Anda di halaman 1dari 7

Disahkan oleh

Direktur RSUD dr.


PANDUAN PRAKTIK KLINIS Chasbullah Abdulmadjid Kota
(PPK) Bekasi
PROSEDUR TINDAKAN
KSM ANAK
RSUD dr. CHASBULLAH
ABDULMADJID KOTA BEKASI
dr. Kusnanto Saidi. MARS
NIP. 19730618 200312 1 001
PUNGSI SUMSUM TULANG (ICD 9 CM:41.31)
1. Pengertian (Definisi) Adalah pemeriksaan khusus sumsum tulang yang dilakukan
untuk menilai produktivitas sumsum tulang secara morfologi
dan imunophenotyping.
2. Indikasi 1. Kecurigaan kelainan hematologi/onkologi pro diagnostik.
2. Pemeriksaan sitogenetika.
3. Pemeriksaan biakan kuman
4. Penentuan stadium dari tumor padat pada anak
5. Evaluasi pengobatan
3. Kontra Indikasi 1. Untuk bayi baru lahir, pungsi pada tulang sternum
merupakan kontra indikasi absolut.
2. Infeksi kulit pada lokasi pemeriksaan/tindakan.
4. Persiapan A. Pasien :
1. Mengisi informed consent.
2. Pemeriksan laboratorium darah: Waktu perdarahan,
waktu pembekuan, waktu protrombin dan kadar Hb 9
gr/dL dalam satu minggu terakhir.
3. Mendapat penjelasan dari DPJP mengenai prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
5. Pasien dipuasakan minimal 6 jam sebelum tindakan
6. Berikan cairan rumatan intravena yang mengandung
dextrose selama puasa
B. Alat dan Bahan yang dibutuhkan :
1. Sarung tangan steril.
2. Duk bolong steril
3. Spuit 3 ml
4. Spuit 10 ml atau 20 ml
5. Jarum No.25
6. Lidokain HCl 0.5%

1
7. Cairan EDTA 1 ml atau secukupnya
8. Kassa steril secukupnya
9. Povidone iodine atau cairan antiseptik secukupnya
10.Jarum pungsi sumsum tulang No 18 (steril) dengan
panjang 3-5 cm (dapat diatur dengan mengatur ulir
dengan penahannya)
11.Kaca objek dan kaca penutup yang bersih.
12.Tabung kultur steril
13.Label identitas pasien
14.Formulir laboratorium (sitologi)
C. Petugas :
1. Dokter Spesialis Hematologi Onkologi/Konsultan
Konsultasi ke tim anestesi untuk pendampingan.
2. Perawat
5. Prosedur Tindakan Pada bayi dan anak-anak, pungsi sumsum tulang dapat
dilakukan di beberapa tempat, yaitu :
A. Tulang Tibia

B. Tulang Femur

C. Tulang Iliaka Superior

D. Tulang Sternum
Untuk memudahkan petugas dalam melakukan aspirasi
sumsum tulang pada anak, maka lokasi yang sering
dilakukan :
1. Usia <2 tahun : tulang tibia

2. Usia ≥2 tahun : tulang krista iliaka anterior atau posterior

A. Pungsi Tulang Tibia


1. Sign in.

a. Perawat membantu dokter selama tindakan, dimulai


dengan pasien diposisikan tidur telentang agar
nyaman dan memudahkan tindakan.
b. Kemudian perawat meletakkan bantal pasir di bawah
persendian lutut pasien.
2. Time Out.

a. Dokter memakai sarung tangan melakukan

2
desinfeksi dengan betadin, lalu dengan alkohol 70%.
b. Dokter memasang duk bolong lalu melakukan
infiltrasi anastesi lokal. Kemudian dengan
menggunakan jarum pungsi, Dokter melakukan
tusukkan di antara tuberkel dan kondilus medialis
tulang media tibia (sebelah kanan), tegak lurus lurus
dengan permukaan kulit, langsung menembus
korteks tulang. Cabut stilet, kemudian hubungkan
jarum pungsi dengan spuit 10 ml.
c. Dokter kemudian menarik/menyedot spuit 10 ml,
sampai dengan terlihat adanya partikel sumsum
tulang yang masuk ke dalam spuit, lalu cabut spuit
beserta jarum pungsi sekaligus.

d. Dokter mengeluarkan isi jarum dengan cara


disemprotkan pada object glass dan dibuat apusan.

e. Luka bekas tusukan ditekan dengan bola kapas/


kassa steril yang kering selama 3-5 menit, sampai
tidak ada lagi tanda perdarahan. Setelah yakin tidak
ada perdarahan, maka luka dibersihkan dengan
betadin dan ditutup dengan tensoplas.
3. Sign Out.

a. Perawat merapikan pasien dan observasi tanda-tanda


vital.

b. Isi dan lengkapi formulir sitologi dan bersama


object glass dikirim ke Instalasi Patologi Anatomi.
c. Alat-alat dirapikan.
d. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

B. Pungsi Tulang Femur


1. Sign in.

a. Perawat membantu dokter selama tindakan,


dimulai dengan pasien diposisikan tidur telentang
agar nyaman dan memudahkan tindakan.
b. Kemudian perawat meletakkan bantal pasir di bawah
persendian lutut pasien

3
2. Time Out.

a. Dokter memakai sarung tangan melakukan desinfeksi


dengan betadin, lalu dengan alkohol 70%.
b. Dokter memasang duk bolong lalu melakukan infiltrasi
anastesi lokal.
c. Kemudian dengan menggunakan jarum pungsi, Dokter
melakukan tusukkan di daerah 1/3 distal daerah garis
tengah anterior tulang femur atau 1-2 cm di atas
kondilus lateral, langsung menembus korteks tulang.
Cabut stilet, kemudian hubungkan jarum pungsi dengan
spuit 10 ml.
d. Dokter kemudian menarik/ menyedot spuit 10 ml,
sampai dengan terlihat adanya partikel sumsum tulang
yang masuk ke dalam spuit, lalu cabut spuit beserta
jarum pungsi sekaligus.

e. Dokter mengeluarkan isi jarum dengan cara


disemprotkan pada object glass dan dibuat apusan.

f. Luka bekas tusukan ditekan dengan bola kapas/ kassa


steril yang kering selama 3-5 menit, sampai tidak ada
lagi tanda perdarahan. Setelah yakin tidak ada
perdarahan, maka luka dibersihkan dengan betadin dan
ditutup dengan tensoplas.
3. Sign Out.

a. Perawat merapikan pasien dan observasi tanda-tanda


vital.

b. Isi dan lengkapi formulir sitologi dan bersama object


glass dikirim ke Instalasi Patologi Anatomi.
c. Alat-alat dirapikan.

d. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

C. Pungsi Tulang Iliaka Superior


1. Sign in.

a. Perawat membantu dokter selama tindakan, dimulai


dengan pasien diposisikan posisi miring dan lutut sedikit
fleksi, sehingga daerah sisi panggul jelas terlihat agar

4
nyaman dan memudahkan tindakan.
2. Time Out.

a. Dokter memakai sarung tangan melakukan desinfeksi


dengan betadin, lalu dengan alkohol 70%.
b. Dokter memasang duk bolong lalu melakukan infiltrasi
anastesi lokal.
c. Kemudian dengan menggunakan jarum pungsi, Dokter
meraba spina iliaka anterior superior; beri tanda pada
Krista iliaka 1-2 cm sebelah belakang garis aksilaris
media lalu Dokter melakukan penusukan kira-kira 0,5-
1cm di bawah krista, langsung menembus korteks
tulang. Cabut stilet, kemudian hubungkan jarum pungsi
dengan spuit 10 ml.
d. Dokter kemudian menarik/ menyedot spuit 10 ml,
sampai dengan terlihat adanya partikel sumsum tulang
yang masuk ke dalam spuit, lalu cabut spuit beserta
jarum pungsi sekaligus.

e. Dokter mengeluarkan isi jarum dengan cara


disemprotkan pada object glass dan dibuat apusan.

f. Luka bekas tusukan ditekan dengan bola kapas/ kassa


steril yang kering selama 3-5 menit, sampai tidak ada
lagi tanda perdarahan. Setelah yakin tidak ada
perdarahan, maka luka dibersihkan dengan betadin dan
ditutup dengan tensoplas.
3. Sign Out.

a. Perawat merapikan pasien dan observasi tanda-tanda


vital.

b. Isi dan lengkapi formulir sitologi dan bersama object


glass dikirim ke Instalasi Patologi Anatomi.
c. Alat-alat dirapikan.
d. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

D. Pungsi Tulang Sternum


1. Sign in.

a. Perawat membantu dokter selama tindakan, dimulai


dengan pasien diposisikan tidur telentang agar nyaman

5
dan memudahkan tindakan.
b. Kemudian perawat meletakkan.bantal.pasir di bawah
persendian lutut pasien.
2. Time Out.

a. Dokter memakai sarung tangan melakukan desinfeksi


dengan betadin, lalu dengan alkohol 70%.
b. Dokter memasang duk bolong lalu melakukan infiltrasi
anastesi lokal.
c. Kemudian dengan menggunakan jarum pungsi, Dokter
melakukan tusukkan di antara sambungan kostokondral
yang kedua atau ketiga, sedikit lateral dari garis tengah
sternum, langsung menembus korteks tulang. Cabut
stilet, kemudian hubungkan jarum pungsi dengan spuit
10 ml.
d. Dokter kemudian menarik/ menyedot spuit 10 ml,
sampai dengan terlihat adanya partikel sumsum tulang
yang masuk ke dalam spuit, lalu cabut spuit beserta
jarum pungsi sekaligus.

e. Dokter mengeluarkan isi jarum dengan cara


disemprotkan pada object glass dan dibuat apusan.

f. Luka bekas tusukan ditekan dengan bola kapas/ kassa


steril yang kering selama 3-5 menit, sampai tidak ada
lagi tanda perdarahan. Setelah yakin tidak ada
perdarahan, maka luka dibersihkan dengan betadin dan
ditutup dengan tensoplas.
3. Sign Out.

a. Perawat merapikan pasien dan observasi tanda-tanda


vital.

b. Isi dan lengkapi formulir sitologi dan bersama object


glass dikirim ke Instalasi Patologi Anatomi.
c. Alat-alat dirapikan.
d. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

6. Pasca Prosedur Tindakan 1. Pantau perdarahan di lokasi pengambilan.

2. Jika terjadi perdarahan, lakukan balut tekan dengan kassa


steril hingga perdarahan berhenti.

6
3. Pantau kesadaran dan tanda vital pasien.
4. Pasien diperbolehkan makan atau minum jika telah sadar
penuh atau minimal 1 jam setelah sampai di ruang rawat.
7. Tingkat Evidens IV
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Indikator Prosedur Pasien dilakukan tindakan aspirasi sumsum tulang sesuai
Tindakan lokasi (tulang tibia/tulang femur/tulang iliaka superior/tulang
sternum) selama 15 menit.

Target :
80% pasien dilakukan tindakan sumsum tulang sesuai lokasi
selama 15 menit tanpa komplikasi.

Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anak

dr. Firdaus Jaya Permana, MARS dr. Dina Siti Daliyanti, Sp.A (K)
NIP.19620821 198901 1 001 NIP.19581105 198612 2 001

Anda mungkin juga menyukai