Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN MINGGU KE - 2

DIARE

OLEH :

YESI

201048

PROGRAM STUDI NERS – PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2020
DIARE

1. Pengertian Diare

Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air besar
(BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses pengidap diare lebih encer dari
biasanya. Hal yang perlu diwaspadai, meski diare bisa berlangsung singkat, tapi bisa pula
berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa terjadi hingga
berminggu-minggu.

2. Faktor Risiko Diare

Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang
diare. Contohnya:

 Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.

 Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.

 Jarang membersihkan dapur dan toilet.

 Sumber air yang tidak bersih.

 Makan makanan sisa yang sudah dingin.

 Tidak mencuci tangan dengan sabun.

3. Penyebab Diare

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya,
diare disebabkan oleh hal-hal berikut:

 Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.

 Alergi makanan.

 Efek samping dari obat-obatan tertentu.

 Infeksi bakteri, virus, atau parasit.

 Penyakit usus.

 Pasca operasi batu empedu.

 Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, olitis ulseratif, atau
olitis mikroskopik.

 Irritable bowel syndrome.


 Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.

4. Gejala Diare

Beberapa gejala yang diakibatkan diare, antara lain:

 Feses lembek dan cair.

 Nyeri dan kram perut.

 Mual dan muntah.

 Nyeri kepala.

 Kehilangan nafsu makan.

 Haus terus-menerus.

 Darah pada feses.

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak,
diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa
mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung
mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan
cepat. Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak
bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.

5. Diagnosis Diare

Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan


fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi yang terjadi


pada pengidap.

 Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.

 Pemeriksaan tambahan seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan


penyakit yang lebih serius.

6. Komplikasi Diare

Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain:

 Dehidrasi ringat hingga berat.

 Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.


 Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat
mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak.

 Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar
saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.

 Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam.

7. Pengobatan Diare

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi diare. Misalnya:

 Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral
maupun melalui intravena.

 Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.

Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare ini
biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare.

8. Pencegahan Diare

Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:

 Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan
menggunakan sabun dan air bersih.

 Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna,
serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.
Asuhan Keperawatan Dan Catatan Perkembangan

Nama Mahasiswa : Yesi


NIM : 1814201048

IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : An. I

Umur : 11 bulan

Diagnose Medis : Diare

Tanggal Pengkajian : 10.10.2022

DATA SUBJEKTIF

Ibu klien mengatakan anaknya demam tinggi disertai buang air besar yang berbentuk cair
dengan frekuensi lebih dari 5 kali. Pada awalnya anak rewel dan terus menangis disertai
tambah sering menetek dengan minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 2 hari
terakhir anak mulai malas untuk menetek dan tampak amat lemas. Ibu klien mengatakan
sejak ± 3 hari SMRS yang lalu pasein mengalami BAB cair dengan frekuensi lebih dari 5
kali/hari, berwarna hijau, banyaknya ½ gelas, disertai demam tinggi, muntah (+) dan sesak.
0
Ibu klien mengatakan anaknya masih demam ( suhu : 37,8 C ). Ibu klien juga mengatakan
klien muntah saat diberi makan dengan frekuensi 3x/hari dan tidak nafsu makan.

DATA OBJEKTIF
0
Hasil pemeriksaan klien yaitu TTV : P 110 kali/ menit, RR 40 kali/ menit, T 37,8 C. Turgor
tidak elastic, mukosa bibir kering, feses cair dengan frekuensi 5 kali/ hari. Klien juga tampak
lemas, lemah, rewel dan nafsu makan berkurang, mual dan muntah (+) jika di beri makan ,
mata cekung.
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. Ds : Gastroenteritis Kekurangan Volume Cairan
 Ibu klien mengatakan Tubuh
BAB lebih dari 5 ↑ tekanan osmotik dalam
kali dalam satu hari rongga usus
 Ibu klien mengatakan
↑ sekresi air dan elektrolit
anaknya demam.
 Ibu klien mengatakan ↑ peristaltik usus
anaknya sering
minum asinya seperti Kehilangan air dan
kehausan elektrolit dalam jumlah
Do : banyak
 TTV : P 110 kali/mnt,
RR 40 kali/mnt, T Gangguan volume cairan
0
37,8 C.
 Klien tampak
lemah, mata cekung,
turgor tidak elastic,
mukosa bibir kering,
feses cair dengan
frekuensi 5 kali/ hari.

2. Ds : Gastroenteritis Ketidakseimbangan Nutrisi


Ibu klien mengatakan Kurang dari Kebutuhan
bahwa klien mual ↑ tekanan osmotik dalam Tubuh
dan muntah bila diberi usus
makanan serta tidak ada
nafsu makan dengan ↑ peristaltik usus
frekuensi 3 kali/ hari
Do : ↑ asam basa/ HCL

TTV: P 110 kali/mnt, lambung
RR 40 kali/mnt, T
0
37,8 C Gangguan metabolik
 Klien tampak lemah
 Turgor tidak elastik, Mual muntah
mukosa bibir kering,
feses cair dengan Anoreksia
frekuensi 5 kali/ hari.
Gangguan nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA
1. Kekurangan volume cairan b/d Output yang berlebihan d/d Ibu klien mengatakan BAB
lebih dari 5 kali dalam satu hari, anaknya demam, dan anaknya juga sering minum asinya
seperti kehausan, setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TTV : P 110 kali/mnt, RR
0
40 kali/mnt, T 37,8 C, klien tampak lemah, mata cekung, turgor tidak elastic, mukosa
bibir kering, feses cair dengan frekuensi 5 kali/ hari.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah d/d Ibu
klien mengatakan bahwa klien mual dan muntah bila diberi makanan serta tidak ada
nafsu makan dengan frekuensi 3 kali/hari dan hasil dari pemeriksaan TTV: P
0
110 kali/mnt, RR 40 kali/mnt, T 37,8 C, klien tampak lemah, mata cekung, turgor tidak
elastic, mukosa bibir kering, feses cair dengan frekuensi 5 kali/ hari.
RENCANA KEPERAWATAN

NO TUJUAN & KRITERIA


RENCANA TINDAKAN PARAF
DX HASIL
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 Manajemen Diare
jam gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit klien dapat  Monitor elektrolit
terpenuhi dengan  Perawatan demam
Manajemen Cairan
Kriteria Hasil :  Monitor cairan
Manajemen Hipovolemi
Tanda-tanda vital normal  Pemasangan infus

 Terapi intravena (IV)
 Keadaan umum klien baik
Manajemen Syok : Volume
 Turgor elastis 
Monitor tanda-tanda vital
 Intake adekuat\  Manajemen muntah
 Tidak terjadi dehidrasi  Pencegahan syok
Intervensi tambahan :
 Pemberian makan
 Manajemen pengobatan
 Manajemen nutrisi
 Manajemen berat badan
 Manajemen elektrolit
2. Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
 Kaji adanya alergi makanan
Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi  Berikan substansi gula
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

 BB pasien dalam batas normal


 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama anak
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nutrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila lidah
dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAP)

Dx dan
No Implementasi Evaluasi
Tanggal
1. Diagnosis I  Memonitor tanda-tanda vital S : Ibu klien mengatakan BAB lebih

Memasang infus kepada klien dari 5 kali dalam satu hari, anaknya
30.09.2020  Memberikan makan kepada demam, dan anaknya juga sering minum
klien asinya seperti kehausan.
 Melakukan perawatan demam
pada klien O:
 Memberikan minum air putih / 
TTV : P 110 kali/mnt, RR
0
ASI kepada pasien 40 kali/mnt, T 37,8 C.

Klien tampak lemah, mata cekung,
turgor tidak elastic, mukosa bibir
kering, feses cair dengan frekuensi 5
kali/ hari.

A : Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan...

Monitor cairan intake dan output
klien

Monitor TTV klien

Beri terapi IV untuk klien

Beri pencegahan diare
2. Diagnosis II  Menganjurkan pasien untuk S : Ibu klien mengatakan bahwa
meningkatkan intake Fe klien mual dan muntah bila diberi
30.09.2020  Menganjurkan pasien untuk makanan serta tidak ada nafsu makan
meningkatkan protein dan dengan frekuensi 3 kali/hari
vitamin C
 Memberikan substansi gula O:
 Memberi makanan yang kaya

TTV: P 110 kali/mnt,
0
RR
akan serat 40 kali/mnt, T 37,8 C,
 Memonitor jumlah nutrisi dan

Klien tampak lemah, mata cekung,
kandungan kalori turgor tidak elastic, mukosa bibir
 Memonitor kulit kering dan kering, feses cair dengan frekuensi 5
perubahan pigmentasi kali/ hari.
 Memonitor turgor kulit
A : Masalah belum teratasi
 Memonitor mual dan muntah
P : Intervensi dilanjutkan...
 Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
 Monitor kekeringan, rambut kusam
dan patah.
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor kalori dan intake nutrisi
Dx dan
No Implementasi Evaluasi
Tanggal
1. Diagnosis I  Memonitor tanda-tanda vital S : Ibu klien mengatakan anaknya

Memasang infus kepada klien demam, dan anaknya juga sering minum
01.10.2020  Memberikan makan kepada asinya seperti kehausan.
klien
 Melakukan perawatan demam O:
dengan memberikan kompres 
TTV : P 110 kali/mnt, RR

Memberikan minum air putih / 0
40 kali/mnt, T 37,8 C.
ASI kepada pasien

Klien tampak lemah, mukosa bibir
 Memberikan oralit untuk masih kering, feses cair dengan
mencegah klien diare kembali frekuensi 3 kali/ hari.

Memberikan nutrisi yang baik
 Memonitor intake klien A : Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan...

Monitor cairan intake dan output
klien

Beri terapi IV untuk klien

Beri pencegahan diare
2. Diagnosis II  Memberi makanan yang kaya S : Ibu klien mengatakan bahwa
akan serat klien mual dan muntah bila diberi
01.10.2020  Memonitor jumlah nutrisi dan makanan tetapi klien sudah nafsu
kandungan kalori makan.
 Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi O:
 Memonitor turgor kulit

TTV: P 110 kali/mnt, RR
0
 Memonitor mual dan muntah 40 kali/mnt, T 37,8 C,
 Memberiakan informasi tentang

Klien tampak lemah,turgor sudah
kebutuhan nutrisi klien elastis, mukosa bibir kering, feses
cair dengan frekuensi 3 kali/hari.
 Memonitor kekeringan, rambut
kusam dan patah
A : Masalah belum teratasi
 Memonitor makanan kesukaan
 Memonitor kalori dan intake P : Intervensi dilanjutkan...
nutrisi klien
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Dx dan
No Implementasi Evaluasi
Tanggal
1. Diagnosis I  Memonitor tanda-tanda vital S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak

Memasang infus kepada klien demam, dan anaknya juga tidak
02.10.2020  Memberikan makan kepada dehidrasi
klien
 Melakukan perawatan demam O:
dengan memberikan kompres

TTV : P 110 kali/mnt, RR

Memberikan minum air putih / 0
40 kali/mnt, T 37,8 C.
ASI kepada pasien

Klien tampak sudah kuat, mukosa
 Memberikan oralit untuk bibir lembab, feses padat.
mencegah klien diare kembali
 Memberikan nutrisi yang baik A : Masalah Teratasi

Memonitor intake dan output
klien P : Intervensi Dihentikan

Memberikan terapi IV untuk
klien
2. Diagnosis II  Memberi makanan yang kaya S : Ibu klien mengatakan bahwa
akan serat klien sudah nafsu makan dan aktif
02.10.2020  Memonitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi O:
 Memonitor turgor kulit 
TTV: P 110 kali/mnt,
0
RR
40 kali/mnt, T 37,8 C,
 Memberiakan informasi tentang 
Klien tampak sudah kuat, mukosa
kebutuhan nutrisi klien
 Memonitor kekeringan, rambut bibir lembab, feses padat.
kusam dan patah
 Memonitor makanan kesukaan A : Masalah Teratasi
 Memonitor kalori dan intake
nutrisi klien P : Intervensi Dihentikan
 Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk memberikan nutrisi
kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai