0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan3 halaman
PPK Hemorrhoid memberikan panduan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosa, pemeriksaan penunjang, tata laksana, edukasi, dan prognosa hemorrhoid. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan saat BAB, benjolan di anus, dan penonjolan vena di dalam rektum yang dapat dibedakan menjadi tipe eksternal dan internal berdasarkan lokasinya.
PPK Hemorrhoid memberikan panduan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosa, pemeriksaan penunjang, tata laksana, edukasi, dan prognosa hemorrhoid. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan saat BAB, benjolan di anus, dan penonjolan vena di dalam rektum yang dapat dibedakan menjadi tipe eksternal dan internal berdasarkan lokasinya.
PPK Hemorrhoid memberikan panduan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosa, pemeriksaan penunjang, tata laksana, edukasi, dan prognosa hemorrhoid. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan saat BAB, benjolan di anus, dan penonjolan vena di dalam rektum yang dapat dibedakan menjadi tipe eksternal dan internal berdasarkan lokasinya.
1. Pengertian (Definisi) Pelebaran vena di dalam pleksus
hemorrhoidalis yang tidak merupakan keadaan patologis.
2. Anamnesis a. Keluhan BAB darah berwarna merah
segar. Jumlah dapat bervariasi, umumnya perdarahan menetes setelah BAB b. Rasa tidak nyaman/ mengganjal di anus diserta pengeluaran lendir. c. Benjolan pada anus dapat hilang timbul atau menetap, umumnya benjolan teraba saat pasien mengejan d. Nyeri pada anus 3. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi daerah perianal: benjolan yang berasal dari mukosa anus atau dari mukosa rectum yang menonjol keluar anus. Untuk membantu pemeriksaan pasien diminta untuk mengejan b. Pemeriksaan Rectal Toucher : pada hemorrhoid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak nyeri, dapat teraba apabila sudah ada thrombus atau fibrosis, teraba massa yang padat dengan dasar yang lebar c. Anoskopi : untuk menilai hemorrhoid interna, terdapat penonjolan mukosa rectum ke lumen disertai perdarahan 4. Kriteria Diagnosis a. BAB berdarah. b. Adanya benjolan pada anus yang dapat hilang timbul atau meneap Hemorrhoid eksterna : adanya benjolan yang berasal dari mukosa anus. Hemorrhoid interna : adanya benjolan yang berasal dari mukosa rectum - Grade I : BAB berdarah tidak disertai keluarnya benjolan ke anus, pada pemeriksaan anoskopi terdapat hemorrhoid yang menonjol ke dalam lumen rectum - Grade II : BAB berdarah disertai keluarnya benjolan ke anus yang dapat spontan masuk kembali - Grade III : BAB berdarah disertai keluarnya benjolan ke anus yang dapat dimasukkan kembali dengan reduksi manual - Grade IV : BAB berdarah disertai keluarnya benjolan ke anus yang tidak dapat dimasukkan kembali. 5. Diagnosis Kerja 1. Hemorrhoid Eksterna 2. Hemorrhoid Interna - Grade I - Grade II - Grade III - Grade IV 6. Diagnosis Banding a. Karsinoma kolorektum b. Divertikulitis c. Polip d. Kolitis ulserative e. Ca anorectal f. Prolaps Recti 7. Pemeriksaan Penunjang a. Darah rutin b. Sigmoidoscopy c. Colonoscopy d. Foto Barium kolon 8. Tata Laksana a. Non invasif treatment untuk penderita dengan keluhan minimal kebiasaan diet yang salah dan hygiene yang buruk diberikan nasehat untuk diet tinggi serat dan memperbaiki kebiasaan saat defekasi yang kurang benar, obat-obat vasotropik, obat-obat topikal. b. Ambulatory treatment : skleroterapi, infrared coagulation, bipolar diathermi, cryotherapy, dan rubberband ligation c. Tindakan pembedahan : dilatasi atau hemorrhoidektomi. Indikasi Operasi : Dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita grade 3 dan 4 9. Edukasi a. Edukasi diagnosis, diagnosis banding, (Hospital Health Promotion) pemeriksaan penunjang b. Edukasi rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi c. Edukasi alternatif tindakan d. Edukasi tindakan bedah e. Edukasi perkiraan lama rawat f. Edukasi perawatan luka pasca tindakan g. Edukasi Diet : Meminum banyak air putih. Kurangi mengonsumsi kafein dan minuman keras. Menambah asupan serat di dalam makanan: buah, sayuran, beras merah atau cokelat, biji-bijian, kacang- kacangan, dan gandum. Tidak menunda untuk buang air besar. Sebaliknya, jika mengabaikan dorongan untuk buang air besar, bisa membuat tinja keras dan kering hingga memaksa kita harus mengejan saat buang air besar. Berolahraga secara teratur: Bisa mencegah terjadinya konstipasi, menurunkan tekanan darah dan membantu menurunkan berat badan.
10. Prognosis Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam Ad Fungsionam : Bonam 11. Tingkat Evidens III/ IV
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis SMF Bedah Umum
14. Indikator a. Keluhan berkurang
b. Lama hari rawat : 2 hari c. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO) 15. Kepustakaan a. Buku Ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidayat b. Principal of Surgery, Schwartz’s c. Konsensus IAUI