

Hal ini diungkpakan dalam surat Al Qiyamah ayat 26-30 di atas, dan ini
telah dibuktikan oleh dunia kedokteran. Secara medis, salah satu tanda bahwa
kematian sudah dekat adalah mengalami pernapasan Cheyne-Stokes.

Yaitu napas tidak dalam yang berubah menjadi lebih cepat, lebih dalam,
dan lebih tidak teratur. Bisa jadi terdapat jeda beberapa waktu di sela tarikan
napas.

Perubahan metabolisme tubuh  membuat orang lebih tidak bertenaga,


lelah, dan mengantuk. Seseorang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
tidur dan bisa jadi tidak sadarkan diri saat tidur.

Sebuah hadits dari ‘Aisyah RA mengatakan bahwa dia bercerita


menjelang ajal Rasulullah SAW:

“Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang
berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka
dengannya seraya berkata: ‘Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian
memiliki sakaratul maut,’

Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: ‘Menuju Rafiqil A’la’.


Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas,” (HR Bukhari)

_‫َع_ ِن_ ا_ ْب_ ِن_ بُ_ َر_ ْي_ َد_ ةَ_ َع_ ْ_ن_ َأ بِ_ي_ ِه_ َأ ن_َّه‬

_ِ ‫ت_ َ_ر_ ُس_ و_ َ_ل_ هَّللا‬ _ُ _‫ق_ َج_ بِ_ي_نُ_هُ_ فَ_قَ_ا_ َل_ هَّللا ُ_ َأ ْك_ بَ_ ُر_ َس_ ِم_ ْع‬ ِ _‫ض_ فَ_ َو_ َ_ج_ َد_ هُ_ بِ_ا_ ْل_ َم_ ْ_و‬
ُ _‫ت_ َ_و_ِإ َذ_ ا_ هُ_ َ_و_ يَ_ ْع_ َ_ر‬ _ٌ _‫َك_ ا_ َ_ن_ بِ_ ُخ_ َر_ ا_ َس_ ا_ َ_ن_ فَ_ َع_ ا_ َد_ َأ ًخ_ا_ لَ_هُ_ َو_ هُ_ َو_ َم_ ِر_ ي‬
_‫ق_ ا_ ْل_ َ_ج_ بِ_ي_ن‬ِ _‫ت_ ا_ ْل_ ُم_ ْؤ ِم_ ِن_ بِ_ َع_ َ_ر‬
_ُ _‫ص_ ل_َّى_ هَّللا ُ_ َع_ لَ_ ْي_ ِه_ َ_و_ َس_ ل_َّ َم_ يَ_قُ_و_ ُل_ َم_ ْ_و‬
َ

12
Artinya: “Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa ia berada di Khurasan,
ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan
dahinya berkeringat, ia berkata:

Allahu Akbar, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Orang


mukmin meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat di dahinya,” (HR
Ahmad).

Jika tanda kematian datang dikabarkan agar para saudara atau keluarga
dapat mengenalinya sehingga dapat berada di sisinya hingga akhir hayat, ada
lagi tanda lain yang akan membuat lega untuk melepas.

Ini adalah beberapa tanda seseorang meninggal husnul khatimah yang


menurut Alquran dan Hadits:

Ini adalah ciri-ciri sakaratul maut yang baik dan sering menjadi tanda
orang yang meninggal secara husnul khotimah, karena Allah SWT akan
menjaga mereka yang mati di waktu tersebut dari fitnah kubur.

_‫ت_ يَ_ ْ_و_ َم_ ا_ ْل_ ُج_ ُم_ َع_ ِة_ َأ ْ_و_ لَ_ ْي_ لَ_ةَ_ ا_ ْل_ ُج_ ُم_ َع_ ِة_ ِإ اَّل َو_ قَ_ا_هُ_ هَّللا ُ_ فِ_ ْت_ نَ_ةَ_ ا_ ْل_قَ_ ْب_ ِر‬
_ُ _‫َم_ ا_ ِم_ ْ_ن_ ُم_ ْس_ لِ_ ٍ_م_ يَ_ ُم_ و‬

Artinya: “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jum’at  atau pada malam
Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Penyakit yang berhubungan dengan perut, seperti maag,  usus buntu ,


kolera, dan lain-lain sehingga menyebabkan seseorang meninggal juga bisa
menjadi salah satu ciri-cirinya.

ْ _َ‫ت_ فِ_ي_ ا_ ْل_ ب‬


_‫ط_ ِ_ن_ فَ_هُ_ َو_ َش_ ِه_ ْي_ ٌد‬ _َ _‫َو_ َم_ ْ_ن_ َم_ ا‬

Artinya: “Barangsiapa yang mati karena sakit perut maka dia adalah
syahid.” (HR Muslim).

Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang meninggal karena sebab ini
juga mengalami ciri-ciri sakaratul maut yang baik, tertulis dalam sebuah hadits:

_ِ ‫ب_ ا_ ْل_ هَ_ ْد_ ِ_م_ َو_ ا_ل_ش_َّ ِه_ ي_ ُد_ فِ_ي_ َس_ بِ_ي_ ِل_ هَّللا‬
_ُ _‫ص_ا_ ِح‬ ْ _‫ا_ل_ ُّش_ هَ_ َد_ ا_ ُء_ َخ_ ْم_ َس_ ةٌ_ ا_ ْل_ َم‬
ُ _‫ط_ ُع_ و_ ُ_ن_ َو_ ا_ ْل_ َم_ ْب_ طُ_و_ ُ_ن_ َو_ ا_ ْل_ َغ_ ِر‬
_َ _‫ق_ َو‬

13
Artinya: “Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal
karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan
(bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR Bukhari).

Itulah beberapa ciri sakaratul maut yang akan dialami oleh manusia
sebelum menjemput kematian. Semoga kita semua mendapatkan akhir hidup
yang baik. Aamiin.

D. Proses Alam Baza

Barzakh (bahasa Arab ‫)ب________رزخ‬ adalah alam kubur yang membatasi


antara dunia dan akhirat. Barzakh menjadi tempat persinggahan
sementara jasad makhluk sampai dibangkitkannya pada hari kiamat. Penghuni barzakh
berada di tepi dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan). Menurut syariat Islam di
alam Barzakh ini, sang mayat akan bertemu dengan para Malaikat Munkar dan Nakir,
sedangkan ada pendapat lain ada yang mengatakan jika yang mereka datangi adalah
orang mukmin yang diberi taufik, maka yang akan datang adalah para malaikat yang
bernama Mubassyar dan Basyir.

Secara harfiah Barzakh berarti jarak waktu atau penghalang antara 2 hal dan
tidak ada yang sanggup melewatinya. [2] Menurut syariat Islam barzakh berarti tempat
yang berada di antara maut dan kebangkitan, menurut firman Allah dalam Al-
Quran Surah Al Mu'minuun: 100,

Di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Ia


menjawab, itu adalah alam antara kematian dan kebangkitan kembali. (Al
Mu'minuun, 100) ”

Dengan kata lain tempat yang disebut barzakh adalah mulai dari waktu
kematian sampai dibangkitkan hidup kembali.
Seseorang yang telah mati tidak akan mengetahui kehidupan dari orang yang
masih hidup karena ia tinggal di dalam dunia yang benar-benar beda. Bagaimanapun,
dikisahkan bahwa seseorang yang mati dapat merasakan langkah kaki dari orang
berjalan.
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad melihat seseorang yang berada di dalam
sumur, yang mana tubuh dari engkau menemukan kebenaran tentang Tuhan yang
dijanjikan kepadamu?" Umar bertanya, "Engkau menyapa orang mati." Muhammad
menjawab, "Mereka mendengar lebih baik daripada kamu, tetapi mereka tidak bisa
membalasnya."[3]
Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di barzakh.
Apakah termasuk penghuni surga atau neraka. Jika seseorang menjadi penghuni
surga, maka dibukakan baginya pintu surga, hawa sejuk surga akan mereka rasakan

14
setiap pagi dan sore. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan
dibukakan untuknya dan dia akan merasakan hawa panas neraka setiap pagi dan sore.
Al-Barra bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam
Ahmad tentang perjalanan seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang akan
meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat dengan membawa kain kafan
dari surga. Kemudian datang malaikat maut duduk di atas kepalanya dan
memerintahkan roh yang baik untuk keluar dari jasadnya.Selanjutnya disambut oleh
malaikat dan ditempatkan di kain kafan surga dan diangkat ke langit. Penduduk langit
dari kalangan malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir bertemu Allah,
kemudian Allah memerintahkan pada malaikat untuk mencatat kitab hamba-Nya ke
dalam ’illiyiin dan dikembalikan rohnya ke Barzakh. Setelah dikembalikan lagi roh itu
ke jasadnya dan datanglah dua malaikat, Munkar dan Nakir yang akan bertanya
kepada sang mayat. Pertanyaan itu adalah;

 "Siapa Tuhanmu?"
 "Apa agamamu?"
 "Siapa lelaki yang diutus kepadamu?"
 "Siapa yang mengajarimu?"
Menurut syariat Islam, hanya orang yang beriman saja yang dapat
menjawabnya dengan baik. Maka kemudian akan diberi alas dari surga, mendapat
kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan baginya pintu surga, dilapangkan dan
diterangkan kuburnya. Sang mayat akan mendapat teman yang baik dengan wajah
yang baik, pakaian yang baik dan aroma yang baik. Lelaki itu adalah gambaran dari
amal perbuatannya selama hidup di dunia. Keadaan berubah sebaliknya jika si mayat
adalah orang yang tidak beriman.
E. Azab Kubur
Azab Kubur menurut Ibnu Taimiyah menyelaraskan dengan
para ulama lainnya, bahwa roh-roh orang beriman berada di surga, walaupun
bersamaan dengan itu rohnya dikembalikan ke jasad, sama halnya dengan roh
berada di jasad, tetapi rohnya naik ke langit seperti pada saat tidur. Adapun bahwa
rohnya berada di surga itu berdasarkan hadits-hadits umum. Hal ini ditegaskan
oleh Imam Ahmad dan ulama lainnya. Mereka berdalil dengan hadits-hadits yang
umum dan hadits yang khusus mengenai tidur dan lain-lainnya. Mengenai azab
kubur Mahzab Ahlusunah berpendapat bahwa azab kubur mengenai roh itu baik
terpisah dari jasad atau berhubungan dengan jasad, sedangkan Ibnu Taimiyah
berkata azab dan kenikmatan menimpa jasad dan jiwa sekaligus.
Hadits tentang azab kubur Ada hadits yang menceritakan tentang siksa kubur,
di antaranya adalah dari Ibnu Abbas. Ia berkata, Nabi Muhammad melewati salah satu
dinding dari dinding-dinding Madinah atau Makkah, lalu dia mendengar suara dua
orang manusia yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda, "Dua orang
sedang disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar." Kemudian dia
bersabda, "Yang seorang tidak bertirai dalam berkencing dan yang lain berjalan
dengan mencaci maki." Kemudian dia minta diambilkan pelepah kurma yang basah,
lalu dibelah menjadi dua dan dia letakkan pada masing-masing kuburan itu satu
belahan. Lalu dikatakan, "Wahai rasulullah, kenapakah engkau perbuat ini??" Dia
bersabda, "Mudah-mudahan keduanya diringankan selama dua belah ini belum
kering?

15
 Pertama:
Ada orang-orang yang benar-benar beriman, sempurna dalam iman mereka,
berbudi luhur dalam perbuatan mereka. Mereka menjalani kehidupan tanpa cela, dan jika
ada kesalahan atau dosa (karena 'berbuat salah adalah manusia') masalah duniawi mereka
(penyakit, kemiskinan, kematian orang terdekat dan terkasih, tetangga bermasalah atau
pasangan yang bertindak dengan sewenang-wenang, dll.) dan / atau penderitaan pada saat
kematian sudah cukup untuk dihitung sebagai pembalasan dan penebusannya.
Allah tahu bahwa mereka berhak mendapatkan kenikmatan. Namun, Hari
Penghakiman belum tiba, dan mereka tidak bisa langsung dikirim ke surga. Menurut
aturan Hukum, mereka harus dibiarkan tanpa kenikmatan apa pun sampai mereka
dibangkitkan; tetapi Rahmat Allah menyatakan bahwa mereka tidak boleh dibiarkan
dalam penundaan. Oleh karena itu, mereka ditanyai tentang keyakinan mereka, dan
saat memberikan jawaban yang benar, mereka memasuki keadaan bahagia, yang
memberi mereka kepuasan karena mengetahui bahwa masa depan mereka terjamin:
Mereka menemukan kesenangan dan kebahagiaan di kuburan mereka, dan menunggu
dengan penuh semangat untuk Hari Penghakiman.

 Kedua:
Orang-orang kafir dan munafik yang dikonfirmasi, yang hidupnya tanpa
perbuatan baik: Atau jika ada perbuatan baik, berkah duniawi (kesehatan, kekayaan,
keluarga dan teman yang baik, prestise dan kekuasaan, dll.) dan / atau kemudahan di
saat kematian adalah ganjaran yang cukup.
Allah tahu bahwa tempat mereka adalah Jahannam (Neraka): tetapi Dia tidak
akan mengirim mereka ke sana sebelum Hari Penghakiman. Jadi, untuk memberi
mereka gambaran sebelumnya tentang hukuman mereka, mereka ditanyai tentang
keyakinan mereka, dan ketika mereka tidak memberikan jawaban yang benar,
kuburan mereka diubah menjadi sel tahanan. Dan mereka berharap Kiamat tidak akan
datang sama sekali.
Di sini harus dijelaskan bahwa kenikmatan atau siksaan di Barzakh berbeda
dari surga atau neraka. Kenikmatan atau siksaan di Barzakh hanya untuk jiwa. Karena
alasan inilah kita tidak melihat siapa pun yang diberi kenikmatan atau siksaan dalam
kuburan. Dalam tradisi Masumeen (a.s.), ini disamakan dengan mimpi indah atau
mimpi buruk. Orang yang sedang bermimpi melalui semua siksaan di dalam mimpi;
tetapi orang yang duduk disampingnya tidak menyadari apa yang sedang terjadi.
Demikian pula, kebahagiaan dalam mimpi tidak diketahui orang lain sama sekali.
Tapi sekali lagi ini bukanlah aturan yang ketat. Beberapa pengecualian telah
diamati ketika mayat ditemukan menikmati beberapa kenikmatan, misalnya (mawar
surgawi diletakkan di dekat hidung) atau menjalani beberapa penyiksaan
(kalajengking yang menyengat di jari kaki, misalnya). Tetapi ini adalah pengecualian
yang membuktikan aturannya.

 Ketiga:
Ini adalah dari mereka yang bukan orang percaya yang sempurna atau bukan
orang percaya yang dikonfirmasi. Anak-anak, orang gila, mereka yang karena satu
dan lain hal tidak dalam posisi untuk membedakan antara jalan yang benar dan yang
salah, mereka yang begitu jauh dari lingkungan Islam sehingga mereka tidak
menyadari kebenaran Islam, mereka yang tidak tahu tentang Islam tetapi pada saat

16
yang sama bukanlah musuh Islam, mereka yang keyakinan agamanya tidak
didasarkan pada pemahaman logis tetapi mereka hanya mengikuti apa yang diikuti
oleh keluarganya; bahkan orang-orang kafir yang mencintai Nabi (s.a.w.) dan Ahlul-
Bait (as), tanpa mengetahui bahwa mereka adalah Pembimbing Sejati yang diutus
oleh Allah; semua orang seperti itu termasuk dalam kelompok ini.
Orang-orang seperti itu tidak akan ditanyai dan diperas dalam kubur. Mereka
akan ditinggalkan dalam kondisi seperti tertidur lelap; dan Allah akan memutuskan
tentang mereka pada Hari Penghakiman. Sampai saat itu, tidak ada kenikmatan
maupun siksaan bagi mereka.
Setelah ketiga kelompok utama ini, masih tersisa satu kelompok lagi yang
harus dijelaskan di sini untuk melengkapi gambarannya. Kelompok ini adalah dari
mereka yang telah melakukan begitu banyak dosa yang tidak dapat dihapuskan oleh
masalah duniawi dan penderitaan kematian. Nah, jika Allah memutuskan orang
beriman seperti itu harus datang pada hari kiamat bersih dari semua noda dan bebas
dari segala dosa, maka Dia dapat menempatkan orang itu di bawah siksaan yang telah
dirujuk dalam Hadits Imam Ja'far as-Sadiq (as ) yang disebutkan sebelumnya: "Kami
akan menjadi perantara anda pada Hari Penghakiman; tetapi, demi Allah, saya
khawatir tentang anda saat anda berada di alam Barzakh."
Di sisi lain, jika Allah memutuskan untuk meninggalkan perkara ini dalam
kerisauan hingga Kiamat, maka itu termasuk dalam kelompok ketiga. Bagaimanapun,
semua ini tergantung pada Keadilan dan Rahmat Allah. Kita belum diberitahu lebih
banyak untuk seluruh detail tentang semua kelompok.
Ini tentang kelompok pertama dan kedua (serta orang-orang beriman yang
disebutkan terakhir yang akan dihukum di alam Barzakh) yang Nabi (s.a.w.) katakan:
"Ketika seseorang meninggal, Kiamatnya dimulai." Dalam pengertian ini, Barzakh
disebut "Kiamat Sugra" (Kiamat Kecil).
Roh mereka berada di tempat yang paling baik dan paling tinggi.[5]

 Roh syuhada
Roh para syuhada berada di tengah-tengah burung hijau dan memiliki lampu
yang tergantung di langit, roh itu dapat keluar dari surga sekehendaknya, kemudian
bisa kembali ke pelita tersebut, menurut kisah dari Masruq ketika bertanya
kepada Abdullah Bin Mas’ud.[6] Firman Allah dalam Ali Imran: 169, “ Janganlah
kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, tetapi mereka itu
di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (Ali Imran: 169).
Roh sebagian syuhada dan bukan semua syuhada, sebab di antara meraka ada
yang rohnya tertahan karena memiliki hutang yang belum ditunaikan. Dari Abdullah
Bin Jahsy diceritakan bahwa ada seorang lelaki datang kepada Muhammad dan
bertanya, ”Ya rasulullah apa yang terjadi padaku jika akau terbunuh dijalan Allah?”
Muhammad menjawab, “Syurga,” Ketika orang berpaling, Dia berpaling” kecuali ada
hutang, baru saja Jibril memberi tahu aku.”

 Roh mukmin yang saleh


Roh mereka seperti burung yang begelantungan di pohon surga sampai
dikembalikan oleh Allah ke jasadnya pada hari kiamat.[7] Perbedaan antara roh para
syuhada dengan roh kaum mukmin adalah bahwa roh syuhada berada di sangkar
burung hijau sambil terlepas berjasan ke sana kemari di taman syurga, lalu kembali ke
17
lampu pelita yang tergantung di 'Arasy, sedangkan roh kaum mukmin berada di
sangkar burung tergantung di surga tetapi tidak berjalan ke sana-ke sini di surga.

 Roh orang maksiat


Nash-nash yang menjelaskan azab yang diterima oleh orang yang suka
maksiat telah dikemukakan. Orang yang kebohongannya merajalela di azab dengan besi
yang ujungnya bengkok yang dimasukan kemulutnya sampai ke tengkuk. Kepala orang
yang meninggalkan salat wajib karena tidur, kepalanya akan dihancurkan dengan batu.
Bagi para Pezina Laki-laki dan Perempuan akan disiksa di sebuah lubang seperti tungku
dari tembikar untuk membakar roti yang bagian atasnya sempit dan di bawahnya luas,
sementara api menyala-nyala di bawahnya. Orang yang suka makan Riba berenang di
lautan darah dan di tepi lautan darah itu ada orang yang melemparinya dengan batu.
Demikian juga dengan orang yang suka mengadu domba di antara manusia dan juga
orang yang menyembunyikan harta ghanimah dan lainnya.

Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa setelah melukiskan keadaan


orang beriman sampai menempati tempatnya di surga, Muhammad menyebut keadaan
orang kafir beserta sekarat yang dialaminya. Setelah rohnya dicabut, roh yang keluar
dari jasad orang kafir baunya busuk sampai para malaikat yang membawanya ke pintu
bumi berteriak, “Alangkah busuknya roh ini.” Kemudian mereka membawanya
bertemu dengan roh-roh kafir lainnya.
F. Proses Pengurusan Jenazah
 Tata Cara Menguburkan Jenazah Menurut Islam
  Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat
dimakan oleh burung atau binatang pemahan bangkai.
 2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat
kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak
condong agar tidak langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara lain
dengan prinsip yang hampir sama, misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar
lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di dalam lobang.
 Lalu di atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar
untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain
adalah dengan menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur.
 3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan
memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur.
 4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan
menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
 5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah
kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke
tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.
 6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan
membaca doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama
Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
 7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada
waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
 8. Orang yang turun ke lobang kubur mayit perempuan untuk mengurusnya sebaiknya
orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.

18
 9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya
dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.
 10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah.

G. Proses Memandikan Jenazah

1. Syarat Orang Yang Dapat Memandikan Jenazah

 Beragama Islam, baligh, berakal atau sehat mental.


 Berniat memandikan jenazah.
 Mengetahui hukum memandikan jenazah
 Amanah dan mampu menutupi aib jenazah.

2. Syarat Jenazah yang Dimandikan

 Beragama Islam
 Ada sebagian tubuhnya, meski sedikit yang bisa dimandikan
 Jenazah tidak mati syahid
 Bukan bayi yang meninggal karena keguguran
 Jika bayi lahir sudah meninggal, tidak wajib dimandikan

Tata Cara Memandikan Jenazah Sesuai Syariat Islam

Kematian adalah takdir yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Bagi
umat Islam, ada beberapa hal yang harus dilakukan terhadap orang yang telah
meninggal dunia, satu di antaranya, memandikannya.

Memandikan jenazah menjadi tindakan pertama yang harus dilakukan


umat Islam, sebelum mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah.

Hal ini menjadi bentuk menyucikan seorang yang telah meninggal, sebelum
dikuburkan dan bertemu dengan sang Khalik Allah SWT.

Memandikan jenazah tidak dapat dilakukan secara sembarangan, ada berbagai


aturan, syarat, dan doa yang harus ditaati serta jalankan.

Jangan sampai kesalahan terjadi ketika proses memandikan jenazah, hanya


karena abai dalam menaati peraturan yang sudah ada.

Dengan itu, tata cara salat jenazah yang sesuai syariat Islam harus dipahami
dan diketahui betul oleh seluruh umat Muslim.

Berikut tata cara memandikan jenazah sesuai syariat Islam.

19
Sebelum mengetahui tata Cara Memandikan Jenazah beserta niatnya, Anda
perlu mengetahui syarat orang yang bisa memandikan jenazah dan syarat jenazah
yang dimandikan

Berikut beberapa ketentuan yang harus diketahui sebelum tata cara


memandikan jenazah beserta niatnya:

- Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah laki-laki adalah orang yang
diberi wasiat, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga kandungnya, keluarga terdekatnya
yang laki-laki, dan istrinya.

- Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah perempuan adalah ibunya,
neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

- Yang memandikan jenazah anak laki-laki boleh perempuan, sebaliknya untuk jenazah anak
perempuan boleh laki-laki yang memandikanya.

- Jika seorang perempuan meninggal, sedangkan yang masih hidup semuanya hanya laki-laki
dan dia tidak mempunyai suami. Atau sebaliknya, seorang laki-laki meninggal sementara
yang masih hidup hanya perempuan saja dan tidak mempunyai istri, jenazah tersebut tidak
dimandikan, tetapi cukup ditayamumkan oleh seorang dari mereka dengan memakai sarung
tangan.

Hukum ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam dalam hadis Abu
Daud dan Baihaqi yang berbunyi:

  "Jika seorang meninggal di tempat laki-laki dan tidak ada perempuan lain
atau laki-laki meninggal di tempat perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki
selainnya, maka kedua jenazah itu ditayamumkan, lalu dikuburkan karena
kedudukannya sama seperti tidak mendapat air." (H.R Abu Daud dan Baihaqi)

20
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kematian salah satu atau ke dua orangtua membuat remaja merasa kehilangan.
Adapun kehilangan yang dirasakan adalah kehilangan perhatian dan kasih sayang,
kehilangan model, kehilangan rasa aman, kehilangan teman berbagi, kehilangan
keutuhan keluarga, dan kehilangan arah. Pasca kematian orangtua remaja
membutuhkan figur pengganti. Adapun figur pengganti orangtua yang diperoleh
remaja adalah pengasuhan dari keluarga terdekat, ayah tiri atau ibu tiri. Figur
pengganti yang berfungsi dengan baik, akan memperoleh perilaku sosial yang
bertanggung jawab dan kemandirian secara emosional. Sedangkan figur pengganti
yang tidak berfungsi dengan baik akan menghasilkan penyimpangan perilaku sosial
dan gangguan moral.
B. SARAN
Sebagai sebuah penelitian kualitatif yang berjudul makna kematian. Oleh
karena itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengkaji:
1. Bagaimana fenomena pada remaja pasca kematian orang tua yang tidak
mendapat figur penganti dukungan langsung dari keluarga.
2. Disarankan kepada keluarga ataupun figure pengganti agar dapat memberikan
dukungan langsung kepada remaja pasca kematian salah satu atau ke dua
oaring tua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdiana. (2015). Determinasi Kematian Bayi di Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan


Masyarakat Andalas Vol. 9. No. 2:88-92
Abdullah A.Z, Furqaan N, dan Nurul U.M. (2012). Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini di
Rumah Sakit Bersalin. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012.
Amelia K, Ridwan T, dan Masni. (2014). Detemninan Sosial Kesehatan dan Perilaku
terhadap Kejadian Kematian Bayi di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. [Artikel
Ilmiah]. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai