Anda di halaman 1dari 20

Meningitis

Tuberkulosis

Nama: Firyal Amyrah


NIM: N 111 17 037

Pembimbing Klinik
Dr. Amsyar Praja, Sp.A
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis merupakan infeksi global dengan prevalensi tinggi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

• Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TB tertinggi


kedua setelah India dengan jumlah kasus 10% dari total kasus di
seluruh dunia.

• Meningitis tuberkulosis merupakan salah satu bentuk tuberkulosis


ekstrapulmoner, dengan prevalensi hingga mencapai 70 – 80 %
dari seluruh kasus tuberkulosis ekstrapulmoner dengan angka
kematian hingga 50%.
Anatomi Meninges

Duramater Arachinoidmater Piamater


Aliran Liquor Cerebrospinal`
Meningitis Tuberkulosis

Meningitis tuberkulosis adalah


peradangan selaput otak atau
meningen yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Meningitis
tuberkulosis merupakan hasil dari
penyebaran hematogen dan limfogen
dari infeksi primer pada paru.
Epidemiologi

• Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2003, sekitar 1,3 juta


anak terinfeksi tuberkulosis setiap tahunnya di negara - negara
berkembang dan 40.000 diantaranya meninggal dunia

• Di Indonesia, penyakit ini dapat saja menyerang semua usia,


termasuk bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang
masih rendah. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak umur
6 bulan sampai dengan 4 atau 6 tahun
Etiologi

• Mycobacterium tuberkulosis
merupakan bakteri berbentuk
batang pleomorfik
• berukuran 0,4-3µm
• mempunyai sifat tahan asam
• lambat bermultiplikasi (setiap
15 sampai 20 jam).
Patofisiologi
Sarang Penuruna
Infeksi TB
primer n imunitas

Penyebaran
Masuk ke ruang
Limfogen dan
subarachinoid
Hematogen

Tumpahan Reaksi
Merangsang rx
protein kuman peradangan di
hipersensitivitas
TB basal otak

Daya tahan Membentuk


tubuh semakin tuberkel dan
menurun kuman dorman

Rupture Pelepasan BTA Meningitis


tuberkel di ruang
meningen subarachinoid TB
Manifestasi Klinis
Stadium I Stadium II
Stadium III
( Stadium (Stadium
(Fase Koma)
Prodromal) Transisional)

Terjadi 1 – 3 ●
Terjadi 2 – 3
minggu ●
Muncul minggu

Dengan gejala Dengan manifestasi
kelainan

yang belum khas semakin memburuk



Tanpa kelainan neurologis dan penurunan
kesadaran
neurologis
Penegakkan Diagnosis
• Anamnesis
– Riwayat kejang
– Penurunan kesadaran
– Riwayat kontak dengan pasien
tuberkulosis
– Pada neonatus
-Muntah
• Sepsis
-Diare
• bayi malas minum
- Hipotermia
• Letargi - Kejang
• distress pernafasan - ubun-ubun besar menonjol
• Ikterus
• Pemeriksaan fisis
– Tanda rangsang meningen seperti kaku kuduk (+) dan babinski
sign’s (+) biasanya tidak ditemukan pada anak berusia kurang
dari 2 tahun.
– Rangsangan kernig’s sign (+) dan brudzinski’s neck sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
– Dari pemeriksaan laboratorium biasa didapatkan
anemia dan peningkatan laju endap darah

• Uji tuberculin
– uji tuberkulin merupakan pemeriksaan screening
tuberkulosis
– Pada uji mantoux, dilakukan penyuntikan PPD
(Purified Protein Derivative) dari kuman
Mycobacterium tuberculosis.
– Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam
• Pembengkakan (indurasi): 0-4 mm  uji
Interpretasi hasil uji mantoux mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi
Mycobacterium tuberculosa.

• Pembengkakan (indurasi): 5-9 mm  uji


mantoux meragukan.
Arti klinis : hal ini bisa karena
kesalahan teknik, reaksi silang
dengan Mycobacterium atypic atau
setelah vaksinasi BCG.

• Pembengkakan (indurasi): ≥ 10 mm 
uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah
terinfeksi Mycobacterium
tuberculosa.
• Radiologi
• Foto toraks : dapat menunjukkan adanya gambaran tuberkulosis.
• CT-scan kepala : dapat menentukan adanya dan luasnya kelainan di
daerah basal, serta adanya dan luasnya hidrosefalus.
• Pungsi liquor cerebrospinalis (dengan cara
pungsi lumbal)
• Warna: jernih atau xantochrome, bila dibiarkan
mengendap akan membentuk batang-batang. Jumlah sel:
100 – 500 sel / μl. Sel polimorfonuklear dan limfosit sama
banyak jumlahnya
• Kadar protein: meningkat (dapat lebih dari 200 mg / mm3).
• Kadar glukosa: biasanya menurun
• Kadar klorida normal pada stadium awal, kemudian
menurun.
• Pada pewarnaan Gram dan kultur liquor cerebrospinalis
dapat ditemukan kuman.
Tatalaksana
Terapi Terapi
Umum Khusus
Steroid

Istirahat mutlak ●
Penatalaksanaan meningitis serosa ●
Dosis : Dosis

Pemberian gizi tinggi kalori meliputi:

Rejimen terapi : 2RHZE - 7RH Dexametason 10 mg
tinggi protein Untuk 2 bulan pertama. bolus intravena,


Posisi penderita dijaga agar ●
INH : 1 x 400 mg/hari, oral
tidak terjadi dekubitus. ●
Rifampisin: 1 x 600 mg/hari, oral kemudian 4-5 mg
Keseimbangan cairan tubuh Pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hari,
intravena selama 2-3
● ●


Perawatan kandung kemih dan oral

Etambutol:15-20 mg/kgBB/hari, oral minggu, selanjutnya
defekasi Untuk 7-12 bulan selanjutnya.
turunkan perlahan


Mengatasi gejala demam, ●
INH: 1 x 400 mg/hari, oral
kejang ●
Rifampisin: 1 x 600 mg/hari, oral selama 1 bulan.
Dosis Obat Anti Tuberkulosis
Komplikasi
• Komplikasi yang paling menonjol dari meningitis
tuberkulosis adalah gejala sisa neurologis
(sekuele). Sekuele terbanyak adalah:
– paresis spastik
– Kejang
– Paraplegia

• Sekuele minor dapat:


– kelainan saraf otak, nistagmus, ataksia, gangguan
ringan pada koordinasi, dan spastisitas.
Prognosis
Prognosis Meningitis TB tergantung umur dan stadium penyakit:
• Umur <2 tahun : Mortalitas / insiden sekuele rendah
• Stadium 1 : Kesembuhan 100%, insiden sekuele rendah
• Stadium 2 : Mortalitas 15-30%, insiden sekuele 75%
• Stadium 3 : Mortalitas 50%, insiden sekuele >80%
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai