Anda di halaman 1dari 6

LP Gynecologi

1. Mega talumesang
2. 24/01/2020

3. Definisi
Kanker serviks: penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal sekitarnya.
Nurarif A. H.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-
NOC.Jilid 1.Hal 107.Mediaction.Yogyakarta
Kanker serviks adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan leher rahim yang disebut
sel epitel skuamosa. Sel epitel skuamosa ini terletak di antara rahim dan liang senggama.
Dianti & Isfandiari (2016) Perbandingan risiko Ca serviks berdasarkan personal hygiene pada
wanita usia subur di Yayasan kanker wisnuwardhana Surabaya. Jurnal promkes. Vol 4. No 1.
Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio).
Andrijono.2010. Kanker Serviks. Ed 3. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen Obstetri dan
Ginekologi FKUI.

4. Etiologi : Human Papillomavirus(HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual, Faktor resiko :
Merokok yg tembakaunya merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi HPV pada serviks, hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini,
berganti-ganti pasangan seksual, ganti-ganti pasangan dengan suami yang pernah menikah
dengan wanita yang mederita kanker serviks, pemakaian DES (Dietilstilbestrol) pada wanita
hamil untuk mencegah keguguran, gangguan sistem kekebalan, pemakaian pil KB, infeksi herpes
genitalis atau infeksi klamidia menahun, golongan ekonomi rendah(karena tidak mampu
melakukan pap smear secara rutin).
Nurarif A. H.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-
NOC.Jilid 1.Hal 107.Mediaction.Yogyakarta

5. Pathway

6. Usia manarche normal : 11-16 tahun (Suryani & Widyasih, 2010)


Suryani, E. & Hesti, W. (2010). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta : Fitramaya
Umur menarche yang terlalu dini (≤ 12 tahun) dimana organ-organ reproduksi belum
berkembang secara maksimal dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan
timbul rasa sakit pada saat menstruasi. Hal ini dikarenakan organ reproduksi wanita masih
belum berfungsi secara maksimal (Ehrenthal, 2006).
Ehrental D,. Hoffman F.,Hillard. P.A.2006.Menstrual Disorder.UCP Press.USA

7. Menoragia : aliran darah menstruasi yang sangat banyak, biasanya lebih dari 7-8 hari yang
ditandai dengan kehilangan darah lebkb dari 80-100ml.
dismenorea : nyeri sebelum awitan yang berlangsung 1 smpai beberapa hari selama menstruasi.
PMS: sekumpulan gejala fisik, perilaku dan emosional yang terjadi secara siklus dan berulang.
spotting: Spotting adalah keluarnya sedikit darah dari vagina, di sela-sela siklus menstruasi.
Wujud spotting bisa berupa darah merah atau hanya bercak-bercak darah kecoklatan di celana
dalam. Selama masa subur, spotting biasa muncul sebagai pertanda datangnya atau berakhirnya
haid. Beberapa perempuan juga mengalaminya saat ovulasi.
Reeder S.J,. Martin L. L,. Griffin D.K.2018.Keperawatan maternitas: kesehatan bayi dan keluarga.
Ed 18.Vol 1.EGC.Jakarta

8. Efek melahirkan muda : Tekanan darah tinggi :Hamil di usia remaja berisiko tinggi memicu
tekanan darah tinggi. Selain itu, juga berisiko menderita preeklampsia, yang ditandai dengan
tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urine, dan tanda kerusakan organ lainnya. Anemia:
Hamil di usia remaja juga dapat mengakibatkan anemia saat kehamilan. Anemia saat hamil
dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan kesulitan saat melahirkan.
Bayi lahir prematur dan BBLR: Kejadian bayi lahir prematur meningkat pada kehamilan di usia
sangat muda. Bayi prematur ini pada umumnya mempunyai berat badan lahir yang rendah
karena sebenarnya ia belum siap untuk dilahirkan (di usia kurang dari 37 minggu kehamilan).
Bayi prematur meningkatkan risikonya untuk menderita gangguan pada sistem pernapasan,
pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.
Depresi postpartum : depresi yang terjadi setelah bayi lahir, dapat terjadi kapan saja di tahun
pertama setelah kelahiran. Ketidakstabilan ekonomi : konsekuensi sosioekonomi akibat
kehamilan yang tidak diinginkan, yang diterbitkan dalam Iranian Journal of Public Health,
kehamilan di usia muda atau bahkan kehamilan yang terjadi saat pasangan belum siap memiliki
anak, cenderung menurunkan kesejahteraan ekonomi pasangan.Efek terlalu banyak menikah :
penyakit menular akibat dari ganti-ganti pasangan.
Arinda V.2016. Resiko kesehatan yang bisa dialami jika hamil diusia remaja. retrieved from:
hellosehat.com
Nurarif A. H.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-
NOC.Jilid 1.Hal 107.Mediaction.Yogyakarta

9. Efek kontrasepsi :
Kontrasepsi oral: nyeri tekan payudara, mual, sakit kepala, spotting, peningkatan BB yg siklik,
periode menstruasi tidak terjadi, perubahan rabas vagina, depresi, acne, kukit berminyak,
kerontokan dan pertumbuhan rambut, dan perubahan metabolisme lipoprotein.
Susuk norplant: siklus haid tidak teratur, spotting atau amenore.
Alat kontrasepsi dalam rahim (diafragma, sungkup serviks) : dapat terjadi trauma serviks atau
vagina akibat pemasangan dan pelepasan atau penggunaan jangka panjang, dapat mengganggu
aliran normal lendir serviks atau darah menstruasi.
Kondom pria(kondom) : dapat menurunkan sensasi karena mengganggu stimulasi seksual.
Kondom wanita (spermisida vagina): iritasi mekanis dan ketidaknyamanan serta mengurangi
efektivitas jika tablet atau supositoria gagal larut dan menjadi busa divagina.
Reeder S.J,. Martin L. L,. Griffin D.K.2018.Keperawatan maternitas: kesehatan bayi dan keluarga.
Ed 18.Vol 1. Hal 228-245.EGC.Jakarta.
10. Tidak ada

11. Tidak ada

12. Tidak ada

13. Tidak ada

14. Iya. Karena merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gara hidup yang tidak sehat yang
dapat menyebabkan kesehatan tubuh menjadi terganggu dan lambat, peredaran darah
tersumbat, kemandulan bahkan jika seseorang sedang hamil dpt mnybabkan kecacatan pada
janin.

15. Faktor kista ovarium bkan dari penyakit menular namun dari bakteri dan virus serta pola makan
yang tidak sehat (makanan berlemak) krng olahraga dan mengkonsumsi alkohol, obat2tan, serta
merokok.

16. Iya. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah dapat memberi nutrisi dan vitamin yang baik bagi
tubuh.

17. Ya. Tidur jauh malam merupakan salah satu penyebab kanker serviks. Penelitian menunjukan,
76 dari 16. wanita pengidap kanker serviks di Rumah sakit St. Pittsburgh, memiliki kebiasaan
tidur diatas jam 11 malam.
Referensi: Tian, Jun & Chen, Gui & Zhang, Hai. (2014). Sleep status of cervical cancer patients
and predictors of poor sleep quality during adjuvant therapy. Supportive care in cancer. Journal
of the Multinational Association of Supportive Care in Cancer, 23, 105-119.

18. Kanker mulut rahim adalah kanker terbanyak kelima pada wanita di seluruh dunia. Penyakit ini
banyak terdapat pada wanita Amerika Latin, Afrika, dan negara-negara berkembang lainnya di
Asia, termasuk Indonesia. Pada wanita-wanita Suriname keturanan Jawa, terdapat insidensi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keturunan etnis lainnya.
Referensi: Rasjidi, I. (2009). Epidemiologi kanker serviks. Indonesian Journal of Cancer, 3, 103-
108.

19. Ada, karena wanita pekerja kasar (sosial ekonomi rendah) memiliki risiko 4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita pekerja ringan atau pekerja kantor (sosial ekonomi menengah ke
atas).
Referensi: Mukharomah, K., Cahyati, W. (2016). Hubungan faktor sosial ekonomi dengan
keterlambatan diagnosis penderita kanker leher rahim di RSUD kota Semarang. Public Health
Perspective Journal, 1(1), 60-66.
20. Ada hubungan, dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam menghadapi penyakit yang serius
seperti pada pasien kanker serviks invasif yang mengalami perubahan citra diri
Referensi: Ngurah, G. (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan citra diri pasien kanker
serviks invasif. Jurnal Skala Husada, 12(2), 110-115
21. Kualitas hidup pada pasien kanker servik sangat berkaitan dengan strategi koping yang
digunakan oleh pasien kanker servik di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penderita
kanker servik disarankan untuk mengontrol kondisinya dengan koping yang positif, diantaranya
dengan menaati perintah dokter, mencari informasi dan tetap berusaha menuju kualitas hidup
yang tinggi.
Referensi: Dian, M., Atun, R. M., Arni, N. R. (2013). Hubungan mekanisme koping dengan
kualitas hidup penderita kanker servik di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Journal
Keperawatan Maternitas, 1, 9-20.

22. Tanda dan gejala


-keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
-perdarahan spontan saat defekasi
-perdarahan spontan pervagina
-Pada tahap lanjut keluhan berupa
-cairan pervagina yang berbau busuk
-nyeri panggul
-nyeri pinggang dan pinggul
-sering berkemih
-BAK atau BAB yang sakit
-anemi akibat perdarahan yang berulang
-rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf
Referensi: Nurarif, A & Kusuma, H. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan NANDA NIC-NOC. Jilid 1. Mediaction: Yogyakarta

23. Pemeriksaan penunjang


-Sitologi/Pap Smear
-Schilintest
-Koloskopi : Memeriksa dengan menggunakan alat dan dibesarkan 10-40 kali
-Kolpomikroskopi :Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 Kali
-Biopsi: dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
-Konisasi: konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan
-Pemeriksaan foto paru-paru Dan CT-Scan atas indikasi dari pemeriksaan klinis atau gejala yang
timbul
Referensi: Nurarif, A & Kusuma, H. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan NANDA NIC-NOC. Jilid 1. Mediaction: Yogyakarta

24. Dx keperawatan
-nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
-ansietas berhubungan dengan kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
- resiko kekurangan volume cairan (perdarahan) berhubungan dengan proses penyakit
Referensi: Nurarif, A & Kusuma, H. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan NANDA NIC-NOC. Jilid 1. Mediaction: Yogyakarta

25. Intervensi dx 1
-Kaji karakteristik nyeri: kualitas, tingkat keparahan, onset, dan durasi.
-Kaji tanda dan gejala yang berhubungan dengan rasa sakit seperti kelelahan, penurunan nafsu
makan, penurunan berat adan, perubahan postu tubuh, gangguan pola tidur, kecemasan,
mudah tersinggung, gelisah, atau depresi.
-Kaji persepsi pasien tentang keefektifan metode yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang dimasalalu.
-Kaji cara penghilang rasa sakit untuk pasien
-Kaji sikap pasien terhadap metode farmakologi dan nonfarmakologi rasa nyeri.
-Kaji efeksamping penggunaan analgesic.
-Kaji aktivitas pasien untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Referensi: Gulanic, M. (2014). Nursing Care Plan: Diagnoses, Interventions and Outcomes (8th
ed.). Amerika.

26. Intervensi dx 2
-berikan ketenangan kepada pasien
-gunakan bahasa sederhana dan berikan pernyataan yang menunjukkan sikap peduli kepada
pasien
-mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang membuatnya cemas
-dukung pasien untuk menggunakan strategi koping
Referensi: Gulanic, M. (2014). Nursing Care Plan: Diagnoses, Interventions and Outcomes (8th
ed.). Amerika.

27. Intervensi dx 3
-Monitor dan dokumentasi BP dan HR
-kaji turgor kulit dan membrane mukosa untuk melihat adanya tanda-tanda dehidrasi
-monitor kehilangan cairan aktif karena perdarahan
-anjurkan pasien untuk minum air secukupnya
-anjurkan relatif untuk tetap mendampingi pasien
Referensi: Gulanic, M. (2014). Nursing Care Plan: Diagnoses, Interventions and Outcomes (8th
ed.). Amerika.

28. Terapi kanker serviks dilakukan bila didiagnosis telah dipastikan secara histologic dan sesudah
dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilisasi dan
pengamayan lanjutan. Pemilihan pengobatan kanker serviks tergantuk pada lokasi dan ukuran
tumor stadium penyakit, usia, KU penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat
rendah biasanya tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang
abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsy. Pengobatan pada lesi
prakanker bisa berupa kriosurgeri, kauterisasi, pembedahan laser.
Referensi : Nurarif, A & Kusuma, H. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan NANDA NIC-NOC. Jilid 1. Mediaction: Yogyakarta
29. Evaluasi dx 1: nyeri: keluhan nyeri menurun (-), gelisah (-), tidur nyenyak. Dx 2: ansietas: pt
tampak rileks, tegang (-), keluhan pusing (-). Dx 3: resiko kekurangan volume cairan: pt tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda kekurangan volume cairan seperti: dehidrasi
Referensi : PPNI. (2018). SLKI: Devinisi dan kriteria hasil keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai