Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS

DEMAM DENGUE

OLEH :
Husna Mahfudhah (201810401011039)

Pembimbing : dr. Rachmat Hadi Santoso, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD Jombang
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pendahuluan

 Infeksi virus dengue  masalah kesehatan global


 Angka kejadian penyakit di berbagai negara menimbulkan mortalitas <1%
 KLB sering dilaporkan dari berbagai negara
 Terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis  2,5 milyar
penduduk resiko
 Setiap tahun, 50 juta manusia terinfeksi
 500.000 diantaranya rawat inap  90% rawat inap adalah anak-anak
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Dengue merupakan penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae,
mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4, dan ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Dari 4 serotipe dengue
yang terdapat di Indonesia,DEN-3 merupakan serotipe
yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus
berat, diikuti dengan serotipe DEN-2.

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut


akibat infeksi virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk
aedes aegypti dengan manifestasi yang sangat bervariasi,
mulai dari demam akut hingga sindroma renjatan yang
dapat menyebabkan peningkatan mortalitas

Dr. Mulya Rahma Karyanti, MSc, SpA(K) , 2011. DENGUE (WHO).


Transmisi virus
1. faktor biotik (faktor virus, vector nyamuk dan pejamu manusia)
2. Faktor abiotic (suhu lingkungan, kelembaban, curah hujan)

Faktor virus
Virus dengue = virus RNA  genom ditranslasikan menghasilkan satu rantai
polipeptida (3 protein structural  capsid = C, pre-membrane = prM, dan
envelope = E; 7 protein non structural  NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4A,
NS4B, dan NS5)  membentuk masing-masing protein  protein M +
protein C + protein E = kapsul virus  protein nonstructural tidak
membentuk struktur virus  protein NS1 dapat ditemukan dalam darah
pejamu sebagai antigen NS1
Vektor nyamuk
• Nyamuk stegomiya aegipty (aedes aegipty) = spesies cosmopolitan di
belahan dunia antara 450 lintang utara dan 350 lintang selatan.
• Merupakan nyamuk domestic yang memiliki afinitas tinggi untuk
menggigit manusia (antropofilik) dan dapat menggigit lebih dari satu
individu (multiple-bite)  potensial menularkan virus dengue
• Hanya nyamuk betina yang mnggigit manusia

Pejamu
Nyamuk menghisap darah manusia yang mengalami viremia  virus masuk
tubuh nyamuk (2 hari sebelum timbul demam sampai 5-7 hari fase demam)

Faktor abiotic
Perubahan iklim secara global  nyamuk dehidrasi  lebih sering
menggigit manusia
Sistem imun
• Infeksi pertama kali (primer)  kekebalan seumur hidup untuk serotipe
penyebab
• Infeksi sekunder dengan serotipe virus berbeda  manifestasi klinis lebih
berat disbanding infeksi primer
• Perembesan plasma  saat jumlah virus dalam darah menurun  terjadi
dalam 24-48 jam

Imunopatogenesis
Virus dengue  respon imun (sel dendrit, monosit/makrofag, sel endotel,
trombosit  sitokin, aktivasi limfosit T  produksi berlebihan  tanda dan
gejala infeksi virus dengue
Respon imun humoral
Diperankan limfosit B  antibody spesifik virus dengue  bias melindungi,
bias memicu terjadi infeksi berat.
1.Fase demam
viremia menyebabkan demam tinggi

2.Fase kritis/ perembesan plasma


onset mendadak adanya perembesan plasma
dengan derajat bervariasi pada efusi pleura dan
asites

3.Fase recovery/ penyembuhan/


convalescence
perembesan plasma mendadak berhenti
disertai reabsorpsicairan dan ekstravasasi
plasma

Dr. Mulya Rahma Karyanti, MSc, SpA(K) , 2011. DENGUE (WHO).


