Anda di halaman 1dari 31

Renal Unit/Unit Hemodialisa

Ellen Padaunan S.Kep,Ns. , M.Kep


Sejarah Perkembangan
• Thomas Graham dari Glasgow, yang pertama kali
menyajikan prinsip-prinsip transportasi zat
terlarut melintasi membran semipermeabel pada
1854
• Ginjal buatan pertama kali dikembangkan oleh
Habel, Rountree dan Turner pada tahun 1913
• Hemodialisis pertama dalam seorang manusia
adalah dengan Hass (28 Februari 1924)
• Tahun 1935 heparin baru ditemukan, yang
fungsinya untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah.
• Dr Willem Kolff adalah yang pertama untuk
membangun dialyzer kerja pada tahun 1943
• Pertama berhasil merawat pasien adalah 67-
tahun-wanita tua di uremic koma yang sadar
kembali setelah 11 jam hemodialisis dengan
Kolff's dialyzer pada tahun 1945.
• Pada tahun 1950-an, Willem Kolff's penemuan
dialyzer digunakan untuk gagal ginjal akut
• Tahun 1964 Home dialysis mulai dilaksanakan
di seattle, USA
• Tahun 1965, Tuan Brescia dan Cimino
menemukan pembuatan Fistula, sekarang
lebih terkenal dengan pemasangan cimino.
• Tahun 1967, ditemukan cara pembuatan
Hallow fiber (Ginjal Buatan) dan di uji
cobakan.
• Tahun 1973 Mulai dilaksanakan dialisis.
• Tahun 1974 perkembangan dialisis
menampakkan hasil yang memuaskan.
• Tahun 1980 Dialisis Peritoneal dilaksanakan.
• Tahun 1989 Rekombinant Human Eritropoitin
mulai dikomersialisasikan.
Sejarah perkembangan HD di
Indonesia
• Tahun 1972 Hemodialisis pertama kali dilakukan di RS Cipto
Mangunkusumo.
• Tahun 1977 Transplantasi pertama kali dilakukan di RS Cipto
Mnagunkusumo dari donor hidup.
Perawat-perawat yang ikut menyumbangkan tenaganya
demi kemajuan hemodialisis adalah :
1. Dari RSCM (sebelum era tahun 1980), Yaitu : Br. Ata
Ainun, Zr. Elly Halimah, Zr. Yayah Sofia, Zr. Anit Suhaini, Zr.
Tiormin, Zr. Maryeti Zr. Ida, Br. Djodjo Sukardjo,Zr. Erwati,
Zr. Renawati, Zr. Betty Farida, Zr. Krisna Yetty.
2. Dari RS PGI Cikini (sebelum era tahun 1980), yaitu : Zr.
Hormauli.
Mendirikan Unit HD
• Tujuan :
1. Meningkatkan kualitas hidup penderita
Gagal Ginjal Kronik agar tetap aktif dan
produktif.
2. Memperoleh laba usaha sesuai dengan
tujuan misi dan visi , minimal demi
kelangsungan penyelenggara dialysis.
3. Usaha sosial dalam rangka meringankan
beban penderita Gagal Ginjal Kronik.
Pengertian
• Hemodialisa adalah proses • Haemodialysis adalah
pembersihan darah oleh pengeluaran zat sisa
akumulasi sampah buangan. metabolisme seperti ureum
Hemodialisis digunakan bagi dan zat beracun lainnya,
pasien dengan tahap akhir dengan mengalirkan darah
gagal ginjal atau pasien lewat alat dializer yang
berpenyakit akut yang berisi membrane yang
membutuhkan dialysis selektif-permeabel dimana
waktu singkat (DR. melalui membrane tersebut
Nursalam M. Nurs, 2006). fusi zat-zat yang tidak
dikehendaki terjadi.
Haemodialysa dilakukan
pada keadaan gagal ginjal
dan beberapa bentuk
keracunan (Christin Brooker,
2001
Indikasi
1. Indikasi Segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium,
neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi
maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri
berat atau anuria.
2. Indikasi Dini
a. Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit
tulang, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.

b. Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan
Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 – 120 mg %, TKK
: 5 ml/menit.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung
kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa,
tetapi sebagian besar penderita menjalani
dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil
jika:
• Penderita kembali menjalani hidup normal
• Penderita kembali menjalani diet yang normal
• Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
• Tekanan darah normal
• Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.
Tujuan
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi
ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme
dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa
metabolisme yang lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan
cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang
menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu
program pengobatan yang lain.
Prinsip Hemodialisa ada 3 yaitu :

• Difusi adalah untuk membuang zat-zat toksic


dan cairan yang berlebihan
• Osmosis adalah membuang kelebihan cairan
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah
• Ultrafiltrasi adalah membuang cairan yang
berlebihan dan
mendapat tekanan tambahan dari luar.
Peralatan Haemodialisa
1. Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah
dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser,
disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari
dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien
disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume
AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan
yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen
dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor,
ujung runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse
pressure,tubing udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set,
port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing
heparin dan ujung tumpul.
2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi
terdiri dari 2 ruang /kompartemen,yaitu:
Ø Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi
darah
Ø Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi
dialisat
Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran
semipermiabel.
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung
untuk keluar masuk darah dan dua samping
untuk keluar masuk dialisat.
3. Air Water Treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai
pencampur dialisat peka (diasol). Air ini dapat
berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan
air sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan
cara “water treatment” sehingga memenuhi
standar AAMI (Association for the Advancement
of Medical Instrument). Jumlah air yang
dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis
seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.
ULTRAVIOLET STERILIZER
RUANG MESIN RO UNIT

RO CONTROL PANEL SOFTENER


4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung
elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran
beredar dua macam dialisat yaitu dialisat
asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat
menurut komposisinya ada beberapa macam
yaitu : jenis standart, free potassium, low
calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada
yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu
dilarutkan dalam air murni/air water
treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang
bentuk cair (siap pakai).
5. Mesin Haemodialisis
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis
sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya
sama yaitu blood pump, system pengaturan
larutan dilisat, system pemantauan mesin
terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan
bebagai monitor sebagai deteksi adanya
kesalahan. Dan komponen tambahan seperti
heparin pump, tombol bicarbonate, control
ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena,
blood volume monitor.
6. AV fistula ( jarum yang digunakan )
• AV Fistula yang panjang digunakan pada
arteri femoralis
• AV Fistula yang pendek digunakan pada
arteri brachialis.
Akses pada Sirkulasi Darah Pasien

Akses pada sirkulasi darah pasien terdiri atas


kateter subklavikula dan femoralis, fistula, tandur
(Suharayanto dan Madjid, 2009).
• Kateter subklavikula dan femoralis --- Akses
segera ke dalam sirkulasi darah pasien pada
hemodialisis darurat dicapai melalui kateterisasi
subklavikula untuk pemakaian sementara. Kateter
femoralis dapat dimasukkan ke dalam pembuluh
darah femoralis untuk pemakaian segera dan
sementara.
• Fistula --- Fistula yang lebih permanen dibuat melalui
pembedahan (biasanya dilakukan pada lengan bawah)
dengan cara menghubungkan atau menyambung
(anastomosis) pembuluh arteri dengan vena secara
side to side (dihubungkan antara ujung dan sisi
pembuluh darah). Fistula tersebut membutuhkan
waktu 4 sampai 6 minggu menjadi matang sebelum
siap digunakan. Waktu ini diperlukan untuk
memberikan kesempatan agar fistula pulih dan
segmenvena fistula berdilatasi dengan baik sehingga
dapat menerima jarum berlumen besar dengan ukuran
14-16. Jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah
agar cukup banyak aliran darah yang akan mengalir
melalui dializer. Segmen vena fistula digunakan untuk
memasukkan kembali (reinfus) darah yang sudah
didialisis
Tandur
Dalam menyediakan lumen
sebagai tempat penusukan
jarum dialisis, sebuah tandur
dapat dibuat dengan cara
menjahit sepotong pembuluh
arteri atau vena dari sapi,
material Gore-tex
(heterograft) atau tandur
vena safena dari pasien
sendiri. Biasanya tandur
tersebut dibuat bila
pembuluh darah pasien
sendiri tidak cocok untuk
dijadikan fistula.
Ciri-ciri AV Shunt :

Vena AV Shunt ( penggabungan antara arteri dan


vena ) yang biasa disebut Cimino
• Tampak luka bekas operasi
• Bila dipalpasi teraba seperti desiran
• Bila tidak dipalpasi bisa di auskultasi
Yang harus di hindari AV Shunt
• Tangan tidak boleh ditensi
• Tidak boleh dipasangi infus
• Tidak boleh mengangkat barang yang berat
• Tidak boleh di injeksi
Proses Hemadialisa
• Saya akan

Anda mungkin juga menyukai