Anda di halaman 1dari 12

KOMPLIKASI HEMODIALISIS

“KRAM OTOT”
1. Try, yuniarti
2. Noni, Senly
3. Soehartono, Anita
4. Rondonuwu, Vilinia
5. Sondakh, Feylan
6. Dandel, Jessica
DEFINISI
• Kram otot merupakan kontraksi singkat
yang muncul secara tiba-tiba dan terasa sakit
di otot atau kelompok otot.

• Kram otot merupakan komplikasi akut dari


dilakukannya hemodialisis. (Bieber dan
Himmelfarb, 2013)
ETIOLOGI
Kram otot pada umumnya terjadi pada
separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai
mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram
otot seringkali terjadi pada:
1.Ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat
dengan volume yang tinggi
2. Gangguan elektrolit dan
3. Dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.
PENANGANAN
• Kram otot dapat berhenti dengan
meregangkan otot agar otot menjadi rileks
kembali.
• Jika keram otot terjadi selama tindakan
hemodialisa segera lakukan pengobatan
dengan langsung memulihkan volume cairan
intravaskular melalui pemberian bolus cairan
isotonik saline natrium klorida (NaCl 0,9%)
PENGKAJIAN
1. DS: “Keram tangan saya suster”
DO: Klien mengeluh kram, Otot pada anggota
tubuh yang kram nampak tegang, Klien nampak
kesakitan Klien nampak gelisah.

2. DS: “Kenapa wajah dan perut saya bengkak-


bengkak suster?”
DO: Klien mengeluh bengkak-bengkak pada
perut, wajah atau anggota gerak, sesak,
Anuri/oliguri, Hipertensi, Peningkatan BB yang
signifikan, Pernapasan pendek-cepat.
PENGKAJIAN
3. DS: “-”
DO: Adanya kontak dengan benda asing/alat
dialysis, Heparinisasi yang tidak adekuat,
Akses darah tidak paten, UFR tinggi, Cloted
dializer.
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman: kram b.d. Kram 1. Anjurkan klien untuk
Hipotensi berkurang/hilang relaksasi, kompres
UFR↑/penarikan cairan tinggi. dengan criteria bagian yg kram dengan
Kandungan sodium pada cairan dialisat Keluhan kram air hangat.
rendah berkurang 2. Bila disertai hipotensi,
Hipokalsemi Otot yang kram berikan normal
rileks salin;diikuti pemberian
Klien nampak larutan hipertonik
Karakteristik: tenang dianjurkan glukosa 40%
Klien mengeluh kram Tensi dalam batas (tidak diberikan pada
Otot pada anggota tubuh yang kram normal klien diabetic)
nampak tegang 3. Kolaborasi pemberian
Klien nampak kesakitan kalsium iv bila
Klien nampak gelisah hipokalsemi dan atur
nilai sodium pada
cairan dialisat tidak
terlalu rendah.
4. Evaluasi BB klien, atur
UF Goal dengan hati-
hati.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
2. Gangguan keseimbangan cairan : Klien mengatakan 1. Observasi tanda-
berlebih b.d. bengkak berkurang/hilang tanda vital (T, P, R,
Penurunan fungsi ginjal dalam dalam Klien mengatakan sesak Bp)
mengatur keseimbangan cairan dan berkurang 2. Ajarkan klien
elektrolit. Edema (-) tentang diet
Peningkatan BB rendah sodium
interdialitik tidak lebih untuk mengontrol
Karakteristik: dari 5% BB. edema dan
Klien mengeluh bengkak-bengkak hipertensi
pada perut, wajah atau anggota 3. Berikan Oksigen
gerak, sesak kepada pasien bila
Anuri/oliguri (+) terjadi sesak.
Hipertensi (+) 4. Ajarkan klien
Peningkatan BB yang signifikan untuk pentingnya
Pernapasan pendek-cepat. pengendalian dan
pengukuran air
dan berat badan
untuk mencegah
overhidrasi;
jumlah air yang
diminum.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

3. Resiko terjadi kloting b.d. Kloting tidak 1. Inspeksi dializer


Darah bersentuhan dengan terjadi dengan dari adanya warna
darah yang lebih
alat-alat dialysis criteria: hitam (cloted
UFR tinggi Tidak terjdi dializer) dengan
Akses darah tidak adekuat cara membilas
dengan NaCl.
2. Berikan dosis
heparin sesuai
Faktor resiko: BB/kondisi.
Adanya kontak dengan 3. Optimalkan QB
benda asing/alat dialysis sesuai BB (QB
Heparinisasi yang tidak (kecepatan aliran
adekuat darah) 150 – 250
cc/menit)
Akses darah tidak paten 4. Atur Temperatur
UFR tinggi dialisat 370C
Cloted dializer selama dilakukan
proses
hemodialisa.
ANY QUESTIONS ?????
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai