Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

B
DENGAN DIAGNOSA SEPSIS DI RUANG ICU
MITRA KELUARGA CIKARANG PADA TANGGAL
10-11 OKTOBER 2019

DISUSUN OLEH:

NAMA: TIWIE PRATIWIE


NIK: 13030351

BAGIAN: ICU

A. KONSEP DASAR

1. Infeksi
Infeksi didefinisikan sebagai proses patologis yang disebabkan oleh serbuan (invasi)
jaringan, cairan atau rongga tubuh yang sebelumnya steril, oleh mikroorganisme patogen
SIRS kumpulan manifestasi klinis terhadap proses inflamasi akibat infeksi, trauma, luka
bakar, pankreatitis, dan penyakit lainnya. Variabel yang ditemukan pada kondisi SIRS
mencakup :

a) temperature >38oC atau <36oC,


b) heart rate >90x/m, respiratory rate >20x/m,
c) PCO2 <32mmHg,
d) Leukositosis >12.000/mm3atau leucopenia <4.000/m3.

2. Sepsis
SEPSIS sebagai sindroma klinik yang ditandai oleh adanya infeksi (biakan darah positif)
dan respon radang sistemik atau hipoperfusi dengan 2 atau lebih criteria SIRS, ditandai
dengan :

a) edema signifikan atau balance cairan positif (>20mL/kg dalam 24jam), hiperglikemia pada pasien
non-diabetes,
b) variable-variabel radang ; plasma C-reactive protein>2SD diatas nilai normal atau procalcitonin
plasma >2SD diatas nilai normal,
c) mixed venous oxygen saturation (SVO2) >70% dan
d) Cardiac index >3.5.

3. Severe Sepsis
Severe sepsis: disertai disfungsi organ, hipoperfusi, atau hipotensi.
Variable disfungsi organ mencakup :
a. Hipoksemia arterial (rasio PaO2/FiO2 <300 torr),
b. Oliguria akut (urine output <0,5mL/kg/jam selama paling kurang 2 jam)
c. Kreatinin >2.0 mg/dl
d. Koagulapati (international normalize ratio>1.5 atau activated partial thromboplastin
time>60detik)
e. Trombositopenia (<100,000mm3)
f. Hiperbilirubinemia (>2.0mg/dl atau 35 mmol/L)
Variable perfusi jaringan :
a. Hiperlaktatemia (>2mmol/L)
b. Variable hemodinamik :
c. Hipotensi arterial (systolic blood pressure <90mmHg, mean arterial pressure <70mmHg atau
SBP turun >40mmHg).

4. Syok septik
Hipotensi arterial persisten (SBP <90mmHg, MAP <60mmHg atau penurunan SBP >40mmHg
dari baseline walaupun telah mendapat resusitasi cairan secara adekuat).
Syok sepsis adalah suatu bentuk syok (sindroma sepsis yang disertai hipotensi) yang menyebar
dan vasogenik dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vascular sistemik serta adanya
penyebaran yang tidak normal dari volume vascular (Hasan, Rusepno. 2015).
Syok septik adalah jenis syok distributive yang berhubungan dengan aktivasi sistem respon
inflamasi dan biasanya ditandai dengan peningkatan cardiac output, penurunan resistensi pembuluh
darah sistemik, hipotensi dan redistribusi aliran darah regional mengakibatkan hipoperfusi jaringan
Syok sepsis adalah suatu sindroma sepsis akibat adanya invasi akut oleh patogen atau
produk toksiknya yang mengakibatkan respon sistemik dan kegagalan sirkulasi akut.
Kegagalan sirkulasi terlihat dari turunnya tekanan darah sistolik dibawah 90 mmHg atau
diastolik dibawah 40 mmHg dari baseline, dan tidak memberikan respon terhadap resusitasi
cairan.

5. FISIOLOGI
Vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, dan akumulasi leukosit. Gangguan bermakna
dari otoregulasi sirkulasi merupakan tanda khas dari sepsis. Mikrosirkulasi merupakan organ sasaran
untuk kerusakan pada sindrom sepsis.

Redistribusi volume cairan intravaskuler yang terjadi akibat berkurangnya tonus


arteri, penurunan alir balik vena, dan pelepasan zat penekan miokard, semuanya
menyebabkan hipotensi.
6. ETIOLOGI
Sepsis dapat merupakan respons terhadap infeksi yang disebabkan oleh setiap golongan
mikroorganisme. Hampir semua mikroorganisme dapat menyebabkan sepsis atau syok
septik. Meskipun bakteri gram-negatif dan gram positif merupakan penyebab sebagian besar
kasus, namun sepsis dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh jamur,
mikobakterium, riketsia, virus atau protozoa. Penyebab dari sepsis terbesar adalah bakteri
gram (-) dengan presentase 60% - 70% kasus yang menghasilkan berbagai produk dapat
menstimulasi sel imun. Sepsis yang disebaban oleh gram negative tidak bisa dibedakan
dengan sepsis yang disebabkan oleh bakteri gram positif hanya dengan karakteristik klinis
saja, namun epidemologi, host dan faktor-faktor klinis meningkatkan kemungkinan
organism tertentu. Misalnya Eschericia coli adalah agen etiologi yang paling sering
menunjukkan sepsis terutama pada infeksi saluran kemih yang merupakan sumber infeksi.
Kejadian infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negative lainnya, staphylococcus,
streptococcus, anaerob, candida, dan organism lain yang sangat ditentukan oleh faktor
epidemologi dan host yang dapat diidentifikasi dengan riwayat menyeluruh dan pemeriksaan
fisik.

7. KOMPLIKASI

- Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS, adult respiratory distress syndrome)


- Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
- Gagal ginjal akut (ARF)
- Perdarahan usus
- Disfungsi sistem saraf pusat
- Gagal jantung
- kegagalan organ multiple
- Kematian

8. PATOFISIOLOGI
9. MANIFESTASI KLINIS
Variabel umum

 Perubahan status mental


 Edema yang signifikan

Variabel Hemodinamik

 Hipotensi (Sistole < 90 mmHg, Mean Arterial Pressure < 70 mmHg,


 atau Sistole menurun >40 mmHg pada orang dewasa)
 Demam (>38,3°C)
 Hipotermia (Suhu <36°C)
 Nadi >90 kali / menit atau lebih dari dua kali lipat nilai normal (berdasarkan usia)
 Takipnea

Variabel inflamasi

 Leukositosis
 Leukopeni
 Perhitungan sel darah putih dengan ditemukan sel immatur >10%
 Nilai Plasma C-reactive protein 2 kali atau lebih diatas nilai normal
 Plasma procaltinonin 2 kali atau lebih diatas nilai normal
 Variabel Disfungsi Organ
 Hipoksemia (PaO2/FiO2
 < 300)
 Oliguria Akut (Pengeluaran Urin <0,5mL/kg/jam selama paling tidak 2
 jam)
 Hiperglikemi (Glukosa dalam plasma >140 mg/dl atau 7,7 mmol/L)
 Peningkatan kadar kreatinin >0,5 mg/dl
 Koagulasi yang abnormal (Normal >1,5)
 Illeus
 Trombositopenia
 Hiperbilirubinemia

Variabel Perfusi Jaringan

 Hiperlaktatemia (>1 mmol/L)

 Penurunan capillary refill

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi organisme penyebab
sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat yang paling efektif. Laporan awal pada
pemeriksaan gram pada kultur darah positif sangat bermakna dalam membantu
penatalaksanaan pasien dengan bakterimia ( J trand, 2006 )
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat metyl ungu sewaktu proses
pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah microscop.
Didalamnya terdapat kelompok-kelompok bakteri yang sudah banyak dikenal yaitu:
- staphylococcus
- enterococcus
- bacillus
- corryne bacterium
- nocardia
- clostrydium
- actirobacteria
- listeria
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metyl ungu
pada metode pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna merah muda atau merah
dibawah microscop.di dalamnya terdapat kelompok- kelompok bakteri yang sudah
banyak di kenal yaitu :
- pseudomonas
- moraxella
- helicobacter
- bdellovibrid
- bakteri asam acetad
- legionella
- alpha-proteobacteria wolbacia
- cyano bacteria
- spirochaeta
b. SDP : Hematokritmungkin meningkat pada status hipovolemik karena hemokonsentrasi.
Leucopenia (penurunan SDP) terjadi sebelumnya, diikuti oleh pengulangan leukositosis
(1500-30000) dengan peningkatan pita (berpindah kekiri) yang mengindifikasikan
produksi SDP tak matur dalam jumlah besar.
c. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan menyebabkan
asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
d. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
e. PT/APTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati yang diasosiasikan
dengan hati/ sirkulasi toksin/ status syok.
f. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati, syok
g. Glukosa Serum : hiperglikemi yang terjadi menunjukkan glikoneogenesis dan
glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari puasa/ perubahan seluler dalam
metabolisme
h. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi, ketidakseimbangan
atau kegagalan ginjal, dan disfungsi atau kegagalan hati.
i. AGD : Alkalosis respiratori dan hipoksemia dapat terjadi sebelumnya. Dalam tahap
lanjut hipoksemia, asidosis respiratorik dan asidosis metabolik terjadi karena kegagalan
mekanisme kompensasi
j. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan distritmia menyerupai
infark miokard

11. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama penanganan sepsis dan syok septik adalah untuk mangatasi infeksi,
mencapai hemodinamik yang stabil, meningkatkan respon imunitas, dan memberikan
support untuk organ dan metabolisme. Surviving Sepsis Campaign (SSC) adalah prakarsa
global yang terdiri dari organisasi internasional dengan tujuan membuat pedoman yang
terperinci berdasarkan evidence-based dan rekomendasi untuk penanganan severe sepsis
dan syok septik. Penanganan berdasarkan SSC: (5)
1. Sepsis Resuscitation Bundle (initial 6 h)
Resusitasi awal pasien sepsis harus dikerjakan dalam waktu 6 jam setelah
pasien didiagnosis sepsis. Hal ini dapat dilakukan di ruang emergensi sebelum
pasien masuk di ICU. Identifikasi awal dan resusitasi yang menyeluruh sangat
mempengaruhi outcome. Dalam 6 jam pertama “Golden hours” merupakan kesempatan
yang kritis pada pasien. Resusitasi segera diberikan bila terjadi hipotensi atau
peningkatan serum laktat > 4mmol/l. Resusitasi awal tidak hanya stabilisasi
hemodinamik tetapi juga mencakup pemberian antibiotik empirik dan mengendalikan
penyebab infeksi.

 Resusitasi Hemodinamik

Resusitasi awal dengan pemberian cairan yang agresif. Bila terapi cairan tidak
dapat memperbaiki tekanan darah atau laktat tetap meningkat maka dapat diberikan
vasopressor. Target terapi CVP 8-12mmHg, MAP ≥ 65mmHg, produksi urin ≥
0,5 cc/kg/jam, oksigen saturasi vena kava superior ≥ 70% atau saturasi mixed vein≥
65%.

 Eliminasi sumber infeksi


Tujuan: menghilangkan patogen penyebab, oleh karena antibiotik pada umumnya tidak
mencapai sumber infeksi seperti abses, viskus yang mengalami obstruksi dan implan
prostesis yang terinfeksi. Tindakan ini dilakukan secepat mungkin mengikuti resusitasi
yang adekuat.

 Terapi inotropik dan Pemberian PRC


Jika saturasi vena sentral <70% pemberian infus cairan dan/atau pemberian PRC dapat
dipertimbangkan. Hematokrit ≥ 30% diinginkan untuk menjamin oxygen delivery.
Meningkatkan cardiac index dengan pemberian dobutamin sampai maksimum 20ug/kg/m
dapat dipertimbangkan.

 Terapi Antibiotik

Antibiotik segera diberikan dalam jam pertama resusitasi awal. Pemberian antibiotik
sebaiknya mencakup patogen yang cukup luas. Terdapat bukti bahwa pemberian
antibiotik yang adekuat dalam jam pertama resusitasi mempunyai korelasi dengan
mortalitas. Identifikasi dan kontrol penyebab infeksi. Diagnosis tempat penyebab
infeksi yang tepat dan mengatasi penyebab infeksi dalam 6 jam pertama. Prosedur
bedah dimaksudkan untuk drainase abses, debridemen jaringan nekrotik atau
melepas alat yang potensial terjadi infeksi.

2. Sepsis Management Bundle (24 h bundle)

 Steroid

Steroid diberikan bila pemberian vasopressor tidak respon terhadap hemodinamik


pada pasien syok septik. Hidrokortison intravena dosis rendah (<300mg/hari) dapat
dipertimbangkan pada pasien syok septik dengan hipotensi yang tidak respon terhadap
resusitasi cairan dan vasopressor.

 Ventilasi Mekanik

Lung Protective strategies untuk pasien dengan ALI/ARDS yang menggunakan


ventilasi mekanik sudah diterima secara luas. Volume tidal rendah (6cc/kg) dan
batas plateau pressure ≤ 30 cmH2O diinginkan pada pasien dengan ALI/ARDS.
Pola pernapasan ini dapat meningkatkan PaCO2 atau hiperkapnia permisif.
Pemberian PEEP secara titrasi dapat dicoba untuk mencapai sistem pernapasan yang
optimal.
 Nutrisi
Pada metabolisme glukosa terjadi peningkatan produksi (glikolisis, glukoneogenesis),
ambilan dan oksidasinya pada sel, peningkatan produksi dan penumpukan laktat dan
kecenderungan hiperglikemia akibat resistensi insulin. Selain itu terjadi lipolisis,
hipertrigliseridemia dan proses katabolisme protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi:
kalori (asam amino), asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin
 Kontrol Gula Darah

Beberapa penelitian menunjukkan penurunan angka kematian di ICU dengan


menggunakan terapi insulin intensif. Peneliti menemukan target GD < 180mg/dl
menurunkan mortalitas daripada target antara 80-108mg/dl. Banyaknya episode
hipoglikemia ditemukan pada kontrol GD yang ketat. Rekomendasi SSC adalah
mempertahankan gula darah < 150 mg/dl.

 Recombinant Human-Activated Protein C (rhAPC)

Pemberian rhAPC tidak dianjurkan pada pasien dengan risiko kematian yang rendah
atau pada anakanak. SSC merekomendasikan pemberian rhAPC pada pasien dengan
risiko kematian tinggi (APACHE II≥25 atau gagal organ multipel)

 Pemberian Produk darah

Pemberian PRC dilakukan bila Hb turun dibawah 7.0 g/dl. Direkomendasikan target
Hb antara 7-9 g/dl pada pasien sepsis dewasa. Tidak menggunakan FFP untuk
memperbaiki hasil laboratorium dengan masa pembekuan yang abnormal kecuali
ditemukan adanya perdarahan atau direncanakan prosedur invasif. Pemberian trombosit
dilakukan bila hitung trombosit < 5000/mm3 tanpa memperhatikan perdarahan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. PENGKAJIAN FISIK
Airway
a. Yakinkan kepatenan jalan napas
b. Berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera
mungkin ke ICU
Breathing
a. Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang signifikan
b. Kaji saturasi oksigen
c. Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
d. Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. Periksa foto thorak
Circulation
c. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
d. monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
e. periksa waktu pengisian kapiler
f. pasang infus dengan menggunakan canul yang besar
g. berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
h. pasang kateter
i. lakukan pemeriksaan darah lengkap
j. siapkan untuk pemeriksaan kultur
k. catat temperature, kemungkinan pasien hipotermiatau temperature kurang dari 36°C
l. siapkan pemeriksaan kultur urine dan sputum
m. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak ada
masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan tempat
sumber infeksi lainnya.

Tanda ancaman terhadap kehidupan


Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi organ. Jika
sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibawa ke ICU, adapun
indikasinya sebagai berikut:
1) Penurunan fungsi ginjal
2) Penurunan fungsi jantung
3) Hyposia
4) Asidosis`
5) Gangguan pembekuan

2.8. DIAGNOSA KEPERAWATAN TEORI

1 Hipertermia Berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit, Dehidrasi


ditandai dengan peningkatan suhu tubuh,kulit kemerahan,hangat waktu disentuh,
Peningkatan tingkat pernapasan,takikardi.
2 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia,reduksi aliran darah pada
arteri/vena:vasokontriksi selektif.
3 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2
4 kekurangan volume cairan,resiko tinggi terhadap permeabilitas kapiler/kebocoran cairan ke
dalam lokasi intertisial.
5 Pertukaran gas, risiko tinggi terhadap perubahan pada suplai O2,perubahan aliran
darah,terganggunya pengiriman/pemanfaaatan O2 di dalam jaringan.

2.9. INTERVENSI

TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1. Hipertermia Berhubungan 1. Observasi suhu pasien (derajat 1. Suhu 38-41 derjat selcius
dengan peningkatan tingkat dan pola),perhatikan menunjukan proses penyakit infeksius
metabolisme ,penyakit,Dehidr mengigil/diaforesis akut.
asi Ditandai 2. Pantau suhu 2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus
dengan:Peningkatan suhu lingkungan,batasi/tambahkan linen di ubah untuk mempertahankan suhu
tubuh,kulit kemerahan,hangat tempat tidur,sesuai indikasi mendekati normal
waktu disentuh Peningkatan 3. berikan kompres hangat hindari 3.Dapat membantu mengurangi
tingkat pernapasan,takikardi. penggunaan alkohol. demam.catatan: penggunaan air
es/alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan,peningkatan suhu secara
aktual.selain itu alkohol dapat
mengeringkan kulit
4.Kolaborasi 4.Digunakan untuk mengurangi
Berikan anti piretik misalnya demam umum nya lebih besar dari
aspirin,asetaminofen 39-40 derajat selcius pada waktu
terjadi kerusakkan/gangguan pada
otak

2. Gangguan perfusi jaringan 1. pertahankan tirah 1. Menurunkan beban kerja miokard


berhubungan dengan baring;bantu dengan aktivitas dan konsumsi O2,memaksimalkan
hipovolemia,reduksi aliran darah perawatan efektivitas dari perfusi jaringan.
pada arteri/vena:vasokontriksi Hipotensi akan berkembang
slektif 2. Pantau kecenderungan pada bersamaan dengan mikroorganisme
Setelah dilakukan tindakan tekanan darah,mencatat menyerang alirandarah,menstimulasi

keperawatan selama 1 x 24 jam . perkembangan hipotensi,dan pelepasan,atau aktivitas dari substansi

Hasil yang di harapkan/kriteria perubahan pada tekanan denyu hormonal kimiawi yang umumnya

evaluasi:menunjukkan perfusi menghasilkan vasodilasi

jaringan adekuat yang di buktikan perifer,penurunan tahapan vaskuler

dengan tanda-tanda vital stabil,nadi sistemik dan hipovolemia arelatif

verifer jelas,kulit hangat dan 3. Pantau frekuensi dan irma 3. Bila terjadi takikardia,mengacu

kering,tingkat kesadaran umum jantung perhatikan distritmia pada stimulasi sekunder sistem saraf

pengeluaran urin sesuai dan bising simpatis untuk menekankan respons

usus aktif dan untuk menggantikan kerusakan

2. pada hipovolemia relatif dan


hepertensi. Distrimia jantung dapat
terjadi sebagai akibat dari
hipoksia,ketidakseimbangan
elektrolit/asam-basah status aliran
perfusi yang rendah.
4.Pada awal nadi cepet/kuat karena
4.Perhatikan kualitas/kekuatan peningkatan curah jantung.nadi dapat
denyut perifer menjadi lemah/lambat karena
hipotensi terus menerus,penurunan
curah jantung,dan vasokonstriksi
perifer jika terjadi status syok
5. Catat pengeluaran urine setiap 5. Penurunan pengeluaran urine
jam dan berat jenis nya dengan peningkatan berat jenis akan
mengindikasikan penurunan perfungsi
ginjal yang di hubungkan dengan
perpindahan cairan dan vasokonstriksi
selektif, terdapat kemungkinan
munculnya poliuria sementara selama
fase hiperdinamik (dalam waktu
curahjantung meningkat)tetapi dapat
menyebabkan perkembangan ke arah
oliguri
6.Kolaborasi dalam pemberian 6. Untuk mempertahankan perfusi
cairan parenteral jaringan,sejumlah besar cairan
mungkin di butuhkan untuk
mendukung volume sirkulasi

7.Pantau pemeriksaan 7.Perkembangan asidosis


laboratorium,misalnya AGD,kadar respiratorik/metabolik merefleksikan
laktat kehilangan mekanisme
kompensasi,misalnya penurunan
perfusi ginjal/ekskresi hidrogen,dan
akumulasiasam laktat.

Ketidakefektifan pola nafas 1. Buka jalan napas 1. Meningkatkan ekspansi paru,upaya


berhubungan dengan pernapasan.
Ketidakseimbangan antara suplai 2. Atur posisi pasien fowler 2. untuk memaksimalkan ventilasi
dan kebutuhan O2 atau semifowler oksigen yang lebih adekuat
3. Auskutlasi suara napas,
Setelah dilakukan tindakan catat adanya suara 3. Kesulitan pernapasan dan
keperawatan 1x24 jam munculnya bunyi adventisius
Hasil yang diharapkan/kriteria merupakan indikator dari kongesti
Tanda-tanda vital dalam batas pulmonal /edema
normal,menunjukan jalan napas interstisial,atelektasis.
yang paten, tidak ada sianosis, 4. hipoventilasi dan dispea
tidak ada dyspneu 4. Identifikasi pasien merefleksikan mekanisme
perlunys pemasangan alat kompensasi yang tidak efektif dan
jalan napa merupakan indikasi bahwa diperlukan
dukungan ventilator.

5. Untuk mendeteksi ada nya


5. Monitor respirasi dan
gangguan pernapasan
status o2

3. kekurangan vulome 1. Ukur/catat pengeluaran 1. Penurunan pengeluaran urine dan


cairan,resiko tinggi terhadap urine dan berat jenis.catat berat jenis akan menyebabkan
permeabilitas ketidakseimbangan masukan hipovolemia.keseimbangan cairan
kapiler/kebocoran cairan ke dan pengeluaran kumulatif positif lanjut dengan di sertai
dalam lokasi intertisial. (termasuk semua penambahan berat badan dapat
Setelah dilakukan tindakan kehilangan/takkasatmata) dan mengindikasikan edema ruang ketiga
keperawatan 1x24 jam hubungan dengan berat badan dan edema jaringan,menunjukan
Hasil yang diharapkan/kriteria setiap hari.dorong masukan perlunya mengubah terapi/komponen
volume sirkulasi adekuat yang cairan oral sesuai toleransi pengganti.
dibuktikan dengantanda-tanda vital
stabil, nadi perifer jelas, kulit 2. Pantau tekanan darah dan 2. Pengurangan dalam sirkulasi
hangat dan kering, tingkat denyut jantung. Ukur CVP volume cairan dapat mengurangi
kesadaran umum,pengeluaran urine tekanan darah/CVP.mekanisme
yang sesuai dan bising usus aktif. kompensasi awal dari takikardia
untuk meningkatkan curah jantung
dan meningkatkan tekanan darah
sistemik
.
3.Kaji membran mukosa 3. Hipovolemia/cairan ruang ketiga
kering,turgor kulit yang kurang akan memperkuat tanda-tanda
baik,dan rasa haus dehidrasi
4. Amati edema dependen/perifer 4.Kehilangan cairan
pada darikompartemenvaskuler kedalam
sakrum,skrotum,punggung,kaki ruang interstitial akan menyebabkan
edema jaringan.
5.Kolaborasi dalam pemberian 5. Sejumlah besar cairan mungkin di
cairan IV,misalnya kristaloid butuhkan untuk mengatasi
(D5W,NS) dan koloid hipovolemia relatif (vasodilasi
(albumin,plasma beku segar)sesuai perifer): menggantikan kehilangan
indikasi. dengan meningkatkan permeabilitas
kapiler (misalnya penumpukan cairan
di dalam rongga peritoneal)dan
meningkatkan sumber-sumber
takkasatmata (misalnya
6.Pantau nilai demam/diaforesis)
laboratorium,misalnya Ht/jumlah 6. Mengevaluasi perubahan di dalam
ur-cr hidrasi/viskositas darah

4. Pertukaran gas, risiko tinggi 1. Pertahankan jalan napas 1. Meningkatkan ekspansi paru,upaya
terhadap perubahan pada paten.tempatkan pasien pada posisi pernapasan.
suplai O2,perubahan aliran yang nyaman dengan kepala tempat
darah,terganggunya tidur tinggi.
pengiriman/pemanfaaatan O2 2. Pantau frekuensi dan ke dalaman 2. Pernapasan cepat/dangkal terjadi
di dalam jaringan. pernapasan catat pengunaan otot karenahipoksemia,stress,dan sirkulasi
Setelah dilakukan tindakan aksesori/upaya untuk bernapas. endotoksin.hipoventilasi dan dispea
keperawatan 1x24 jam merefleksikan mekanisme
Hasil yang diharapkan/kriteria kompensasi yang tidak efektif dan
evaluasi: merupakan indikasi bahwa diperlukan
Menunjukan AGD dan frekuensi dukungan ventilator.
pernapasan dalam batas 3.Auskultasi bunyi 3. Kesulitan pernapasan dan
normal,dengan bunyi napasyang napas.Perhatikan krekel,mengi,area munculnya bunyi adventisius
jernih dan sinar X dada yang yang mengalaman merupakan indikator dari kongesti
jelas/membaik. penurunan/kehilangan ventilasi. pulmonal /edema
Tidak mengalami dispneu/sianosis. 4. Catat munculnya sianosis. interstisial,atelektasis.
5.
5. Kaji/Catat batuk dan produksi 4. Menunjukan oksigen sistemik tidak
sputum. adekuat /hipoksemia.
5. Pneumonia merupakan infeksi
nosokomial umum yang dapat terjadi
karena aspirasi organisme
6. Pantau AGD/nadi oksimetri orofaringeal atau menyebar dari
lokasi lain.
6. Hipoksemia dihubungkan dengan
penurunan ventilasi/perubahan
pulmonal(misalnya edema
interstisial,atelektasis,dan pirau
7. kolaborasi dengan radiologi pulmonal)dan peningkatan kebutuhan
untuk tindakan roghen thorak (misalnya demam).
7. Perubahan menunjukan
perkembangan/resolusi dari
komplikasi pulmonal,misalnya
infiltrasi /edema.

Anda mungkin juga menyukai