Anda di halaman 1dari 26

Kelompok IV :

 Muhammad Khairil Fahmi, S.Kep


 Muhammad Hasan As'ari, S.Kep
 Dyah Kusuma Andriani, S.Kep
 Narulita Sari Dewi, S.Kep
 Rusmawati Dewi, S.Kep
 Fitria Ermawati, S.Kep
 Vivi Handayani, S.Kep
 Ida Norhayati, S.Kep
 Norhasanah, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tahun 2012 di Indonesia jumlah
Penyakit Demam Berdarah penderita DBD dilaporkan sebanyak
Dengue (DBD) atau Dengue 90.245 kasus dengan jumlah kematian
816 orang. Dari jumlah tersebut angka
Hemorrhagic Fever (DHF) kesakitan atau Incidence Rate (IR)
merupakan salah satu penyakit sebanyak 37,11 per 100.000 penduduk
menular yang diprioritaskan dan case fatality rate (CFR) 0,90%.
dalam program pencegahan dan Terjadi peningkatan jumlah kasus
pemberantasan penyakit. Penyakit tahun 2012 dibandingkan tahun 2011
DBD merupakan penyakit demam sebanyak 65.725 kasus IR 27,67 per
akut yang berpotensi 100.000 penduduk (Kemenkes RI,
menyebabkan kematian (Mansjoer, 2013).
2000).
 Menurut data WHO (2014) Penyakit
demam berdarah dengue pertama kali
dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun
1954 yaitu di Filipina, selanjutnya
menyebar keberbagai negara.
APA ITU PENYAKIT DEMAM BERDARAH . . ?

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah


penyakit demam akut yang disertai dengan
adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &
Suprohaita; 2000; 419).
B. Etiologi
1. Virus Dengue
2. Vektor

C. Manifestasi Klinis
1. Demam
2. Perdarahan
3. Hepatomegali
4. Renjatan (Syok)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.S DENGAN DHF
DI RUANG AKASIA RSUD H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR

PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Nn. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 16 Thn
Suku : Banjar
Alamat : Sungai Durian Rt.03
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Perkawinan :-
Nomor Medial Record :18xxxxx
Tanggal masuk : 09 Mei 2019
Tanggal pengkajian : 10 Mei 2019
Diagnosa Medi : DHF
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Orang tua
Alamat : Sungai Durian Rt.03
Keluhan utama : Pasien mengatakan muntah dan demam

Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan muntah sejak 1 hari yang lalu > 10x, nyeri perut
(+), dema dan turun sejak 5 hari yang lalu
P : Nyeri bertambah ketika duduk
Q : Nyeri seperti di tusuk
R : Daerah Abdomen bagian kanan atas
S : Skala nyeri sedang (4) (1-10)
T : Nyeri hilang timbul dengan durasi ± 5menit

Riwayat penyakit dahulu :


Satu tahun yang lalu pernah kena types kelas 3 smp

Riwayat keluarga :
Orang tua pasien mengatakan keluarganya ada riwayat kanker rahim
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Pasien : K/U Sedang
Tanda Vital Pasien
a. Temperature (Suhu ) : 38o C
b. Pulse ( Nadi) : 80 x/menit
c. Respiratory ( Pernapasan ) : 20 x/menit
d. Sphygmomanometer (Tekanan Darah ) : 110/80 mmHg

Kesadaran
a. Kualitatif : Composmentis
b. Kualitatif : GCS
Eye (Respon Membuka Mata) : 4
Verbal (Respon Verbal) :5
Motorik (Respon Motorik : 6
Mata : terlihat cowong
Hidung : Tidak ada mimisan, perdarahan
spontan
Mulut : Mukosa bibir kering,tidak ada gusi
berdarah
Sistem Pencernaan
Pasien mengeluh muntah lebih dari 10x / hari
a. Inspeksi : Abdomen terlihat simetris
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Terdengar timpani normal.
d. Auskultasi : Bising usus 10 x/menit

Sistem Integumen
a. Inspeksi : Turgor kulit < 2 detik, Petekke ( + )
b. Palpasi : Akral teraba hangat.

Sistem Endokrin
Inspeksi:
Rambut klien kering, tidak terlihat
kotor dan berketombe, warna rambut klien hitam.
Akral teraba hangat T = 38oC
Therapy

10 Mei 2019
a. Infus Rl 1500/24 jam
b. Injeksi Dexamethsone 2 amp/8 jam
c. Paracetamol 3 x 500 mg (Kp)
d. Injeksi ondansentron (kp)

11 Mei 2019
a. Infus Rl 1500/24 jam
b. Futrolit 500 cc/24 jam
c. Injeksi Dexamethasone 1
ampul/8 jam
d. Paracetamol 3 x 500 mg (Kp)
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Kehilangan kekurangan
• Ibu klien mengatakan anaknya muntah lebih dari cairan aktif volume cairan
10 kali
• Ibu klien mengatakan minum 1 gelas kurang

DO:
• Keadaan umum lemah, BAK ( + )
• Mukosa bibir kering
• Mata cowong
• Turgor kulit kembali kurang dari 2 detik
• TTV
T : 38 C
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt
TD : 110/80mmHg
2. DS : - Klien mengatakan badan terasa panas Penyakit Hipertermia
DO : TTV
T : 38 C
N :80x/mnt
R :20x/mnt
TD :110/80mmHg
3. P: Nyeri keika duduk Agen cidera Nyeri Akut
Q:Nyeri seperti di tusuk biologis
R:Daerah perut sebelah kir
S:Skala nyeri (4)(1-10)
T:Nyeri hilang timbul dengan durasi + 5 menit

