Anda di halaman 1dari 23

Gangguan

Sistem Perkemihan
Kelompok 3
Kelompok 3
• Vita Ulan
• Ailda Desliana
• Ayik Second Ridho
Sistem Perkemihan
Merupakan sistem pengeluaran zat-zat
metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi
tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari
dalam tubuh karena dapat menjadi racun.

Gangguan saluran kemih


Adalah gangguan dari Ginjal, Ureter, kandung
kemih dan Uretra yang merupakan organ-organ
yang menyusun saluran kemih.
Fungsi Bagian Sistem Urinaria
Penyakit Seputar Sistem Urinaria
Penyakit Seputar Sistem Urinaria
Penyakit Seputar Sistem Urinaria
Penyakit Seputar Sistem Urinaria
Penyakit Seputar Sistem Urinaria
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEIN
GAGAL GINJAL
Gagal Ginjal
Suatu keadaan dimana ginjal
tidak mampu mengangkut sampah
metabolic tubuh atau melakukan
fungsi regulernya.
Ciri-ciri Awal Gagal Ginjal
Penurunan Fungsih Ginjal
Analisa Data
Data Etiologi Problame
DS : klien mengeluh tidak penurunan produksi urine Defisit volume cairan
bias BAK ↓
DO : deurisis ginjal
 produksi urine tidak ada ↓
 klien edema DX: defisit vol cairan
DS : klien mengatakan sulit penurunan produksi urine pola nafas tidak efektif
untuk bernafas dan terasa ↓
berat pd saat menari nafas. retansi cairan
DO : ↓
 klien tampak sesak, dan edema paru
sulit menarik nafas, ↓
 RR <16 kali/ menit DX: pola nafas tdk efektif
 N teraba lemah.

DS : klien mengatakan metabolik pada gastrointestinal Nutrisi kurang dari


sering mengalami mual ↓ kebutuhan tubuh
muntah mual muntah
DO : kelien tampak pucat, ↓
mukosa kering intake nutrisi td kadekuat

DX: pemenuhan nutrisi
DS: Klien mengatakan metaboli pd jringan otot Intoleransi aktivitas
kurang mmpu melakukan ↓
aktivitas karena merasa keram otot
lemah, dan keram ↓
DO: klien tampak slit kelemahan fisik respon nyeri
melakukan aktivitas dan ↓
klien mengerjakan aktivitas nyeri gangguan ADL
dengan bantuan dari

keluarga
intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d fase diurisis dari gagal ginjal akut
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada cairan
serebrospinal
3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan
cairan, ketidakseimbangan elektrolit, efek uremik pada otot jantung
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
vomitus, nausea.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan.
Intervensi
1. Resiko kurangnya volume cairan b/d gagal ginjal akut
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam defisit volume cairan dapat teratasi
kriteria hasi: klien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembap, turgor kulit
normal, TTV dalam batas normal, urine >600 ml/hari
Intervensi Rasional
a. Monitor setatus cairan a. Jumlah dan tipe cairan
(turgor kulit membran pengganti ditentukan dari
mukosa dan urine output) keadaan status cairan.
b. Auskultasi TD dan b. Hipotensi dapat terjadi pada
timbang berat badan hipovolemik perubahan berat
badan sebagai parameter dari
terjadinya defisit cairan.
c. Kaji warna kulit, suhu, c. Mengetahui adannya pengaruh
sianosis, nadi perifer, dan pertahanan perifer
diaforesis secara teratur

d. Program untuk dialisis. d. Program dialisis akan


mengganti fungsi ginjalyang
terganggu dalam menjaga
keseimbanngan cairan tubuh.

