Anda di halaman 1dari 4

Asuhan keperawatan pada anak dengan diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc tiap feces). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat
Pada anak dengan diare asuhan keperawatannya meliputi:
1 Pengkajian
Pada pengkajian yang harus dilakukan adalah
a. Indentitas pasien
Perlu diperhatikan adalah usia anak. Biasanya diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman
usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Status ekonomi juga berpengaruh
terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
b. Keluhan Utama
Pada pasien diare ditemukan keluhan buang air besar lebih dari tiga kali sehari
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada dirawat penyakit sekarang ditemukan keluhan buang air besar berwarna kuning
kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih
dari tiga kali, dimana jika waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari tujuh hari
( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Yang harus dikaji adalah apakah anak Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian
antibiotik atau kortikosteroid yang lama, alergi makanan,serta yang berhubungan dengan
keluhan diare.
e. Riwayat Nutrisi
Pada riwayat nutrisi perlu dikaji apakah makanan diberikan sesuai usia, Cara pengelolahan
makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada salah satu anggota keluarga yang menderita diare
g. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Yang perlu dikaji adalah pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia
h. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dari kepala sampai kaki, dilakukan
melalui, inspeksi palpasi , perkusi dan auskultasi mencakup
* pengukuran panjang badan, biasanya ditemukan berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
* keadaan umum : biasanya klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
* Kepala : biasanya ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur
1 tahun lebih
* Mata : biasanya cekung, kering, sangat cekung
* Sistem pencernaan :biasanya mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/menit, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak
haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
* Sistem Pernafasan : biasanya pernafasan dispnea, pernafasan cepat > 40 x/menit karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
* Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/menit dan lemah, tensi menurun pada diare
sedang .
* Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu meningkat > 375
0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 detik,
kemerahan pada daerah perianal.
* Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
* Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang masuk rumah sakit bisa mengalami stress
yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
i. Pemeriksaan Penunjang
pada pemeriksaan penunjang yang paling utama diperiksa adalah laboratorium yaitu darah dan
feces anak dan jika diperlukan pemeriksaan radiologi
2. Diagnosa keperawatan
Pada pasien anak dengan diare kemungkinan diagnose yang muncul adalah:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.
5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.

7. Dan sebagainya disesuaikan dengan keluhan dan gejala yang ditimbulkan oleh pasien anak dengan
diare.

3. Intervensi keperawatan

Beberapa intervensi keperawatan yang dapat perawat lakukan dengan pasien diare yaitu

a. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit


b. Beri larutan rehidrasi oral seperti oralit
c. Berikan Larutan oralit sedikit tapi sering/anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada
kien, 2-3 lt/hr
d. Setelah rehidrasi berikan diet regular pada anak sesuai toleransi
e. Pantau intake dan output (urin, feses, dan emesis)
f. Timbang berat badan setiap hari
g. Kaji Tanda tanda vital, turgor kulit, membran mukosa, dan status mental setiap 4 jam atau sesuai
indikasi
h. Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin
i. Berikan diit yang sesuai porsi kecil tapi sering
j. Kompres hangat bila anak deman
k. Kolaborasi dalam :
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
- Obat-obatan
l. Dan perencanaan lainya sesuai dengan diagnose keperawatan yang muncul

4. Implementasi keperawatan
Pada implementasi perawat melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan sebelumnya yang berfokus pada kebutuhan asuhan keperawatan pada anak diare
agar membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan

5. Evaluasi

Merupakan pengukuran keberhasilan sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum
tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, dan dilaksanakan dalam
implementasi keperawatan lalu dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan
langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai

Anda mungkin juga menyukai