Anda di halaman 1dari 36

Infeksi Bakteri

Fitria Rahmi Ramadhani


Pioderma
• Definisi
Penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus ata oleh kedua-
duanya.
• Klasifikasi
- Pioderma Primer : Infeksi pada kulit normal, satu
macam bakteri saja
- Pioderma sekunder : Infeksi pada kulit yang telah
ada penyakit kulit lain. Contoh : dermatitis
impetigenisata, skabies impetigenisata
• Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan sederhana : sediaan apus
dengan pewarnaan Gram
- Kultur dan resistensi spesimen lesi bila
diperlukan
Impetigo
• Pioderma superfisialis
IMPETIGO KRUSTOSA IMPETIGO BULOSA

ETIOLOGI Stretococcus B hemolyticus Staphylococcus aureus

PRDEILEKSI Wajah : sekitar hidung dan mulut Aksila, dada, punggung

GEJALA KLINIS Eritema dan vesikel yang cepat pecah Eritema, bula dan bula hipopion
terlihat sbg krusta tebal berwarna jika pecah tampak koleret dgn
kuning spt madu dasar eritematosa
PENGOBATAN Krusta sedikit : lepas → salep Vesikel sedikit : pecahkan dan
antibiotik beri salep/cairan AB
Krusta banyak : salep antibiotik + Vesikel banyak : salep/cairan AB
antibiotik sistemik + AB sistemik
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
Diagnosis Banding
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
• Ektima • Pemfigus Bulosa
Folikulitis
• Definisi
Radang folikel rambut
• Etiologi
Staphylococcus aureus
• Klasifikasi
Folikulitis Superfisialis Folikulitis profunda

Lokasi Dalam epidermis, predilesi Sampai ke subkutan


di tungkai bawah.
Gejala klinis -Papul atau pustul Teraba infiltrat di subkutan
eritematosa ditengahnya
tdpt rambut
- Multipel

• Pengobatan :
Antibiotik sistemik/topikal.

Folikulitis superfisialis
Furunkel/Karbunkel
• Definisi
Radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika >1
disebut furunkulosis. Karbunkel adalah
kumpulan furunkel.
• Etiologi
Staphylococcus aureus
Gejala Klinis
• Nyeri
• Nodus eritematosa
berbentuk kerucut, di
tengah tdpt pustul
• Pustul melunak
menjadi abses berisi
pus & jar.nekrotik →
fistel
•Predilesi : Banyak
friksi, contoh : aksila &
bokong
Ektima
• Definisi
Ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
• Etiologi
Streptococcus B hemolyticus
• Gejala Klinis
-Krusta tebal berwarna kuning
-Ulkus dangkal jika krusta
diangkat
-Berlokasi di tungkai bawah

• Pengobatan
-Kompres terbuka (larutan PK
1/5000, rivanol 1% atau yodium
povidon 7,5% dilarutkan 10%)
- Krim/salap AB (as.fusidat
2%,mupirosin 2%)
- Jika banyak, AB sistemik
(ampisilin, amoksisilin,
eritromisn 30-50 mg/kgBB/ hari
dibagi dlm 3 dosisi)
ERISIPELAS
• Definisi
Infeksi akut oleh Streptococcus
• Gejala Klinis
- Demam
- Malese
- Eritema merah cerah, berbatas
tegas & pinggirannya meninggi dgn
tanda peradangan akut.
• Pengobatan
- Istirahat dgn elevasi tungkai yang
terkena
- Kompres terbuka dgn larutan
antiseptik
- Antibiotik sistemik, misal golongan
penisilini, eritromisin, sefalosporin,
linkomisin & klindamisin
SELULITIS
• Definisi
Infeksi kulit yang menyerupai
eriplas. Perbedaannya ialah selain
mengenai epidermis dan dermis,
juga mengenai subkutis
• Gejala klinis
-Kelainan kulit : infiltrat difus di
subkutan dengan tanda-tanda
radang akut
-Demam
- Malese
Tuberkulosis Kutis
• Definisi
Tuberkulosispada kulit di Indonesia disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis dan
mikrobakteria atipikal (M.scrofulaceum &
M.bovis, M.avium)
Tuberkulosis kutis sejati
• Tuberkulosis kutis primer
• Tuberkulosis kutis sekunder
- Skrofuloderma
A. Definisi
Tuberkulosis kutis yang tersering di Indonesia.
Timbulnya akibat penjalaran per
kontinuitatum dari KGB dapat juga berasal
sendi dan tulang.
B. Tempat predileksi
Leher, aksila dan lipat paha
C. Gejala Klinis
- Mulainya sbg limfadenitis
tuberkulosa, berupa
pembesaran KGB tanpa 5
tanda radang akut selain
tumor, sebagian
berkonfluensi.
- Ulkus memanjang, tak
teratur, dinding
berganung, sekitar livid,
pus seropurulen.
Tuberkulosis kutis verukosa Tuberkulosis kutis orifisialis
Pemeriksaan Penunjang
LED Pada TB kutis: LED meninggi (terjadi kerusakan
jaringan)
Pemeriksaan Menentukan etiologi
bakteriologik Memerlukan waktu yang lama (8 minggu)
Pada pembiakan hanya 21,7% yang positif
Pemeriksaan Menegakkan diagnosis
Histopatologik Hasilnya cepat (1 minggu)
Tes Tuberkulin Mempunyai arti usia <5 tahun
+ berarti pernah atau sedang menderita penyakit
tuberkulosis
Hasil Dipengaruhi etiologi (M.Tuberkulosis reaksi
tuberkulin kuat sedangkan yang lain lemah)
Reaksi berantai Menentukan etiologi
Polimerase (PCR) Spesimen dapat berupa jaringan atau biopsi
(sedikit)
hasil cepat diperoleh
Tidak dapat mendeteksi kuman hidup
Pengobatan
Nonmedikamentosa : keadaan umum diperbaiki (gizi dan
anemia)

Medikamentosa : prinsip pengobatan sama dgn TB paru


dengan syarat:
1. pengobatan dilakukan teratur tanpa terputus agar
tidak cepat terjadi resistensi
2. pengobatan harus dalam kombinasi
Kusta (Morbus Hansen)
• Definisi
Penyakit infeksi kronik yg disebabkan oleh
Mycobacterium leprae.Pertama menyerang saraf
tepi, lalu kulit, mukosa mulut, saluran napas atas,
kemudian ke organ lain kecuali SSP.
• Penyebaran : Melalui kontak langsung antar kulit
yang lama dan erat & anggapan kedua inhalasi.
• Masa tunas : 40 hari-40 tahun, rata-rata 3-5
tahun.
• Klasifikasi

Klasifikasi Zona Spektrum Kusta

BT BB BL
TT
Ridley & Jopling (Borderline (Mid (Borderline LL (Lepromatosa)
(Tuberkuloid)
tuberculoid) Borderline) lepromatous)

Madrid Tuberkuloid Borderline Lepromatosa

WHO Pausibasilar (PB) Multibasilar (MB)

Puskesmas PB MB
Gambaran klinis, bakteriologik dan imunologik kusta pausibasilar (PB)
Gambaran klinis, bakteriologik dan imunologik kusta multibasilar (MB)
DIAGNOSIS
• TANDA KARDINAL
1. Bercak kulit mati rasa ( bersifat total atau sebagian terhadap
rasa raba, suhu dan nyeri). berupa : makula atau plak,
hipopigmentasi atau eritematosa
2. Penebalan saraf tepi (bisa disertai gangguan sensoris,
motoris, maupun otonom)
3. Ditemukan kuman tahan asam (pemeriksaan penunjang)

• Diagnosis  Minimal 1 tanda kardial, jika (-)  tersangka


kusta, harus diamati dan cek ulang setelah 3-6 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan BTA
2. Pemeriksaan Histopatologik
3. Pemeriksaan Serologi
DIAGNOSIS BANDING
Reaksi Kusta
• Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode
akut pada perjalanan penyakit yang
sebenarnya sangat kronik.
• Klasifikasi
- ENL (Eritema nodusum leprosum)
- Reaksi reversal atau upgrading
• RR : gejala dapat berupa
lesi lama lebih udem dan
eritematosa, dapat muncul
lesi baru, pembesaran
saraf tepi disertai nyeri
dengan peningkatan
gangguan fungsi dan
kadang disertai
pembengkakan akral.
• ENL : nodul-nodul
eritematosa yang terasa
sakit dan timbul mendadak
. Pasien umumnya
merasakan sakit
PENGOBATAN
Regimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai rekomendasi WHO :

Pasien pausibasiler (PB):


Dewasa
Pengobatan bulanan : hari pertama (obat
diminum di depan petugas)
• 2 kapsul rifampisin @300mg (600mg)
• 1 tablet dapson/DDS 100mg

Pengobatan harian : hari ke 2-28


• 1 tablet dapson/DDS 100mg

Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6


blister yang diminum selama 6-9 bulan.

Dosis Anak:
Rifampisin : 10-15mg/kgBB
Dapson : 1-2mg/kgBB
Lampren : 1mg/kgBB
Regimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai rekomendasi WHO :
Pasien multibasiler (MB):
Dewasa
Pengobatan bulanan : hari pertama (obat
diminum di depan petugas)
• 2 kapsul rifampisin @300mg (600mg)
• 3 tablet lampren @100mg (300mg)
• 1 tablet dapson/DDS 100mg

Pengobatan harian : hari ke 2-28


• 1 tablet lampren 50mg
• 1 tablet dapson/DDS 100mg

Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12


blister yang diminum selama 12-18 bulan.
Dosis Anak:
Rifampisin : 10-15mg/kgBB
Dapson : 1-2mg/kgBB
Lampren : 1mg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai