Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ismail

Nim : 1865050037
Topik Tinjauan Pustaka : Talasemia
Sumber : PPM IDAI 2011 & Talasemia syndrome Nelson's textbook of pediatrics

TALASEMIA

DEFINISI
Talasemia adalah kelompok kelainan hematologik diturunkan akibat defek sintesis satu atau lebih
ran- tai globin. Talasemia alfa disebabkan kurangnya atau tidak adanya sintesis rantai globin alfa dan
talasemia beta disebabkan oleh kurang atau tidak adanya sinte- sis rantai globin beta. Ketidakseimbangan
rantai glo- bin menyebabkan hemolisis. Pembawa sifat talasemia baik alfa maupun beta bersifat
asimtomatis dan tidak membutuhkan terapi. Pasien dengan talasemia beta mayor berisiko meninggal
karena komplikasi kardiak akibat kelebihan besi.

EPIDEMIOLOGI
Sekitar 5% populasi dunia memiliki varian globin tetapi hanya 1,7% memiliki trait talasemia
alfa atau beta. Talasemia mengenai baik laki-lak.i maupun pe- rempuan dan terjadi sekitar 4,4 setiap
10.00 kelahiran hidup. Talasemia alfa terjadi paling sering pada keturunan Afrika dan Asia Tenggara
sedangkan talasemia beta paling umum terjadi pada orang Medite- rania, Afrika dan keturunan Asia
Tenggara.

KLASIFIKASI
 Talasemia Alfa
Talasemia alfa adalah hasil dari defisiensi atau tidak adanya sintesis rantai globin alfa,
sehingga rantai globin beta berlebih. Produksi rantai globin alfa dikendalikan oleh dua gen pada
masing-masing kromosom 16. Penurunan produksi biasanya dise- babkan oleh delesi satu atau lebih
dari gen ini. Delesi gen tunggal akan menyebabkan karier talasemia alfa (minor) dengan
mikrositosis dan biasanya tidak ter- dapat anemia. Delesi tiga gen menyebabkan produksi signifikan
hemoglobin H (HbH) yang memiliki empat rantai beta. Talasemia alfa intermedia atau penyakit
HbH, menyebabkan anemia mikrositik, hemolisis, dan splenomegali. Delesi empat gen akan
menyebabkan produksi hemoglobin Barts' (Hb Barts') yang memiliki empat rantai gama. Talasemia
alfa mayor dengan Hb Barts' biasanya disertai hidrops fetalis.
 Talasemia Beta
Talasemia beta disebabkan oleh kurangnya atau tidak adanya sintesis rantai globin beta,
sehingga ter- jadi kelebihan rantai alfa. Sintesis globin beta diken- dalikan oleh satu gen pada
kromosom I 1. Talasemia beta terjadi akibat lebih dari 200 mutasi titik dan delesi dari dua gen
Uarang) . Produksi rantai glob in beta dapat berkisar antara mendekati normal sampai sama sekali
tidak ada sehingga terdapat lebih banyak variasi keparahan dari kelebihan rantai globin alfa
dibandingkan rantai globin beta. Apabila terjadi satu defek gen akan menjadi trait (minor) yang
asimtoma- tis, mikrositik dan anemia ringan. Bila kedua gen tidak ada, akan menimbulkan
talasemia beta mayor, gejala akan muncul saat usia 6 bulan.

PATOFISIOLOGI
Hemoglobin terdiri atas cincin heme yang berisi besi dan empat rantai globin {dua rantai alfa dan
dua rantai non-alfa). Komposisi empat rantai globin me- nentukan tipe hemoglobin:
- Hemoglobin fetal {HbF): dua rantai alfa dan dua rantai gamma.
- Hemoglobin A (HbA, tipe dewasa) : dua rantai alfa dan dua rantai beta.
- Hemoglobin A,: dua rantai alfa dan rantai delta.
Ketika lahir, jumlah HbF mencapai 80% dan jumlah HbA hanya 20%. Transisi dari globin gamma ke
globin beta dimulai sejak kelahiran. Sekitar usia 6 bu- lan, bayi yang sehat sudah akan bertransisi ke HbA.
Jumlah HbA2 dan HbF sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

DIAGNOSIS
 ANAMNESIS
 Pucat kronis dan riwayat tranfusi berulang
 Riwayat keluarga akan penyakit yang sama
 Organomegali: perut yang semakin membesar atau teraba massa di perut

 PEMERIKSAAN FISIK
 Pucat
 Organomegali: hepatosplenomegali diakibatkan oleh (1) destruksi eritrosit berlebihan
(2) hemopoiesis ekstramedular (3) penumpukan besi. Splenomegali meningkatkan
kebutuhan darah dengan meningkatkan volume plasma.
 Facies cooley diakibatkan oleh hiperplasia sumsum tulang dan penipisan korteks
 Gangguan pertumbuhan dan status gizi yang kurang

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Darah perifer lengkap
 Anemia mikrositik ringan. Anemia mikrositik dapat disebabkan oleh defisiensi
besi, talase- mia, keracunan timbal, anemia sideroblastik atau anemia penyakit
kronis. lndeks MCV, RDW, dan anamnesis riwayat pasien dapat mengeksklusi
etiologi. MCV biasanya kurang dari 75 fl pada talasemia dan jarang kurang dari
80 fl pada anemia defisiensi besi sampai hematokrit kurang dari 30%.
 Indeks Mentzer (MCV/ eritrosit). Pada talase- mia, indeks Mentzer < 13
sedangkan pada anemia defisiensi besi, indeks Mentzer Indeks lebih dari > 13.
Rasio bernilai 13 dianggap meragukan.
 Nilai red blood cell distribution width (RDW) meningkat. RDW dapat
membantu membeda- kan defisiensi besi dan anemia sideroblastik dengan
talasemia. Semakin tinggi RDW berarti semakin anisositosis.
 Leukositosis palsu akibat retikulosit/ eritrosit berinti yang terhitung sebagai sel
darah putih.
 Trombositopenia akibat hipersplenisme.

o Analisis hemoglobin pada talasemia beta trait biasanya menunjukkan kurang atau tidak
adanya HbA, peningkatan kadar HbA atau HbF. Penderita talasemia beta mayor
umumnya terdiagnosis pada masa bayi. Pucat, gelisah, keterlambatan perkembangan,
pembesaran perut, dan ikterus muncul saat semester kedua kehidupan. Penderita dengan
anemia mikrosi- tik tetapi gejala lebih ringan yang muncul belakangan dalam kehidupan
menderita talasemia beta intermedia.

TATALAKSANA
Setelah terdiagnosis dan bila tidak ada kegawatan, pasien dapat dirujuk ke Spesialis Anak. Penderita
trait talasemia tidak membutuhkan pengobatan khu- sus. Pada talasemia simtomatis dibutuhkan
transfusi darah untuk mempertahankan kadar Hb 9 g/dL dan mendukung pertumbuhan yang normal.
Untuk pen- derita talasemia beta intermedia, kebutuhan transfusi disesuaikan dengan penilaian klinis.
Talasemia alfa intermedia atau penyakit HbH menyebabkan hemoli- sis ringan atau sedang.
Hemosiderosis transfusional dapat dicegah dengan penggunaan obat kelasi besi.
- Panduan Tranfusi Packed Red Cell (PRC) bagi Pen- derita Talasemia
o Indikasi
 Hb<8g/dL;
 Hb >8 g/dL dengan keadaan umum kurang baik, anoreksia, gangguan aktivitas,
gangguan pertumbuhan, adanya pembesaran limpa yang cepat, dan perubahan pada
tulang.
o Pemberian dan kecepatan pemberian
 Diberikan sampai target Hb 12 g/dL, tidak boleh melebihi 15 g/dL
 Bila Hb >5 g/dL, berikan 10- 15 mL/KgBB/ kali dalam 2 jam atau 20 mL/KgBB/ kali
dalam 3-4 jam;
 Bila Hb <5 g/dL, berikan 5 mL/KgBB/kali dengan kecepatan 2 mL/KgBB/jam. Beri
oksigen
- Pemantauan dan kontrol
o Kontrol 2-4 minggu sekali bagi penderita ta- lasemia lama
o Kadar feritin dan besi diperiksa tiap 6 bulan
o Fungsi organ dipantau tiap 6 bulan
o Pemeriksaan penanda hepatitis B dan C.

Tata laksana medikamentosa lainnya dapat diberikan:


- Asam folat, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akibat eritropoiesis yang inefektif
- Vitamin E sebagai antioksidan
- Terapi kelasi besi, untuk mengatasi kelebihan besi akibat tranfusi. lndikasi kelasi besi:
 Feritin >1000 mg/dL dan saturasi transferin serum >50%, atau
 Tranfusi >5 Latau tranfusi sudah >10 kali atau tranfusi kurang lebih sudah 1 tahun

Kadar feritin dipertahankan 1000-2000 mg/ dL. Deferoksamin mengikat besi dan kation
divalen lain. sehingga dimungkinkan ekskresi melalui urine dan feses. Deferoksamin diberikan secara
subkutan selama 10-12 jam, 5-6 hari dalam satu minggu dengan dosis 40 mg/ KgBB.

Obat kelasi besi oral saat ini sudah tersedia dan memberikan efikasi yang baik (deferiprox dan
deferasirox). Dosis deferiprox adalah 75 mg/Kg/ hari dibagi dalam 3 dosis. Obat kelasi besi oral ku- rang
stabil tetapi memiliki keunggulan dalam ha! proteksi terhadap jantung dibandingkan deferok- samin.
- Vitamin C hanya diberikan bagi mereka yang mendapat terapi kelasi besi, diberikan 100 mg per
hari sebelum terapi kelasi besi.

Splenektomi diindikasikan pada kondisi:


o Limpa terlalu besar (Schuffner IV-VIII atau >6 cm) karena bahaya terjadi rupture
o Hipersplenisme dini: jika jumlah tranfusi >250 mL/KgBB dalam 1 tahun terakhir;
o Hipersplenisme lanjut: pansitopenia.
Slenektomi dilakukan pada usia >5 tahum. Sebelum usia 5 tahun limpa masih membentuk system imunitas
tubuh. Splenektomi dapat dikerjakan pada usia <5 yahun jika terdapat trombositopenia yang berat akibat
hipersplenisme

PEMANTAUAN
Selain pemantauan efek samping pengobatan, pasien talasemia memerukan pemantauan rutin:
 Sebelum transfuse : cek dara perifer lengkap, fungsi hati
 Setiap 3 bulan : pertumbuhan (berat badan, tinggi badan)
 Setiap 6 bulan : ferritin
 Setiap tahun : pertumbuhan dan perkembangan, status besi, fungsi jantung, fungsi endokrin,
visual, pendengaran, serologi virus.

Anda mungkin juga menyukai