Anda di halaman 1dari 6

Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua

lapisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang,
Pengertian
yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri
spesifik/non spesifik atau virus.
Neonatus
• Gejala tidak khas
• Panas ±
• Bayi tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah, dan kesadaran
menurun
• Pernafasan tidak teratur

Anak umur 2 bulan-2 tahun :


Anamnesis
• Gambaran klasik (-)
• Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang
• Kadang-kadang “high pitched cry”

Anakumur> 2 tahun :
• Panas, menggigil, muntah, nyeri kepala
• Kejang
• Gangguan kesadaran
Neonatus
• Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung

Pemeriksaan Fisik
Anak
• Tanda-tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Brudzinski dan
Kernig(+)
1. Gejala klinis: panas, muntah, kejang
Kriteria Diagnosis 2. Pemeriksaan fisik: tanda rangsang meningeal positif pada anak
3. Pemeriksaan analisis cairan serebro spinal dari lumbal pungsi
Diagnosis Meningitis
1. Meningismus
Diagnosis Banding 2. Abses otak
3. Tumor otak
Pemeriksaan analisis cairan serebro spinal :
Meningitis Bakteri
Tekanan Meningkaat
Warna Keruh
Total white blood cell >1000
Polymorphonuclear cell +++
Mononuclear cells +
Protein Meningkat
Glucosa

Gram stain Positive


Pemeriksaan radiologi :
Pemeriksaan Penunjang
o X-foto dada : untuk mencari kausa meningitis
o CT- Scan/MRI kepala dengan kontras: dilakukan bila didapatkan tanda-
tanda kenaikan tekanan intracranial dan lateralisasi
Pemeriksan lain:
• Darah : LED, CRP, lekosit, hitung jenis, biakan
• Air kemih : biakan
• Cairan serebro spinal: biakan

Farmakologis :
Rekomendasi obat anti infeksi empiris :

Pasien Antibiotik Dosis iv

Neonatus / Bayi< 3 Ampicilin+ 50-100 mg/kg tiap 6-8 jam


bulan Cefotaxime/ 100 mg/kg tiap 8-12 jam
Terapi
Gemtamicin 2,5 mg/kg tiap 8 jam

Neonatus Prematur Vancomicin+ 15 mg/kg tiap 8-24 jam


ceftazidime 100 mg/kg tiap 8-12 jam
Bayi usia> 3 Bulan Ceftriaxson/ 100 mg/kg tiap 24 jam (max
Cefotaxime 4 g)
100 mg/kg tiap 8 jam (max
12 g)

Durasi terapi Antibiotik :

Mikroorganisme Durasi terapi (hari)

Neisseria meningitisde 7
Haemophilus influenza 7
Streptococcus pneumonia 10-14
Streptococcus agalactiae 14-21
Basilusaerob gram negative 21
Listeria monocytogenes 21

b. Pengobatan simptomatis• Menghentikan kejang :


• Diazepam 0,2-0,5 mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6 mg/KgBB/dosis
rectal suppositoria, kemudian dilanjutkan dengan :
• Phenytoin 5 mg/KgBB/hari IV/PO dibagi dalam 3 dosis atau
• Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari IM/PO dibagi dalam 3 dosis
• Menurunkan panas :
• Antipiretik : Paracetamol10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kali sehari
• Kompres air hangat/biasa
• Menurunkan proses inflamasi :
• Deksamethasondosis 0.15 mg/kg iv tiap 6 jam selama 4 hari. Seharusnya
dimulai sebelum pemberian antibiotik yang pertama.

c. Pengobatan tambahan
• Cairan intravena
2. Perawatan : Pada waktu kejang :
• Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka
• Hisap lendir
• Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi
• Hindarkan penderita dari ruda paksa (misalnya jatuh)

Bila penderita tidak sadar lama:


• Beri makanan melalui sonde
• Cegah dekubitus dan pneumonia ortostatik dengan
• Merubah posisi penderita sesering mungkin, minimal ke kiri dan ke
kanan setiap 6 jam
• Cegah kekeringan kornea dengan salep antibiotic
• Bila mengalami inkontinensia urin lakukan pemasangan kateter
• Bila mengalami inkontinensia alvi lakukan lavement
• Pemantauan ketat :
• Tekanan darah
• Pernafasan
• Nadi
• Produksi air kemih
• Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini ada DIC
• Fisioterapi dan rehabilitasi.
1. Deteksi dini terhadap kecurigaan meningitis bakteri dan kecepatan
pemberian Antibiotic sangat penting untuk menurunkan morbiditas
dan mortalitas
2. Pemberian antibiotic empiris seharusnya berdasarkan epidemiologi
Edukasi
local, usia dan factor resiko
3. Penjelasan terhadap resiko komplikasi berupa peningkatan tekanan
intracranial, hidrosefalus, infarkataupun subdural efusi yang bias
terjadi.
Prognosis Faktor yang terkait dengan prognosis yang buruk Etiologi:
• Streptococcus pnenumonia
• Bakteri enteric gram negative
• Titer bakteri yang tinggi
Pasien:
• Bayi baru lahir
• Status imunitas yang buruk

Derajat berat penyakit sewaktu MRS


• Penyakit derajat berat
• Adanya gejala neurologis lokal
• Koma
• Gangguan kardiovaskular
• Tidak adanya panas

Tipe manajemen
• Memerlukan perawatan intensif
• Terapi antibakteri yang tidak adekuat
• Tidak adanya terapi anti inflamasi

Tingkat Evidance IV

Tingkat Rekomendasi C
1. Prof. Darto Saharso, Sp.A(K)
Penelaah kritis
2. dr. Prastiya Indra Gunawan, Sp.A
 ImunoprofilaksisVaksin H Influenzae type b efektif dan aman
 Melindungi terhadap meningitis
 Metaanalysis pemberian antibiotic untuk terapi meningitis bakteri
Indikator medis  selama 4-7 hari dan 7-14 hari tidak didapatkan perbedaan bermakna
 Pemberian deksamethason dapat menurunkan resiko terjadinya
gangguan pendengaran pasca meningitis bakteri
 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 2 minggu
Kepustakaan 1. Tauber MG, Schaad UB. Bacterial infections of the nervous
system.DalamSwaiman KF. Ashwal S, Ferriero DM, Schor NF ed.

Pediatric neurology principles and practice 5thed. Philadelphia,


Elsevier 2012. Hal 1241-61.
2. Maria BL, Bale JF. Infection of the nervous system. DalamMenkes
JH, Sarnat HB, Maria BL. Child neurology. Edisiketujuh.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. Hal 433-48.
3. Prats JG, Gaspar AJ, Riberio AB, Paula GD, Boas LV et al.
Systematic review of dexamethasone as adjuvant therapy for
bacterial meningitis in children. Rev Paul Pediatr 2012;30:586-93.
4. Huy NT, Thao NTH, Diep DTN, Kikuchi M, Zamora J et al.
Cerebrospinal fluid lactate concentration to distinguish bacterial
from aseptic meningitis: a systemic review and metaanalysis. Crit
care 2010;14:2-15.
5. Tunkel AR, Hartman BJ, Kaplan SL, Kaufman BA, Roos KL.
Practice guidelines for the management of bacterial meningitis.
CID 2004;39:1267-83.
6. Beek D, Brouwer MC, Thwaites GE, Tunkel AR. Advances in
treatment of bacterial meningitis. Lancet 2012;380:1693-702.

Anda mungkin juga menyukai