Ruthirar Kalaichelvam
I Gede Dewa Indra Pratama Putra
Pembimbing :
1. Simanjuntak MAP. Karakteristik Klinis Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 (skripsi).
Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014.
2. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. Sirosis Hati. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. http://pphi-online.org. 2010. [Diakses tanggal 20 November 2020].
“ EPIDEMIOLOGI
Penyebab kematian ke-14 di dunia,
dengan prevalensi kasus sebesar 1,3% dan
jumlah kematian 1,03 juta per tahun.
Di Amerika diperkirakan 360 per
100.000 penduduk. Terdapat 29.165
kematian, 48,1% diantaranya akibat
alkohol (2007)
1. World Health Organization. Guidelines for the Prevention, Care and Treatment of Persons with Chronic Hepatitis B Infection. France: WHO Press. 2015.
2. Sepanlou, S.G.; Safiri, S.; Bisignano, C.; Ikuta, K.S.; Merat, S.; Saberifiroozi, M.; Poustchi, H.; Tsoi, D.; Colombara, D.V.; Abdoli, A.; et al. The global, regional, and national burden of cirrhosis by cause in 195 countries and
territories, 1990-2017: A systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017. Lancet Gastroenterol. Hepatol. 2020, 5, 245–266
3. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. 2010. Sirosis hepatis. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. http://pphi-online.org. [Diakses November 2020].
Infeksi
Penyebab Lain
1. World Health Organization. Guidelines for the Prevention, Care and Treatment of Persons with Chronic Hepatitis B Infection. France: WHO Press. 2015
“
PATOGENESIS
Fungsion
Morfologi
al
Sirosis Hepatis
Mikronodular
Kompensata
KLASIFIKASI
Sirosis Hepatis
Makronodular
Dekompensata
Campuran
1. Nurdjanah Sitti. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW et.al, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI; 2009. hal. 668-73.
ANAMNESIS
1. Starr, S. and Raines, D. (2011). Cirrhosis: Diagnosis, Management, and Prevention. [online] Aafp.org. Available at: https://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.html [diakses pada Oktober 2020].
2. Porth CM. Disorders of hepatic and biliary function. Dalam: Essential of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Edisi ketiga. China: Wolters Kluwer Health. 2011. 737-751p.
3. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. Jakarta: InternaPublishing. 2009. 668-673 p
ANAMNESIS
Faktor risiko:
• Riwayat konsumsi alkohol
• Riwayat transmisi virus hepatitis
B dan hepatitis C
• Riwayat transfusi darah
• Riwayat penyakit autoimun
• Riwayat penyakit hati di keluarga
1. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. Jakarta: InternaPublishing. 2009. 668-673 p
PEMERIKSAAN FISIK
1. Starr, S. and Raines, D. (2011). Cirrhosis: Diagnosis, Management, and Prevention. [online] Aafp.org. Available at: https://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.html [diakses pada Oktober 2020].
2. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. Jakarta: InternaPublishing. 2009. 668-673 p
3. Garcia-Tsao G, Lim J. Management and treatment of patients with cirrhosis and portal hypertension. Am J Gastroenterol. 104, 2009. 1802-1829p.
KOMPLIKASI
1. Sulaiman HA, Akbar HN, Lesmana LA, Noor HMS. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi pertama. Jakarta: CV Sagung Seto. 2012.
“ HEPATOCELLULAR KARSINOMA
HEPATOSELULER
CARCINOMA
tumor ganas hati primer
yang berasal dari hepatosit.
Diagnosis:
- Biopsi hati
- CT scan
- Alfa fetoprotein
(AFP)
“ PERITONITIS BAKTERIAL SPONTAN
Hepatitis B
• Interferon (IFN) alfa atau analog nukleosida
Hepatitis C
• Interferon dengan ribavirin
Anti fibrosis
• Menurunkan aktivasi sel stelata hepar
Dekompensata
ASITES ENSEFALOPATI
HEPATIKUM
Terapi Konservatif
• Diet rendah garam (5,2 gram/hari) Lavement
Laktulosa Fleet enema
• Restriksi cairan (sterilisasi usus)
• Diuretik: spironolakton, furosemide
• Tirah baring
Stop makanan
Diet rendah
Parasentesis Rifaximin, yang
protein 0,5
Neomicyn mengandung
g/kgBB/hari
nitrogen
Albumin
1. Porth CM. Disorders of hepatic and biliary function. Dalam: Essential of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Edisi ketiga. China: Wolters Kluwer Health. 2011. 737-751p.
TATALAKSANA PBS
Antibiotik: ceftriaxone, cefotaxime, cefoxitim
Pengobatan selanjutnya berdasarkan pada hasil kultur
dan tes sensitivitas antibiotik terhadap cairan asites.
1. Porth CM. Disorders of hepatic and biliary function. Dalam: Essential of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Edisi ketiga. China: Wolters Kluwer Health. 2011. 737-751p.
PROGNOSIS
Pasien datang ke RSUP Sanglah dalam keadaan sadar, pada tanggal 11 Desember 2020 diantar oleh keluarganya. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas, pasien mengeluhkan sakitnya sejak 1 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit dan
memberat sejak 3 hari yang lalu. Rasa sakit yang dialaminya seperti tertusuk - tusuk pada perutnya terutama pada perut kanan atas,
pasien mengatakan nyerinya tidak kunjung membaik baik sebelum ia makan maupun setelah selesai makan. Pasien mengatakan
bahwa dia meminum obat seperti omeprazole dan antasid untuk mengurangi rasa nyerinya namun, tidak berlangsung lama karena
nyeri akan timbul apabila obat tersebut tidak di minum. Pasien mengatakan bahwa nyeri tersebut mengganggu aktivitasnya sehari-
hari.
ANAMNESIS
Pasien juga mengelukan lemas dan juga nafsu makannya berkurang serta mengalami gangguan tidur dan penurunan konsentrasi.
Pasien juga mengeluhkan adanya warna kuning pada mata dan di sekitar kulitnya yang muncul sejak 2 bulan yang lalu sebelum
masuk rumah sakit dan juga pasien mengeluhkan perutnya membesar perlahan dengan munculnya urat di sekitar pusarnya. Feses
yang berwarna kehitaman disangkal oleh pasien namun pasien mengatakan bahwa mengalami masalah buang air kecil sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit dengan volume kurang dari setengah gelas dalam sehari meski ia minum cukup air dan warna urine di
katakana kuning gelap seperti teh. Keluhan seperti demam, sesak nafas, batuk, penurunan kesadaran serta muntah bercampur darah
disangkal oleh pasien
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan
Pasien mengetahui bahwa dia memiliki riwayat Hepatitis B dan sirosis hepatis sejak 1 tahun yang lalu pada saat dia mengeluh
mual dan nyeri pada perut ke bagian kanan atas disertai dengan perut membesar dan kaki bengkak lalu pasien pergi ke Poli Penyakit
Dalam RSAD. Kemudian dari Poli Penyakit Dalam RSAD, pasien dikonsulkan untuk menjalani pengobatan di poli penyakit dalam
RSUP Sanglah. Di Poli Penyakit Dalam RSUP Sanglah pasien menjalani tes Hepatitis dan diberikan pengobatan Lanzoperazole
1x30mg, Furocemide 2x40mg dan Spironolactone 1x100mg. Pasien juga menghentikan pengobatannya saat keluhan dirasakan
menghilang dan obat dari rumah sakit tidak dilanjutkan namun pasien mengkonsumsi jamu-jamuan.
Pemeriksaan (13/12/2020)
MRS Nyeri Perut (+) mual (+)
Menkonsumsi Demam (-), ikterik kedua
Jamu-jamuan mata dan kulit (+), Ascites
Nyeri perut hebat 3 hari (+)
2 bulan SMRS SMRS disertai Kuning pada
September 2020 mata sekitar kulit, lemas,
nafsu makan menurun,
gangguan tidur dan
1 TahunSMRS kehilangan konsentrasi.
Mengeluhkan mata
(2019)
kuning dan sekitar kulit
namun tidak ke rumah
Pasien didiagnosis sakit
Hep B dengan
sirosis hepatis
ANAMNESIS
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Riwayat penyakit sistemik
lainnya dalam keluarga seperti autoimun, hipertensi, diabetes melitus, jantung dan ginjal disangkal oleh keluarga.
Pasien merupakan seorang wiraswasta. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol jenis arak selama kurang lebih 30
tahun, dan merokok sejak berusia 20 tahun. Pasien mengatakan menghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Kondisi umum : Sakit sedang
GCS : E4V5M6, kompos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 75 kali/menit, regular
Respirasi : 20 kali/menit, regular
Suhu aksila : 36.8o C
VAS : 8 /10
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERAL
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus +/+, reflek pupil +/+
3mm | 3mm isokor, edema palpebral -/-, sekret -/-
THT
Telinga : daun telinga N/N, tidak ditemukan sekret, pendengaran normal
Hidung : bentuk normal, tidak ditemukan sekret
Mulut : pendarahan gusi (-), Fetor Hepatikum (+)
Tenggorokan : tonsil T1/T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Lidah : ulkus (-), atrofi papil lidah (-)
Bibir : mukosa basah, sianosis (-), stomatitis (-)
Leher : JVP 1 cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks : simetris (+), spider nevi (-), ginekomastia (-)
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba, kuat angkat (-), thrill (-)
Perkusi : - batas kanan jantung pada PSL ICS 4 dekstra
- batas kiri jantung pada MCL ICS 5 sinistra
Auskultasi : S1 tunggal, S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi :Vokal fremitus dan taktil fremitus simetris
pergerakan dan pengembangan dada simetris
Perkusi :Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Auskultasi : Vesikuler +++/+++ Ronchi ---/--- Wheezing ---/---
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
Inspeksi : distensi (+), asites (+) pelebaran vena kolateral (-)
caput medusae (-), jaringan parut (-)
Auskultasi : bising usus tidak dapat dievaluasi
Perkusi : Shifting dullnes (+)
Palpasi : Hepar teraba membesar (+) liver Space 15cm dan sudut tumpul, Lien tidak
teraba. Nyeri tekan regio hipokondriac kanan dan Epigastrium (+)
Ekstremitas : akral hangat ++/++, Edema (Pitting) --/--
eritema palmaris (-), clubbing finger (-), ecchymosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap (11/12/2020, RSUP Sanglah)
Parameter
Hasil Unit Nilai Rujukan Keterangan Rendah
HGB 12,35 g/dl 135– 17,5
WBC 9,52 10 /μL
3
4,1 – 11,0
HCT 38,12 % 41,0 – 53,0 Rendah
NE% 74,28 % 47 – 80
MCV 94,67 fL 80,0 – 100,0
LY% 16,53 % 13 – 40
MCH 30,67 pg 26,0 – 34,0
MO% 5,99 % 2,0 – 11,0
MCHC 32,40 g/dl 31,0 – 36,0
EO% 2,14 % 0,0 – 5,0
PLT 156,80 103/ul 150 – 440
BA% 1,07 % 0,0 – 2,0
MPV 6,50 fL 6.80 – 10.0 Rendah
NE# 7.07 103/μL 2.50 – 7.50
RDW 21,27 % 11.6 – 14.8 Tinggi
LY# 1,57 103/μL 1.00 – 4.00
MO# 0,57 103/μL 0.10 – 1.20 NLR 4,49 <= 3.13 Tinggi
- Macronodular Sirosis hepatis dengan tanda – tanda hipertensi porta ( Ascites dan Splenomegaly )
- Tak tampak jelas gambaran degenerasi malignant dan portosystemic collateral vessels
- Saat ini Gallbladder, Pankreas, Ginjal, Buli-buli dan Prostat tak tampak kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisa Cairan Asites 12/12/2020
DIAGNOSIS KERJA
2. Parasentesis
3. Albumin
MANAGEMEN EH
TEORI KASUS
1. Sterilisasi usus – lavement Laktulosa 15 ml tiap 8 jam
Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan gejala berupa nyeri pada perut bagian kanan atas di sertai adanya lemas, penurunan nafsu
makan serta juga gangguan tidur dan penurunan konsentrasi. Dengan riwayat perut membesar dan bengkak pada kedua tungkai 2 bulan
sebelum masuk ke rumah sakit yang membuat pasien datang ke rumah sakit. Pasien sudah didiagnosis sirosis hepatis sejak 1 tahun
sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 13 November 2020 ditemukan sklera ikterik dan kuning di
sekitar kulit serta ascites.
Dari pemeriksaan laboratorium saat dirawat didapatkan anemia ringan. Pemeriksaan USG abdomen didapatkan makronodular dan
tanda hipertensi portal. Secara klinis pasien memenuhi kriteria diagnosis Sirosis Hepatis dengan klasifikasi CTP-C. Terapi untuk sirosis
hepatis terdiri dari terapi nutrisi dan terapi farmakologi simptomatis. Pada terapi nutrisi, pasien diberikan diet cair dengan protein rendah
dan rendah garam.
• Terapi farmakologi disesuaikan dengan tanda dan gejala yang dialami pasien. Pada pasien sudah dilakukan
manajemen planning dan terapi yang sesuai dengan penanganan sirosis hepatis. Evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan
untuk mengetahui prognosis pasien. Prognosis sirosis hepatis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit yang menyertai.
TERIMAKASIH