Dr. Mulya Rahma Karyanti, MSc, SpA(K) , 2011. DENGUE (WHO).
Pemeriksaan penunjang

• Darah Lengkap
• Leukosit : normal atau kurang
• Trombosit :trombositopenia pada hari ke 3-8
• Pe↑ HT ≥ 20% dari hematokrin awal, pada hari ke-3 demam

• NS-1
• Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama
sampai hari ketiga
• Serologi
IgM mulai muncul pada hari ke 5, meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
IgG terdeteksi mulai hari ke 14 (infeksi primer), hari ke 2 (infeksi sekunder).
• Albumin
Dapat terjadi albuminemia  efek plasma leakage
• Detection RNA
Teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction),
• Hemostasis:
Pemeriksaan AP, APTT, Fibrinogen, D- Dimer atau FDP
Prinsip Pemberian Cairan

• Kondisi syok
• Ketika HCT terus
meningkat 10% -20%
meskipun telah
rehidrasi oral
• Bila pasien tidak
memiliki asupan
cairan oral yang
cukup atau muntah.

18
Pemberian Cairan
• Larutan koloid
hiper-onkotik
• Larutan kristaloid isotonik (osmolaritas> 300
periode kritis kecuali bayi mOsm / l) ex
<6 bulan diberikan 0,45% dekstran 40 
NaCl kebocoran plasma
masif
• Volume maintenans + 5%
dehidrasi harus diberikan. • Pemberian Transfusi
Durasi terapi cairan intravena
trombosit di indikasikan jika
tidak boleh melebihi 24
sampai 48 jam trombosit < 10.000 dengan
perdarahan spontan

19
20
Terapi DHF grade I & II

• Secara umum, cairan kristaloid diberikan sejumlah kebutuhan rumatan (untuk satu hari) + defisit 5%
(cairan oral dan IV bersamaan), diberikan lebih dari 48 jam.

• Anak dengan berat 20 kg, defisit 5% adalah 50 ml / kg x 20 = 1000 ml. Pemeliharaannya adalah 1500
ml untuk satu hari. Total M + 5% adalah 2500 ml. Volume ini akan diberikan lebih dari 48 jam pada
pasien non-syok
Terapi DHF grade III 24
22
23
Terapi DHF grade IV

1. Pemberian 10 ml / kg cairan bolus harus diberikan secepat mungkin, idealnya dalam 10 sampai 15
menit. Bila tekanan darah pulih, cairan intravena lebih lanjut dapat diberikan seperti pada Grade III.
Jika syok tidak reversibel setelah 10 ml / kg pertama, bolus berulang 10 ml / kg dan hasil
laboratorium harus dikejar dan dikoreksi sesegera mungkin.
24
Terapi DHF grade IV

• 2. Jika akses intravena tidak dapat diperoleh dengan segera, cobalah larutan
elektrolit oral / intraosseus. Akses intraosseous menyelamatkan nyawa dan
harus dicoba setelah 2-5 menit atau setelah dua kali gagal pada akses vena
perifer atau setelah rute oral gagal.
28
Signs of recovery
• Stable pulse, blood pressure and breathing rate.
• Normal temperature.
• No evidence of external or internal bleeding.
• Return of appetite.
• No vomiting, no abdominal pain.
• Good urinary output.
• Stable haematocrit at baseline level.
• Convalescent confluent petechiae rash or itching, especially on the
extremities.

29
Criteria for discharging patients
1. Absence of fever for at least 24 hours without the use of anti-
fever therapy.
2. Return of appetite.
3. Visible clinical improvement.
4. Satisfactory urine output.
5. A minimum of 2–3 days have elapsed after recovery from
shock.
6. No respiratory distress from pleural effusion and no ascites.
7. Platelet count of more than 50 000/mm3.
 If not, patients can be recommended to avoid traumatic activities for at least 1–2 weeks
for platelet count to become normal
 In most uncomplicated cases, platelet rises to normal within 3–5 days.

30
28

Komplikasi

• Febrile • Kritis • Pemulihan


• Dehidrasi, kejang • Syok hipovolemik, • Overload cairan,
perdarahan masif, hipokalemia
myocarditis, ensefalitis,
ensefalopati, gangguan
ginjal akut, gangguan
elektrolit.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
• Nama : An . H
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 10 tahun 6 bulan
• TB/BB : 139,5 cm/ 34 kg
• Nama Ayah / Umur : Tn. Y / 38 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Swasta
• Nama Ibu / Umur : Ny. I / 35 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Bandar KM - Jombang
• MRS : 28 Juni 2019 13.30 wib
• Tanggal Pemeriksaan : 28 Mei 2019 13.30 wib
ANAMNESIS (alloanamnesis + autoanamnesis)
• Keluhan Utama : Panas badan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang dibawa oleh kedua orang tuanya ke IGD RSUD
Jombang (Jumat jam 11.10, 28/06/2019) dengan keluhan ba
dan panas. Badan panas dikeluhkan sejak senin pagi jam 08.
00 (hari ke 5). Panas naik turun, jika malam biasanya naik hi
ngga anak menggigil. Mual (+), muntah (+) 2x makanan. Mi
misan (+) 1x tadi pagi, sedikit. Gusi berdarah (-), BAB hitam (
-). BAK normal.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat Antenatal :


Rutin ANC di bidan
Riwayat sakit seperti ini se
01 belumnya (-) 02 Riwayat sakit seperti pasie
n (-)
03 Tidak pernah sakit
Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Riwayat alergi (-) Rutin mengkonsumsi vitamin
Riwayat alergi (-)
. Konsumsi jamu (-)

Riwayat Persalinan : Riwayat Imunisasi : Riwayat Tumbuh Kembang :


Anak pertama/ aterm/ Buku KIA tidak dibawa, Ibu Sesuai dengan teman
04 spontan / ditolong bidan/
3000 g/ langsung menangis
05 mengatakan imunisasi
sesuai dengan jadwal
06 sebayanya
(Dbn)
keras/ gerakan aktif/ ikterik (-
puskesmas.
)/ kelainan kongenital (-)
Riwayat Gizi Riwayat Sosial :
ANAMNESIS •

Tinggal di rumah bersama orang tua.
Keadaan rumah dan sanitasi baik,
Pasien makan 2-3 kali lingkungan sekitar rumah bersih, tidak
dalam sehari, dengan ada genangan air di sekitar rumah.
porsi 1 piring makanan • Di dalam rumah ada 2 kamar tidur
dengan 1 kamar mandi.
penuh. Lauknya • Kamar mandi dibersihkan 1 minggu sekali.
bervariasi. Selama sakit • Tetangga sekitar rumah tidak ada yang
sakit demam berdarah.
pasien malas untuk • Pasien dan keluarga tidak tahu apakah
makan. ada yang sakit demam berdarah di
sekolah pasien atau tidak.
Pasien tidak • Pasien sering jajan di luar rumah
mengkonsumsi vitamin.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
lemah, tampak sakit sedang, terpasang infus RLD5 NS 21 tpm

Kesadaran : compos mentis, GCS 4-5-6


Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/menit
Nadi : 120 x/ menit
Taxila : 37,70 C
Status Gizi : Gizi Baik
Tinggi badan : 139,5 cm
Berat badan : 34 kg
Pemeriksaan Fisik

Kepala / leher Thorax

• Anemis/Icterus/Cyanosis/Dyspneu : - / - / - / Pulmo :
- I: Bentuk normochest simetris,gerak dinding dada
• Kepala : normochepali simetris, retraksi -/-
• Mata : mata cowong -/-, sekret -/- P: ekspansi dinding dada simetris
• Hidung : sekret (-), darah (-), pernafasan P: sonor di semua lapang paru
cuping hidung (-) A: suara nafas vesikuler, wh -/-, rh kasar -/-
• Mulut : Mukosa bibir kemerahan, lidah kotor Cor :
(-), gusi berdarah (-), pharynx hyperemi (-), I: Ictus cordis tidak tampak
pembesaran tonsil (-) P: Ictus tidak kuat angkat, thrill (-)
• Telinga : sekret -/-, darah -/- P: Batas jantung dalam batas normal
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : - A: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
/ - , deviasi trakea (-)
Abdomen :
Inspeksi :
01 flat, distensi (-)

Auskultasi
02 bising usus (+) normal

supel, nyeri tekan epigastrium (+), Hepar 1x2x0 cm dibawah


03 Palpasi arcus costae, L/R tak teraba, nyeri suprapubik (-), nyeri ketok
ginjal (-), turgor dbn

Perkusi
04 tympani di seluruh lapang abdomen, soepl, flat
Pemeriksaan Fisik
Extrimitas

Status Neurologis :
•CRT < 2 detik
•Rumple leed : (-)
GCS : 4-5-6
•Akral AHKM : ++ ++ Meningeal Sign: kaku kuduk (-), brudzinsky I/II (-/-),
- -
•Oedem : - -
kernig sign (-)
Nervus cranialis: dbn
•Konvalesen Rash (-) 5/5
Motorik: 5/5
Sensorik: dbn
+2/+2 +2/+2
Genitalia : Reflek fisiologis : BPR/TPR +2/+2 KPR/APR +2/+2
dbN Reflek patologis: Babinsky -/-, Chaddock -/-
Status Gizi
• Usia : 10 tahun 6 bulan
• Tinggi badan : 139,5 cm
• Berat badan : 34 kg
• BB/U : < presentil 5
𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
• BB/TB (waterlow) : x100%
𝐵𝐵 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
34
= 𝑥 100%
35
= 97 % (gizi baik)
Your Text Here
You can simply impress
your audience and add a
unique zing.

Your Text Here


You can simply impress
your audience and add a
unique zing.
Kesimpulan
Gizi Baik
Pemeriksaan Penunjang
21/05/2018

Darah lengkap Darah Lengkap


01 02
29/06/2019
28/06/2019
Darah lengkap
Darah lengkap
Hb: 13,4 g/dL (11,7-15,5 g/dL)
Hb: 13,6 g/dL (11,7-15,5 g/dL)
Leukosit : 3.140/mm3 (3.600-
Leukosit : 2.470/mm3 (3.600-
11.000/mm3)
11.000/mm3)
Hematokrit: 39,5 % (35-47)
Hematokrit: 40,1 % (35-47)
Trombosit: 67.000/mm3 (150.000-
Trombosit: 48.000/mm3 (150.000-
440.000/mm3)
440.000/mm3)
IPF: 6,3 % (1,1-6,1%)
IPF: 5,1 % (1,1-6,1%)
Pemeriksaan Penunjang
21/05/2018

Darah lengkap
03
30/06/2019
Darah lengkap
Hb: 13,7 g/dL (11,7-15,5 g/dL)
Leukosit : 4.090/mm3 (3.600-
11.000/mm3)
Hematokrit: 37,5 % (35-47)
Trombosit: 83.000/mm3 (150.000-
440.000/mm3)
IPF: 6,5 % (1,1-6,1%)
• RESUME -

• An. H, perempuan usia 10 tahun 6 bulan


• KU : badan panas sejak 5 hari SMRS
• Badan panas naik turun, meningkat terutama malam hari disertai
menggigil
• Mual (+) muntah (+) 1x makanan
• Nafsu makan menurun
• Mimisan (+) 1x hari ini saat MRS
• Pemeriksaan fisik : KU kesan sakit sedang terpasang infus RLD5 21 tpm ,
kesadaran CM, TTV : dbn
• Status Gizi : Gizi baik
• Hepatomegali, nyeri tekan epigastrium
• Laboratorium : Leukopeni, Trombositopeni
Daftar Masalah

01 Febris 06 Hepatomegali

02 Nausea 07 Nyeri tekan


epigastrium
03 Vomiting
08 Leukopenia

04 Epistaksis
09 Trombositopen
05 ia
Malaise
• DIAGNOSIS
Dengue Hemorrhagic Fever
• PLANNING Terapi
Infus RLD5 265 ml/1 jam
02
Infus RLD5 187 ml/1 jam
Infus RLD5 112 ml/1 jam
01 Diagnosis Infus RLD5 1500 ml/24 jam
• DL serial Inj. Ranitidine 2x40mg
• IgM anti-dengue Paracetamol 3 x 500 mg prn
• LFT Diet TKTP 2100 kkal

• MONITORING
 Vital sign
 Keluhan pasien
 DL serial
 Intake-output cairan
EDUKASI
 Menjelaskan bahwa pasien kemungkinan besar menderita demam dengue yaitu infeksi virus yang
di tularkan melalui nyamuk
 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan untuk monitoring
kondisi pasien.
 Menjelaskan terapi yang akan diberikan.
 Menjelaskan bahwa pasien harus makan dan minum yang cukup untuk mempercepat
kesembuhan.
 Menjelaskkan kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi dan melaporkan bila ada tanda tanda
syok.
 Menjelaskan bahwa nanti di rumah untuk menguras bak mandi, vas bunga ataupun tempat
tempat lain yang ada genangan air. Mengubur atau memusnahkan barang bekas yang dapat
menjadi sarang nyamuk. Tidak menggantung baju agar tidak semakin banyak nyamuk. Apabila
pergi gunakan baju panjang dan gunakan lotion nyamuk.
 Menjelaskan pula kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, dan meminta pasien untuk tidak
menahan kencing serta membersihkan kemaluan dengan benar setiap kali selesai kencing.
 Menjelaskan pula hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang memungkinkan pula adanya
penyakit lain.
PROGNOSIS

Ad Vitam / Ad Sanationam /
Ad Fungsionam /
dubia ad dubia at bonam
dubia at bonam
bonam
Follow up
PEMBAHASAN
ANAMNESIS

Teori Pasien
Demam tinggi, 2-7 hari, dapat Demam mendadak tinggi,
mencapai 40°C, serta terjadi kejang Mimisan
demam. Dijumpai facial flush, Lesu
muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan Tidak mau makan
sendi, nyeri tenggorok dengan faring Nyeri perut
hiperemis, nyeri di bawah lengkung
iga kanan, dan nyeri perut.
Manifestasi perdarahan bisa di hari
panas 2-7.
KLINIS

Teori Pasien
Demam: 39-40°C berlangsung Demam hari ke 5 (37,7°C)
selama 2-7 hari
Manifestasi perdarahan (+) berupa uji Epistaksis
bending positif, petekie, ekimosis,
purpura, perdarahan mukosa,
epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena
Hepatomegali Hepatomegali
Plasma leakage Ascites (-) efusi pleura (-)
Syok Tanda-tanda syok (-)
LABORATORIUM

Teori Pasien
Trombositopenia Trombositopenia

Leukopenia Leukopenia

Hct meningkat Masih dalam rentang normal


LABORATORIUM
Teori Pasien
Fase Demam 1. Infus RLD5 1500 ml/24
Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan /atau cairan oral apabila anak masih jam
mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam 2. Inj. Ranitidine 2x40mg
 Medikamentosa 3. Paracetamol 3 x 500 mg
O Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan aspirin. prn
O Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti emetik) 4. Diet TKTP 2100 kkal
untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.
O Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapat perdarahan saluran cerna
kortikosteroid tidak diberikan.
O Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.
 Supportif
O Cairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisit
O Diberikan untuk 48 jam atau lebih
O Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma, sesuai keadaan klinis, tanda
vital, diuresis, dan hematokrit
Fase Kritis
Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan rumatan + deficit, disertai
monitor keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6 jam.

Anda mungkin juga menyukai