Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun oleh:

Yovita Linda Jehani


III A
C1714201055

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Kasus 1

Seorang perempuan berusia 74 tahun, tinggal di Panti Wreda, memiliki 7 orang anak, sudah 4 tahun
ini klien sulit untuk mengontrol buang air kecil, sehingga ia mengurangi untuk minum karena takut
mengompol. Klien hanya minum 1 gelas ( 250 cc) dalam sehari sehingga kondisi tersebut menyebabkan
mengalami susah buang air besar sejak 2 minggu yang lalu.

Pertanyaan:

a. Apakah teori penuaan yang terkait dengan kondisi klien tersebut?

b. Apakah perubahan sistem yang terganggu akibat proses penuaan yg dialami klien tersebut?

c. Lengkapilah data-data yang diperlukan pada klien tersebut diatas

d. Identifikasi masalah yang muncul dari kasus tersebut

e. Buatlah alternatif pemecahan masalah

f. Diskusikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut.

g. Jelaskan peran keluarga dan perawat gerontik dalam dalam melakukan asuhan keperawatan pada
lansia

Jawaban

a. Teori penuaan yang sedang terjadi pada si pasien adalah teori biologis, secara spesifik yaitu teori
rantai silang. Pada teori ini dijelaskan bahwa tubuh mengalami reaksi sel – sel yang tua menyebabkan
ikatan yang kuat khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas kekacauan
dan hilangnya fungsi sel.

b. Dalam kasus, ini terlihat disfungsi sel tadi akhirnya menyebabkan disfungsi jaringan yang kemudian
mempengaruhi organ secara fisiologis ( Kontrol kemih berkurang ). Juga system gastrointestinal
terhambat.

c. Tanda dan gejala (secara konsep): gelisah, gemetar, agitasi, wajah tegang, sering berkemih, nyeri
abdomen, sulit defekasi, distensi abdomen, masa rektal teraba, mengejan saat defekasi, Tidak bisa
merasa akan berkemih, sensasi kemih kantung berkemih, sensasi dorongan berkemih yang tak dapat
ditahan.

d. Masalah Yang Muncul: Ansietas; Konstipasi; Hambatan Eliminasi Urin.

e. Turunkan kecemasan pasien melalui aktivitas yang menyenangkan dan edukasi tentang masalah yang
dihadapi; ajarkan toileting.
f. Asuhan Keperawatan

Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
Keperawatan
1 DS: Resiko Defisien Gangguan yang
- Pasien menyatakan sedikit minum Volume Cairan mempengaruhi asupan
air karena takut ngompol cairan
DO:
- Tampak pasien minum 250 air per
hari nya
- Tampak pasien tidak mengerti
betapa pentingnya minum air yang
cukup

2 Ds: Hambatan Eliminasi Gangguan Sensorik


- Pasien menyatakan bahwa ia susah Urin Motorik
mengontrol kencingnya
- Pasien menyatakan bahwa ia sering
kencing dan akhirnya ngompol
Do:
- Tampak pasien banyak
menggunakan popok orang dewasa.
3 Ds: Konstipasi Asupan Cairan Kurang
- Pasien menyatakan BABnya keras
- Pasien menyatakan bahwa
pantatnya pedis sesudah BAB
- Pasien mengeluhkan perutnya yang
terasa penuh.
Do:
- Tampak pasien hanya minum sekitar
250 cc perhari
No Diagnosa NOC NIC
b
1 Hambatan Eliminasi Urin /d Setelah diberikan intevensi 3 x 24 jam Latihan Kandung Kemih:
Gangguan Sensorik Motorik diagnose Hambatan Eliminasi Urin dapat - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
Ds: teratasi dengan kriteria hasil, antara lain: pola – pola inkontinensia
- Pasien menyatakan - Tetapkan jadwal interval berkemih
bahwa ia susah Eleminasi Urin: awal berdasarkan pola berkemih.
mengontrol - Pola eleminasi dipertahankan - Lakukan eliminasi pada pasien atau
kencingnya pada skala sangat terganggu ingatkan pasien untuk mengosongkan
- Pasien menyatakan ditingkatkan ke sedikit kandung kemih pada interval yang
bahwa ia sering terganggu sudah ditentukan.
kencing dan akhirnya - Keinginan mendesak untuk - Ajarkan pasien untuk secara sadar
ngompol berkemih dipertahankan pada menahan urin sampai saat buang hajat
Do: skala berat ditingkatkan ke skala yang dijadwalkan
- Tampak pasien ringan
banyak menggunakan - Inkontinensia urin
popok orang dewasa. dipertahankan pada skala berat
ditingkatkan ke skala ringan
2 Konstipasi b/d Asupan Cairan Setelah diberikan intevensi 3 x 24 jam Manajemen konstipasi/impaksi
Kurang diagnose Konstipasi dapat teratasi - Identifikasi factor-faktor yang
Ds: dengan kriteria hasil, antara lain: menyebabkan atau berkontribusi pada
- Pasien menyatakan terjadinya konstipasi
BABnya keras Fungsi Gastrointestinal - Monitor (hasil produksi) pergerakan
- Pasien menyatakan - Konsistensi Feses dipertahankan usus (feses), meliputi frekuensi,
bahwa pantatnya pada skala sangat terganggu konsistensi, bentuk, volume, dan
pedis sesudah BAB ditingkatkan ke skala sedikit warna dengan cara yang tepat
- Pasien mengeluhkan terganggu - Lakukan enema atau irigasi dengan
perutnya yang terasa - Konstipasi dipertahankan pada tepat.
penuh. skala sangat berat ditingkatkan
Do: ke skala mild Monitor Cairan
- Tampak pasien hanya Keseimbangan Cairan - Tentukan factor-faktor resiko yang
minum sekitar 250 cc - Keseimbangan output dan input dapat menyebabkan
perhari dalam 24 jam ketidakseimbangan cairan
- Monitor asupan dan pengeluaran
- Konsultasikan ke dokter jika
pengeluaran urin kurang dari 0.5
ml/kg/jam atau asupan cairan orang
dewasa kurang dari 2000 dalam 24
jam
3 Resiko Defisien Volume Setelah diberikan intevensi 3 x 24 jam Manajemen Cairan:
Cairan b/d Gangguan yang diagnose Setelah diberikan intevensi 3 x - Monitor status hidrasi
mempengaruhi asupan cairan 24 jam diagnose Konstipasi dapat - Monitor status hemodinamik,
DS: teratasi dengan kriteria hasil, antara lain: termasuk CVP, MAP, PAP
- Pasien menyatakan - Tingkatkan asupan oral
sedikit minum air Hidrasi - Berikan cairan dengan tepat
karena takut ngompol - Intake Cairan dipertahankan - Konsultasikan dengan dokter jika
DO: pada skala sangat terganggu tanda-tanda dan gejala kelebuhan
- Tampak pasien ditingkatkan ke skala sedikit volume cairan menetap atau
minum 250 air per terganggu memburuk
hari nya
- Tampak pasien tidak
mengerti betapa
pentingnya minum air
yang cukup

g. Jelaskan pada petugas tentang pentingnya memonitor asupan cairan juga makanan yang pas pada
sang ibu yang sudah mengalami penurunan dalam fungsi pencernaan. Popok juga perlu karena sang
pasien punya kecendrungan ngompol selama proses bladder training. Kurangi kecemasan pasien
mengenai kondisi yang sedang terjadi pada dirinya.
Kasus 2

Seorang perempuan berusia 60 tahun, janda, baru saja dimasukkan ke panti wreda oleh keluarganya.
Ketika baru datang, perawat seringkali melihat klien menangis. Bila ditanya oleh perawat, klien hanya
diam dan tidak mau bicara dan menjauh. Tidak jarang klien berdiam diri dikamar.

Pertanyaan:

a. Apakah teori penuaan yang terkait dengan kondisi klien tersebut?

b. Apakah perubahan sistem yang terganggu akibat proses penuaan yg dialami klien tersebut?

c. Lengkapilah data-data yang diperlukan pada klien tersebut diatas

d. Identifikasi masalah yang muncul dari kasus tersebut

e. Buatlah alternatif pemecahan masalah

f. Diskusikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut.

g. Jelaskan peran keluarga dan perawat gerontik dalam dalam melakukan asuhan keperawatan pada
lansia

Jawaban

a. Teori penuaan yang sedang terjadi pada ibu ini yaitu teori kejiwaan social secara spesifik berbicara
tentang Teori Pembebasan. Pertambahan usia yang dialami pasien mengakibatkan penurunan kontak
social secara berangsur-angsur. Hal ini menyebabkan penurunan interaksi social baik secara kualitas
maupun kuantitas. Beberapa hal dapa terjadi pada masa ini, antara lain: Kehilangan peran; hambatan
kontak social; dan berkurangnya komitmen.

b. Secara fisik tidak ada msalah yang terjadi. Pada kasus ini perubahan terjadi pada psikososial si pasien.

c. Data tambahan: kurangnya interaksi sosial, kurangnya verbal dan kontak mata, depresi, gelisah, sedih,
diam, suka menarik diri

d. Identifikasi masalah yang muncul: Isolasi Sosial.

e. Buat alternative pemecahan masalah: pasien harus didekati tahap demi tahap melalui pemberian
aktivitas.
f. Asuhan Keperawatan

Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
Keperawatan
1 DS: Isolasi Sosial Ketidakmampuan
- Pasien menyatakan tidak ingin menjalin hubungan
berbicara yang memuaskan
DO:
- Tampak pasien diam
- Tampak pasien sedih dan sering
menagis
- Tampak pasien lebih sering menarik
diri

No Diagnosa NOC NIC


b
1 Isolasi Sosial /d Setelah diberikan intevensi 3 x 24 jam Manajemen alam perasaan
Ketidakmampuan menjalin diagnose Isolasi Sosial dapat teratasi - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
hubungan yang memuaskan dengan kriteria hasil, antara lain: pemicu dari disfungsi alam perasaan
DS: - Interaksi dengan pasien dengan
- Pasien menyatakan Komunikasi menggunakan interval waktu yang
tidak ingin berbicara - Menggunakan Bahasa lisan teratur dalam menunjukkan perhatian
DO: dipertahankan pada skala sangat dan/atau menyediakan kesempatan
- Tampak pasien diam terganggu ditingkatkan ke cukup bagi pasien untuk secara sadar
- Tampak pasien terganggu memonitor perasaannya
sedih dan sering Keterlibatan sosial - Bantu pasien untik memventilasikan
menagis - Berpartisipasi dalam kegiatan perasaan dengan perilaku yang tepat
- Tampak pasien lebih terorganisir dipertahankan pada (mis: memukul tas, terapi seni)
sering menarik diri skala tidak pernah menunjukkan - Bantu mengidentifikasi sumber-sumber
ditingkatkan ke kadang-kadang yang tersedia dan
menunjukkan kekuatan/kemampuan pribadi yang
dapat digunakan untuk memodifikasi
pemicu terjadinya alam perasaan
- Ajar koping baru dan keterampilan
membuat keputusan
- Dukung pasien, dimana dia dapat
menoleransi, untuk terlibat dalam
interaksi sosial dan aktivitas dengan
orang lain

Terapi Kelompok
- Dukung untuk membuka diri dan
diskusi dari hal yang lalu hanya jika
berkaitan dengan fungsi dan tujuan
kelompok
- Dukung anggota untuk membagi
pikiran yang mereka miliki dengan yang
lain

g. Peran keluarga dalam hal ini yaitu keluarga harus secara konsisten berkomunikasi dengan pasien dan
menggali lebih dalam alam perasaannya. Keluarga juga harus mengikutsertakan pasien dalam aktivitas
harian.

Anda mungkin juga menyukai