e. Pertahan pemberian e. Jalur yang paten penting untuk


cairan intravena pemberian cairan secara cepat
dan memudahkan perawat untuk
melakukan kontrol intake dan
output cairan
Intervensi
1. Resiko Tinggi Pola Nafas Tidak Efektif B.D Penurunan Ph Pada Cairan
Serebrospinal
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas
Kriteria hasil: klien tidak sesak nafas, RR dalam batas normal 16-20x/menit
Intervensi Rasional
a. kaji faktor penyebab asidosis a. untuk mengatasi penyebab dasar
metabolik dari asedosis metabolik
b. monitor ketat TTV b. perubahan TTV akan memberikan
dampak pada resiko asidosis yang
bertambah berat dan berindikasi
pada intervensi untuk secepatnya
melakukan koreksi asedosis
c. istirahatkan klien dengan posisi c. posisi fowler akan meningkatkan
fowler ekspansi paru optimal.
d. ukur intake dan output d. penurunana curah jantung
mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium dan
penurunan urine output.
e. lingkungan tenang dan batasi e. lingkungan tenang akan
pengunjung menurunkan stimulasi nyeri, dan
pembatasan kunjungan akan
membantu meningkatkan kondisi
O2.
f. berikan cairan ringer laktat secara f. untuk memperbaiki keadaan asisosis
intravena metabolik.
Intervensi
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
Tujuan: dalam waktu 2x24 ja, Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria
hasil : mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung
dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi Rasional
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru. a. Untuk mengetahui
Adanya takikardia frekuensi jantung tidak terjadinya penurunan curah
teratur jantung
b. Kaji adanya hipertensi b. Untuk mengetahui tingi TD
Hipertensi dapat terjadi karena gangguan akibat beban jantung yang
pada sistem aldosteron-renin-angiotensin meningkat karena
(disebabkan oleh disfungsi ginjal) peningkatan cairan
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan c. Untuk mengetahui sekala
lokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10) nyeri yang dirasakan dan
mampu memprediksi lokasi
dan tempatnya.
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap d. Untuk mengetahui tingkat
aktivitas aktivitas dan mengetahui
Kelelahan dapat menyertai GGK juga terjadinya anemia,
anemia
Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
vomitus, nausea.
Tujuan: Dalam waktu 2x24 jam, Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
kriteria hasil: Menunjukan BB stabil
Intervensi Rasional
a. Observasi status klien dan a. Untuk mampu menyeimbangkan
keefektifan diet. kebutuhan nutrisi dalam tubuh
b. Berikan dorongan hygiene oral b. Untuk mendapatkan Higiene oral
yang baik sebelum dan setelah yang tepat, yanng dapat mencegah
makan. bau mulut dan rasa tidak enak akibat
mikroorganisme, membantu dan
mencegah stomatitis
c. Berikan makanan Rendah garam c. Lemak dan protein tidak digunakan
sebagai sumber protein utama,
sehingga tidak terjadi penumpukan
yang bersifat asam, serta diet rendah
garam memungkinkan retensi air
kedalam intra vaskuler.
d. Berikan makanan dalam porsi d. Untuk Meminimalkan anoreksia,
kecil tetapi sering. mual sehubungan dengan status
uremik.
e. Kolaborasi pemberian obat anti e. Antiemetik dapat menghilangkan
emetic. mual dan muntah dan dapat
meningkatkan pemasukan oral.
Intervensi
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan .
Tujuan: dalam waktu 2x24 jam Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat
ditoleransi
Kriteria Hasil: klien mampu meningkatkan aktivitas denngan baik
Intervensi Rasional
a. Kaji kebutuhan pasien dalam a. Memberi panduan dalam
beraktifitas dan penuhi kebutuhan penentuan pemberian bantuan
ADL dalam pemenuhan ADL.
b. Kaji tingkat kelelahan. b. Untuk menentukan derajat dan
efek ketidakmampun
c. Identifikasi factor stess/psikologis c. Karena mempunyai efek
yang dapat memperberat. akumulasi (sepanjang factor
psykologis) yang dapat
diturunkan bila ada masalah dan
takut untuk diketahui.
d. Ciptakan lingkungan tenang dan d. Untuk menghemat energi untuk
periode istirahat tanpa gangguan. aktifitas perawatan diri yang
diperlukan
e. Bantu aktifitas perawatan diri yang e. Memungkinkan berlanjutnya
diperlukan. aktifitas yang dibutuhkan
memberika rasa aman bagi klien.
f. Kolaborasi pemeriksaan f. Untuk mengetahui Ketidak
laboratorium darah. seimbangan Ca, Mg, K, dan Na,
dapat menggangu fungsi
neuromuscular yang memerlukan
peningkatan penggunaan energi
Ht dan Hb yang menurun adalah
menunjukan salah satu indikasi
terjadinya gangguan eritopoetin
NO.
Evaluasi Diagnosa Keperawatan Evaluasi
S : klien tidak mengeluh pusing,
1 Resiko kurangnya volume cairan b/d
gagal ginjal akut O : membran mukosa lembap, turgor kulit
normal, TTV dalam batas normal, urine >600
ml/hari

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

2 Resiko Tinggi Pola Nafas Tidak Efektif S : klien tidak sesak nafas
b.d Penurunan Ph Pada Cairan
Serebrospinal O : RR dalam batas normal 16-20x/menit

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

3 Penurunan curah jantung berhubungan S : Penurunan curah jantung tidak terjadi


dengan beban jantung yang meningkat
O : tekanan darah dan frekuensi jantung
dalam batas normal, nadi perifer kuat dan
sama dengan waktu pengisian kapiler

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan S : masukan nutrisi yang adekuat


tubuh berhubungan dengan anoreksia,
vomitus, nausea. O : BB stabil

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan S : Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang


kelemahan fisik, keletihan. dapat ditoleransi

O : klien mampu meningkatkan aktivitas


denngan baik

Anda mungkin juga menyukai