Anda di halaman 1dari 6

Luaran

- Mahasiswa dapat memahami konsep dari sepsis dan septic shock


- Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan untuk pasien sepsis dan
septic shock

A. Pendahuluan
Sepsis adalah sebuah isu kesahatan global yang jika dibiarkan akan mengarah ke
kematian dikarenakan infeksi

Penanganan dini dan diagnosis dari sepsis akan membantu mencegahnya menjadi
septic shock, yang dimana berhubungan dengan persentase kematian yaitu 40% lebih

Pasien dengan sepsis, mempunyai angaka kematian ICU sebesar 25.8% dan angka
kematian RS sebesar 35.3% yang diaman lebih tinggi dari angka kematian ICU rata-
rata sebesar 16.2% dan angka kematian RS rata-rata sebesar 24.2%

B. Definisi
Merupakan respon sistemik penjamu terhadap infeksi, saat pathogen masuk ke dalam
sirkulasi darah sehingga mengaktivasi proses inflamasi.

Sepsis dimulai dari inflamasi sistemik yang melibatkan berbagai mediator inflamasi
yang mengakibatkan gangguan pada sistem koagulasi yang dapat menimbulkan
komplikasi.

Komplikasi yang ditimbulkan oleh sepsis dapat berupa: Systemic inflammatory


response syndrome (SIRS), Disseminated intravascular coagulation (DIC), renjatan
septik dan gagal multi organ.

Siapa saja yang dapat terkena


Siapapun dapat terkena karna adanya infeksi

Populasi rentan: anak-anak, Wanita hamil, bayi, pasien di RS, pasien HIV/AIDS,
sirosis hati, kanker, penyakit ginjal, penyakit autoimun, dan orang yang tanpa limfa

C. Etiologi
- Penyebab utama sepsis adalah bakteri gram negative (60-70% kasus) → Pseudomonas
(luka), Escherichia (pencernaan)
- Staphylococci, pneumococci, streptococci, dan bakteri gram positif lain lebih jarang
(20-40%)
- Jamur oportunistik, virus, protozoa dapat menimbulkan sepsis dengan kekerapan lebih
jarang
Sepsis :
- Disfungsi organ yang dapat mengancam nyawa karena respon penjamu yang tidak
beraturan terhadap infeksi
- Tersuspek dan tercatat mengalami infeksi
- Dan peningkatan nilai sofa yang signifikan dan cepat dengan nilai lebih dari 6
- Kematian di RS > 10%

Septik shock (sepsis dengan hipotensi yang menetap) :


- Menggunakan vasopressor untuk menjaga MAP lebih dari 65 mmHg
- Dan mempunyai serum laktat lebih dari 2mmol/L atau 18 mg/dL meskipun
teresusitasi cairan yang adekuat

The Survivig Sepsis Campaign Bundle – 2021


Hour-1 Bundle

• Measure lactate level. Re-measure if initial lactate is > 2 mmol/L


• Obtain blood cultures prior to administration of antibiotics
• Administer broad-spectrum antibiotics
• Begin rapid administration of 30 ml/kg crystalloid for hypotension or lactate >= 4
mmol/L
• Apply vasopressors if patient is hypotensive during or after fluid resuscitation to
maintain MAP >=65 mmHg

D. Pencegahan

- Pemantauan infeksi yang ketat dan menggunakan Teknik aseptic


- Hindari infeksi pembuluh darah besar
- Sering melakukan perawatan luka dan melakukan debridement pada nekrosis
- Menggunakan alat yang steril

E. Pengkajian

- Melakukan Quick SOFA


- Pantau perfusi, suhu, CRT, dan mottling score
- Laboratorium : serum laktat, AGD, SVo2, CO2 gap, dan kultur darah
- Pantau status hemodinamik (MostCare, non-invasive monitoring): Stroke volume
variation, cardiac output, dll)
Beberapa instrument pemeriksaan Sepsis
• APACHE (Acute Physiology and Chronic Health Evaluation)
• SAPS (Simplified Acute Physiology Score)
• MPM (Mortality Probability Model)
• SOFA (Sequential Organ Failure Assessment) → MSOFA, qSOFA

Kriteria Diagnosis Sepsis dan Sepsis Berat Infeksi, diidentifikasi atau dicurigai, dan beberapa
(2 atau lebih) hal berikut:
1. Variabel Umum
2. Variabel Inflamasi
3. Variabel Hemodinamik
4. Variabel Disfungsi Organ
5. Variabel Perfusi Jaringan

1. Variabel Umum
- Demam (>38.3oC)
- Hipotermia (suhu inti tubuh < 36oC)
- HR > 100x/menit
- Takipnea, RR > 22x/menit
- Perubahan tingkat kesadaran
- Edema signifikan (>20ml/kgbb dalam 24 jam)
- Hierglikemia tanpa ada diabetes

2. Variabel Inflamasi
- Leukositosis (> 12.000/mcL)
- Leukositopenia (<4000/mcL)
- Hitung leukosit normal dengan lebih dari 10% bentuk imatur
- CRP plasma > 2 s/d diatas nilai normal
- Prokalsitonin plasma lebih dua s/d diatas nilai normal

3. Variabel Hemodinamik
- Hipotensi arterial (TD sistolik < 90mmHg)
- MAP < 70mmHg
- Penurunan TD sistolik > 40mmHg pada orang dewasa, atau kurang s/d dibawah nilai
normal usia tersebut

4. Variabel Disfungsi Organ


- Hipoksemia arterial (PaO2/ FiO2 < 300 mmHg)
- Oliguria akut (produksi urin, 0.5 mL/Kgbb/jam) selama paling tidak 2 jam meskipun
mendapat resusitasi cairan adekuat
- Peningkatan kreatinin > 0.5 mg/dL atau 44,2 mcmol/L
- Kelainan koaglukosasi (INR > 1,5 atau aPTT > 60 detik)
- Ilius (tidak adanya bising usus)
- Trombositopenia (< 100.000/mcL)
- Hiperbilirubinemia (bilirubin total plasma > 4mg/dL atau 70 mcmol/L) → penilaian
icterus secara klinis dapat digunakan sebagai pengganti

5. Variabel Perfusi Jaringan


- Hiperlaktatemia (>1mmol/L) beberapa standar menggunakan > 2 mmol/L sebagai
batasan penilaian hiperlaktatemia
- Perlambatan pengisian kapiler kulit atau kulit bercak-bercak (mottle)

Definisi sepsis berat

Hipoperfusi jaringan atau disfungsi organ diinduksi sepsis

- Hipotensi diinduksi sepsis


- Laktat diatas batas atau nilai normal
- Produksi urin <0.5mL/Kgbb/jam selama lebih dari 2 jam meskipun mendapat
resusitasi cairan adekuat
- PaO2/FiO2 < 250mmHg tanpa ada pneumonia sebagai sumber infeksi
- PaO2/FiO2 < 200mmHg dengan pneumonia sebagai sumber infeksi
- Kreatinin > 2.0 mg/dL
- Bilirubin > 2 mg/dL
- Hitung Trombosit <100.000/mcL
- Koagulopati (INR>1.5)
F. Penentuan Diagnosa
Kriteria Dianosis

- Bila qsofa > 2 lakukan penilaian SOFA score, bila >= 2 maka diagnosis sepsis dapat
ditegakkan
- Sepsis disertai hipotensi yang tidak membaik walaupun telah mendapat terapi cairan
yang adekuat, dan perlu penambahan vasopressor untuk mencapai MAP>= 65mmHg
atau laktat >2 maka dapat didiagnosis septic shock.

G. Tatalaksana
- Terapi AB rasional pada sepsis
- Terapi AB pada mikroorganisme Resisten ANtibiotik
- Resusitasi awal dan penanganan infeksi
- Tatalaksana hemodinamik dan terapi penunjang
- Prediksi mortalitas pasien sepsis berat

Terapi Antibiorik Rasional pada sepsis dan Terapi AB pada mikroorganisme Resisten
Ada 3 aspek yang saling dikaitkan :
- Aspek antibiotic (menghambat atau membunuh)
- Aspek Penjamu (derajat infeksi, tempat infeksi, usia, berat badan, komorbid, dll)
- Aspek bakteri (empiris, kausatif, atau spectrum nya luas atau sempit)

Resusitasi awal dan penanganan infeksi


- Resusitasi awal (penilaian hemodinamik awal berdasarkan pemeriksaan fisik, tanda
vital, tekanan vena sentral, dan produksi urin)
Kontrol sumber infeksi
- Abses intraabdomen
- Perforasi organ GI
- Iskemia usus
- Pielonefritis

Prinsip 3D:
- Drainase abses
- Debridement
- Definitive therapy
Tatalaksana Hemodinamik dan Terapi Penunjang
• Terapi cairan (fluid challenge 1000 mL kristaloid atau 300-500 koloid/ 30 menit) –>30
ml/kgBB
• Vasopressor (target MAP >= 65 mHg) → pilihan utama NE
• Inotropik (isoproterenol, dobutamine, dan epinefrin)
• Kortikosteroid (hidrokortison)
• Pemberian Komponen Darah, bila Hb < 7 g/dL dengan target Hb 7-9 g/dL
• Ventilasi Mekanik, penerapan strategi protektif paru (lung protective strategy) dengan
pengaturan tidal volume, menyesuaikan tekanan plateu (plateu pressure <= 30 cmHO2),
PEEP TV 6 ml/kb
• Sedasi, analgesia dan obat pelumpuh otot
• Pengaturan Glukosa Darah (140- 180mg/dL) → terapi insulin
• Terapi Pengganti Ginjal → CRRT/ Hemodialisa
• Dukungan Nutrisi (target 60-70% kalori penuh, maksimal 500 kalori pada mggu pertama)
→ oral dan parenteral

Kesimpulan
- Sepsis menjadi suatu masalah kesehatan yang cukup banyak di seluruh pasien ICU di
dunia dan berhubungan dengan tingkat kematian yang cukup tinggi. Berbagai sistem
scoring dapat memastikan tingkat keparahan sepsis yang dimana bisa digunakan
untuk memprediksi luaran atau hasil asuhan keperawatan.
- Sepsis sangat berdampak pada biaya, termasuk biaya pengobatan, lamanya perawatan,
dan juga biaya setelah pengobatan intensif.

Anda mungkin juga menyukai