DO: - klien banyak di tempat tidur -Klien


tampak meringis
TTV
T : 38 C
N :80x/mnt
R :20x/mnt
TD :110/80mmHg
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan


dengan kehilangan cairan aktif
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis
NURSING CARE PLAIN
No Dx NOC NIC
Keperawatan
1 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 1. Kaji tanda
volume cairan x 24 jam diharapkan Kekurangan volume dehidrasi dan
berhubungan cairan dapat di atasi perdarahan
dengan Kriteria Hasil spontan
kehilangan cairan 2. Anjurkan banyak
aktif minum
3. kolaborasi
Indikator IR ER pemberian cairan
parenteral
1. Tidak ada tanda- 3 4
1. tanda dehidrasi
2. Kebutuhan cairan 3 4
tercukupi
Keterangan :
1.3.Keluhan
Tidak ekstrim
ada muntah 3 5
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. keluhan ringan
5. Tidak aa keluhan
2. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam temperature
dengan penyakit diharapkan nyeri dapat teratasi sesering
kriteria hasil : mungkin
2. Anjurkan
Indikator IR ER minum sedikit
1. Temperatur kulit 3 4 tapi sering
sesuai yang 3. Beri kompres
diharapkan T : 36 - 37 hangat
℃ 4. kolaborasi
2. Tidak ada tremor / 3 4 pemberian
gemetar
3. Hidrasi adekuat
antipiretik
3 4

Keterangan :
1. keluhan extrime
2. keluhan berat
3. keluhan sedang
4. keluhan ringan
5. tidak ada keluhan
3. Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala resmi
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam secara
dengan agen diharapkan nyeri dapat teratasi komprehensif
cidera biologis kriteria hasil : 2. ajarkan teknik
relaksasi dan
nafas dalam
3. Ukur TTV
Indikator IR ER 4. kolaborasi
1. Melaporkan 3 4 pemberian
gejala nyeri analgetik
berkurang
2. Luas bagian 3 4
tubuh yang
terpengaruh nyeri
3. Ekspresi wajah
terhadap nyeri 3 4

Keterangan :
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
IMPLEMENTASI

No Dx Implementasi Evaluasi

1. 1 1. Mengkaji intake dan output S:


cairan • Pasien mengatakan muntah berkurang
2. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi • Pasien mengatakan sudah mau minum
3. Menganjurkan banyak minum O:
(air putih, jus jambu biji) • KU : Sedang
4. berkoaborasi dalam pemberian • Mukosa bibir kering
terapi • Mata cowong (+)
RL 1500 cc / 24 jam • Turgor kulit kembali < 2 detik
Futrolit 500 cc / 24 jam • TTV :
Ondan 1 amp T : 37,8
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
TD: 110/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
No Dx Implementasi Evaluasi
1. 1

Indikator IR ER
1. Tidak ada tanda- 3 4
tanda dehidrasi
2. Kebutuhan cairan 3 4
tercukupi
3. Tidak ada muntah 3 5
P : Lanjutkan intervensi (1 s/d 4)

2. 2 1. Memonitor TTV sesering S:


mungkin • Pasien mengatakan badannya masih
2. Menganjurkan minum sedikit tersa panas
tapi sering O:
3. Memberi kompres hangat • TTV :
4. Berkolaborasi dalam T : 37,8 ℃
pemberian PCT tab 3x500 mg N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
TD : 110/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
No Dx Implementasi Evaluasi

Indikator IR ER
1. Temperatur kulit sesuai 3 4
yang diharapkan
2. Tidak ada tremor/gemtar
3. Hidrasi adekuat 3 4

3 4
P : Lajutkan intervensi (1 s/d 4)

3. 3 1. Mengkaji skala nyeri secara S:


komprehensif • Pasien mengatakan masih nyeri perut
2. Mengajarkan teknik relaksasi P : Nyeri bertambah ketika
dan nafas dalam duduk
3. Mengukur TTV Q : Nyeri seperti di tusuk
4. Berkolaborasi dalam R : Daerah perut sebelah kiri
pemberian analgetik S : Skala nyeri (4)(1-10)
T : Nyeri hilang timbul dengan
durasi ±5 menit
O : Pasien tampak meringis
kesakitan
A : Masalah belum teratasi
No Dx Implementasi Evaluasi

Indikator IR ER
1. Melaporkan gejala nyeri 3 4
2. Luas bagian tubuh yang
terpengaruh nyeri 3 4
3. Ekspresi wajah terhadap
nyeri
3 4
P : Lanjutkan intervensi 1 s/d 4
PENCEGAHAN DBD YANG EFEKTIF

3M :
1.MENGURAS
2.MENUTUP
3.MENGUBUR
TINDAKAN PENCEGAHAN DBD

1.    Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M.

2.    Pemberantasan vektor/nyamuk dengan

penyemprotan (fogging fokus).

3.    Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan

jentik dan pembagian bubuk abate.

4.    Penyuluhan dan kerja bakti untuk melakukan

kegiatan 3M.
KESIMPULAN

1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue


2. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF
(Dengue Hemoragic Fever) terutama pada musim penghujan
terutama pada derah endemis karena dapat menyebabkan
kematian
3. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD
adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan "3M
Plus" yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan
dengan kondisi setempat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai