Anda di halaman 1dari 21

Referat

SEPSIS

Disusun oleh :
Andri Dwi Heryadi
Salman Sesar Hidayat

Pembimbing:
Dr. Edwin Napitupulu, SpAn
Definisi
• Sepsis  infeksi + manifestasi infeksi sistemik
• Sepsis berat  sepsis + sepsis yang menginduksi disfungsi
organ /hipoperfusi jaringan
• Sepsis dengan hipotensi  sepsis yang menginduksi hipotensi
(sistolik < 90 mmHg atau MAP < 70 mmHg atau sistolik
menurun > 40 mmHg)
• Syok septik  suatu keadaan kegagalan sirkulasi akut yang
ditandai dengan hipotensi arteri persisten meskipun dengan
resusitasi cairan yang cukup ataupun adanya hipoperfusi
jaringan (dimanifestasikan oleh konsentrasi laktat yang
>4mg/dL) yang tidak dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Beberapa definisi yang berhubungan dengan sepsis
Infeksi Suatu proses patologis yang disebabkan oleh invasi dari jaringan
normal steril atau cairan atau rongga tubuh oleh mikroorganisme
pathogen yang berpotensi.
Bakteremia Adanya bakteri hidup dalam darah, yang mungkin sementara, dan dapat
berlanjut pada viremia, fungemia, dan parasitemia.
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) Respon tubuh non spesifik terhadap kondisi yang menyebabkan inflamasi
yang berupa infeksi, luka bakar, pancreatitis akut, trauma, atau yang
lainnya. Setidaknya terdapat dua poin dari berikut:

- Temperature >38.0C atau <36C


- Laju nadi >90 kali per menit
- Laju nafas >20 kali per menit atau PaCo2<32 mmHg
- Jumlah sel darah putih >12.000/mm3 atau <4.000/mm3 atau >10%
sel imatur.
Sepsis SIRS yang disertai dengan sumber infeksi yang dapat berasal dari bakteri,
virus, atau parasit.
Hipotensi Tekanan sistolik <90 mmHg atau kurang dari 40 mmHg dari tekanan
baseline.
Sepsis berat Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ atau hipoperfusi jaringan
(dengan karakteristik oligouria, gangguan status mental, dan/atau laktat
asidosis), atau hipotensi arteri.
Kriteria Diagnosis Sepsis
• Variable umum :
– Demam (> 38,3oC)
– Hipotermi ( temperatur inti < 36oC)
– Nadi > 90x/mnt
– Takipneu
– Gangguan status mental
– Edema signifikan/balance cairan positif (> 20ml/kg
selama 24 jam
– Hiperglikemia (glukosa plasma > 140 mg/dl atau 7,7
mmol/l) tanpa disertai dengan diabetes
• Variable Inflamasi :
– Leukositosis (leukosit > 12000/uL)
– Leukopeni (leukosit < 4000/uL)
– Nilai leukosit normal dengan > 10% bentuk imatur
– Protein C-reaktif plasma > 2SD diatas nilai normal
– Procalcitonin plasma > 2SD diatas nilai normal
• Variable hemodinamik :
– Hipotensi arteri ( sistolik < 90 mmHg, MAP < 70
mmHg, sistolik menurun > 40 mmHg pada dewasa dan
< 2SD dibawah normal sesuai usia)
• Variable disfungsi organ :
– Hipoksemia arteri (PaO2/FiO2 < 300)
– Oliguria akut (urin output < 0,5ml/kg/jam selama 2
jam pemberian resusitasi cairan yang adekuat)
– Peningkatan kreatinin > 0,5mg/dl atau 44,2 μmol/L
– Koagulasi abnormal aPTT > 60 detik
– Ileus  BU (-)
– Trombositopenia (trombosit < 100000/μL )
– Hiperbilirubinemia (Bilirubin total > 4 mg/dl atau 70
μmol/L)
• Variable perfusi jaringan :
– Hiperlaktatemia (> 1mmol/L)
– CRT menurun/ mottled
SEPSIS BERAT
Kriteria sepsis berat
-Sepsis menginduksi hipotensi
-Kadar laktat meningkat jauh diatas batas normal
-Urine out put < 0,5 ml/kg/jam selama resusitasi cairan
adekuat > 2 jam
-Kerusakan paru akut dengan Pao2/Fio2 < 250 tanpa ada nya
pneumonia sebagai sumber infeksi
-Keruskan paru akut dengan Pao2/Fio2 < 200 dengan adanya
pneumonia sebagai sumber infeksi
-Kreatinin > 2 mg/dL
-Bilirubin > 2 mg/dL
-Jumlah platelet < 100000/μL
-Koagulopati
Epidemiologi
• Banyak studi epidemiologi terhadap 6 juta
orang menunjukkan bahwa insiden terjadinya
sepsis adalah 3 orang per 1000 populasi per
tahunnya
• atau sekitar 750.000 kasus per tahun di
Amerika Serikat.
• Tingkat rawat inap akibat sepsis yang berat 2
kali lipat selama dekade terakhir, dan dengan
angka kematian saat ini 30%.
Etiologi
• Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi
bakteri, beberapa disebabkan oleh infeksi
jamur, dan sangat sedikit yang disebabkan
oleh penyebab lain dari infeksi atau agen yang
dapat menyebabkan SIRS.
• Para agen infeksius, biasanya bakteri, mulai
menginfeksi hampir semua lokasi organ atau
alat implan (misalnya, kulit, paru-paru, saluran
pencernaan, tempat operasi, kateter
intravena, dll).
Patofisiologi
Diagnosis
• Kultur sesuai gejala klinis sebelum pemberian anti
mikroba jika tidak ada penundaan yang signifikan
(> 45 menit) diawal pemberian anti mikroba
• Gunakan 1,3 assay beta-D-glukan , mannan dan
tes antibodi anti-Mannan , jika tersedia daninvasif
Kandidiasis merupakan diagnosis pembanding
dari penyebab infeksi.
• Dilakukan pemeriksaan imaging untuk mencari
potensi sumber infeksi
Tatalaksana
Penatalaksanaan sepsis meliputi resusitasi inisial, terapi antimikroba yang
sesuai, mengontrol sumber infeksi dengan tindakan drainase atau bedah bila
diperlukan. Diperlukan terapi suportif, seperti bila terjadi respons imun
maladaptifhost terhadap infeksi dapat diberikan vasopresor dan
inotropik, terapi suportif terhadap kegagalan organ, gangguan koagulasi dan
terapi imunologi.
Tujuan dari resusitasi pada pasien sepsis-induced hypoperfusion adalah:
• a) CVP 8–12 mm Hg
• b) MAP ≥ 65 mm Hg
• c) Urine output ≥ 0.5 mL/kg/hr
• d) Saturasi oksigenisasi superior vena cava (Scvo2) atau mixed venous
oxygen saturation (SvO2) 70% or 65%,
Prognosis
• Keseluruhan angka kematian pada pasien dengan syok septik
menurun dan sekarang rata-rata 40% (kisaran 10 to 90%,
tergantung pada karakteristik pasien). Hasil yang buruk sering
mengikuti kegagalan dalam terapi agresif awal (misalnya,
dalam waktu 6 jam dari diagnosis dicurigai). Setelah laktat
asidosis berat dengan asidosis metabolik decompensated
menjadi mapan, terutama dalam hubungannya dengan
kegagalan multiorgan, syok septik cenderung ireversibel dan
fatal.
Kesimpulan
• Sepsis adalah infeksi yang disertai dengan manifestasi klinis sistemik, seperti
hipertermia/hipotermia, takikardia, takipneu, hipoksia jaringan, proteinuria,
leukositosis/leukopenia, hiperglikemia (terutama pada penderita diabetes
melitus). Tahap perkembangan sepsis diawali dengan SIRS yang kemudian
berlanjut pada sepsis, kemudian sepsis akan menyebabkan kerusakan organ
sehingga mengakibatkan sepsis berat dan pada akhirnya terjadi syok sepsis yang
akan mengancam nyawa. Sepsis telah menjadi penyebab kematian
• Sepsis dapat disebabkan baik karena virus, jamur, bakteri (gram positif dan
negative), maupun parasit, akan tetapi penyebab tersering adalah karena bakteri.
Baik bakteri gram negative maupun positif akan menyerang kekebalan tubuh dari
dan mengakibatkan reaksi inflamasi pada seluruh tubuh. Banyak factor-faktor yang
berperan dalam melawan invasi dari kuman yang masuk ke dalam tubuh,
diantaranya sitokin (TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8, IL-12 sebagai sitokin proinflamasi dan IL-
10 sebagai antiinflamasi), komplemen (C3a, C4a dan C5a (anafilatoksin)), NO, dan
neutrofil (aktivasi, migrasi dan ekstravasasi netrofil dengan pengaruh mediator
kemotaktik).
• Diperlukan penanganan yang cepat dan tepat dalam menangani kasus
sepsis untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan organ secara
ireversibel. Tatalaksana terhadap sepsis mencakup resusitasi dini (target
dalam 6 jam pertama resusitasi yaitu CVP 8-12 mmHg, MAP ≥65 mmHg,
urin output ≥0,5 cc/kg/jam, saturasi oksigenisasi superior vena cava
(Scvo2) atau mixed venous oxygen saturation (SvO2) 70% or 65%, dan bagi
pasien dengan hiperlaktatemia, ditargetkan untuk menormalisir kadar
laktat), skrining untuk sepsis dan perkembangan keadaan, terapi
antimikroba, kontrol sumber, pencegahan infeksi, dan terapi suportif yang
mencakup oksigenisasi, terapi cairan, vasopresor, terapi inotropik,
kortikosteroid, pemberian produk darah, kontrol gula darah, renal
replacement therapy, profilaksis DVT, profilaksis stress ulcer, dan
pemberian nutrisi yang seimbang
Daftar Pustaka
• Dellinger RP,M Mitchell M, AR Levy, A Djillali,G Herwig,et al.Surviving
Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Severe
Sepsis and Septic Shock: 2012. The Society of Critical Care Medicine and
the European Society of Intensive Care Medicine. Crit Care Med 2013;
41:580– 637.
• Silviana, mira, doddy tavianto, dkk. [JAP. 2015;3(2):131–8]. Keberhasilan
Early Goal-Directed Therapy dan Faktor Pengganggu pada Pasien Sepsis
Berat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
yang Akan Menjalani Pembedahan. Bandung: Jurnal Perioperatif.
• Protocol for: The ProCESS Investigators. A randomized trial of protocol-
based care for early septic shock. N Engl J Med 2014;370:1683-93. DOI:
10.1056/NEJMoa1401602.

Anda mungkin juga menyukai