PENYUSUNAN
BUKU AJAR
NARASUMBER
BAMBANG TRIMANSYAH
—Dikti, Kemendikbud
Judul utama bahan ajar lazimnya identik dengan nama mata kuliah
dan subjudul dapat merupakan kekhasan dari bahan ajar.
Materi dikembangkan dari silabus/RPS dan terkadang
dihubungkan dengan SKKNI.
Materi dapat diperkaya dengan hasil penelitian serta pemikiran
secara mandiri.
Ada satu buku yang tidak disebutkan di sini yaitu buku ilmiah populer
(popular scientific book). Karena itu, wajar jika timbul kerancuan pada
penyebutan buku referensi.
(1) Buku teks pada pendidikan tinggi merupakan Buku ajar yang mengacu pada silabus
pembelajaran setiap mata kuliah di perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Buku teks pada pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh
dosen dan/atau pakar sesuai dengan bidang keilmuannya secara perseorangan atau
berkelompok.
(3) Penyusunan Buku teks pada pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan prinsip otonomi keilmuan.
1. Filosofi Penyuntingan
2. Sejarah Penyuntingan
3. Gambaran Lingkungan Kerja Penyunting
4. Kegiatan Fundamental Penyuntingan Naskah
5. Standar dan Kaidah Penyuntingan Naskah
6. Kode Etik Penyunting Naskah
7. Jenis-Jenis Penyuntingan Naskah
I. Ketika Tak Ada Naskah A. Mengapa Penyuntingan Bab ini mengenalkan buku, media 14
yang Tak Retak Diperlukan tentang aktivitas berkala,
B. Mengenal Sosok penyunting dan media daring,
Penyunting profesi penyunting laporan
C. Kompetensi Seorang penelitian
Penyunting
Tipis 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, 96
Tebal >204
kover buku;
bagian awal (preliminaries);
bagian isi (text matter);
bagian akhir (postliminaries)
Bab/Unit;
Subbab dan Sub-Subbab;
Pelatihan/Tugas;
Pengayaan;
Rangkuman/Refleksi; dan
Evaluasi.
Zat pembangunan memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia.
Jika kekurangan mengonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan perkembangan manusia
akan terhambat. Zat gizi yang masuk dalam kelompok ini adalah protein, vitamin, dan
mineral. Namun, protein adalah zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses
pertumbuhan.
Zat gizi yang terkandung di dalam makanan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Karena itu, dapat dibayangkan jika manusia kekurangan gizi, kesehatannya akan terganggu.
Pada setiap jenis makanan, kandungan gizi berbeda-beda, baik dari segi jenis zatnya maupun
jumlah kandungannya. Tidak ada makanan yang mengandung gizi lengkap. Namun, tentu ada
makanan yang disarankan untuk mencukupi gizi seorang manusia.
Zat gizi berfungsi juga sebagai zat pembangun yang menjadi pembentuk sel-sel pada jaringan
tubuh manusia. Karena itu, pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat jika
kekurangan gizi. Zat gizi sebagai zat pembangun, yaitu protein, vitamin, dan mineral. Di antara
ketiganya, protein adalah zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses pertumbuhan.
Ayah dari anak lelaki itu tahu ada sesuatu yang berbeda pada diri anaknya. Pada usia enam bulan,
anak itu sudah bisa menyeimbangkan diri di telapak tangan ayahnya saat mereka berjalan di
rumah. Pada usia tujuh bulan, sang ayah memberinya tongkat golf untuk dijadikan mainan, dan
anak itu menyeretnya ke mana-mana sambil berputar-putar dengan alat bantu jalannya yang bulat.
Pada usia sepuluh bulan, ia merayap turun dari kursi tingginya, merangkak ke tongkat golf yang
telah dipendekkan sesuai dengan ukuran tubuhnya, dan mengayunkannya seperti yang pernah ia
tonton di garasi rumah. Karena sang ayah belum bisa bicara dengan putranya, ia membuat
beberapa gambar untuk menunjukkan bagaimana cara memegang tongkat golf. "Sulit sekali untuk
memberi tahu cara mengayunkan tongkat ketika anak masih terlalu kecil untuk bicara," katanya
kelak.
sistematika buku;
amanat penulis.
rujukan sudah usang ketika ada rujukan lebih baru atau telah direvisi;
rujukan dari narasumber yang diragukan kredibilitas keilmuannya;
rujukan dari sumber sekunder dan tersier secara dominan; dan
rujukan dari sumber internet sangat dominan; dan
rujukan tidak memadai.
Lebih gawat lagi keseluruhan isi buku adalah kliping kutipan dari berbagai sumber. Lantas
penulisnya memberikan apa? Tidak ada, kecuali menyampaikan kutipan-kutipan kepada
mahasiswa melalui perantaraan ia, sang penulis.
Trim (2020) dalam makalah berjudul "..." menyatakan bahwa .... Demikian pula
tokoh literasi lain Viral (2019) mengungkap tentang .... Sebagai contoh, Adrian
(2017) menguatakan ciri-ciri kelemahan literasi dasar sebagai berikut ....
Buku ajar harus digagas dan disusun dengan konsep ramah pengguna
(empatik), menjadikan yang kompleks menjadi simpleks, serta memenuhi
prinsip aktualitas sehingga pembaca mendapatkan benefit yang optimal.
Banyak buku ajar justru mematikan minat untuk membaca dan mendalaminya.
Coba, tanya mengapa.