Anda di halaman 1dari 19

DIARE PADA ANAK

Kelompok 5: Dosen Pembimbing:


Ns. Firawati, MARS

1. Fitri Aulia Zahra


2. Fira Eka Putri
3. Eka Misnawati
4. Dini Afriani
5. Noka Ramadhani
DIARE PADA ANAK
A. PENGERTIAN DIARE

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi atau BAB yang
abnormal pada anak >3 kali cerita perubahan isi atau volume (> 200
gr/hari) dengan konsistensi feses cair.
Diare adalah BAB dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan
dengan demikian kandungan air pada tinja banyak dari keadaan
normal yaitu 100 sampai 200 ml/sekali. Jadi diare adalah kondisi
dimana terjadi perubahan frekuensi BAB yang lebih dari 3 kali per
hari pada anak dengan konsistensi feses cair.

B. ETIOLOGI DIARE

1) Faktor Infeksi
a. Infeksi eriteral adalah Infeksi saluran pencernaan makanan :
• Infeksi Bakteri : Vibrio, E. Coli, Saimoriela
• Infeksi Virus : Enterovirus
• Infeksi Parasit : Cacing, Protozoa, Jamur
b. Infeksi Parenteral yaitu Infeksi di luar alat pencernaan makanan;
seperti tonsilitis, bronkopneumonia keadaan ini pada bayi dan anak
di bawah 2 tahun.
2) Faktor Mal absorbsi
a. karbohidrat (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
b. Mal absorbsi lemak.
c. Mal absorbsi protein
3) Faktor makanan yaitu makanan basi, beracun, allergi terhadap
makanan
4) Faktor psikologie pada anak yaitu rasa takut dan cemas.

C. KLASIFIKASI DIARE
1. Diare Akut
Diare yang mendadak dan berlangsung singkat yaitu 1 minggu dan
bisa berhenti dengan sendirinya. Penyebabnya karna makanan dan
minuman terkontaminasi bakteri.
2. Diare Kronik
Diare yang berlangsung selama beberapa minggu yang disebabkan
oleh masalah kesehan seperti sindrom iritasi usus besar pada anak.
D. MANIFESTAS KLINIS
1. Pada anak yang mengalami diare dengan ringan/sedang tanda-
tandanya:
a. Berak cair 4-9kali sehari
b. Kadang muntah 1-2 kali sehari
c. Suhu tubuh kadang meningkat
d. Haus
e. Tidak ada napsu makan
f. Badan lesu lemas
 
2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-
tandanya:
a. Berak cair terus menerus
b. muntah terus menerus
c. Haus dan mata cekung
d. Bibir kering dan biru
e. Tangan dan kaki dingin, sangat lemah
f. Tidak ada nafsu makan.
g. Tidak ada keinginan untuk bermain
E. PATOFISIOLOGI DIARE
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam usus meningkat, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2. Rangsangan Tertentu
Rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan Isi rongga usus.
3. Gangguan Motalitas Usus
Terjadinya Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Selain itu diare juga
timbul akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam usus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin, dan akibat tokin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
F. PATHWAY/WOC DIARE
G. KOMPLIKASI DIARE PADA ANAK

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau


hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipoglikemia
4. Hipokalemia (dgn gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiogram).
5. Intoleransi laktosa sekunder, sbg akibat defisiensi enzim laktase
karna kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi, protein karena selain diare dan muntah,
penderita mengalami kelaparan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
 Makroskopis dan mikroskopis
 PH dan kadar gula dalam tinja
 Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam
basa dalam darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

I. PENATALAKSANAAN DIARE
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan Per Oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat
NaCl dan NaHCO, dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar
natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan Parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,
b. Pengobatan Dietetik
Sperti susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh).
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
J. ASKEP DIARE PADA ANAK
1) Pengkajian
Anamnesa :
o Tanyakan Identitas klien: Nama, umur, alamat,
pendidikan, no.Hp
o Tanyatan keluhan utama: Mencret
o Tanyakan Riwayat penyakit sekarang.
a. Riwayat Mencret
 Sejak kapan mencret?
 Berapa kali mencret perhari?
 Bagaimana konsistensi mencretnya? apakah ada
ampas/airnya saja
 Apakah berlender & berdarah
 Setiap moncret, kira kira berapa gelas ?
b. Riwayat Deman
● Sajak kapan demam ?
● Apakah ada mengukur suhu? Jika ada berapa suhu?
● Apakah demam dirasakan terus-menerus sepanjang
hari/tidak?
 
c. Riwayat mual dan muntah
● Sejak kapan saja mual dan muntah?
● Kapan saja mengalami mual dan muntah?
Persiapan pacient sebelum pemeriksaan diagnostik :
1. Pemeriksaan tinja
Pasien yang akan kultur feses bisa makan dan minum, namun pada pasien yang
berencana menjalani pemeriksaan feses FOBT, dokter melarang pasien untuk tidak
mengkonsumsi daging merah, buah, sayur sekiranya 5 sampai 7 hari sebelum
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan AGD
Pasien akan diberi tambahan O² oleh dokter sebelum ACD dilakukan.
3. Pemeriksaan Faal ginjal
Dokter akan menyarankan pasien untuk puasa sebelum pemeriksaan. pasien juga
perlu menghentikan sementara konsumsi obat-obat tertentu.
4. Pemeriksaan Elektrolit : tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan ini
 
PEMERIKSAAN FISIK SECARA HEAD TOE TOE
a. Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya
cekung
b. Mata
Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya normal.
c. Hidung
Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada hidung, tidak sianosis, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
d. Telinga , Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
e. Mulut dan Lidah
(1) Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah
(2) Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering
(3) Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering
f. Leher
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak ada kelainan pada
kelenjar tyroid.
g. Thorak
(1) Jantung: Nadi cepat > 120x/menit dan lemah. Tensi menurun pada diare sedang.
(2) Paru-paru: Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare dehidrasi
ringan pernapasan normal hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat
pernapasannya dalam.
h. Abdomen
● Inspeksi : Anak akan mengalami distensi abdomen, dan kram.
● Auskultasi : Biasanya anak yang mengalami diare bising ususnya meningkat
i. Anak dengan diare tanpa dehidrasi Capillary refill (CRT) normal, akral teraba
hangat. Anak dengan diare dehidrasi ringan CRT kembali < 2 detik, akral dingin.
Pada anak dehidrasi berat CRT kembali > 2 detik, akral teraba dingin, sianosis.
j. Genetalia
Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perlu di lakukan pemeriksaan
yaitu apakah ada iritasi pada anus.
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif.

2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan


ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
3) INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan Cairan aktif.


Observasi :
• Monitor Frekuensi dan kekuatan nadi
• Monitor Frekuensi napas
• Monitor berat badan
• Monitor jumlah warna dan jenis urine
• Monitor Intake dan output cairan
 
Terapeutik :
• Berikan cairan, jika perlu
• Pasang akses Intravena
Edukasi :
• Jelaskan penyebab dan penanganan ketidakseimbangan cairan
Kolaborasi :
• kolaborasi pemberian Suplemen elektrolit (misl. oral, NGT, IV)
sesuai Indikasi
 
2. Hipertermia berhubungan dengan
Observasi : dehidrasi
• Identifikasi penyebab hipertermia (misal. dehidrasi, terpapar
lingkungan)
• Monitor Suhu tubuh dan Kadar elektrout.
 
Terapeutik :
• Longgarkan dan lepaskan pakaian
• Birkan cairan oral
• Lakukan Pendinginan eksternal (misl. Kompres pd darah dahi, leher,
aksila)
• Hindari pemberian antipiretik/aspirin
• Berikan oksigen, jika perlu
 
Edukasi :
• Anjurkan tirah baring
 
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian cairan dan elktrolit intravena, jika perlu
 
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mingabsorbsi nutrien

Observasi :
• identifikasi status nutrisi
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
• Monitor asupan makanan
• Monitor berat badan
 
Terapeutik:
•Sajikan makanan secara menarik dan suhu Sesuai
•Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
Edukasi :
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mist. pereda
nyeri )
4) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi уang


direncanakan dengan tetap berprinsip pada atraumatic care dan family
center care. Salah Satu peran perawat yg penting dalam manajemen diare
adalah penyuluhan atau edukasi kpd keluarga tentang rehidrasi oral untuk
menangani diare. menunjukkan rehidrasi intravena yg dilakukan tanpa
rehidrasi oral (pemberian oralit) mindptkan hasil yg kurang optimal.
 
5) EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan dilakukan dgn berpedoman pd Ivaran yg akan dicapai


berdasarkan SLKI. Adapun luaran
utama yg diharapkan dim askep dgn diare adalah :
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Konsistensi feses Membaik
3. Frekuensi BAB Membaik
4. Peristaltik usus membaik.

Anda mungkin juga menyukai