B
DENGAN DIAGNOSA SEPSIS DI RUANG ICU
MITRA KELUARGA CIKARANG PADA TANGGAL
10-11 OKTOBER 2019
DISUSUN OLEH:
BAGIAN: ICU
A. KONSEP DASAR
1. Infeksi
Infeksi didefinisikan sebagai proses patologis yang disebabkan oleh serbuan (invasi)
jaringan, cairan atau rongga tubuh yang sebelumnya steril, oleh mikroorganisme patogen
SIRS kumpulan manifestasi klinis terhadap proses inflamasi akibat infeksi, trauma, luka
bakar, pankreatitis, dan penyakit lainnya. Variabel yang ditemukan pada kondisi SIRS
mencakup :
2. Sepsis
SEPSIS sebagai sindroma klinik yang ditandai oleh adanya infeksi (biakan darah positif)
dan respon radang sistemik atau hipoperfusi dengan 2 atau lebih criteria SIRS, ditandai
dengan :
a) edema signifikan atau balance cairan positif (>20mL/kg dalam 24jam), hiperglikemia pada pasien
non-diabetes,
b) variable-variabel radang ; plasma C-reactive protein>2SD diatas nilai normal atau procalcitonin
plasma >2SD diatas nilai normal,
c) mixed venous oxygen saturation (SVO2) >70% dan
d) Cardiac index >3.5.
3. Severe Sepsis
Severe sepsis: disertai disfungsi organ, hipoperfusi, atau hipotensi.
Variable disfungsi organ mencakup :
a. Hipoksemia arterial (rasio PaO2/FiO2 <300 torr),
b. Oliguria akut (urine output <0,5mL/kg/jam selama paling kurang 2 jam)
c. Kreatinin >2.0 mg/dl
d. Koagulapati (international normalize ratio>1.5 atau activated partial thromboplastin
time>60detik)
e. Trombositopenia (<100,000mm3)
f. Hiperbilirubinemia (>2.0mg/dl atau 35 mmol/L)
Variable perfusi jaringan :
a. Hiperlaktatemia (>2mmol/L)
b. Variable hemodinamik :
c. Hipotensi arterial (systolic blood pressure <90mmHg, mean arterial pressure <70mmHg atau
SBP turun >40mmHg).
4. Syok septik
Hipotensi arterial persisten (SBP <90mmHg, MAP <60mmHg atau penurunan SBP >40mmHg
dari baseline walaupun telah mendapat resusitasi cairan secara adekuat).
Syok sepsis adalah suatu bentuk syok (sindroma sepsis yang disertai hipotensi) yang menyebar
dan vasogenik dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vascular sistemik serta adanya
penyebaran yang tidak normal dari volume vascular (Hasan, Rusepno. 2015).
Syok septik adalah jenis syok distributive yang berhubungan dengan aktivasi sistem respon
inflamasi dan biasanya ditandai dengan peningkatan cardiac output, penurunan resistensi pembuluh
darah sistemik, hipotensi dan redistribusi aliran darah regional mengakibatkan hipoperfusi jaringan
Syok sepsis adalah suatu sindroma sepsis akibat adanya invasi akut oleh patogen atau
produk toksiknya yang mengakibatkan respon sistemik dan kegagalan sirkulasi akut.
Kegagalan sirkulasi terlihat dari turunnya tekanan darah sistolik dibawah 90 mmHg atau
diastolik dibawah 40 mmHg dari baseline, dan tidak memberikan respon terhadap resusitasi
cairan.
5. FISIOLOGI
Vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, dan akumulasi leukosit. Gangguan bermakna
dari otoregulasi sirkulasi merupakan tanda khas dari sepsis. Mikrosirkulasi merupakan organ sasaran
untuk kerusakan pada sindrom sepsis.
7. KOMPLIKASI
8. PATOFISIOLOGI
9. MANIFESTASI KLINIS
Variabel umum
Variabel Hemodinamik
Variabel inflamasi
Leukositosis
Leukopeni
Perhitungan sel darah putih dengan ditemukan sel immatur >10%
Nilai Plasma C-reactive protein 2 kali atau lebih diatas nilai normal
Plasma procaltinonin 2 kali atau lebih diatas nilai normal
Variabel Disfungsi Organ
Hipoksemia (PaO2/FiO2
< 300)
Oliguria Akut (Pengeluaran Urin <0,5mL/kg/jam selama paling tidak 2
jam)
Hiperglikemi (Glukosa dalam plasma >140 mg/dl atau 7,7 mmol/L)
Peningkatan kadar kreatinin >0,5 mg/dl
Koagulasi yang abnormal (Normal >1,5)
Illeus
Trombositopenia
Hiperbilirubinemia
a. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi organisme penyebab
sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat yang paling efektif. Laporan awal pada
pemeriksaan gram pada kultur darah positif sangat bermakna dalam membantu
penatalaksanaan pasien dengan bakterimia ( J trand, 2006 )
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat metyl ungu sewaktu proses
pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah microscop.
Didalamnya terdapat kelompok-kelompok bakteri yang sudah banyak dikenal yaitu:
- staphylococcus
- enterococcus
- bacillus
- corryne bacterium
- nocardia
- clostrydium
- actirobacteria
- listeria
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metyl ungu
pada metode pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna merah muda atau merah
dibawah microscop.di dalamnya terdapat kelompok- kelompok bakteri yang sudah
banyak di kenal yaitu :
- pseudomonas
- moraxella
- helicobacter
- bdellovibrid
- bakteri asam acetad
- legionella
- alpha-proteobacteria wolbacia
- cyano bacteria
- spirochaeta
b. SDP : Hematokritmungkin meningkat pada status hipovolemik karena hemokonsentrasi.
Leucopenia (penurunan SDP) terjadi sebelumnya, diikuti oleh pengulangan leukositosis
(1500-30000) dengan peningkatan pita (berpindah kekiri) yang mengindifikasikan
produksi SDP tak matur dalam jumlah besar.
c. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan menyebabkan
asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
d. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
e. PT/APTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati yang diasosiasikan
dengan hati/ sirkulasi toksin/ status syok.
f. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati, syok
g. Glukosa Serum : hiperglikemi yang terjadi menunjukkan glikoneogenesis dan
glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari puasa/ perubahan seluler dalam
metabolisme
h. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi, ketidakseimbangan
atau kegagalan ginjal, dan disfungsi atau kegagalan hati.
i. AGD : Alkalosis respiratori dan hipoksemia dapat terjadi sebelumnya. Dalam tahap
lanjut hipoksemia, asidosis respiratorik dan asidosis metabolik terjadi karena kegagalan
mekanisme kompensasi
j. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan distritmia menyerupai
infark miokard
11. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama penanganan sepsis dan syok septik adalah untuk mangatasi infeksi,
mencapai hemodinamik yang stabil, meningkatkan respon imunitas, dan memberikan
support untuk organ dan metabolisme. Surviving Sepsis Campaign (SSC) adalah prakarsa
global yang terdiri dari organisasi internasional dengan tujuan membuat pedoman yang
terperinci berdasarkan evidence-based dan rekomendasi untuk penanganan severe sepsis
dan syok septik. Penanganan berdasarkan SSC: (5)
1. Sepsis Resuscitation Bundle (initial 6 h)
Resusitasi awal pasien sepsis harus dikerjakan dalam waktu 6 jam setelah
pasien didiagnosis sepsis. Hal ini dapat dilakukan di ruang emergensi sebelum
pasien masuk di ICU. Identifikasi awal dan resusitasi yang menyeluruh sangat
mempengaruhi outcome. Dalam 6 jam pertama “Golden hours” merupakan kesempatan
yang kritis pada pasien. Resusitasi segera diberikan bila terjadi hipotensi atau
peningkatan serum laktat > 4mmol/l. Resusitasi awal tidak hanya stabilisasi
hemodinamik tetapi juga mencakup pemberian antibiotik empirik dan mengendalikan
penyebab infeksi.
Resusitasi Hemodinamik
Resusitasi awal dengan pemberian cairan yang agresif. Bila terapi cairan tidak
dapat memperbaiki tekanan darah atau laktat tetap meningkat maka dapat diberikan
vasopressor. Target terapi CVP 8-12mmHg, MAP ≥ 65mmHg, produksi urin ≥
0,5 cc/kg/jam, oksigen saturasi vena kava superior ≥ 70% atau saturasi mixed vein≥
65%.
Terapi Antibiotik
Antibiotik segera diberikan dalam jam pertama resusitasi awal. Pemberian antibiotik
sebaiknya mencakup patogen yang cukup luas. Terdapat bukti bahwa pemberian
antibiotik yang adekuat dalam jam pertama resusitasi mempunyai korelasi dengan
mortalitas. Identifikasi dan kontrol penyebab infeksi. Diagnosis tempat penyebab
infeksi yang tepat dan mengatasi penyebab infeksi dalam 6 jam pertama. Prosedur
bedah dimaksudkan untuk drainase abses, debridemen jaringan nekrotik atau
melepas alat yang potensial terjadi infeksi.
Steroid
Ventilasi Mekanik
Pemberian rhAPC tidak dianjurkan pada pasien dengan risiko kematian yang rendah
atau pada anakanak. SSC merekomendasikan pemberian rhAPC pada pasien dengan
risiko kematian tinggi (APACHE II≥25 atau gagal organ multipel)
Pemberian PRC dilakukan bila Hb turun dibawah 7.0 g/dl. Direkomendasikan target
Hb antara 7-9 g/dl pada pasien sepsis dewasa. Tidak menggunakan FFP untuk
memperbaiki hasil laboratorium dengan masa pembekuan yang abnormal kecuali
ditemukan adanya perdarahan atau direncanakan prosedur invasif. Pemberian trombosit
dilakukan bila hitung trombosit < 5000/mm3 tanpa memperhatikan perdarahan.
2.9. INTERVENSI
Hasil yang di harapkan/kriteria perubahan pada tekanan denyu hormonal kimiawi yang umumnya
verifer jelas,kulit hangat dan 3. Pantau frekuensi dan irma 3. Bila terjadi takikardia,mengacu
kering,tingkat kesadaran umum jantung perhatikan distritmia pada stimulasi sekunder sistem saraf
4. Pertukaran gas, risiko tinggi 1. Pertahankan jalan napas 1. Meningkatkan ekspansi paru,upaya
terhadap perubahan pada paten.tempatkan pasien pada posisi pernapasan.
suplai O2,perubahan aliran yang nyaman dengan kepala tempat
darah,terganggunya tidur tinggi.
pengiriman/pemanfaaatan O2 2. Pantau frekuensi dan ke dalaman 2. Pernapasan cepat/dangkal terjadi
di dalam jaringan. pernapasan catat pengunaan otot karenahipoksemia,stress,dan sirkulasi
Setelah dilakukan tindakan aksesori/upaya untuk bernapas. endotoksin.hipoventilasi dan dispea
keperawatan 1x24 jam merefleksikan mekanisme
Hasil yang diharapkan/kriteria kompensasi yang tidak efektif dan
evaluasi: merupakan indikasi bahwa diperlukan
Menunjukan AGD dan frekuensi dukungan ventilator.
pernapasan dalam batas 3.Auskultasi bunyi 3. Kesulitan pernapasan dan
normal,dengan bunyi napasyang napas.Perhatikan krekel,mengi,area munculnya bunyi adventisius
jernih dan sinar X dada yang yang mengalaman merupakan indikator dari kongesti
jelas/membaik. penurunan/kehilangan ventilasi. pulmonal /edema
Tidak mengalami dispneu/sianosis. 4. Catat munculnya sianosis. interstisial,atelektasis.
5.
5. Kaji/Catat batuk dan produksi 4. Menunjukan oksigen sistemik tidak
sputum. adekuat /hipoksemia.
5. Pneumonia merupakan infeksi
nosokomial umum yang dapat terjadi
karena aspirasi organisme
6. Pantau AGD/nadi oksimetri orofaringeal atau menyebar dari
lokasi lain.
6. Hipoksemia dihubungkan dengan
penurunan ventilasi/perubahan
pulmonal(misalnya edema
interstisial,atelektasis,dan pirau
7. kolaborasi dengan radiologi pulmonal)dan peningkatan kebutuhan
untuk tindakan roghen thorak (misalnya demam).
7. Perubahan menunjukan
perkembangan/resolusi dari
komplikasi pulmonal,misalnya
infiltrasi /edema.