Anda di halaman 1dari 31

Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota

: : : :

dr.Erdanella S Irwan Biondi Azri Irene Ika Andriani Osy Mayza Sheinyla Lunjingga Febionza Putri Nia Adisti Poppy Lufita Yessi Syafela Muhammad Fahreza Ivonne Priscilla Barung Syarifah Merisa Dewi

(09-031) (09-032) (09-033) (09-034) (09-035) (09-036) (09-037) (09-038) (09-039) (09-040)

Tigger 1
Adinda umur 5 tahun dibawa ibu berobat kedokter di RSI Siti Rahmah Padang karena berak-berak encer dan sakit perut sejak tadi malam, sore tadi sebelum berak-berak encer Adinda memakan buah duku Palembang sebanyak kurang lebih setengah kilogram. Malamnya menderita sakit perut dan berak-berak encer. Kemudian dokter memeriksa dan mendapat kesadaran apati, tidak mampu minum lagi, nafas cepat dan dalam, mata sangat cekung, nadi cepat dan lemah, bibir dan mukosa mulut sangat kering, turgor kulit sangat lambat. Dokter mengatakan Adinda mengalami kekurangan cairan yang sangat banyak karena berak-berak encernya yang sudah terlalu sering. Dokter menganjurkan untuk dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan penggantian cairan yang hilang sesegera mungkin akibat berak-berak encernya. Apa yang dapat anda jelaskan mengenai penyakit yang diderita Adinda?

Apati Turgor

: Sikap acuh tak acuh : Elastisitas kulit

1. Apa saja penyebab diare? 2. Jelaskan klasifikasi diare! 3. Sebutkan gejala klinis diare! 4. Sebutkan factor resiko diare! 5. Jelaskan patogenesa diare! 6. Bagaimana pemeriksaan diare? 7. Bagaimana penatalaksanaan diare? 8. Sebutkan komplikasi diare! 9. Bagaimana prognosa diare? 10.Bagaimana hubungan makan duku Palembang dengan timbulnya diare? 11. Bagaimana cara mencuci tangan dengan baik?

Penyebab diare:
Mikroorganisme (bakteri, parasit, virus, jamur) Makanan yang tidak hygine Alergi makanan

Klasifikasi diare:
Berdasarkan penyebab:

Diare sekretorik Diare osmolaritas


Berdasarkan onset terjadinya:

Diare akut (<14 hari) Diare kronik (>14 hari)

Berdasarkan derajat dehidrasi: Diare ringan Diare sedang Diare berat


3.Gejala klinis: BAB encer BAB >3 kali/ hari Mukosa mulut dan bibir kering Pernafasan Kussmaul Nadi cepat dan lemah Lesu, pucat Turgor kulit menurun Mata cekung Ubun-ubun cekung Kesadaran apati

4.Factor resiko: Lingkungan kotor Makanan yang kotor Alergi makanan Lactose intolerance Makanan yang terlalu pedas dan asam 5.Patogenesa: Makanan yang asam -> merangsang sekresi asam lambung dan sampai di usus akan meningkatkan gerakan peristaltic dan menghambat absorbs cairan -> BAB cair dan pH asam.

6.Pemeriksaan Fisik: Inspeksi: Pucat, lemah, lesu, mata cekung, ubun-ubun cekung, sianosis, mukosa mulut kering, kesadaran apati. Palpasi: Nadi cepat dan lemah, turgor kulit menurun. Auskultasi: Pernafasan kussmaul, tekanan darah menurun. Laboratorium : Faal ginjal Anal swab : untuk mengetahui bakteri penyebab diare AGD : asidosis/ alkalosis metabolic Darah rutin

7.Penatalaksanaan:
Rehidrasi (tergantung derajat dehidrasi) Asupan gizi harus mencukupi agar tidak menjadi kekurangan gizi

Pencegahan :
Mencuci tangan sebelum makan Jangan makan yang dapat menyebabkan diare (ex: pedas, asam, asin, dll)

8.Komplikasi: Asidosis metabolic Hipoglikemia Hipokalsemia

9.Prognosa: Jika tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kematian karena dapat terjai syok hipovolemia. 10.Asam yang meningkat merangsang sekresi asam di saluran GI. 11.Pending 12.Derajat dehidrasi : ringan, sedang, berat.

Adinda

BAB Encer

Pemeriksaan

Diare Akut

Defenisi Epidemiologi Etiologi Gejala Klinis Klasifikasi Patogenesa Patomekanisme Prognosa Komplikasi Pencegahan

Dehidrasi

Derajat

Jenis Cairan

Pengobatan

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan: Diare:


1.Definisi 2.Epidemiologi 3.Etiologi 4.Gejala klinis 5.Klasifikasi 6.Patogenesa dan patomekanisme 7.Penatalaksanaan diare 8.Derajat dehidrasi 9.Penularan 10.Komplikasi

1.Definisi Diare Adalah BAB yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi BAB 4x/hari, dan untuk bayi > 1 bulan frekuensi 3x/hari.

2.Epidemiologi Diare Pentakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan masa anak-anak di Negara berkembang. Diperkirakan, diare menyebabkan kematian sebanyak 5 juta anak balita setiap tahunnya. Kira-kira 80% kematian ini terjadi pada dua tahun pertama umurnya. Sebagai tambahan, selain sebagai penyebab langsung kematian, diare juga menjdai penyebab utama gizi kurang yang kemudian menimbulkan kematian karena penyebab lainnya missal infeksi saluran nafas.

3.Etiologi diare: Infeksi enternal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak yang meliputi: a.Infeksi bakteri: V. cholera, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas. b.Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus c.Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoe hystolitica, Giardia lamblia, Trichominas hominis), jamur (Candida albicans) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Seperti: Otitis media akut, Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Encephalitis, keadaan ini umumnya pada anak dibawah umur 2 tahun.

Factor malabsorbsi -Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerance laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida (intolerance glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intolerance laktosa.
-Malabsorbsi protein -Malabsorbsi lemak Factor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Factor psikologis: rasa takut dan cemas.

4.Gejala klinis diare -Gelisah -Suhu tubuh meningkat -Nafsu makan menurun -BB menurun -Turgor kulit menurun -Mata dan ubun-ubun cekung -Selaput lender bibir dan mulut kering -Kesadaran apati -Dehidrasi -Denyut jantung cepat -Nadi cepat dan kecil

5.Klasifikasi diare: -Diare akut Terjadi mendadak Berhenti cepat Berlangsung tidak lebih dari 2 minggu -Diare kronik Diare akut yang melanjut > 2 minggu
-Diare persisten Diare akut yang disebabkan infeksi > 2 minggu

Berdasarkan mekanisme terjadinya diare: Diare sekretorik Sekresi air dan elektrolit berlebih ke dalam lumen usus oleh karena meningkatnya permeabilitas mukosa usus.
Etiologi: Infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama IgA sekretorik.

Diare osmotic Disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), atau BBLR, bayi baru lahir.

6.Patogenesa dan patomekanisme


-Gangguan osmotic Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap sehingga meningkatnya tekanan osmotic dalam rongga usus. Air dan elektrolit tertarik dan masuk ke rongga usus, menyebabkan isi rongga usus meningkat. Kemudian merangsang usus untuk mengeluarkan => diare. -Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (ex: toksin) pada dinding usus, terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Peningkatan isi rongga usus => diare.

Gangguan motalitas usus


Hiperperistaltik menyebabkan penurunan absorbs di usus => diare. Hipoperistaltik menyebabkan bakteri tumbuh subur => diare.

Patogenesa diare akut: Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati asam lambung => multiplikasi di dalam usus halus => mengeluarkan toksin => hipersekresi => diare.
Patogenesa diare kronik: Lebih kompleks dan factor- factor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll. Patofisiologi: Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolic, hipokalemia, dsb)

-Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran bertambah) -Hipoglikemia -Gangguan sirkulasi darah
7.Penatalaksanaan diare a.Anamnesa (alloanamnesa)
-Apa keluhan utama? -Apa yang terjadi pada anak setelah diare? -Bagaimana bentuk feses yang keluar? -Makanan apa yang dimakan oleh anak sebelum timbul gejala? -Berapa kali dalam sehari anak BAB encer? -Apakah anak anda masih mau makan atau minum?

b.Pemeriksaan fisik Umum: -TD < 120 mmHg -Nadi cepat dan lemah -Suhu tubuh meningkat -BB menurun -Turgor kulit menurun
Inspeksi -Gelisah -Kesadaran apati -Lesu, lemah -Selaput lendir bibir dan mulut kering

c.Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan tinja -Makroskopis (warna, bentuk tinja) dan mikroskopis -pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas akmus dan tablet clinitest bila diduga terdapat intolerance gula -Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. -Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah (Analisa Gas Darah/ AGD). -Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. -Pemeriksaan elektrolit yaitu kadar Na, K, Ca, dan P serum. -Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif terutama dilakukan pada diare kronik.

d.Pengobatan Dasar pengobatan diare adalah: *Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat) -Jenis cairan +Cairan Rehidrasi Oral +Cairan parenteral -Jalan Pemberian Cairan -Jumlah Cairan -Jadwal Pemberian Cairan *Diatetik (Pemberian Makanan) *Obat-obatan

8.Derajat Dehidrasi
Penilaian Keadaan Umum A Baik,Sadar B Gelisah,Rewel C Lesu,Lunglai atau Tidak Sadar

Mata
Air Mata Mulut & Lidah Rasa Haus

Normal
Ada Basah Minum biasa tidak haus Kembali Cepat Tanpa Dehidrasi Rencana Terapi A

Cekung
Tidak Ada Kering Haus,Ingin Minum Banyak Kembali Lambat Dehidrasi Ringan/Sedang Rencana Terapi B

Sangat Cekung & Kering


Tidak Ada Sangat Kering Malas Minum atau Tidak Bisa Minum Kembali Sangat Lambat Dehidrasi Berat Rencana Terapi C

Turgor Kulit Hasil Pemeriksaan Terapi

9.Cara penularan Fekal oral: -Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen -Kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita -Tak langsung yaitu melaui lalat (food, feses, finger, fly) Factor resiko: -Tidak cukup tersedianya air bersih -Tercemarnya air oelh tinja -Tidak ada atau kurangnya sarana MCK -Hygine perorangan dan lingkungan buruk -Cara penyimpanan dan penyediaan makan yang tidak hygine -Cara penyapihan bayi yang tidak baik

10.Komplikasi -Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik) -Renjatan hipovolemik -Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi) -Hipoglikemia -Intolerance laktosa sekunder akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan villi mukosa usus -Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik -MEP oleh karena diare dan muntah sehingga penderita kelaparan.

Diare adalah BAB yang tidak normal dimana bentuk tinjanya encer dan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab utama timbulnya diare adalah kurangnya hygiene baik dari makanan dan minuman, kebersihan diri ataupun lingkungan. Manifestasi klinis timbulnya diare yaitu terjadinya dehidrasi yang ditandai dengan ubun-ubun cekung, turgor kulit menurun. Pengobatan diare yaitu dengan penggantian cairan (rehidrasi), terapi dietetic dan obat-obatan.

Staf pengajar IKA FK UI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. FK UI: Jakarta Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Medika Aesculapius: Jakarta Sunoto, dkk. 1990. Buku Ajar Diare. Departemen Kesehatan RI: Jakarta Sunoto, dkk. 1999. Buku Ajar Diare. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai